Drak Grey (Selesai) ✓

By Rilndria

475 54 2

"Masa SMA-ku terlalu penuh warna abu-abu untuk disebut masa putih abu-abu." Start: 05 April 2022 Finish: 22 D... More

#Drakgrey 01
#DrakGrey02
#DrakGrey03
#DrakGrey05
#DrakGrey06
DrakGrey07
#DrakGrey08

#DrakGrey04

36 7 0
By Rilndria

Aku berjalan ke kelas sembari mengengam bunga Anyelir putih, seperti di pagi-pagi biasanya. Sampai di kelas kakiku berhenti melangkah setelah mendapati seseorang di kelasku, orang itu duduk di kursi Satriga. Seseorang yang aku hindari.

Orang itu menyadari akan kehadiranku. Senyum yang ditampilkan orang itu tidak menunjukkan duka sedikit pun, atau mungkin sudah berdamai dengan duka.

Aku yang masih terkejut akan keberadaan orang itu tidak membalas senyuman yang sudah diberikannya, atau mungkin aku belum bisa berdamai dengan duka.

"Kenapa di situ? Kamu mau menaruh itu bukan?" Kasih menunjuk bunga Anyelir yang aku bawa. Iya, orang itu Kasih, pacar Satriga.

Aku menghela napas. Mungkin sudah waktunya aku berhenti bermain kucing-kucingan dengan Kasih. Aku berjalan ke arahnya lalu menaruh bunga Anyelir yang aku bawa di meja Satriga.

Kasih menarik kursi yang ada di samping tempat duduk Satriga dan menyuruhku duduk. "Duduk sini! jangan berdiri terus nanti kamu capek." Senyum masih terukir indah di wajah Kasih.

"Aku sengaja menunggumu, Alea. Entah mengapa untuk bertemu kamu itu sulit sekali!"

Karena aku mengindari kamu, Kasih.

Aku mengusap belakang leherku cangung. "Emm-"

Kasih tiba-tiba terkekeh. "Kayaknya kita memang sudah lama sekali tidak bicara mangkanya jadi cangung begini."

"Baiklah, pertanyaan pertama untukmu. Berapa banyak uang yang sudah kamu habiskan untuk membeli bunga Anyelir ini selama satu bulan atau mungkin lebih?" tanya Kasih.

Mataku membelalak tak percaya akan pertanyaan Kasih itu. Bukankah dia melakukan hal yang sama denganku? Lalu mengapa dia bertanya seperti itu?

"Aku bercanda, kok." Kasih tersenyum tapi kali ini terlihat lebih sendu.

"Setelah pulang sekolah kita bicara lagi, ya. Kayaknya itu jadi pembicaraan terakhir kita. Sekarang aku harus kembali ke kelasku sebentar lagi pasti anak kelasmu pada datang."

Aku mengernyit tidak mengerti. Pembicaraan terakhir? Apa maksudnya?

Kasih sudah pergi bahkan punggung cewek itu sudah tidak terlihat lagi. Aku menghela napas.

Aku menyadari sesuatu yang terluka di sini bukan hanya aku tapi juga Kasih. Namun, aku hanya fokus pada rasa sakitku sendiri hingga melupakan Kasih yang juga merasakan hal yang sama.

***

Saat bel pulang berbunyi aku buru-buru merapikan alat tulisku dan bergegas keluar dari kelas. Aku berjalan ke koridor kelas Kasih dan ternyata Kasih sudah menungguku. Dia duduk di kursi depan kelasnya.

Waktu aku menghampiri Kasih cewek itu lekas berdiri menyambutku. Seperti teman yang sudah lama dekat Kasih mengandeng tanganku dan membawaku pergi dari sana. Padahal selama ini aku mengenal Kasih hanya sebatas cerita-cerita dari Satriga yang disampaikan ke padaku. Satriga selalu bersemangat jika menceritakan tentang pacarnya itu.

Kasih membawaku pergi ke tempat loker. Di sana Kasih mengambil semua barang yang ada di lokernya dan ditaruh di paper bag. "Aku akan pindah sekolah," ucapnya.

Belum sempat aku membalas ucapannya Kasih lebih dulu mendahuluiku. "Nanti saja aku jelaskan lebih baik kamu bantu aku bawa barang-barangku ini."

Aku mengambil satu paper bag dan membawanya begitu pula dengan Kasih. Setelah berberes Kasih mengajakku ke taman sekolah.

Kami duduk di kursi panjang di bawah pohon Akasia yang cukup rindang untuk melindungi kami dari teriknya matahari.

"Kenapa kamu pindah?" tanyaku tanpa basa-basi.

Kasih menggeleng. "Sebenarnya aku juga tidak ingin pindah, Le. Kenangan di sini banyak sekali. Tapi aku harus pergi, nenek sakit dan aku satu-satunya cucu yang nenek punya. Aku harus nemenin nenek."

"Sat-satriga?" suaraku tercekat sewaktu mengatakan nama itu.

Lagi-lagi Kasih tersenyum yang terlihat sendu. "Dia sudah pergi dan tenang di sana, Lea."

Aku meremas ujung rokku. Hatiku tercubit mendengar penuturan Kasih.

"Memang sulit untuk menerima kepergian Satriga, aku akui itu. Di setiap hariku pasti ada nama Satriga. Dia sudah memberiku momen-momen menyenangkan yang tidak akan bisa kulupakan. Sayangnya, tuhan sangat menyayangi Satriga dan mengambil Satriga lebih dulu."

"Aku sangat tahu andil Satriga dalam hidupmu, Le. Dia temanmu yang sangat baik bukan? Aku tahu kamu punya perasaan untuk Satriga."

Tubuhku membeku ketika kata-kata itu meluncur dengan mudah dari bibir Kasih.

Kasih memegang tanganku. "Kamu nggak usah panik, aku tidak akan memarahimu kok. Mungkin Satriga tidak menyadari akan perasaanmu itu, Le, tapi aku bisa melihatnya dengan jelas di matamu setiap kamu menatap Satriga. Awalnya aku sempat khawatir tentang perasaanmu itu, aku takut kamu mengambil Satriga dariku. Namun, Satriga sudah menyingkirkan kekhawatiranku ketika dia bercerita tentangmu padaku. Satriga mengganggapmu teman, dan aku percaya kepada Satriga."

"Maaf," ujarku lirih.

"Hey! Kamu nggak perlu minta maaf! Tidak ada yang salah sama perasaanmu itu!"

Aku menatap Kasih dengan mataku yang sudah berkaca-kaca. Membicarakan Satriga sangat membuat hatiku lemah. 

Kasih membawaku dalam dekapannya membuat air mataku turun lebih deras. "Ini memang tidak mudah, Lea. Tapi kita harus mulai menerima kenyataan ini. Kita harus mengikhlaskan Satriga," ucapnya.

Setelah tangisku mulai mereda aku mengurai pelukanku dan Kasih. "Apa kamu sudah mengikhlaskannya?"

Kasih mengangguk mantap. "Sudah, aku sudah mengikhlaskannya tapi bukan berarti melupakannya. Aku tidak mungkin terus meratapi kepergian Satriga dan mengacaukan kehidupanku. Satriga sudah membuat hidupku lebih berwarna jadi aku tidak ingin kembali membuat hidupku kembali terperangkap dalam satu warna yaitu kelabu. Pasti Satriga akan sedih di sana jika aku tidak baik-baik saja karena dirinya."

"A-aku masih belum bisa, Kasih. D-dia membuatku lebih baik tapi dia pergi begitu saja! A-aku-" Aku meremas rambutku sembari menggeleng.

Kehilangan Satriga dalam hidupku tidak pernah aku pikirkan sebelumnya. Sayangnya, kita tidak pernah bisa memprediksi umur manusia. Satriga pergi di umurnya yang masih muda.

"Iya, aku tahu, Lea. Aku mengerti perasaanmu." Kasih merangkul bahuku dan mengusapnya lembut berusaha menenangkanku.

"D-dia membuatku selalu bersemangat bersekolah. Mengubah masa-masa SMA-ku yang aku kira hanya akan berwarna abu-abu saja menjadi ada setitik putih. Mulanya aku kira itu hanya setitik putih tapi ternyata lebih dari itu. Satriga pemberi warna terbaik dalam hidupku. Tapi-"

Lagi-lagi aku tidak bisa meneruskan ucapanku.

"Kamu sudah ke makam Satriga, Le?"

Pertanyaan Kasih menusukku tepat ke hatiku. Aku tidak pernah berani pergi ke makam Satriga, bahkan saat Satriga di makamkan aku tidak datang dan hanya mengurung diri di kamar. Menganggap bahwa semua yang terjadi hari itu hanya sebuah mimpi.

"Saat nanti perasaanmu sudah membaik kamu harus ke sana, Le. Do'a kan Satriga. Katanya dia temanmu yang baik kan? Maka kamu juga harus menjadi teman yang baik dengan mendo'a kan Satriga.

"Menggenang Satriga dengan bunga Anyelir yang setiap hari kita bawa tidak akan merubah apa pun, Le. Satriga tidak akan kembali. Aku mengetahui fakta ini tapi aku tetap saja membawa bunga Anyelir setiap pagi, lucu, ya? Aku cuman ingin mengenang Satriga sebelum aku pergi itu saja. Jangan mengacaukan hidupmu, Le, dengan terus tergenang dalam lubang kesedihan. Kamu harus bangkit dan tunjukkan bahwa kamu baik-baik saja. Satriga akan senang mengetahui temannya baik-baik saja tapi sebaliknya Satriga pasti akan bersedih melihatmu yang bersedih dan tidak bisa menerima kepergiannya."

Aku tidak menjawab apa yang dikatakan oleh Kasih sebab itu semua benar.

"Aku yakin kamu bisa dan pasti akan baik-baik saja. Yang kamu butuhkan sekarang adalah waktu." Kasih kembali memeluk sembari menepuk punggungku.

Bersambung...

Continue Reading

You'll Also Like

7K 614 44
#1 kategori Idol (18/11/2023) Bagaimana jika kamu bertemu dengan idol di tempatmu bekerja? Tidak hanya sekali atau dua kali. Tapi hampir setiap hari...
2.4M 122K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Aku terlalu mengenal warna hitam, sampai kaget saat mengenal warna lain" Tapi ini bukan tentang warna_~zea~ ______________...
160K 25.5K 50
⚠️Bahasa non baku & kasar⚠️ Singkatnya, Naya udah naruh hati sama Doyoung dari mereka sama-sama masih kecil. Biar dikata bucin, Naya gak pernah mau n...
31.7K 2.1K 20
ATAYA HAFIDZ ADYARAKHA gus muda yg menjadi idaman para wanita, karna memiliki sifat bijaksana, tegas, berwibawa dia seorang hafidz 30 juz anak pertam...