OUR MARIPOSA

By Luluk_HF

284K 25.9K 2K

Untuk kamu yang selalu suka Mariposa ❤️ Untuk kamu yang selalu mendukung Mariposa ❤️ Dan.... Untuk kamu yang... More

WELCOME (WAJIB DIBACA)
1 - TOGETHER
3 - SEPERTI ES KRIM
4 - GERBANG SEKOLAH
5 - WAFER
6 - RESTORAN BURGER
7 - COMPLETION
8 - CAMPING
9 - THE NIGHT
10 - SIAPA CEPAT
11 - THE THINGS
12 - LITTLE GIFT
13 - PROVE
14 - WAITING YOU
15 - MY DEAR
16 - ALWAYS WITH YOU
17 - PERSUADE
18 - EMOTION
19 - RENCANA
20 - SYARAT
21 - SALAH PAHAM
22 - JANGAN MARAH
23 - BOLEH?
24 - SECOND KISS

2 - MEMORIES

18.8K 2.2K 118
By Luluk_HF


MASA KINI

Sepulang kuliah Iqbal langsung menuju ke rumah Glen. Sore ini, Iqbal ada janji untuk bertemu dengan Rian di rumah Glen.

Iqbal turun dari mobilnya, ia melihat Rian sudah duduk di teras rumah Glen, melambaikan tangan kepadanya. Sedangkan sosok Glen terlihat kesal dengan geleng-geleng.

"Lo berdua yang janjian, kenapa rumah gue yang dibuat TKP?" protes Glen, takjub dengan ide dua sahabatnya.

Baik Rian dan Iqbal tak ada yang menjawab pertanyaan Glen. Iqbal langsung menarik kursi dan duduk di samping Rian.

Rian menoleh ke Glen yang masih menggerutu tak jelas.

"Gue lemon tea satu ya," ucap Rian dengan tak berdosanya.

Kedua mata Glen langsung melotot tak santai mendengar ucapan Rian.

"Gue es jeruk aja," tambah Iqbal.

Kini giliran Iqbal yang mendapat pelototan dari Glen. Kedua sahabatnya sungguh luar biasa!

"Mohon maaf bapak-bapak, ini rumah saya. Bukan café. Kalau mau pesan minum, di depan perumahan ada café!" tajam Glen.

Rian mengumam pelan seolah sedang berpikir.

"Kentang goreng juga ada, nggak? Kalau ada bawain juga ya. Gue agak lapar." Bukannya merespon ucapan Glen, Rian malah semakin ngelunjak.

Glen pun hanya bisa menghela napas panjang, sangat pasrah. Dengan berat hati dia berjalan masuk ke rumahnya untuk mengambilkan pesanan-pesanan dua sahabatnya. Karena Glen tau, jika dia tidak mengambilkan, baik Rian dan Iqbal akan terus menyebalkan seperti itu.

Sepeninggal Glen, Rian dan Iqbal terkekeh, seolah puas mengerjai Glen.

"Ngambek dia?"

****

Rian mengeluarkan PS 5 dari tasnya. Kemudian menyerahkan ke Iqbal. Seminggu lalu, Iqbal memang meminta bantuan ke Rian untuk membelikannya PS baru. Iqbal menerima PS 5 tersebut dengan hati berbunga, akhirnya dia bisa bermain di waktu penatnya.

"Lo nggak ponsel, nggak PS kenapa gampang rusak semuanya? Lo apain mereka?" heran Rian.

"Nanti gue transfer uangnya," balas Iqbal tak berniat menjawab cibiran Rian.

Rian mengangguk kecil.

"Gimana keadaan lo?" tanya Rian.

"Baik," jawab Iqbal seadanya.

"Acha?"

"Baik juga."

Rian mengangguk kembali, senang mendengarnya.

"Gue kemarin lihat Acha di perpustakaan, tapi gue buru-buru harus masuk kelas jadi nggak sempat sapa dia. Nitip salam ke Acha."

Iqbal mendongakkan kepalanya, menatap Rian lekat.

"Minggu depan lo dan Amanda sibuk?" tanya Iqbal.

Rian mengerutkan kening.

"Kenapa?"

"Acha pengin camping setelah ujian. Dia cukup kesulitan semester ini," jelas Iqbal.

"Efeknya separah itu? Dia beneran nggak sepintar dulu?" tanya Rian memastikan.

"Sepertinya hanya butuh adaptasi lagi."

Rian menghela napas panjang, dia memang pernah mendengar kondisi Acha dari Amanda. Rian tak menyangka hal itu benar-benar terjadi pada Acha.

"Minggu depan gue nggak sibuk. Amanda juga tinggal urus pendaftaran sidangnya. Nanti gue tanyakan."

"Oke, thanks."

Rian menoleh ke arah pintu rumah Glen, menunggu sosok Glen tapi tak kunjung muncul.

"Tuh bocah kagak muncul-muncul dari tadi! Jangan-jangan ditinggal tidur," omel Rian.

Iqbal ikut menoleh ke pintu, memastikan siapa yang Rian maksud.

"Siapa?" tanya Iqbal.

Rian tak langsung menjawab, ia segera berdiri."

"Abangnya Meng!" sahut Rian cepat. "Gue cek dulu ke dalam."

Iqbal mengangguk, membiarkan Rian beranjak ke rumah Glen, meninggalkannya sendiri di teras rumah.

Iqbal mengeluarkan ponselnya, tak ada notifikasi dari sang pacar. Setelah pulang kuliah, Acha memilih untuk pulang sendiri, tak mau ia antarkan. Iqbal pun mengirimkan pesan untuk Acha.

Kay

Sudah sampai rumah?"

Setelah mengirim pesan untuk Acha, Iqbal kembali menaruh ponselnya di atas meja. Namun, saat Ia sudah meletakkan ponselnya, tiba-tiba ada sebuah panggilan masuk. Sayangnya, bukan di ponselnya melainkan ponsel yang tergeletak tak jauh dari ponsel Iqbal. Yaitu ponsel Glen.

Iqbal dapat melihat jelas nama pemanggil yang ada di ponsel Glen. Pacarnya sendiri. Ya, Acha bukannya membalas pesan Iqbal, gadis itu malah menelfon Glen.

Iqbal tidak mau berpikir terlalu negatif, ia yakin Acha punya alasan menelfon Glen dan belum membalas ponselnya. Iqbal membiarkan saja ponsel Glen terus berdering. Meskipun Glen sahabat dekatnya, Iqbal sangat tau adab privasi. Iqbal tidak berani untuk mengangkatnya tanpa seizin dari pemilik ponsel.

Deringan ponsel itu berhenti, namun beberapa detik kemudian panggilan dari Acha masuk kembali ke ponsel Glen.

"Sepertinya ada yang ingin Acha bicarakan ke Glen," simpul Iqbal dengan senyum kecil menegembang di bibirnya.

****

Tak lama kemudian, Glen keluar dengan membawa nampan berisikan tiga minuman dan satu piring kentang goreng. Iqbal menatap Glen yang terlihat masih kesal.

"Rian mana?" tanya Iqbal tak melihat sosok Rian ikut kembali.

"Kamar mandi," jawab Glen.

Iqbal menatap Glen sebentar, kemudian menunjuk ke arah ponsel Glen.

"Ada panggilan di ponsel lo," ucap Iqbal memberitahu.

"Dari siapa?" balas Glen masih sibuk menata gelas-gelas.

"Acha. Dia telfon dua kali."

Glen menghentikan aktifitasnya sebentar, detik berikutnya ia berusaha bersikap biasa saja. Tak ingin membuat Iqbal ataupun dirinya sama-sama canggung dan tidak nyaman.

"Paling mau tanya tentang Meng," ucap Glen.

Glen meraih ponselnya dan menelfon Acha balik saat itu juga. Glen melakukan secara terang-terangan di depan Iqbal karena Glen tidak mau ada salah paham antara dirinya dan Iqbal.

"Kenapa, Cha?"

*****

Acha menggerutu tak jelas, panggilannya sama sekali tak diangkat oleh Glen. Tak seperti biasanya cowok itu mengabaikan panggilannya dua kali. Sepertinya sedang sangat sibuk.

"Pasti lagi main PS!" gerutu Acha sangat hapal kebiasaan Glen jika tak mengangkat panggilannya.

Acha termenung, ada pesan masuk dari Iqbal sedari tadi dan belum di baca. Acha buru-buru membukanya dengan semangat.

Acha tersenyum senang mendapatkan pesan dari Iqbal, Acha sangat tau Iqbal pasti khawatir dengannya. Acha berniat membalas pesan Iqbal, namun tiba-tiba ada panggilan masuk dari Glen.

Acha mengurungkan niatnya untuk membalas pesan Iqbal dan segera menerima panggilan dari Glen.

"Kenapa, Cha?"

Acha dapat mendengar suara cowok menyebalkan itu yang terdengar tak berdosa.

"Kemana aja dari tadi? Lama banget angkat panggilan Acha!" protes Acha.

Tak ada jawaban langsung beberapa detik.

"Gue lagi ambilkan minuman dan makanan untuk Iqbal dan Rian."

Kini giliran Acha yang terdiam sesaat.

"Iqbal di rumah Glen sekarang?"

"Iya. Mau ngomong sama Iqbal?"

Acha meneguk ludahnya yang sedikit kering, pasalnya Acha memang tidak tau jika Iqbal ke rumah Glen, cowok itu sama sekali tidak memberitahunya pagi tadi.

"Nggak usah Glen, tadi Acha sudah ketemu Iqbal di kampus."

"Oke, ada apa lo telfon?" ulang Glen.

Ah! Acha langsung teringat dengan tujuan awalnya.

"Acha kemarin belikan baju-baju lucu buat Meng. Udah sampai belum di rumah Glen?"

"Gue belum cek semua paket. Nanti gue periksa."

"Kalau sudah datang langsung cobain ke Meng dan foto ke Acha ya," pinta Acha.

"Iya iya Sapi!"

"Oke Glen, makasih banyak. Bye!"

Acha menutup panggilannya dan meletakkan ponselnya. Acha tanpa sadar lupa untuk membalas pesan Iqbal.

Acha menoleh ke arah pintu kamarnya, kaget sosok Amanda sudah berdiri di sana entah sejak kapan. Gadis itu tersenyum ke arahnya sembari melambaikan tangan.

"AMANDAA!!!" teriak Acha sangat senang melihat keberadaan Amanda. Mereka berdua sudah jarang bertemu sejak Amanda sibuk untuk ujian skripsinya.

Amanda menghampiri Acha dan langsung memeluk dengan erat.

"Lo pasti kangen, kan, sama gue?" tanya Amanda dengan percaya dirinya.

Acha mengangguk-angguk seperti anak kecil dan membalas pelukan Amanda lebih erat.

"Iya, Acha kangen banget."

Amanda senang mendengarnya. Perlahan, Amanda melepaskan pelukannya. Amanda memeriksa keberadaan Acha.

"Gimana kabar lo? Semua baik-baik aja, kan?" tanya Amanda memastikan.

Acha mengangguk-angguk semangat.

"Acha baik-baik aja. Acha berusaha untuk terus adaptasi dengan baik."

Amanda senang sekaligus mendengarnya.

"Baguslah." Amanda segera duduk di hadapan Acha.

"Amanda mau Acha ambilkan minum?" tawar Acha.

Amanda menggeleng sebagai jawaban.

"Gue udah minum tadi. Lagi telfonan sama siapa?" tanya Amanda.

"Glen, Acha belikan baju-baju buat Meng," jawab Acha santai.

Amanda terkekeh, kecintaan Acha kepada Meng sepertinya semakin besar.

"Udah beralih nih dari sapi-sapi ke kucing?"

"Enak aja. Sapi tetap penting di hati Acha. Eh, Meng juga! Mereka berdua sama-sama nomer satu di hati Acha."

Amanda mengangguk-angguk mengerti.

"Kalau pemiliknya?" tanya Amanda, kali ini lebih hati-hati.

Acha langsung terdiam, masih mencerna baik-baik ucapan dari Amanda.

"Perasaan lo gimana sekarang? Baik ke Iqbal dan Glen?" perjelas Amanda.

Acha menggumam pelan, ekspresinya berubah sedikit bimbang.

"Acha tentu saja sayang banget sama Iqbal, selalu bahagia bersama Iqbal. Acha masih berusaha Amanda menata hati Acha. Semuanya nggak mudah buat Acha," jujur Acha.

Amanda tersenyum tipis, ia meraih tangan Acha dan mengenggamnya.

"Pelan-pelan aja, nggak usah terlalu dipaksakan."

"Iya Amanda. Tapi, kadang Acha nggak enak sama Iqbal. Takut buat Iqbal terluka."

"Iqbal pasti ngerti Cha. Lo nggak usah khawatirkan itu. Oke?"

"Bener Amanda?"

"Iya, gue yakin itu."

Acha menghela napasnya perlahan, berusaha percaya dengan ucapan Amanda. Acha sangat senang Amanda selalu memberikan penyemangan kepadanya.

"Mau beli sushi, nggak?" ajak Amanda ingin menghibur Acha.

"Mau banget Amanda!" seru Acha semangat.

Amanda segera berdiri, menarik Acha juga agar beranjak dari kasur.

"Ayo kita makan Sushi!!" teriak Amanda tak kalah semangat.

"Amanda bawa mobil?"

"Bawa dong. Ambil tas lo, kita berangkat sekarang."

"Iya Amanda."

*****

Iqbal masuk ke dalam Apartmennya, setelah dari rumah Glen, Iqbal langsung pulang tak mampir kemanapun. Iqbal memeriksa ponselnya, masih belum ada balasan dari Acha.

Iqbal berhenti melangkah saat melihat sebuah paper-bag dari restoran Sushi ada di atas meja makannya. Iqbal segera mendekat, ada sebuah notes di sana. Iqbal mengambilnya dan membacanya.

Iqbal jangan lupa makan sampai habis ya.

Acha selalu sayang Iqbal.

Love, Natasha.

Iqbal terkekeh membacanya, pesan yang singkat tapi sangat cukup bagi Iqbal. Iqbal tak langsung membuka paper bag tersebut atau memakannya. Iqbal berbalik, berniat untuk keluar dan menghampiri Acha di rumah gadis itu.

Entah kenapa, Iqbal sangat merindukan gadisnya, padahal tadi pagi sudah bertemu di kampus.

Namun, saat Iqbal membuka pintu Apartmenya, sosok Acha berdiri di sana dengan senyum merekah, sangat mengejutkan Iqbal. Detik berikutnya Iqbal ikut tersenyum.

"Acha."

Acha memamerkan deretan gigi putihnya.

"Acha lupa bawakan jus buat Iqbal," ucap Acha sembari mengangkat paper-bag di tangannya. Acha segera memberikannya ke Iqbal dan Iqbal langsung menerimanya.

"Gue kira lo udah pulang," ucap Iqbal.

Acha menggeleng, matanya menyorot Iqbal lekat. Sang pacar masih membawa kunci mobil.

"Iqbal mau kemana? Keluar lagi?" tanya Acha.

Iqbal mengangguk.

"Iya."

"Kemana?"

Senyum Iqbal mengembang lebih hangat. Tangannya terulur mengacak-acak pelan rambut Acha.

"Nemuin pacarku."

Acha tertegun mendengarnya.

"Nemuin Acha?"

"Iya."

Acha tersenyum senang.

"Acha sudah datang sekarang. Jadi, Iqbal nggak perlu ke rumah Acha."

Tangan Iqbal meraih jemari kanan Acha, mengenggamnya dengan erat.

"Ayo gue antar pulang."

Acha mencegah Iqbal untuk beranjak, membuat Iqbal bingung.

"Acha diantar sama Amanda. Dia masih ada di parkiran depan," ucap Acha dengan nada sedih.

Iqbal menghela napas pelan, sedikit sedih juga mendengarnya. Namun, Iqbal tidak ingin terlalu memaksakan.

"Tunggu di sini," ucap Iqbal.

Acha menatap Iqbal dengan bingung. Sang pacar tiba-tiba berlari masuk ke dalam Apartmenenya kembali, seolah akan mengambil sesuatu.

Tak lama kemudian Iqbal kembali dengan membawa sebuah jaket. Tanpa berkata apapun, Iqbal memakaikan jaket tersebut ke tubuh Acha.

"Di luar udaranya dingin malam ini," ucap Iqbal memecah keheningan mereka.

Acha tersenyum kecil, sangat bahagia mendapatkan perlakuan manis dan sederhana seperti ini. Acha melihat Iqbal begitu fokus mengancingkan jaketnya.

"Iqbal nggak mau Acha kedinginan?"

"Iya, nggak mau."

"Amanda juga nggak pakai jaket sekarang. Dia pasti juga kedinginan. Amanda nggak dikasih jaket juga?" tanya Acha iseng.

"Ada Rian," jawab Iqbal acuh tak acuh.

Acha terkekeh mendengar jawaban Iqbal, sangat menggemaskan. Setelah memakaikan jaket untuknya, Acha segera memeluk Iqbal dengan erat.

"Maaf Acha tadi lupa balas pesan Iqbal. Pasti Iqbal khawatir banget."

Iqbal menepuk-nepuk pelan puncak kepala Acha.

"Nggak apa-apa, Cha."

Acha merasakan bau parfum khas Iqbal memanjakan indra penciumannya. Acha selalu suka bau ini dan membuatnya betah berlama-lama dalam pelukan sang pacar.

"Iqbal," panggil Acha lirih.

"Hm?"

"Selalu di samping Acha, ya. Jangan kemana-mana lagi."

Iqbal mengangguk tanpa ragu.

"Iya, Natasha. Gue akan selalu di samping lo."

Acha sangat senang mendengarnya. Terdengar tulus dan hangat, membuat Acha semakin mencintai sosok Iqbal.

"PANTES AJA DITUNGGUIN NGGAK DATANG-DATANG!! LAGI MESRAAN TERNYATA!!"

Acha dan Iqbal sontak langsung melepaskan pelukan masing-masing. Mereka menoleh ke sumber suara dan kaget mendapati sosok Amanda dengan sorot mata tajam. Baik Iqbal dan Acha hanya bisa tersenyum canggung.

Amanda segera menghampiri Acha, seperti lagak emak-emak. Amanda langsung menarik lengan Acha.

"NATASHA AYO PULANG! NGGAK BAIK MALAM-MALAM DI APARTMEN BUAYA!!"

****

#CuapCuapAuthor

Bagaimana part duanya? Suka nggak?

Semoga teman-teman Pasukan Pembaca selalu suka OUR MARIPOSA, selalu support OUR MARIPOSA dan selalu baca OUR MARIPOSA.

Jadwal update OUR MARIPOSA lebih cepat di akun karyakarsaku. Jadi, teman-teman Pasukan Pembaca yang nggak sabar ingin baca OUR MARIPOSA part selanjutnya bisa follow akun karyakarsaku.

CARANYA :

-Download aplikasi Karyakarsa di Playstore atau Appstore lalu follow akun : lulukhf

atau

- Langsung buka di web browser (safari atau chrome) kalian : www.karyakarsa.com/lulukhf

SAMPAI JUMPA DI PART SELANJUTNYA.

MAKASIH BANYAK SEMUANYA DAN SELALU SAYANG KALIAN SEMUA. JANGAN LUPA JAGA KESEHATAN YA ^^


Salam,


Luluk HF 

Continue Reading

You'll Also Like

806K 96.1K 12
"Gilaa lo sekarang cantik banget Jane! Apa ga nyesel Dirga ninggalin lo?" Janeta hanya bisa tersenyum menatap Dinda. "Sekarang di sekeliling dia bany...
Love Hate By C I C I

Teen Fiction

3.2M 221K 38
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Ada satu rumor yang tersebar, kalau siapapu...
2.7M 272K 63
Gimana jadinya lulusan santri transmigrasi ke tubuh antagonis yang terobsesi pada protagonis wanita?
2.7M 133K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Aku terlalu mengenal warna hitam, sampai kaget saat mengenal warna lain" Tapi ini bukan tentang warna_~zea~ ______________...