Tiramissu

By adrianaslsbla

53 37 70

~𝓣𝓲𝓻𝓪𝓷𝓲 𝓶𝓪𝓼𝓪 𝓵𝓪𝓵𝓾, 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓼𝓮𝓵𝓪𝓵𝓾 𝓪𝓴𝓾 𝓻𝓲𝓷𝓭𝓾! Kisah ini bukan mengenai Tiramisu... More

2. Jejak Luka Yang Sulit Dilupa

1. Distribusi Surat Cinta

44 28 59
By adrianaslsbla

    𝑹𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂𝒊𝒂𝒏 𝒌𝒊𝒔𝒂𝒉 𝒑𝒊𝒓𝒊𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒉𝒊𝒕𝒂𝒎 𝒊𝒕𝒖 𝒕𝒆𝒓𝒖𝒔 𝒃𝒆𝒓𝒑𝒖𝒕𝒂𝒓 𝒅𝒊 𝒑𝒊𝒌𝒊𝒓𝒂𝒏𝒌𝒖. 𝑻𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒉𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒌𝒆𝒏𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏𝒏𝒚𝒂, 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑𝒊 𝒔𝒆𝒎𝒖𝒂 𝒍𝒂𝒏𝒕𝒖𝒏𝒂𝒏 𝒍𝒂𝒈𝒖 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒂𝒖 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒖𝒏𝒈𝒌𝒂𝒏 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌𝒌𝒖, 𝒎𝒂𝒔𝒊𝒉 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒖𝒂𝒕𝒌𝒖 𝒆𝒏𝒈𝒈𝒂𝒏 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒍𝒖𝒑𝒂.

----------

ig : rosasbtika_
yang mau mutualan, kuy!



1. Distribusi Surat Cinta

   Berjalan cepat dengan pandangan kosong sudah menjadi kebiasaan sehari - hari gadis ini. Aratika Caily Givany. Panggil saja dia dengan panggilan yang paling kalian suka. Givy, Tika, Caily, Vany, semua panggilan itu tidak masalah baginya. Tapi tolong, jangan sebut dia dengan tiga huruf di nama depannya. Dia tidak menyukai panggilan ‘ Ara ’.

   Tidak ada maksud untuk membenci kata itu, hanya saja dia belum sanggup untuk menahan semua emosi yang bisa mendadak keluar dari dirinya, sewaktu ia mendengar panggilan itu. Nama itu mengingatkannya pada seseorang yang membuatnya masih terjebak dengan masa lalunya. Sehingga, ia berharap bahwa sekelilingnya mengerti bahwa nama sakral itu sangat menyakitinya.

“ Givy! Mau kemana? Gue kawanin, ya? ” Givy berhenti dan berbalik kala mendengar panggilan itu.

“ Mau ke kelas X IPA 4 rin, cepetin jalannya kalau mau kawanin gue.” Givy menunggu Airin mensejajarkan langkah mereka.

“ Buset, ni bocah ngelunjak. Mau nyari siapa si Vy?" tanya Airin menatap Givy penasaran. Soalnya, Givy adalah tipikal yang paling malas disuruh - suruh guru untuk mengunjungi kelas lain. Yah, namanya juga Givy, malas gerak adalah hobinya dan rebahan adalah kesukaannya.

   Givy mengacungkan sebuah amplop berhiaskan potongan origami berbentuk love yang digenggamnya, membuat Airin tergelak.

    Givy memutar mata malas seolah mengetahui isi pikiran gadis itu saat ini.

“ Sumpah demi apa, lo mau ngasih surat cinta ke siapa Vy?” Tanya Airin masih dengan sisa tawanya. Yak, Airin sedikit speechles dengan temannya yang satu ini. Kalau kata semboyan kekinian sih, Givy ini tipe anak yang diam seperti pemalu, bergerak menjadi menantu mamakmu. Ahay!

“ Ke Tirani anak IPA 4, lo tau ga yang mana mukanya? Bantuin gue dong, udah gue cari - cari dari tadi, tapi ga nemu juga.”

   Airin membulatkan matanya,

“ Lo serius rin? Anjir, selera lo yang modelan brutal juga ya? Lagian, bisa - bisanya lo nanya muka orang yang lo suka ke gue.” Airin semakin terbahak - bahak mendengar pertanyaan Givy. Memang ya, anak penyuka matematika itu, percintaannya sangat rumit!

   Airin mendapat tatapan sengit dari Givy. “ Heh kutil onta, bukan gue yang nulis ni surat, noh kawan lo si singa minta bantuan gue buat ngirimin ni surat. Bikin ribet tau gak, tapi mau gimana lagi?  Bising banget, teriak - teriak mulu di telinga gue.”

“ Singa? ” Airin tampak berpikir,
"maksud lo si Leona?” Airin terkikik geli. Memang Leona diketahui sedang jatuh cinta pada Tirani. Anak paling sensian di X IPA 4. Tapi hal ini jauh lebih mengejutkan. Entah jurus apa yang dilayangkan Leona, sampai - sampai surat cinta yang akan dia antar pada Tirani bisa didistribusikan melalui Givy.

“ Diguna - guna pake apa lo, sampai mau disuruh nganterin surat cinta si Leona? ” Airin masih penasaran.

“ Bacot ah, gue lagi baik aja. Sekalian ke kantin. Jadi gimana, lo niat bantuin gue ga sih? Yang mana nih orangnya?” Givy mulai kesal dengan rasa penasaran Airin yang semakin menjadi - jadi.

“ Oke Giv, sabar, lo jadi cewek jangan ketus amat Giv, nanti semua cowok jadi musuh lo, gimana? Masa lo mau belok si Giv?” Airin mengoceh semaunya tanpa memperdulikan tatapan Givy yang semakin tidak bersahabat.

“ Gue cari sendiri ajalah, ngebeban aja lo di sini. Noh, tungguin aja gue dikantin sama si singa!" Givy mencak - mencak sambil menunjuk Leona yang sedang duduk santai sambil menyeruput es teh nya di kantin.

“ Ikut gue bentar!” Airin menarik cepat tangan Givy, mereka berhenti tepat di depan kaca kelas X IPA 4.

“ Itu yang namanya Tirani. Tirani Tradeshmara. Hati - hati ya, gue doain lo pulangnya selamat. Gue tunggu dikantin ya. Bye Gipi cayang, semoga harimu selalu Senin!” Airin menunjuk seorang berpostur tubuh tinggi, yang tengah duduk memakan bekalnya bersama seorang gadis di sampingnya. Setelahnya, Airin berpamitan dan menarik kuat pipi Givy, membuat Givy menoyor kepala Airin, sebelum gadis itu berlari menuju kantin sambil tertawa lepas.


***




   Givy berjalan memasuki kelas X IPA 4. Sial, kenapa ia merasa sangat gugup? Padahal ia hanya menjadi agen dadakan distribusi surat jadi - jadian milik salah satu temannya itu. Givy menenangkan dirinya, beruntung saat ini suasana kelas tersebut hanya diisi oleh Tirani dan seorang gadis perempuan yang ada bersamanya.

   Givy melangkah pelan mendekati Tirani, degup jantungnya makin tak karuan membuat Givy merasa sesak memenuhi rongga dadanya.

“ Haaa....hahh!” Givy merintih tertahan. Suara Givy sukses menyita perhatian kedua orang tadi.

“ Lo siapa? kenapa ada di sini?” suara sang gadis lah yang terdengar. Sementara, Givy yang sudah terduduk lemas di lantai lantaran tidak dapat mengendalikan pernafasannya saat ini melihat bahwa ada dua kaki yang melangkah kearahnya. Givy mendongak melihat siapa dari dua orang itu yang mendekatinya.

   Orang itu sudah sampai di dekatnya, dan dia mensejajarkan tubuhnya dengan Givy. Givy masih diam dengan kedua matanya terpaku dan tidak lepas memandang sosok yang ada di depannya sekarang. Mata abu - abu, kulit putih dengan rahang tegas, dan potongan rambut rapi, serta postur tubuh tinggi berhasil membuat Givy diam seribu bahasa.

“ Tira...” Hanya kata itu yang lolos dari mulut Givy.

“ Iya? ” Tanya orang itu masih menatap kepolosan Givy saat ini.

Givy tersentak sadar ketika mendengar sahutan itu.

“ Kok lo nyahut si?” tanya Givy sewot.

“ Lo manggil nama gue. ” tatapan tajam dari seorang Tirani sudah dilayangkan pada Givy. Givy memutar otaknya, mengingat kembali beberapa adegan yang telah ia lakukan beberapa menit yang lalu. Mulutnya menganga malu melihat sosok Tirani yang semakin melihatnya dengan pandangan aneh.

   Givy menunduk tak berani menatap Tirani. Dia tidak takut, dia hanya merasa malu atas ucapannya tadi.

“ Maa– maaf, Tira itu nama teman lama gue. Jadi gue bukan ngabsen nama lo, gue cuma teringat aja sama dia. ” Jelas Givy gelagapan dengan suara yang tersengal - sengal karena ia masih kesulitan mengatur nafasnya.

   Tirani tidak berkutik. Ia masih memandang lekat pada Givy yang masih menunduk. Tirani meraih dagu Givy dan mendekatkan wajahnya. Mata Tirani dan Givy bertemu, membuat Givy kesulitan mengatur degup jantungnya. Wajar saja, mau gimana pun juga, Tirani adalah seorang laki - laki yang berbeda gender dengannya.

“ Michelle, lo keluar bentar bisa? Gue mau selesaiin urusan sama ni cewek pembuat onar.” Tirani berbicara sambil terus memandang tajam mata Givy yang terlihat kebingungan.

   Michelle adalah gadis yang ada di kelas bersama Tirani tadi. Ia tampak berdecak sambil menghentakkan kakinya keluar kelas.

" Tutup pintunya Chell, gue mau senang - senang dulu sama ni cewek!" Teriak Tirani tanpa luput menatap wajah Givy yang sudah melolot ke arahnya.

   Seusai Michelle berlalu dari kelas, Tirani semakin mendekatkan wajahnya pada Givy. Givy yang merasa akal sehatnya tidak bekerja pun tidak tahu harus melakukan apa. Ia takut terjadi hal yang tidak - tidak pada dirinya.

“ Lo kenapa? ” Tirani mengusap pelan bibir Givy. Membuat Givy berteriak nyalang, dan spontan melepaskan wajahnya dari raihan tangan Tirani.

“ Maksud lo apa anjir? Jangan kelewatan!”

   Tirani mengerutkan keningnya, “ Gue tanya baik - baik lo kenapa? Gue lihat tadi lo sesak nafas? Gue takutnya lo asma. ”

   Tirani merasa kesal. Ia sudah bertanya baik - baik dan berusaha menurunkan emosinya, lantaran ketenangan istirahatnya diganggu oleh gadis pembuat onar ini. Tetapi lihatlah, yang ia dapatkan adalah ocehan yang ia rasa tidak sepantasnya ia terima.

“ Gue gapapa. Lagian kalau gue asma beneran, emang apa urusannya sama lo?! ” Givy menjadi serba salah ditatap dengan pandangan yang sangat tidak menyenangkan oleh Tirani.

“ Ya kali aja lo butuh nafas buatan. Tujuan lo ke sini apa? Cepet dah, gue enek sama muka lo.” Tirani tidak perduli pada apapun urusan gadis itu, ia hanya ingin gadis itu segera pergi, sehingga tidak segan bagi dirinya mengeluarkan perkataan yang membuat emosi Givy kian tersulut.

“ Heh, penjajah! Gue juga ga bakal mau ke sini kalau bukan buat ngantarin surat cinta jadi - jadian dari teman gue ini. ” Teriak Givy di depan muka Tirani.

“ Lo, babunya? ” cibir Tirani remeh pada Givy.

   Givy mengepalkan tangan kuat dan melempar surat cinta itu ke depan muka Tirani.

“ Memuakkan!” Givy menggumam, tetapi masih dapat di dengar Tirani. Tirani tersenyum miring sambil membaca sekilas isi surat itu. Ia berjalan mendekati Givy.

“ Ini surat dari temen lo, apa akal - akalan lo doang biar lo bisa deket - deket sama gue? Lo suka kan sama gue?” tanya Tirani tersenyum simpul. Ya ya, dia sudah sangat sering mendapat modus yang seperti ini. Dan baginya, Givy sama saja dengan mereka.

   Givy menatap Tirani garang,
“ Gue, suka sama lo?” tanya Givy memastikan pendengarannya. Tirani pun menggangguk.

“ Najis!! ” Balas Givy cepat hendak berbalik. Namun tangannya ditahan oleh Tirani.

“ Gue ga suka sama temen lo itu. Gue udah nolak dia berkali - kali. Bilangin ke dia ya, gue ga suka cewek gatal yang ga tau arti penolakan. Gue mau dia lebih bisa ngehargain keputusan gue. Dan satu lagi, gue suka dipanggil dengan nama Tira sama lo.” Bisik Tirani pelan di telinga kanan Givy.

   Givy tersentak dengan semua perkataan Tirani, belum lagi jarak mereka sangat dekat saat ini.

“ Lo denger ya, temen gue bukan cewek gatel seperti yang lo pikirin. Mungkin hati lo emang ga terbuka untuk teman gue, makanya lo jadi ngata - ngatain dia kek gitu. Teman gue mungkin memang salah mencintai cowok sombong kek lo, dan gue juga pasti bakal negur dia setelah ini. Tapi lo juga harus ingat kalau cowok di dunia ini bukan cuma lo, temen gue juga bisa cari yang lain. Lo harusnya bisa buka mata lo dan bedain mana cewek yang tulus sayang sama lo, dan mana yang cuma numpang hits. Pake akal sehat lo, jangan cuma emosi doang. Dan satu lagi, jangan lo sok - sokan nunjukin sifat sensian lo itu ke gue karena gue ga sepenakut itu sebegai perempuan. Ngelawan lo, ga bakal ngurangi beras di rumah gue!”  Livy menggeram panjang lebar sambil menunjuk - nunjuk dada Tirani.

“ Apasih, berani banget lo nyeramahin gue. Dasar cewek aneh. Satu komplotan kalian kan, yaudah sejenis lo semua!”  cerca Tirani yang sudah terpancing emosi.

“ Ngomong sama banci emang ga ada habisnya. Kita lihat aja nanti, lo juga pasti bakal berlaku seperti cowok gatal pada satu orang cewek yang nantinya berhasil ngebuat lo jatuh cinta! Dan Tira, nama itu ga cocok buat panggilan lo. Karena teman lama gue adalah orang spesial yang lembut dan perhatian, bukan berandalan kek lo yang kasar dan ga bisa ngehargain perasaan orang!” Givy sudah tidak lagi memikirkan perasaan lawan bicaranya.

“ Oh ya, tau apa lo soal hidup gue, Ara?” Tirani menatap nanar pada Givy. Gadis di depannya ini benar - benar mengesalkan. Datang tanpa diundang, dan main seenaknya saja memaki dirinya.

“ Lo tau dari mana nama itu?” Givy berpikir yang tidak - tidak. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana jika cowok yang di depannya ini benar - benar Tira yang ada di masa lalunya, lantas apa yang membuat sifatnya berubah. Namanya memang mirip, postur tubuh, dan warna mata pun sama. Bahkan Tirani mengetahui nama panggilan itu. Tapi sifat dan karakternya sangat berbeda. Givy menggeleng menepis segala prediksi yang ada di pikirannya.

“ Bet nama lo.” Hanya tiga kata. Singat, padat, jelas, dan berhasil membuat Givy sadar akan kebodohannya.

“ Tolong jangan panggil gue dengan nama itu. Nama yang itu sakral dan gue ga suka. ” Givy memandang Tirani tajam. Tirani tersentak, baru kali ini ada yang berani memandangnya seperti itu.

“ Tapi gue suka, dan gue bakal rajin - rajin manggil lo dengan nama itu. ” Tirani meraih dan mengelus pelan pipi kiri Givy. Givy menepis tangan lancang Tirani.

“ Anjing lo!”  Givy mengumpat kasar sambil beranjak meninggalkan Tirani yang terdiam sendirian di kelas. Ia berjalan cepat menuju kantin.

   Sementara Tirani, saat ini ia tengah berpikir sambil memutar - mutar surat ditangannya yang baru saja ia terima. Ia bukan memikirkan perihal gadis yang memberinya surat, melainnya soal gadis yang baru ia temui hari ini. Ara, ia merasa bahwa Ara sepertinya menyimpan sebuah kenangan dibalik namanya itu,  sebuah kenangan yang enggan untuk ia kunjungi kembali.

   Tapi mau bagaimana lagi? Tirani tetaplah Tirani yang suka berlaku seenaknya seolah dia yang paling berkuasa. Hal itu sangat sesuai dengan arti namanya, dan sifat itu sudah dipupuk oleh kerasnya didikan orang tuanya sejak kecil, yang menjadi rangkaian benang kusut yang tidak akan bisa lupa dari benak Tirani.

   Tirani akan selalu menjadi sosok yang otoriter. Dan, ia menyukai panggilan  ‘Ara’ untuk gadis kecil pembuat onar itu. Selanjutnya ia mungkin akan berkenalan secara formal dengan gadis itu sebagaimana mestinya, dan setelahnya ia akan membuat gadis itu terjebak dengan kerasnya hidup dalam kekuasaan seorang Tirani.

***









Hai!
Aku kembali lagi setelah sekian lama!

Apa kabar kalian?

Kali ini aku memberanikan diri untuk menulis cerita ini, sebagaimana yang keluar dari imajinasi aku.

Aku berharap kalian menyukai cerita ini dan terus mendukung karya - karya ku, ya...

Jika ada kritik dan saran yang ingin kalian sampaikan, silahkan sampaikan di sini ya!

Hope you like it,
Jangan lupa vote dan komennya ya!
Add cerita aku ke reading list kalian juga ya,
biar dapat pemberitahuan tiap aku update part baru!

Thank you

To be continued...

Continue Reading

You'll Also Like

278K 33.2K 29
Cashel, pemuda manis yang tengah duduk di bangku kelas tiga SMA itu seringkali di sebut sebagai jenius gila. dengan ingatan fotografis dan IQ di atas...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

4M 235K 29
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
863K 74.3K 46
Setelah kematian ibunya Rayanza yang tadinya remaja manja dan polos. Berubah menjadi sosok remaja mandiri yang mampu membiayayi setiap kebutuhan hidu...
5.8M 274K 52
Follow sebelum membaca. Cerita sudah diterbitkan dan tersedia di Shopee. ||Sinopsis|| Menceritakan tentang kisah seorang gadis bernama Revaza Khansa...