haaiii
vote komen juseyooo
yang udaa vote author doain jodohnya 23 bujang :>
becanda deng eh kalo kalian mau serius juga gapapa HOHOHO
📌note: kalo ada typo kasi tau yaa soanya ngetiknya rada gafokus kecampur ngantuk ehehe
happy reading
༻୨♡୧༺
"Kamu kenapa?" tanya seorang perempuan cantik yang berpenampilan anggun, perempuan itu memiringakan kepalanya menatap ke arah Daniel yang tengah menekuk wajahnya.
"Daniel?" panggil Shophia memegang pundak pria yang bernotabe tunangannya itu.
"Hmm?" Pria itu hanya berdeham, terlalu malas untuk berbicara.
Ia masih kesal dengan kejadian tadi saat Arga yang muncul dihadapannya dan bertemu dengan Tara. Daniel tidak terima jika Tara kembali lagi dengan pria brengsek itu.
"Daniel kamu kenapa? Wajah kamu kok murung, ada apa? kamu bisa cerita sama aku," ucap Shopia tersenyum lembut.
Daniel hanya meliriknya sekilas dengan wajah tak suka. "Mending kamu pulang sana," suruh Daniel enggan menatap Shopia.
Perempuan itu menghela nafas pelan, terdiam sejenak sambil menatap pria itu. "Kamu beneran gapapa?" tanyanya memastikan.
Daniel menganggukkan kepalanya, melihat itu Shopia pun mulai berdiri dari duduknya. "Yaudah aku pulang yaa... makanan yang tadi aku bawa jangan lupa dimakan." Perempuan itu menjeda kalimatnya. "Kalau kamu lagi ada masalah selesain dengan cara yang baik, atau kalau kamu mau cerita, aku siap jadi teman pendengar yang baik," ucap Shopia dengan nada bersahabat.
"Iya." Perempuan itu tersenyum kecil mendengar jawaban Daniel, yang masih enggan menatapnya. "Aku pamit yaa..." Setelah mengucapkan kalimat itu Shopia keluar dari rumah Daniel.
Sedangkan Daniel, ia mengacak-acak rambutnya dengan perasaan campur aduk.
༻୨♡୧༺
"Tata sama Kevin pasti seneng kalau tau kamu masih hidup," ucap Arga membuka suara, kini mereka tengah berada di dalam kamar, duduk di tepi ranjang.
Tara terdiam, senyum kecil terbit di bibir manisnya. "Mm, Tata gimana kabarnya? mereka berdua udah nikah yaa?" tanya Tara menatap Arga yang sedari tadi menggenggam tangan istrinya.
Arga menganggukkan kepalanya. "Iyaa... tahun ini mereka mutusin untuk menikah. Tata itu masih nungguin kamu, Ra. Dia pengen kamu juga hadir di hari bahagianya dia, tapi karena udah bertahun-tahun nggak ada perubahan atau kabar tentang kamu jadi Tata ikhlasin semuanya."
"Pasti dia bakalan seneng liat kamu lagi, aku yakin!" lanjutnya dengan senyuman lebar.
Pria itu mengusap lembut pipi Tara, menatapnya dengan tatapan sangat dalam. "Aku jadi ngerasa bersalah karena udah bikin kalian sedih dengan cara menghilang tanpa kabar kayak gini aku ngerasa jahat banget ya," gumam Tara pelan.
Arga menggelengkan kepalanya lalu menarik tubuh Tara ke dalam pelukannya. "Ssstt... nggak sayang. Kamu itu orang paling baik yang pernah aku temuin dalam hidup aku, kamu nggak jahat. Jadi jangan pernah ngerasa atau berpikiran kayak gitu lagi, oke?"
Tara tersenyum kecil, ia menganggukkan kepalanya samar. "Mm, Tania gimana?" tanya Tara sedikit ragu menanyakan itu.
Arga terdiam mendengar nama itu lagi. Sudah bertahun-tahun lamanya ia melupakan orang itu, kini saat mendengar namanya serasa membuka luka lama. Tara menyentuh lengan pria itu. "Arga?" panggilnya membuat pria itu mendongak menatap Tara.
"Tania udah nggak ada."
Mata perempuan itu membulat kaget mendengar ucapaan Arga, bibirnya sedikit terbuka. "A-apa?"
"Tania udah meninggal, Raa... tepat di hari itu juga. Ternyata semua yang kamu kasih tau ke aku itu bener----" Arga mulai menceritakan semua kejadian yang terjadi saat itu.
"Yaampun Tania...." gumam Tara menutup mulutnya dengan telapak tangannya, ia sangat syok mendengar berita itu.
Arga membawa Tara ke dalam dekapannya. "Maafin aku yaaa... aku janji mulai hari ini aku bakalan perbaikin semuanya. Bukan cuma janji tapi aku bakal buktiin ke kamu. I love you and that will never change, I will do anything to makes you happy." Ungkapan Arga terdengar begitu dalam dan tulus membuat Tara mendongak, ia tersenyum menatap manik mata pria itu.
Tara menghindar, menjauhkan wajahnya saat Arga ingin mencium bibirnya. "Kenapa sayang?" tanya pria itu dengan wajah yang berubah sendu.
"Emangnya kita masih suami istri?" tanya Tara dengan polosnya.
"MASIH LAH! AKU KAN NGGAK MAU CERAIN KAMUUUU..." sewot Arga dengan wajah galak.
"Tapi---"
Sebelum Tara berbicara lagi, Arga terlebih dahulu meletakkan jari telunjuknya di bibit perempuan itu. "Aswessashhsstt! kamu masih istri aku, sayang. Aku nggak pernah cerain kamu," ucap Arga lembut.
"Jadi kita masih suami istri nih?" tanya Tara lagi sengaja menggoda Arga.
"MASIH SAYAAANGG...."
Tara terkekeh melihat wajah Arga yang terlihat bete sekaligus kesal.
"Yauda sini!" Tara menarik tengkuk leher suaminya itu dan langsung memberi kecupan lembut tepat dibibirnya.
Arga sempat terkejut dengan perlakuan istrinya itu. Namun sedetik kemudian pria itu menyeringai dan membalas ciuman Tara dengan melumat lembut bibir istrinya yang sangat ia rindukan itu.
Tangan Arga masuk ke dalam baju Tara, mengusap punggung mulus istrinya. Di tengah asyiknya berciuman tiba-tiba saja suara anak kecil yang masuk ke dalam kamar membuat mereka mau tak mau harus menyudahi kegiatan panas itu.
Arga menghela nafas pasrah. Ia menoleh melihat seorang anak kecil laki-laki yang tengah berlari kecil ke arah mereka berdua.
"Mommy sama Daddy agy apaa?" tanya Ael menatap kedua orang tuanya itu dengan tatapan polos.
"A-eumm..." Tara bingung harus menjawab apa. Ia benar-benar gugup, ketahuan anaknya sendiri. Untung saja Nakael belum mengerti dan tidak melihat jelas Arga dan Tara karena posisi mereka tertutup oleh lemari buku.
Arga yang merasakan situasi canggung itu langsung menggendong Ael ke udara membuat anak kecil itu tertawa senang. "Wuooo Ael terbang.... Wuiiii hahahaha," girang Arga membuat Tara menyemburkan tawanya.
Arga semakin semangat melakukan aksinya, bahkan membawa Ael berputar-putar bukannya menangis anak laki-laki itu malah tertawa geli.
"Pelan-pelan Arga!" peringat Tara melihat kelakuan bapak bersama anaknya itu.
"Udah udah, kasian nanti Ael pusing," ucap Tara beralih menggendong Ael.
Arga masih tertawa sambil memandang wajah Ael yang ikut tersenyum. "Mau agy Daddy!" celoteh Ael, kedua tangan mungil anak laki-laki itu terangkat, minta di gendong oleh Arga.
"Uluulu... sini yu main lagi sama Daddy," ajak Arga menggendong Nakael dan membawanya keluar kamar.
"Jangan yang bahaya mainnya, Gaaa..." peringat Tara.
"Iyaaaa sayang!" sahut Arga dari luar kamar.
"Anak aku jangan sampe lecet loh!" celetuk Tara bercanda.
"AEL ANAK AKU JUGAA YAAA!!" sewot Arga sedikit berteriak membuat Tara tertawa kencang.
•꒰🌷🌷🌷 ꒱•
Tara yang baru saja menyelesaikan pekerjaannya di dapur langsung berjalan menghampiri ruang tengah. Sedari tadi ia tidak mendengar suara Nakael entah itu celotehan atau pun tangisannya.
Tara menghentikan langkahnya saat melihat pemandangan di hadapannya. Sudut bibirnya terangkat membentuk sebuah senyuman.
Rupanya mereka berdua tengah asyik menonton kartun yang ada di layar ponsel milik Arga. Tara gemas sendiri melihat interaksinya bapak dan anaknya itu.
"Ohh pantesan anteng, nggak ada suaranya. Di kasih hape rupanya...." Perkataan Tara itu membuat keduanya menoleh menatap dirinya yang tengah berdiri sambil bersedekap dada.
Nakael menatap Tara dengan senyuman lucu sedangkan Arga menyengir tanpa dosa. "Eh ehehe sayang... udah selesai masaknya?" tanya Arga basa basi.
"Kamu liatnya gimana?" Tara berbalik tanya membuat Arga terdiam. Pria itu menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Mommy Mom liat ciniii... tayo tayo Mommy!" celoteh Ael sambil menarik tangan Tara menyuruhnya untuk melihat kartun tayo yang ada pada ponsel Arga.
"Ouww iyaa ada tayo yaa sayang? Iyaa Ael suka tayo, hum?" Tara ikut meladeni celotehan anaknya itu.
Nakael mengangguk lucu, matanya tetap fokus pada layar ponsel Arga, menonton Kartun bus kecil Tayo, Hahaha.
"Makan malam dulu yu, nanti kita nonton lagi," ucap Tara dengan lembut.
"Ndaa mawuu..." Anak laki-laki itu masih fokus menonton, tidak mau di ganggu.
Tara menghela nafasnya. "Ael sayang---"
"Ael mam dulu yu? Nanti Daddy beliin mainan bus Tayo yang kayak di hp mau?" Arga ikut membujuk anaknya itu dan ya berhasil.
Nakael langsung berbinar menatap Arga. "Mawuuu dadyy!"
"Yauda ayo mam dulu, nanti Daddy beliin abis Ael mam," bujuk Arga, Ael pun menurutinya dengan semangat membuat senyum kemenangan terbit dibibir pria itu.
Tara melirik Arga dengan raut wajah galak. Sedangkan pria itu hanya tertawa tidak jelas.
Saat mereka bertiga sedang makan malam, tiba-tiba saja suara bel rumah berbunyi membuat fokus keduanya teralihkan. Tara berdiri dari duduknya dan membuka pintu rumahnya. Tara sempat terkejut saat mengetahui siapa tamunya itu.
"Loh Kak Daniel? ngapain?"
༻୨♡୧༺
vote juseyooo
arigatoou
—sankaara