My Dad • JaeRen

By srxxxw

1M 125K 35.1K

Jung Jaehyun seorang pembunuh bayaran , mengadopsi bayi 13 bulan yang mana anak dari target nya malam itu . #... More

awal
baby
Mark
imunisasi
Reuni
nomin
Jogging
Cacing besar alaska
Pagar Jahat
paman terbaik
Renjunie
NaNo vs JJH
Happy birthday Renjunie
Lubang Semut
Bukan Renjun 1
Bukan Renjun 2
Bukan Renjun 3
Saranghamnida
gara-gara NoMin
bebek berbaju lebah
Hilang
Dibawah Hujan
Kalah satu hari
burung sialan
kaki nana patah?
perut bercahaya
Cahaya Desember
tak sampai (1)
tak sampai (2)
gara-gara Nomin lagi

Matematika

13.7K 1.6K 421
By srxxxw


Saat ini Renjun sudah boleh pulang ke rumah dan menjalani rawat jalan, sejauh ini kaki putra Jung Jaehyun itu masih dalam masa penyembuhan alhasil anak itu belum bisa bergerak banyak

Jaehyun sering dibuat bingung dalam menghadapi tingkah Renjun yang seperti anak anak,
tak jarang Renjun menangis sakit sampai sesegukan yang membuat Jaehyun harus menggendong Renjun di punggungnya dan membawa anak itu berkeliling rumah agar Renjun tidak hanya terfokus pada rasa sakitnya saja dan tidak rewel lagi 

seperti sekarang, Renjun menumpukan pipinya di pundak Jaehyun..
jejak air mata masih terlihat jelas membasahi helaian bulu mata cantik itu

"apa Renjun kesakitan lagi?" Taeyong yang sedang menyiram bunga bunga menatap ke arah Jaehyun dan Renjun

Jaehyun mengangguk "padahal dia sudah minum obat, tapi ku rasa reaksinya bertahan hanya sebentar" jawab Jaehyun

"Renjun mau main air?" tanya Taeyong pada Renjun

dan mendapat gelengan pelan oleh anak semata wayang Jung Jaehyun itu

berbicara tentang kembar NoMin, tadi malam Jaehyun di sidang oleh dua bocah ingusan milik keluarga Tae

"pekerjaan rumah injun belum selesai.." sedih Renjun pada Jaehyun

itu membuat sang Ayah mengernyit

"kau ingin mengerjakan PR mu?" tanya Jaehyun

Renjun mengangguk

yang benar saja, anak aneh mana yang menyukai PR? oh tapi Renjun menyukai nya.. baiklah..
apapun untuk Renjun

Renjun dibawa ke kamar nya dan duduk di meja belajar, untuk anak seumuran nya mungkin sedikit terlambat jika ia masih belajar penjumlahan .
tapi Renjun terlalu istimewa, kita semua tahu itu .

"njun boleh pinjam ponsel daddy?" pinta nya sembari menatap saku celana sang ayah

"tentu" Jaehyun tersenyum

tidak apa jika Renjun butuh kalkulator bukan?

"apa Daddy boleh ke ruang kerja? panggil daddy jika kau butuh sesuatu.."  pesan Jaehyun sebelum ia menghilang di balik pintu kamar Renjun

Renjun menatap kepergian ayahnya dengan polos, lalu ia menatap kaki nya yang masih terpasang gips

"njun tidak mau ke pantai lagi.." pelan nya

Renjun berpikir, jika ia ke pantai lagi maka kaki nya akan kembali sakit .

dan sekarang ayo kerjakan PR

"9+5=?"

Renjun mengerjap pelan melihat soal matematika nya, ia melihat ponsel sang ayah

sekarang masalahnya adalah bagaimana cara mengoperasikan kalkulator?

"sulit" Renjun mencebikkan bibirnya

lalu ia kembali menatap ponsel ayahnya, ia ingat tentang sesuatu..
tentang ucapan ibu guru yang mengatakan 'kalau kita memerlukan bantuan yang sangat penting, kita bisa menghubungi 112'

Renjun menatap soal matematika nya lamat lamat, apa ini sangat penting?

"ini sangat penting.." ujar Renjun tersenyum meraih ponsel ayahnya

dan..

menghubungi 112(nomor polisi)

tuuuuuutttttt

tuuuuuuttttt

tersambung

"selamat siang.. ada yang bisa kami bantu?" tanya orang diseberang sana

"Nee.. njun punya sesuatu yang sangat penting, njun tidak bisa melakukan nya" polos Renjun menatap ponsel yang mengeluarkan suara itu

"dimana alamat mu, dan apa hal yang membuatmu kesulitan?"

Renjun berpikir sejenak tentang alamat nya, ia tidak tahu alamat nya dimana

"rumah Daddy!" jawab Renjun apa adanya

"ya? dimana rumah daddy mu?"

"njun tidak tahu.. tapi ini rumah Jung Jaehyun.." Renjun mencoba memberi tahu lebih detail

orang diseberang sana berdehem, mereka tentu mengenal siapa itu Jung Jaehyun dan tentu tahu siapa sosok yang siang terik seperti ini menelfon pada kantor polisi

Jung Renjun..

"baiklah, sekarang katakan apa kesulitan mu Renjun?"

"njun kesulitan menjawab soal matematika" adu Renjun dengan dana yang terdengar serius, seakan ingin memberi tahu para polisi bahwa dia sedang dalam keadaan darurat

"matematika?"

"Ya.." polos Renjun

dan sekarang para polisi diseberang sana terkekeh lucu sekaligus gemas akibat ulah Jung Renjun hari ini

"ayo tanyakan pada kami, soal yang menyulitkan mu.."

"9+5=?"

"hhmm menurutmu berapa jawaban nya? kau memiliki 9 buah strawberry lalu ayahmu membelikan lagi untuk mu 
5 buah strawberry.. jadi, kau memiliki berapa buah strawberry sekarang?"

Renjun hening sejenak ia mulai menghitung jari jarinya

"9-10-11-12-13-14... 14 strawberry?" tanya Renjun menatap ponsel yang ia taruh di atas meja

"ya.. kau memiliki 14 strawberry.. jadi jawaban nya adalah 14" jawab sang polisi dengan sabar


Ceklek

pintu kamar Renjun terbuka

"kau menelfon seseorang?" tanya Jaehyun masih santai

"ya.. njun menelfon 112" polos Renjun menunjuk ke arah ponsel

"m-mwo?" Jaehyun membelalak dan segera meraih ponsel nya yang ternyata masih terhubung dengan nomor polisi

"eoh! selamat siang! maafkan anakku yang menelfon polisi tanpa ada yang darurat.. sekali lagi maafkan aku.." ucap Jaehyun meminta maaf

"Nee selamat siang! tidak Tuan.. Renjun tidak merepotkan kami, dan dia tidak salah karna menurut nya ini adalah hal yang sulit" jelas polisi

"dia meminta bantuan apa?" Jaehyun kini menatap ke arah Renjun yang hanya duduk menatap nya polos

"soal matematika.."

mendengar itu Jaehyun menutup matanya tak habis pikir

"ah haha ya.. itu sepertinya sangat sulit baginya, sekali lagi maafkan aku.. dan terimakasih sudah membantunya" sesal Jaehyun tak enak hati

"sama sama.. senang bisa membantu"

setelah itu sambungan terputus, dan kini Jaehyun menghela napas menatap Renjun

ia tak bisa marah pada anak ini

"PR mu sudah selesai?" pelan Jaehyun

"Nee.. njun punya 14 strawberry"

"jadi sekarang saat nya tidur siang.." ajak Jaehyun mengangkat tubuh Renjun dari kursi dan memindahkan anak itu ke kasur 

tirai sengaja Jaehyun tutup agar Renjun tidak silau, serta Jaehyun ikut merebahkan diri memeluk Renjun

menepuk pelan pantat yang seharusnya tidak lagi ditimang, tapi Renjun akan kesulitan tidur jika tidak diperlakukan seperti itu

Renjun menyamankan posisi nya di dada Jaehyun, entahlah.. aroma sang ayah memang sangat membuatnya tenang .
Renjun berpikir bahwa ia tidak perlu takut dengan apapun jika aroma ini ada didekatnya .

"cepat sembuh sayang.." Jaehyun mengecup kening Renjun

"anak ayah.." lirih Jaehyun dengan rasa yang tidak bisa diutarakan

Jaehyun harus tetap memperlakukan Renjun layaknya seorang anak.. di saat hatinya begitu mencintai Jung Renjun.




Knok

Knooookkkkkk



"RENJUNIEEEEEE!!! NANA DISINI!!!"

seketika itu juga Renjun yang sudah hampir terlelap akhirnya terbangun kembali

wajah Jaehyun menjadi berubah datar dan tak bersahabat, anak anak itu mulai berani masuk sampai depan kamar Renjun bahkan kini Jaemin sudah membuka pintu kamar Renjun sangat lebar

-_-

"hai samchon! ini kue dari ibuku" ucap Jaemin menunjuk ke arah tangan Jeno yang menenteng box kue

"Renjun ingin tidur?" pelan Jeno yang terlihat lebih peka

"Ya!" jawab Jaehyun singkat

tapi dibelakang sana Renjun menggelengkan kepala nya

"memaksa anak anak tidur siang adalah sebuah kejahatan" sindir Jaemin menerobos masuk kedalam kamar Renjun

"ah haha ini kue nya.. selamat menikmati" Jeno nyengir kuda pada Jaehyun sembari menyerahkan box kue

sedangkan Jaehyun hanya mendengus pasrah

'kapan anak anak ini dewasa sih' batin nya sembari berjalan keluar kamar

ya.. setidaknya anak anak nakal itu membawa kue coklat yang memang Jaehyun menyukai nya .

kembar NoMin duduk di sebelah Renjun menatap kaki pujaan hati mereka yang masih terlihat tidak baik baik saja

Jaemin bahkan mendekatkan matanya pada kaki Renjun

"Jaemin! jangan sentuh kakinya.." tegur Jeno

tapi terlambat, Jaemin tersenyum sambil menyentuh kaki Renjun dengan jari telunjuknya

"aku ingin patah kaki juga" celetuk Jaemin

"kenapa?" tanya Renjun polos

karna bagi Renjun patah kaki itu sangat sakit, kenapa Nana menginginkan nya?

"jangan dengarkan si aneh itu" Jeno menutup kedua telinga Renjun saat Jaemin akan menjawab pertanyaan nya

"apa salah nya patah kaki.." gumam Jaemin duduk di pinggir kasur

Duukkk

"AWWWWWW!!!!!"

Jeno menendang tulang kering Jaemin

"apa yang kau lakukan? dasar batu! ah kaki ku sakit sekali" Jaemin memegangi kaki nya

"itu bahkan belum patah" singkat Jeno

"y..ya.. kalau begitu aku pura pura patah saja supaya tidak sakit"

"apa itu sangat sakit Nana? apa sangat darurat?" Renjun menatap khawatir pada Jaemin

"Ya.. lihatlah!! ini sangat sakit dan darurat.." manja Jaemin pada Renjun

"nana membawa ponsel?" Renjun menatap polos pada Jaemin

"tentu, ini dia" Jaemin menyerahkan ponsel nya pada Renjun

apapun untuk pujaan hati pikirnya

Renjun menekan sesuatu disana, hingga.. 

"selamat siang! ada yang bisa kami bantu?" tanya orang diseberang sana

"kaki nana sakit dan darurat" adu Renjun

Jeno Jaemin mengernyit, Renjun menelfon siapa?

"kau berbicara dengan siapa?" tanya Jaemin penasaran

"ummm 112.." jawab Renjun

"WHAATTTTT????????"












***










masih ada yang nungguin ga?

Continue Reading

You'll Also Like

1M 63.1K 36
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...
31.8K 2.6K 36
gatau, bru pertama kali nulis
231K 34.6K 63
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
1M 84.2K 29
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...