Enchanted

By plxntmxrs

989 124 212

ON GOING 15+ Haluan kedua DaraUpan✨ . . . "Saat pertama kali bertemu pandang denganmu, aku sudah terpesona. S... More

P R O L O G U E
O N E
T W O
T H R E E
F O U R
F I V E
S I X
S E V E N
E I G H T
N I N E
T E N
A N O T H E R
E L E V A N
T W E L V E
T H I R T E E N
F O U R T E E N
F I F T E E N
S E V E N T E E N
E I G H T T E E N
N I N E T E E N
T W E N T Y
T W E N T Y O N E
T W E N T Y T W O

S I X T E E N

25 5 3
By plxntmxrs

"Kalian ini, kenapa penginnya berantem mulu, sih?"

"Kamu akhir-akhir ini sering buat ulah, lho, Dara. Kamu bosen jadi anak baik?"

"Kamu juga, Solar. Selalu aja bikin ulah sama Dara, pas dipanggil juga, manggil Dara mulu buat ikut."

"Kalian saling suka, ya?"

"Nggak, Bu!!!"

"Ya, biasa aja, dong. Jangan ngegas."

Bu Zila memijat pangkal hidungnya karena pusing. Di hadapannya ada sepasang (?) manusia dengan keadaan yang berantakan. Mereka adalah Solar dan Adara.

Keadaan mereka cukup mengenaskan. Pakaian yang sudah tidak terbentuk, rambut mereka yang acak-acakan, serta luka lebam di pipi Solar.

Entah apa yang sudah mereka lakukan.

"Ibu bingung mau hukum kalian pake apa."

"Ngerjain soal Tryout kakak kelas yang kemarin aja, Bu." usul Solar.

Adara menatap geram padanya, "Lo aja yang ngerjain sana!!"

"Udah! Jangan berantem lagi!" Bu Zila segera melerai mereka, sebelum mereka memulainya, "kali ini, masalahnya apa lagi, sih?"

Kedua makhluk di hadapannya kini saling tunjuk dan berkata, "Dia duluan, Bu!" secara bersamaan.

Setelah itu, mereka saling menatap dengan tatapan kebencian.

"Lo duluan yang jambak rambut gue, ye, anjim!"

"Lo ngagetin gue, monyet! Siapa suruh ngagetin?!"

"Gue cuma bercanda!"

"Bercanda lo keterlaluan, kalo gue jantungan gimana?!"

"Alah, lebay amat."

"Hah? "Lebay amat", you said? Sia--"

"Udah, cukup! Udah!" tegas Bu Zila yang sukses membuat mereka berdua terdiam.

"Gini aja, Ibu hukum kalian bersihin lapangan upacara pas pulang sekolah. Gak ada tawar-menawar." perintah Bu Zila. Adara menganga mendengarnya.

"Panas, Bu!"

"Gak ada tawar-menawar!" ulang Bu Zila dengan penekanan dan tatapan tajam.

"Kalo kalian sekali lagi datang ke sini karena berantem, Ibu panggil orang tua kalian."

===

"Solar sialan, Solar bangsat, Solar goblok, Solar anjing. Anjing, anjing, anjing."

"Astaghfirullah, kawan. Ada problem-problem yang mengalahkan dahsyatnya perang shinobi ke-empat, 'kah? Let's talk, kawan."

Adara kini sedang berada di kantin setelah keluar dari BK. Untungnya dia bertemu Elvara yang sedang membawa buku, langsung saja dia tarik gadis itu untuk ikut dengannya.

Dan pada akhirnya Elvara harus mengoper tumpukan buku yang ia bawa pada murid yang tidak ia kenali terlebih dahulu agar tidak kena omel nantinya.

"Dihukum gue."

"Apa?"

"Bersihin lapangan upacara."

"Hahah, mampus."

"Si anjing."

Elvara meniup minuman yang baru saja ia pesan, lalu ia menyeruputnya pelan.

"Eh, 'kok, dingin?"

"Lo pesen es kopi, bego."

"Oh, iya. Lupa." Elvara mengeluarkan sebuah novel dan menyerahkannya pada Adara, "tuh, novel lo. Udah selesai gue baca."

"Gimana? Seru, 'kan? Udah pasti, sih!"

"Nggak, masa ceweknya mati kepentok dinding? Gak lucu, padahal OP."

"Ini, 'kan, genre romantis, bego. Kalo lo mau cari genre action, gak bakal ketemu kayak begini."

"Lo kebanyakan romantisan, tapi sendirinya gak mau."

"Udah, sih, sama husbu gue."

"Gak nyata, cuy."

"Bicit kii, bibi."

"Tes, satu dua. Ekhem, pengumuman! Untuk yang bernama Solar dan Adara, tolong ke ruang Lab. Sekali lagi, untuk Solar dan Adara, tolong datang ke ruangan Lab. Terima kasih."

Elvara bertepuk tangan setelah mendengar pengumuman yang diucapkan oleh.. tidak tahu oleh siapa.

"Selamat, semoga lebih buruk, ya."

Adara terkekeh kecil seraya menatap kesal pada teman di hadapannya itu, "Semoga lo kesandung depan crush lo, ya."

===

Vara anjing, ini anak beneran, deh, kalo ngomong, besok-besok harus gue jait mulutnya.

Adara mengumpati Elvara habis-habisan dalam hatinya.

Benar, apa yang diharapkan Elvara benar-benar terkabul. Hal lebih buruk mendatangi dirinya.

Flashback

Adara memasuki ruang Laboratorium dengan malas. Saat pintu terbuka, semua tatap mata langsung tertuju padanya. Ia mencoba untuk acuh dan duduk di tempat yang tersedia.

"Baik, karena kalian sudah di sini. Bapak akan memberitahu sesuatu, dan bapak harap, kalian dapat mengikuti ini dengan senang hati." ucap salah satu dari tiga guru yang ada di depannya, dia adalah Pak Nut, guru yang sangaaaaaat "ramah".

Pak Nut menoleh pada satu-satunya guru perempuan di ruangan ini, "Bu Ispi, silahkan jika ada yang ingin Ibu sampaikan terlebih dahulu."

Bu Ispi namanya, dia adalah guru IPS yang terkenal dengan sifat menyebalkannya yang keseringan ngasih tugas gak ngotak.

"Terima kasih, Pak Nut. Saya harap pada kalian berdua untuk tidak bertengkar dan protes dengan keputusan kami, saya harap juga, kalian bisa bekerja sama nanti, ya."

"Kerjasama? Ngapain, Bu?" tanya Solar yang mewakili isi pikiran Adara.

"Makanya, dengerin apa guru ngomong!"

"Belum dikasih tau, lho, Bu."

"Oh, ya? Yaudah, bukan salah saya berarti."

Sialan.

"Ekhem, anak-anak, Ibu-ibu, tolong jangan bertengkar. Pening pala saya nanti ini." lerai seorang guru dengan badan besar yang memakai seragam yang.. cukup unik (aneh).

Pak Zola, dia adalah suami dari Bu Zila. Jika Bu Zila tegas dan pemarah, maka Pak Zola sebaliknya.

Dia adalah guru matematika, guru idamannya murid Tapops Junior High School meskipun otaknya yang sedikit miring. Pak Zola itu guru yang asik, tetapi tetap saja dia adalah seorang guru yang menyebalkan jika memberikan tugas kepada anak muridnya.

Adara memutarkan bola matanya dengan malas ketika melihat Pak Zola. Ia sedikit kesal dengan Pak Zola yang sempat mengadu pada Papanya hanya karena ia yang tertidur dalam kelas.

Itu berakibat, laptopnya disita selama seminggu.

"Ini ada apa, ya, Pak Nut?" Adara bertanya pada Pak Nut yang sedari tadi berdiri tegak di depan papan tulis.

Pak Nut, guru berkulit hitam dengan kumis kucing--entah darimana dapatnya--itu adalah guru IPA khusus bidang fisika, dia adalah guru yang ramah di luar jam pelajaran. Jika sedang belajar, jangan ditanya.

Dia masih berusia kepala dua, dia adalah guru termuda di sini sesudah Bu Vina, guru Bahasa Indonesia di Tapops Senior High School.

Pak Nut tersenyum lebar, "tunggu Pak Gege datang, ya."

"Kan, bisa langsung ngasih tau, Pak!"

CKLEK

"Maaf, apa saya telat?"

"Oh, tidak, Pak. Silahkan masuk."

Akhirnya yang ditunggu-tunggu pun datang. Pak Gege, guru IPA di bidang kimia dan biologi. Banyak yang menyebutnya dengan sebutan guru "Baperan".

Iya, salah sedikit saja, nilai dikurangkan.

Padahal, dia sendiri suka nyinyir.

"Baiklah, saya mulai, ya?" Pak Nut menoleh pada kedua guru lainnya, melihat mereka yang mengangguk, Pak Nut langsung mengalihkan pandangannya pada dua murid di hadapan mereka, Solar dan Adara.

Seketika atmosfer terasa dingin dan mencengkam. Solar dan Adara bahkan sampai merinding, mereka meneguk saliva mereka dengan susah payah. Dua dari empat guru di hadapan mereka menatap mereka seolah ingin membunuhnya.

"Kami panggil kalian ke sini, karena hasil rundingan kami yang memilih kalian untuk mengikuti lomba ini."

"Lomba?" beo Solar penasaran. Sementara Adara sudah ketar-ketir.

"Olimpiade Sains Nasional." jawab keempat guru mereka dengan kompak.

Flashback off

Adara menggeram seraya mengepalkan kedua tangannya erat.

Beberapa detik kemudian, dia menghela napas. Dia tak sengaja melihat Ice yang sedang berada di kerumunan.

Gadis bersurai maroon itu akhirnya memilih untuk berlari mendekati sepupu kesayangannya. Tapi kemudian, dia tidak sengaja menabrak seorang gadis yang sedang tergesa-gesa.

"Eh, sorry. Lo gak apa-apa?"

"Emm.. ng-nggak. Makasih, Kak. Maaf, aku buru-buru. Bye!" Gadis itu segera bangun dari posisi jatuhnya dan berlari meninggalkan Adara.

Adara menatap heran padanya, "Buru-buru banget, kayak dikejar maling."

"Padahal sendirinya juga maling."

"KYAAAAA! SILUMAN MONYET!"

BUGH!

"Anjir! Muka ganteng gue!!"

Adara menoleh dengan tatapan kesal, setelah mengetahui orang yang mengagetkannya, ia langsung memukul orang tersebut.

"Apang sialan! Gue kaget, bangke!"

"Muka ganteng gue sakit, anjir!"

"Ya, makanya! Jangan ngagetin gue!"

Fang pelakunya, lelaki itu mengusap wajahnya yang ditinju oleh Adara.

"Btw, maksud lo "maling" itu apa, ya?" gertak Adara, "apa yang gue malingin dari lo? Mau ganti berapa?"

"Hati gue."

"Lo pernah lihat sate landak, nggak?"

Fang terkekeh, "bercanda, cil!"

"Cal, cil, cal, cil. Gue bukan kancil, anjir."

"Lah, bocil?"

"Lo ngapain, sih, nemuin gue?!" Adara mulai kesal, ia menepis tangan Fang yang tadinya ingin menyentuh puncak kepalanya.

"Mau nanya Arin, di mana dia?"

"Gak tau, ngepet kali."

"Yang bener, anjir!"

"Ya, gue gak tau, anjir! Gue baru mau cari itu anak! Pengin gue lindes pake truk, pengin gue remes-remes, pengin gue mutilasi, pengin gue lempar ke Pluto!"

"Kayaknya dendam banget sama adek gue."

"Banget. Semoga aja beneran jatoh depan crush-nya itu anak."

.
.
.

Omake

Elvara sedang berjalan seperti lirik lagu Syahrini sembari membaca buku catatannya. Ia sedang menghafal rumus-rumus kematian karena mendapat kabar akan ada ulangan mendadak dari kelas sebelah.

"Woy, El! Jangan di tengah juga kali ngapalinnya!" tegur salah satu teman kelasnya yang sedang memakai make-up.

"Bacot lo! Gue lagi ngapalin, terserah gue mau di mana, gue mau usaha, gue mau kaya!" balas Elvara. Saat ia hendak kembali fokus pada hafalannya, ia tak sengaja melihat Blaze dan Taufan yang memasuki kelas sembari bermain bola.

Ia yang masih dalam mode setrika-nya menjadi sedikit oleng. Ia tak sengaja menginjak kakinya sendiri. Jadilah ia terjatuh.

"ANJING, BANGSAT!"

BRUK!

Seisi kelas yang tadinya seperti pasar menjadi hening layaknya kuburan. Semua pasang mata menoleh padanya.

Hingga kemudian.. tawa menggelegar mengisi kelas.

Anjing, sialan. Ini siapa yang dendam sama gue, sih? Jatoh image gue depan mas crush.

Coba kau ingat lagi.

===

1430 kata

Hai kawan, i'm back🥰
Sepertinya setelah ini saya akan hiatus, ksksks.

Nama-nama guru nanti bakal saya bahas di chapter another selanjutnya, yaa! Yang gak tau Tapops Senior High School, coba baca chapter another.

Hmm.. full Adara-Elvara, ya. Gak papa, saya juga kangen nistain temen saya🗿

Soal olimpiade.. gak usah dibahas.

Oke, untuk kedepannya, saya bakal hiatus sampai pembagian raport, saya agak sibuk jujur🙏🏻

INI BENERAN SIBUK YA, NGGAK LAGI PURA-PURA SIBUK PLS🙏🏻

Oke, mungkin saya bakal update terakhir besok, insyaallah tapi, ya.

Baiklah, bye-bye kawaaan!

Uranus, 27 Mei 2022

Continue Reading

You'll Also Like

61.8K 4.6K 29
Love and Enemy hah? cinta dan musuh? Dua insan yang dipertemukan oleh alur SEMESTA.
199K 9.8K 32
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
293K 30.2K 33
warn (bxb, fanfic, badword) harris Caine, seorang pemuda berusia 18 belas tahun yang tanpa sengaja berteleportasi ke sebuah dunia yang tak masuk akal...
1M 86.6K 30
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...