Kita dan Takdir (On Going)

Por hsnlsr

10.9K 1.3K 53

Kisah yang menceritakan dua insan yang saling mencintai dan saling menjaga satu sama lain. Dua insan yang di... Mais

PERKENALAN TOKOH
PART 1
PART 2
PART 3
PART 4
part 5
part 7
PART 8
PART 9
PART 10
PART 11
PART 12
PART 13
part 14
PART 15
part 16
Part 17
PART 18
PART 19
PART 20
PART 21
Part 22
part 23
part 24
part 25
part 26
part 27
part 28
part 29
part 30
part 31
part 32
info!!!

PART 6

377 60 1
Por hsnlsr

"ada hubungan apa Lo sama Aska?" Tanya Nancy yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar Fayra.

Fayra yang sedang santai pun tentu kaget dengan suara pintu yang tiba-tiba di buka kasar oleh kakaknya itu.

"Budek Lo? Orang tanya tuh di jawab" sentak Nancy.

"Aku ngga ada hubungan apa-apa kak" jawab Fayra sembari menundukkan kepalanya.

"Halah, gausah bohong deh Lo. Lo kira gue ngga tau" ucap Aska.

"Aku beneran ngga ada hubungan apa-apa kak" jawab Fayra lagi.

"Kalo Lo ketahuan bohong, gue ngga segan-segan buat Lo menderita." Ucap Nancy dan langsung berlalu keluar meninggalkan Fayra.

Sedangkan Fayra yang mendapat ancaman seperti itu sama sekali tidak menghiraukan, toh dia sudah sangat menderita sekarang.

...

"Aska, malam ini jangan pulang malem-malem ya nak" ucap Hani pada Aska yang hendak pergi keluar.

"Kenapa Bun?" Tanya Aska pada bundanya.

"Bunda besok kan udah ke Belanda, masak malam ini kamu ngga mau nemenin bunda di rumah?" Tanya Hani pura-pura sedih.

Aska pun langsung membawa Hani ke pelukannya "bunda tenang aja, nanti sebelum jam 9 Aska udah di rumah" ucap Aska pada bundanya.

"Janji ya sayang?" Ucap Hani.

"Janji bunda. Kalau gitu Aska keluar dulu ya, assalamualaikum." Pamit Aska dan lupa mengecup kening bundanya sebelum benar-benar pergi.

Hani pun langsung menatap kepergian Aska dengan senyum yang merekah.

"Semoga kamu tidak ada dendam pada ayahmu nak" batin Hani yang masih menatap punggung Aska yang berjalan menjauh.

Dan saat ini Aska sudah sampai di markas Aodra, malam ini dia bersama yang lain memang mengadakan janji pada kampung sebelah untuk membantu membangun jalan yang rusak.

"Anak-anak lain mana?" Tanya Aska yang baru datang pada El.

"Udah berangkat duluan, Lo ngaret banget" jawab El.

"Yaudah kita langsung ke sana aja, keburu nanti selesai"

Keduanya pun langsung menjalankan motornya menuju kampung yang jaraknya tidak jauh dari kota.

Hanya butuh waktu kurang dari 15 menit Aska dan El sudah sampai di tempat itu.

"Anjir banget banget sih Jay, kagak bantuin malah makan jajannya doang" ucap Aska yang baru sampai dengan El di tempat itu.

"Dia lagi ngambek Ka, tadi ngga kebagian brownies yang Lo bawain." ucap El memberitahu Aska.

"Udah biarin tuh bocah, mending kita bantu yang lain" pada El, dan ke duanya langsung ikut bergabung dengan anak Aodra lain.

Sedangkan di waktu yang sama dan di tempat yang berbeda, Fayra dan keluarga sedang mengadakan pertemuan antar keluarga yang memang di lakukan setiap bulan.

Dan ya Fayra selalu saja ingin menghilang dari bumi apabila ada pertemuan keluarga. Bukan hanya karena para keluarga dari mamanya yang tidak suka pada dirinya, tapi juga terdapat trauma dan ketakutan pada diri Fayra apabila dia bertemu dengan sepupunya yang kebetulan malam ini ikut berkumpul.

Karena memang cukup jarang sepupunya itu ikut kumpul, mungkin dalam setahun doa hanya akan ikut 1-2 saja.

"Mana anak tidak berguna itu Aida?" Tanya Asmi ibu dari Aida itu.

"Biasa ma, apalagi perkerjaan anak itu kalau bukan bermalas-malasan." Jawab Aida.

"Memang benar-benar tidak berguna anakmu yang satu itu" timbrung Sinta kakak ipar dari Aida.

"Sudah benar yang Abang suruh dulu, mending kamu palsukan kematian anak tidak berguna itu. Sekarang apa yang Abang bilang benarkan, dia hanya bisa menyusahkan saja." Ucap Ronal kakak dari Aida.

"Aida takut sama mas Evan bang" ucap Aida.

"Apa yang kamu takutkan dari Evan Aida, dia itu hanya laki-laki bodoh yang mudah di bohongi" ucap Asmi.

"Tapi ma-" ucapan Aida terpotong oleh kakaknya.

"Ah sudahlah mah, memang susah berbicara dengan Aida ini." Ujar Sinta.

"Tantee" sapa Nancy yang membuat obrolan mereka harus terhenti.

"Wah Nancy kamu makin cantik ya" puji Sinta pada keponakannya itu.

"Pasti dong Tan" jawab Nancy dengan senyum malu-malu.

"Oh iya tan, Alvin ngga ikut lagi?" Tanya Nancy.

"Ikut kok sayang, dia bentar lagi juga sampai" ucap Ronal.

Nancy yang mendengar itu tentu senang bukan main, karena memang dia cukup dekat dengan Alvin.

"Nancy kamu panggil Fayra suruh bikin masakan buat nenek sama semua ya sayang" perintah Aida pada putri sulungnya.

Raut semringah dari Nancy langsung berubah dengan raut kesal mendengar perintah mamanya. Dan dengan ogah-ogahan Nancy langsung menuruti perintah dari mamanya itu.

Gadis itu mulai menaiki tangga menuju kamar adiknya itu.

"Turun Lo, bikin makanan buat nenek" perintah Nancy saat baru memasuki kamar Fayra.

"Kak, badan aku hari ini kurang enak" ucap Fayra.

"Lo pikir gue peduli, udah buruan Lo turun sebelum mama yang nyuruh Lo" lanjut Nancy dan berlalu begitu saja.

Sebenarnya Fayra bukan tidak enak badan, tapi dia takut bertemu dengan sepupunya yang tak lain adalah Alvin.

Ada sesuatu kejadian yang sampai saat ini masih membuat  Fayra takut.

"Dasar bocah pemalas, sudah di suruh turun malah enak-enakan di sini kamu ya!" bentak Asmi neneknya.

"Ampun nek lepas, sakit" ucap Fayra memohon agar Asmi melepaskan tarikan pada rambutnya.

"Dari dulu kamu itu cuma nyusahin anak saya, cepat kamu turun!" Sentak Asmi dan langsung menarik dengan sangat kuat rambut Fayra hingga ada beberapa helai rambut yang ikut tercabut di tangan neneknya itu.

Setelah neneknya keluar Fayra tidak menangis, dia langsung merapihkan rambutnya dan segera turun. Walau sebenarnya kepala jadi pening karena tarikan neneknya tadi, tapi ketakutannya membuat dia menghiraukan rasa pening di kepalanya.

Fayra menuruni tangga dengan berhati-hati karena memang kepala sangat sakit saat ini.

"Lelet banget sih jalan Lo" ucap Nancy yang sedang kumpul dengan uang lainnya.

"Sudah buruan, kita semua sudah lapar hanya karena menunggu anak pemalas sepertimu ini" kini giliran Ronal yang membuka suara.

"Maaf Om" ucap Fayra dan berlalu menuju dapur.

Fayra langsung mengeluarkan semua bahan makanan yang ada di kulkas. Di rumahnya entah kenapa mamanya tidak menyewa pembantu padahal rumah ini cukup besar kalau Fayra mengurus rumah ini sendiri. Kalau di pikir-pikir juga papanya sanggup untuk membayar pembantu, tapi entah kenapa sepertinya mamanya lebih senang kalau dia yang mengurus rumah sebesar ini.

Ah sudahlah Fayra tidak ingin terlalu memikirkan hal tersebut.

Gadis itu mulai fokus memasak dengan kepalanya yang semakin pening, gadis itu berusaha tetap fokus agar tidak membuat kesalahan yang membuat semua keluarganya akan marah nanti.

Tiba-tiba Fayra mendengar suara langkah kaki seseorang, Fayra sangat takut kalau mamanya datang dan melihat Fayra yang belum menyelesaikan pekerjaannya, jadi dengan segera gadis itu menata makanan yang mungkin sudah setengah matang atau sudah bisa di nikmati.

Namun ternyata dugaannya salah, yang datang bukan mamanya, namun ini lebih menakutkan. Dia Alvin, sepupu Fayra yang sudah hampir setengah tahun gadis itu tidak bertemu dengan laki-laki tersebut.

"Kak Alvin" cicit Fayra pelan melihat kedatangan Alvin, gadis itu pikir Alvin tidak akan datang setelah beberapa bulan.

"Hai Ra apa kabar?" Tanya laki-laki itu dengan memberikan senyum yang sangat menakutkan bagi Fayra.

"A-aku baik kak" jawab Fayra gugup karena Alvin yang semakin mendekat kearahnya. Namun dirinya tidak bisa mundur karena di belakangnya sudah wastafel untuk mencuci piring.

"Kak" ucap Fayra dengan badan yang mulai bergetar melihat Alvin yang semakin dekat, memori saat Alvin melecehkannya terputar seperti kaset rusak di kepala gadis itu.

"Jangan lakuin lagi, aku mohon" ucap gadis itu dengan suara yang hampir tidak terdengar.

"Gue mau Lo, napsu gue selalu naik kalau lihat Lo. Lo itu fantasi gue Fayra. Jadi serahin aja milik Lo ke gue." Bisik laki-laki itu sampai membuat badan Fayra seakan ingin jatuh.

Fayra yang mendengar ucapan pelecehan dari Alvin berusaha mendorong Alvin, namun apa daya gadis mungil itu. Tenaganya tidak ada apa-apanya di banding laki-laki brengsek di depannya ini.

Tatapan Alvin membuat Fayra semakin menangis, dia tidak akan bisa menjerit. Kalau pun dia menjerit pasti dia yang akan di salahkan oleh keluarganya.

Dia pasti akan di tuduh menggoda Alvin karena Alvin ini anak emas di keluarganya.

Hampir Alvin kembali melecehkan Fayra untuk kedua kalinya, namun Nancy datang di waktu yang tepat.

"Ngapain kalian berdua!" sentak Nancy yang melihat Alvin dan Fayra dalam posisi yang sangat intim.

Alvin langsung menjauh, "dia godain gue dek, dia bilang dia rela badan dia buat gue biar dia bisa dapat duit buat foya-foya" ucap Alvin yang begitu menusuk ke hati Fayra.

"Oh jadi ini kerjaan Lo tiap hari pulang malam" ucap Nancy yang membuat Fayra tidak mampu menahan air matanya untuk tidak turun.

"Lo jaga diri dek, jangan sampai Lo jadi jalang kaya dia" ucap Alvin dan langsung menggandeng tangan Nancy meninggalkan dapur.

Fayra langsung terduduk mendapat perlakuan seperti tadi dari kakak sepupunya, semua pelecehan kakaknya semakin berputar-putar di kepala Fayra. Gadis itu sampai memukul kepalanya berharap bayang-bayang itu hilang.

"Papa" gumam gadis itu pelan dan terus memukul kepalanya tanpa ada yang menyadari keadaan Fayra yang saat ini sangat hancur.

Continuar a ler

Também vai Gostar

3.7M 295K 49
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
little ace Por 🐮🐺

Ficção Adolescente

514K 40.6K 26
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...
ALZELVIN Por Diazepam

Ficção Adolescente

3.9M 228K 28
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
ARSYAD DAYYAN Por aLa

Ficção Adolescente

2.1M 113K 59
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...