~ • • La Nostra Storia • • ~
Reno menaruh botol minuman rasa jeruk didepan giselle yang tengah melamun
"Di minum, enak itu masih berasa bulir-bulir jeruknya" giselle tersenyum kecil lalu menyambut minuman yang sebelumnya sudah dibuka kan oleh reno
"Seger banget, thanks" reno mengangguk
"Kenapa gak ke kantin?" Tanya reno yang sekarang duduk disamping giselle di kursinya karina
"Mager"
"Ck apaan pake mager segala, mau apa? Biar nanti arga bawain kesini" giselle menggeleng ribut
"Enggak-enggak, gue udah makan tadi pagi, nanti aja" reno meletakan hp nya lalu menatap giselle
"Kenapa? Akhir-akhir ini lo keliatan banget nghindar dari arga" giselle menggeleng tidak setuju
"Apaan, siapa yang ngehindar gak ada " Reno mendelik sambil bersedekap
"Berapa hari sih kita kenal jel" giselle tampak menimang-nimang
"2 jam yang lalu gue rasa" giselle terkekeh kecil
"Abis ini gue denger kelas lo jamkos, ikut gue yuk" giselle menatap reno heran
"Reno sehat? Gak biasanya ngajakin bolos kelas"
"Bukan bolos, kan kelas lo jamkos biasanya juga lo keluyuran " giselle nyengir
"Tapi kelas lo gak jamkos kan?" Reno menggeleng
"Santai nanti gue izin" giselle menatap reno tidak percaya
"Alasannya"
"Untuk Menghibur giselle" reno ketawa, giselle mendelik
"Beneran gue, udah ayo" giselle menatap tangannya yang digengengam reno lalu menatap cowok yang tengah tersenyum didepannya
"Mikir apalagi, ayo buruan sebelum yang lain balik dari kantin" giselle tersenyum lalu segera berdiri dan mengikuti langkah reno
"Lo seriusan ini mau bolos " reno mengangguk
"Wahh gue harus bangga gak sih bisa bikin seorang atala reno bolos pelajaran " reno terkekeh
"Harus banget, karena ini moment langka " keduanya sontak tertawa
• • • •
"Huhh gue baru tau duduk di roftop bakal lebih enak waktu bolos pelajaran" giselle mengayunkan kaki nya sambil duduk dikursi kayu
"Gue pikir kalo siang disini panas, makanya gak pernah kesini" sambung giselle
"Panas sih biasanya tapi ini kebetulan aja lagi mendung" sahut reno lalu duduk disamping giselle
"Semoga gak hujan dulu, gue baru dateng soalnya" reno tersenyum kecil
"Enggak ko tadi udah ku telpon mba rara buat pindahin hujan nya" giselle menatap reno lalu tertawa
"Ini kenapa dari tadi lo lawak banget sih, apa gue yg terlalu receh ya" reno menaikan bahunya pura-pura tidak tau
"Reno nyanyi dong, kangen suara lo"
"Kalo tiba-tiba hujan abis gue nyanyi jangan salahin gue ya" giselle menggeleng pelan
"Suara lo bagus gitu gak bakal mengundang hujan"
"Kemarin engkau nyatakan hati
Tapi terlambat
Katamu tak bisa" giselle menatap reno
"Cinta ini takkan berbalas
Sayang kupastikan melayang
Pedih ku saat merasa indah
Semua hilang dan usai" giselle mengalihkan tatapan nya saat reno menoleh kearahnya
"Bila cinta ini tak nyata
Jangan engkau beri harapan
Sudah cukup kini kusadari
Terlalu cepat jatuhkan hati" reno tersenyum kecil
"Kini ku mengerti kau lebih memilih dia"
Prokk prokk
Giselle bertepuk tangan membuat reno sadar dan tersenyum kecil
"Selalu keren" giselle memberi dua jempol ke reno
"Gue gitu lo" keduanya tertawa bersamaa
Sempat hening beberapa saat giselle tampak melirik reno yang tengah menatap kedepan
"Mau ngomong apa? "
" Hahh " reflek giselle saat tiba-tiba reno menatapnya balik
"Gue tau lo mau ngomong sesuatu, ngomong aja" giselle menyisir rambutnya kebelakang
"Lo percaya tentang sahabat jadi cinta" tanya giselle pelan
"Percaya" jawab reno tenang
"Terus kalo lo disuruh pilih antara keduanya lo pilih apa?" Tanya giselle lagi tapi tanpa menoleh ke reno
"Cinta" giseĺle terdiam
"Sebagian orang pasti bakal milih cinta, tapi gue akan pilih kedewasaan " reno tersenyum membuat giselle menatap kearahnya
"Sel Sahabat jadi cinta itu ketulusan, tapi cinta jadi sahabat itu adalah kedewasaan " reno tersenyum lalu mengalihkan tatapannya kedepan untuk menghindari mata giselle
"Dan gue memutuskan memilih kedewasaan , karena itu yang terbaik untuk mempertahankan persahabatan " giselle membuang muka ke kanan sambil berusaha menghalau air matanya yang bisa tumpah kapan saja
"Ren-" reno menarik giselle kedalam pelukannya membuat air mata giselle tumpah
"Reno maaf gue-"
"Stt gak papa, gue gak papa " reno mengelus pelan surai giselle
"Gue pikir lo gak sadar sampai akhirnya gue tau lo cuma pura-pura gak sadar, giselle yang gue kenal emang sepeka itu sama orang terdekatnya" reno terkekeh kecil
"Maafin gue" reno mengangguk
"Traktir gue tapi ya" giselle melepaskan pelukannya lalu menatap reno kesal
"Gue gak papa sel, gue udah nyiapin hati buat moment ini" reno nyengir
"Gue yakin lo pasti dapet yang lebih dari gue" reno mengangguk "Itu sih gue emang yakin banget" giselle berdecak sebal
Reno terkekeh gemas sambil mengusap bekas air mata di pipi giselle
"Sejak awal gue udah coba nahan sel, karena tau kita bakal sulit apalagi kenyataan tuhan memang satu kita yang tak sama kalo kata ziva, tapi gak tau lo pake pelet apa sampe gue pengen nerobos aja tapi abis itu sadar lagi makanya gue udah nyapin hati kalo sewaktu-waktu bakal bahas ini "
"Gue gak tau kalo bakal kaya gini, gue udah nyakitin banyak orang "
"Bukan salah lo, Karena kita emang gak bakal tau gimana waktu dan perasaan berjalan beriringan " reno menoleh ke giselle
"Lo ngehindar dari kita karena udah tau perasaan kita bertiga kan?" Giselle menoleh menatap reno bingung
"Bertiga?" Giselle menganga lalu menutup mulutnya
"Haendra suka gue? Gak mungkin banget kita sepupuan" kali ini reno yang menganga menatap giselle
"Hah maksudnya gimana? Ko haendra?" Keduanya sama sama menatap bingung
"Kata lo tadi yang suka gue bertiga? Kan gak mungkin yanen dia bucin mampus sama tata, satria? Gak mungkin juga baby gue itu lagi tahap ngebucin natalie" reno menatap giselle datar
" lagi?"
"Lagi? Ar? Gak mungkin, gak mungkin dia kan kita semua tau dia lagi deketin karin sekarang" reno menatap giselle
"Tapi lo suka dia kan?" Giselle berbalik menghindari tatapan mata reno
"Jangan sok tau"
"Kalo lo gak suka arga, pasti sekarang lo udah nerima perasaan naresh, lo paling tau gimana dia yang selalu prioritasin lo diatas segalanya " giselle kalah telak ia diam
"Ikutin kata hati lo sel, itu kuncinya" reno tersenyum gemas lalu merangkul giselle
"Udah lupain aja, jangan galau-galau mulu" giselle mengangguk
"Pulang sekolah makan seblak yuk gue kangen seblak ceker bu tuti" giselle menatap reno
"Bisa gak nyeblak nya sekarang aja"
Tukkk
"Jangan ngadi-ngadi ya!! Ini gue baru pertama kali bolos lo malah ngelunjak!!" Giselle tertawa kecil walaupun dalam hati ia merasa bersalah juga sedikit bersyukur
• • • • •
"Yuna bisa gak sehari aja gak kaya reog!!" Haendra menatap yuna tajam
"Ya makanya turutin gue"haendra mendelik tidak suka lalu berjalan meninggalkan yuna
Yuna berdecak lalu muncul ide di kepalanya "aww aduhh ka jalan nya bisa hati - hati gak aww" dua orang siswi yang melewati yuna menatap nya heran
"Aduh ka sakit banget loh ini" yuna mendrama sambil melirik haendra didepan sana
"Lo apaan sih!" Yuna membelak kaget mendengar bentakan kaka kelas nya
"Anjirr sasaran nya gak tepat abis nih gue, yuna bego" rutuknya dalam hati
"Sorry ya la, ini anak emang gila" yuna menoleh mendapati heandra yang menggengam tangannya
"Lo kenal dia hae?"
"Enggak tadi gue mungut dijalan, ini mau gue balikin lagi sorry ya sekali lagi" haendra mengelus bahu cewek didepan nya membuat yuna mendelik
"Oh iya gak papa hae selow, lo mau pulang? " yuna menatap kaka kelasnya itu tajam karena bersikap sok manis didepan haendra
"Iya ini mau balik "
"Gue bisa-"
Yuna tidak terima dengan otak licik nya pun ia memulai aksinya "Ka hae ayo pulang yuna udah cape" yuna bergeleyot manja dilengan haendra
"Ck ni bocah kurang ajar banget" rutuk haendra dalam hati
"Tapi yuna mau makan dulu deh, laper" yuna menatap haendra sok imut sambil menggoyangkan tangan haendra ke kanan ke kiri, jangan lupakan muka kesal haendra yang udah pengen ngelindas ni bocah kalo gak inget didepan nya ada orang
"Sorry ya la gue duluan " cewek bernama lala yang menatap tajam yuna hanya mengangguk kecil dan tersenyum pada haendra
"Hati - hati ya hae" haendra memberi tanda oke lalu segera berjalan dengan yuna yang masih memeluk tangan nya
Yuna tersenyum puas lalu sengaja menoleh ke belakang sambil tersenyum meledek
Sampai mobil haendra yuna masih tersenyum senang ia lalu melempar tas nya ke jok belakang lalu bersiap untuk menyalakan musik yang langsung ditahan oleh haendra
"Duduk diem! Jangan berisik!!" Yuna merengut tidak terima tapi bukan yuna namanya kalau dia menurut begitu saja terlebih pada haendra
"Cuma denger lagu doang " haendra memasang seatbelt nya lalu menatap yuna
"Enggak ada pasang seatbelt lo duduk diem, kalo enggak gue turunin lo di lampu merah" yuna mendengus lalu dengan grasak grusuk memasang seatbelt nya jangan lupa wajahnya yang sudah ditekuk
Haendra diam-diam tersenyum kecil sambil menyetir melihat yuna yang kali ini menurut padanya, walaupun dalam hatinya ia tau ini gak akan lama karena beberapa menit setelahnya cewek itu udah ribut pengen makan
"Wahh ada pecel lele ayo makan itu ka hae?"
"Ehh enggak-enggak itu ko soto jawa keliatan lebih enak kita makan itu aja ayokkk"
"Lah tapi di sebelah nya ada sate kambing kesukaan gue" yuna menggigit kukunya bingung
"Itu aja deh ka, kita makan mie ayam pasti enak banget huhhh mie ayam yang di perempatan sana aja" haendra menghela nafasnya jengah
"Ka hae ko dilewatin warung nya itu tuh yahhh " yuna merengek sambil menarik-narik tangan haendra persis seperti anak kecil yang tidak diberikan jajan oleh orang tuanya
"Ka hae mau makan" yuna menatap haendra memales
"WOYLAHH TULI LO, GUE MAU MAKAN!!" Haendra terlonjak kaget untung dia gak reflek nancap gas bisa2 mereka nabrak mobil didepan
"Ck udah gue bilang diem dulu!! Klo nabrak tadi gimana!!" Bentak haendra yang membuat yuna kali ini benar-benar diam
Haendra berbelok ke arah spbu sambil mengusap wajahnya kasar
"Kita isi bensin bentar abis itu makan oke" yuna mengangguk masih dengan menunduk tanpa melihat haendra
Melihat itu haendra mengusap wajah nya kasar
" gue minta maaf tadi reflek bentak lo, gue kaget yuna" yuna masih tidak bergeming
"Oke kita makan semua yang lo sebutin tadi, pecel lele, soto jawa, sate kambing, mie ayam kita beli itu semua "
"Boba sama es krim juga" ucap yuna pelan sambil melirik haendra
Haendra melotot menatapnya membuat yuna kembali menunduk "oke oke plus boba sama es krim puas " haendra menghembuskan nafasnya pasrah
"Ayayay captain" teriak yuna dengan semangat
Haendra menatap datar bocah prik disebelahnya, kali ini memang haendra harus merelakan lembaran pak soekarno didompetnya
Gak tau kalian sama atau gak
tapi kalau galau gue pasti nyeblak 😭😭
Supaya gak terlalu galau, gue selipin
si couple gemes hae-yun
Karena kalian bilang gak enek
Ya udah gue up lagi 😭😅
See you next chap guys👋👋