QUEEN BLACK LION

By salwa_za24

188K 9.9K 445

"Tanggung jawab Lo"-Alvaro "Sorry, gue nggak pernah ngehamilin Lo"-Adhel **... More

PROLOG
[part 1] Hari pertama
[part 2] kemall bareng
[part 3] 'Dia'
[part 4] awal dari kisah
[part5] Rencana si misterius
[part 6] Jebakan
[part 7] cowo rese
[part 8] Bunda nya Alvaro
[part 9] Kantin
[part 11] nyerang?
[part 12.] TAWURAN
[part 13] cafe
[part 14] Curiga
[part 15] Di keroyok?
[ part 16] kotak ucapan
[ part 17]. kerusuhan di Restoran
[ part 18] Teror di kedua geng motor
[ part 19 ] Telat
[ part 20] Sahabat kecil
[ part 21 ] ke markas Black Lion
[ part 22 ] Panglima King Black
[ part 23 ] Dihadang
[ Part 24 ] Dendam Riko?
[part 25] Magh
[ part 26 ] Lo mau nggak, jadi Queen di Black Lion?
[ part 27 ] Queen Black Lion.
[ Part 28 ] Bucinnya Alvaro.
[Part 29] Masa lalu Alvaro
[ Part 30 ] Ngincar Adhel?
[ Part 31] dikepung
[ Part 32] Dhika koma
[Part 33] Amukan seorang Danish.
[part 34.] Titik terang?
[part 35] Adhel di culik?!
[ Part 36.] AKU BUKAN ADARA!!!.
[ Part 37] kembaran?
[part 38] Dalang yang sebenarnya.
[ Part 39] Operasi.

[part 10] Markas Black Lion

4.8K 278 5
By salwa_za24

_________________________________________

      "Persatuan adalah segala nya dan
            keruntuhan bukan dari kita"
                         -BLACK LION-

                                 ***
_________________________________________

Sekarang sudah mulai sore, dan disinilah Adhel sekarang. Di depan Markas Black Lion, yaa atas suruhan Alvaro tentunya.

Ia turun dari taksi yang ia pesan tadi, berjalan masuk sambil menghubungi nomor Alvaro,yang sedari tadi tidak diangkat juga.

Sekarang ia menjadi pusat perhatian,para anggota Black Lion. Dan tentunya adhel tak memperdulikan nya,  ia masih terus berjalan masuk. Dengan mata yang menelusuri setiap sudut markas Black Lion.

Tiba-tiba saja kaki nya berhenti melangkah, memutuskan sambungan telepon yang sedari tadi tak diangkat juga. Adhel memperhatikan sebuah lambang yang tertempel di dinding, disana ada tiga buah lambang yang berbeda.

Yang pertama lambang Black Lion

Dan yang kedua ada lambang King black.


(Bagi yang nggak ingat King black. Itu adalah geng motor dari Bandung, yang tak lain geng motor yang diketuai oleh Adit atau abangnya adhel.)

Dan dipertengahan kedua lambang itu,ada satu lambang yang menandakan, bahwa Black Lion dan King black mempunyai hubungan yang sangat-sangat baik.


Adhel yang masih sibuk dengan pemikirannya sendiri, sambil memerhatikan ketiga langbang itu.

Tiba-tiba saja lamunannya terbuyar kala, ada yang menepuk bahunya. Langsung saja ia berbalik badan dan terlihat seorang laki-laki yang menatap datar dirinya.

"Ngapain?"ucap cowok itu datar.

"Hah?, O-oh gue nggak ngapa-ngapain."ucap adhel dengan menggelengkan kepalanya.

"Ngapain Lo kesini."

"Ck, kalau bukan karena temen lo itu, ogah gue kesini."ucap adhel ketus.

"Siapa?"

"Alvaro. dia ada disini kan?, Tolong panggilin dia, bilang sama dia, gue yang nyariin."

Bukannya mengangguk atau apa, cowok itu malah menarik tangan adhel pelan. Sedangkan adhel menatap orang didepannya heran dan menepisnya.

"Lo mau bawa gue kemana?"Ujar adhel menatap tajam cowok didepannya.

"Lo nyari Alvaro?, Gue anterin."ucapnya datar ehh nggak tapi sangat-sangat datar. Adhel yang mendengar itu hanya menatap sinis.

"Yaudah, Lo yang jalan duluan."

Tanpa menjawab cowok itu langsung pergi meninggalkan adhel, melihat itu dengan segera adhel menyusul.

Sedangkan diruangan yang lai, tempat berkumpulnya inti dan anggota Black Lion. Disana Ada yang bermain catur, adu panco, dan juga ada yang bermain game.

Disisi Rungan itu terdapat para Anggota Inti yang duduk disana, sambil bermain kartu.

Ok, Back to Adhel.

Sekarang adhel hanya berjalan mengikuti cowok yang tadi. Setelah sampai ditempat para Anggota Inti bermain, mereka menatap heran Adhel yang bisa berada disini. Mata mereka menatap adhel dari atas sampai bawah.

Prok..prok...prok

"Wahh,,,wah,,wah, kita kayaknya kedatangan tamu nih."ucap salah satu dari mereka, yang tak lain adalah Dhanis. Mendengar ucapan dhanis tadi semua mata tertuju pada adhel.

"Neng adhel ngapain kesini?"lanjut nya sambil mengedipkan sebelah matanya,genit.

"Loh, dhel ngapain Lo disini?"tanya Candra.

"Gue__"

"Lo, udah dateng?."ucap seseorang yang baru saja datang. Mereka semua mengalihkan pandangannya kearah orang itu.

"Buta mata Lo."sarkas adhel memandang tajam. Sedangkan semua orang di sana menahan nafas kaget.

"Kenapa nggak nelfon gue."ucap nya datar, seseorang yang baru saja datang adalah Alvaro. Mendengar itu adhel hanya terkekeh dan memperlihatkan, nomor yang tak diangkat tadi.

"Gue udah nelfon anjing!, Lo nya aja yang nggak ngangkat. Untung aja nih temen lo, Si Galen nganterin gue."ucap adhel tajam. Yaa orang yang tadi mengantar adhel adalah Galen sendiri. Sedangkan Alvaro hanya menatap datar, dan dengan santainya ia duduk disalah satu sofa yang ada disana.

"Ngapain Lo, nyuruh gue kesini."

"Dhanis, ambil paper bag  yang ada di ruangan gue!."ujar Alvaro tanpa mempedulikan ucapan adhel barusan. Tanpa bantahan dhanis segera pergi mengambil apa yang diperintahkan, alvaro tadi.

Tak lama kemudian, dhanis datang membawa sebuah paper bag yang dimaksud Alvaro tadi. Dhanis segera memberikan nya kepada varo, sedangkan Alvaro langsung melemparkan nya kearah adhel. Untung dengan sigap adhel menangkapnya, dan menatap alvaro tajam.

"Disana ada baju gue, yang kemaren kotor gara-gara Lo. Gue nggak  mau tau, Lo cuci itu sampai bersih dengan tangan Lo sendiri. Tanpa mesin cuci, ngerti?"
Ucapnya menatap adhel datar.

Sedangkan adhel ditempat sedang menahan emosi nya, yang kapan saja bisa meledak. Jadi dia kesini cuman disuruh ngambil baju terus disuruh nyuci?, Bukan itu masalahnya, masalah Nya adalah. Kenapa bukan Alvaro yang memberikan baju itu langsung disekolah, kenapa harus dimarkas Black Lion?. 'Anjing Argghhhhh' batin nya berteriak kesal.

"Ok, udah kan?.kalau gitu gue pergi."ucapnya mencoba tetap tenang. Saat ingin berbalik ingin pergi, ia mendengar suara yang menghentikan nya.

"Tunggu!,bukan cuman itu."ucap Alvaro lagi. Dengan segera adhel berbalik badan, menatap tajam.

"Anggota inti, buka jaket kalian.!!"ucapnya tegas. Mereka yang mendengar itu kaget, kecuali arsen dan Galen tentunya hanya mengangkat alisnya sebelah.

"Astaghfirullah varo, jangan gitu. kasian adhel, dia tuh masih gadis."ucap dhanis dengan muka yang syok, dan pemikiran ntah kemana.

"Cepet buka!, Terus taruh diatas meja."ujar Alvaro tegas. Mendengar itu mereka membuka jaket kebanggaan mereka dan menaruhnya di meja.

"Sekalian, cuci semuanya. Dan gue nggak mau tau, besok semuanya harus selesai, terserah Lo mau pakek mesin cuci atau apa. Tapi baju gue harus tetap Lo cuci pakai tangan."ucapnya datar.

"Njrrr, gue pikir mau ngapain."gumam dhanis yang masih didengar oleh Dhika, mendengar itu dhika langsung menoyor kepala dhanis.

"Ilangin tuh pikiran jorok Lo."ucap Dhika.

Ok, Back to Adhel.

Sedangkan adhel hanya menahan emosi, dengan tangan yang mengepal. Dengan segera ia mengambil jaket yang ada dimeja dengan menyusun nya terlebih dahulu. Tiba-tiba saja ada yang menyodorkan kantong plastik kearahnya, adhel langsung mendongak. Ternyata orang itu adalah Dhika.

Dengan senang hati adhel mengambil Katong plastik itu, dan memasukkan nya dibantu oleh Dhika. Dan selesai.

"Thanks yaa." Ucapnya, yang dibalas anggukan oleh Dhika. Adhel mengalihkan pandangannya menatap Alvaro tajam.

"Udah kan."setelah mengucapkan itu, ia melenggang pergi dari sana tak lupa membawa paper bag dan kantong plastik tadi. Ia pergi tanpa mempedulikan teriakan Alvaro.

"ADHEL BELUM SELESAI!!" Teriaknya yang sama sekali tak dipedulikan oleh sang empu. Dengan segera ia menyusul adhel.

Skipp

Kini adhel berada didepan markas Black Lion, dengan pandangan yang diedarkan. Dan ternyata taksi yang tadi ia pesan masih menunggu didepan sana, langsung saja adhel ingin melangkah pergi.

Tapi saat ingin melangkah, ia terhenti kala ada yang mencekal tangannya. Tanpa menatap orang nya adhel sudah tau siapa dia, siapa lagi kalau bukan Alvaro.

"Gue belum selesai ngomong."ucap Alvaro. Adhel langsung menatap alvaro datar oh tidak, tapi sangat-sangat datar.

"Permintaan pertama, Selesai." Setelah mengucapkan itu, ia menepis tangan Alvaro dan pergi dari sana.

   
                                   ***
_________________________________________

Haii ketemu lagi. Sampai disini dulu yaa, maaf kalau ada typo diatas. Dimaklumi aja.

Jangan lupa vote nya.

And see you next time in the next chapter .

Payyy payy👋

Continue Reading

You'll Also Like

2.5M 256K 61
Gimana jadinya lulusan santri transmigrasi ke tubuh antagonis yang terobsesi pada protagonis wanita?
788K 60.1K 30
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...
1M 78.5K 39
Aneta Almeera. Seorang penulis novel legendaris yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwany...
406K 49.7K 33
Cashel, pemuda manis yang tengah duduk di bangku kelas tiga SMA itu seringkali di sebut sebagai jenius gila. dengan ingatan fotografis dan IQ di atas...