Forgotten Nana [END]βœ“

By Septiaxsga

262K 25.3K 637

"Kamu masih usia remaja, gak usah sok depresi. Disini kakak kamu yang lebih sakit" -Mama "Ma... Aku juga anak... More

<BAGIAN 1.> [PROLOG]
BAGIAN 2 [SAMPAI KAPAN?]
BAGIAN 3 [MAKAN]
BAGIAN 4 [NAUSEOUS]
BAGIAN 5 [OBAT]
BAGIAN 6 [FOTOGRAFI]
BAGIAN 7 [TIDAK SELERA]
BAGIAN 8 [DARAH?]
BAGIAN 9 [ROBOH]
BAGIAN 10 [RASA BERSALAH]
BAGIAN 11 [Terbiasa]
BAGIAN 12 [BERBAGI CERITA]
BAGIAN 13 [TERTIDUR]
BAGIAN 14 [ABANG]
BAGIAN 15. [KHAWATIR]
BAGIAN 16. [OBAT LAIN?]
BAGIAN 17. [BERDOA]
BAGIAN 18. [EMOSI]
BAGIAN 19. [TIDAK DIPEDULIKAN]
BAGIAN 20. [TUMBANG]
BAGIAN 21. [SULIT]
BAGIAN 22. [INGIN BERTEMU]
BAGIAN 23. [RUMAH HAMDAN]
BAGIAN 24. [TAK SADAR]
BAGIAN 25. [LELAH]
BAGIAN 26. [HARAPAN?]
BAGIAN 27. [RASA PENAT]
BAGIAN 28. [IMPIAN]
BAGIAN 29. [KEBOHONGAN]
BAGIAN 30. [Dia butuh]
BAGIAN 31. [THERE ISN'T ANY]
BAGIAN 32. [KESAL]
BAGIAN 33. [IZIN]
BAGIAN 35. [NODA YANG SAMA]
BAGIAN 36. [ALL WRONG]
BAGIAN 37. [SECEPAT ITU?]
BAGIAN 38. [MENYAKITKAN]
BAGIAN 39. [TAKUT]
BAGIAN 40. [KESIBUKAN]
BAGIAN 41. [KEMARAHAN AYAH]
BAGIAN 42. [MATI RASA]
BAGIAN 43. [PIKIRAN]
BAGIAN 44. [SAHABAT]
BAGIAN 45. [HANCUR]
BAGIAN 46. [BUNTU]
BAGIAN 47. [PERSINGGAHAN BARU]
BAGIAN 48. [BEKERJA]
BAGIAN. 49 [KEMANA?]
BAGIAN 50. [PENDERITAAN SAHABAT]
BAGIAN 51. [RUMAH SAKIT]
BAGIAN 52. [PERMOHONAN]
BAGIAN 53. [LEMAH]
BAGIAN 54. [PERMINTAAN TERAKHIR] END
BAGIAN 54. [EPILOG : TERKUBUR BERSAMA IMPIAN]
BAGIAN 55. [BONCHAP : TEMPAT YANG JAUH]
SMALL HOPE [new story]

BAGIAN 34. [SEKOLAH]

2.3K 338 7
By Septiaxsga

°°°

Sepertinya pagi ini hujan akan segera turun, terlihat dari awan-awan yang mulai menggelap diatas sana, menandakan jika akan segera menumpahkan airnya keatas tanah yang semula kering.

Kini pemuda yang tengah menenteng tas di punggung dengan kedua kaki yang tengah berjalan di sekitar koridor sekolahan. Lelaki yang memakai baju tebal itu kini terus menundukkan kepalanya sampai dirinya sudah berada didalam kelas.

Seperti biasa, Jendral sama sekali tidak terlihat. Mungkin lelaki itu tengah pergi ke kelas sebelah atau ke sebuah kantin untuk mengisi perutnya.

Pagi ini mungkin Nana tidak akan sarapan, tak apa ia akan tahan daripada harus kembali mengeluarkan isi lambungnya seperti waktu-waktu sebelumnya. Semakin pusing kepala maka semakin susah juga perutnya untuk mencerna makanan.

Pemuda itu berjalan pelan menuju ke bangkunya yang terletak tidak terlalu depan dan tidak juga terlalu kebelakang. Nana meletakkan tas nya ke kursi yang sudah hampir setahun ini ia tempati. Pemuda itu lantas segera meletakkan kepalanya guna mengurangi rasa sakit yang terdapat disana.

Pagi tadi dirinya mendapatkan bentakan dari ayah hanya karena ia yang sangat lama untuk bersiap-siap berangkat ke sekolah. Ayahnya tidak dapat menunggu lama dengan alasan pekerjaan kantor yang tengah menunggunya disana.

Tadi pagi saja ketika kakaknya diturunkan tepat di depan kampusnya, namun berbeda dengannya yang hanya di antar sang ayah sampai ke tempat warung pinggir jalan yang tentu saja jaraknya tidak terlalu dekat dengan sekolahan. Membuatnya harus berjalan sendiri hingga sampai ketempat tujuan.

Untungnya udara pagi sama sekali bukan penghambat dirinya untuk berangkat ke sekolah. Pagi tadi udara terasa cukup dingin, dan itu benar adanya karena diatas sana awan hitam ke abu-abu an tengah berkumpul menjadi satu untuk menciptakan sebuah air yang dinamakan hujan.

Nana menghela napas ketika dirinya sampai disekolahan. Tak apa jika itu mau ayah, yang terpenting ayahnya tidak menolaknya ketika ingin menaiki kendaraan tersebut.

Saat ini pemuda itu tengah berada didalam kelas hanya dengan beberapa murid lainnya saja yang juga tengah bosan. Lainnya masing-masing pergi keluar untuk mencari tempat yang cocok untuk mereka gunakan. Lainnya ada di rooftop, kantin, bahkan saja toilet pun juga adalah salah satu tempat tongkrongan mereka.

Hanya tempat itu lah yang tak memiliki cctv karena kamera tersebut tidak akan bisa mengambil rekaman ditempat itu. Disana mereka tengah merokok, sengaja memilih tempat itu karena disanalah mereka dapat bebas dari guru BK yang tak akan pernah mendapatkan bukti ketika semuanya tengah melakukan hal tersebut.

Sedangkan disini Nana hanya duduk sendirian sambil meletakkan kepalanya diatas lengan yang sengaja ia lipat sebagai bantalannya agar tidak merasakan sakit di kepala. Pemuda itu bingung, ia tak tahu apa yang sebenarnya terjadi hingga membuat dirinya gagal fokus ketika tengah belajar. Baik dirumah maupun di sekolahan.

Jika terus begini, yang ada akan membuat nilainya menurun. Cukup sudah kondisi tubuhnya saja yang turun, nilainya jangan sampai.

Mungkin untuk beberapa saat kedepan dirinya akan terus fokus dengan buku-buku miliknya tanpa mempedulikan ponsel yang mungkin akan memberikan informasi terlebih. Lelaki itu akan menggunakannya jika memang benar-benar membutuhkan kabar dari seseorang yang ia sayang, terutama Abang.

Entah mengapa dirinya mulai bosan. Menunggu bel pelajaran tiba memang cukup lama, apalagi kini dirinya hanya seorang diri tanpa teman sama sekali di sekitarnya. Entah dimana Jendral berada, disaat gerimis mulai berturunan, namun sama sekali tidak ada tanda-tanda jika temannya itu akan segera masuk kedalam kelas.

Udara dingin tidak begitu terasa dikulitnya karena kini dirinya memakai pakaian double yang selalu ia gunakan untuk menghindari sinar sang Surya yang akan membuat kulitnya berwarna kemerahan.

Mungkin itu adalah salah satu kegunaan pakaiannya selain untuk melindungi tubuhnya dari sinar matahari.

Entah mengapa kini rasa kantuk itu telah menghujamnya, membuat kedua matanya perlahan tertutup karena saking mengantuk dirinya.

Jujur saja, semalaman ia sangat memikirkan bagaimana bisa otaknya begitu lemot untuk menyerap pelajaran. Apakah ada masalah disana? Namun Nana sama sekali tidak ingin memikirkan hal buruk lainnya, takut jika semua hal buruk itu benar-benar terjadi.

Hujan yang semakin deras diluar membuat kedua matanya ingin segera tertutup saat ini juga. Padahal tak ada sama sekali kegiatan berat yang ia lakukan, namun entah mengapa rasa sakit itu terus menetap ditubuhnya. Kepala maupun tubuhnya, semuanya terasa sakit. Terlebih lagi dirinya yang sama sekali belum sarapan pagi ini.

Jujur saja, bukan hanya dirinya bosan dengan makanan itu atau semacamnya. Dilihatnya bungkusan mi instan yang masih tertutup sempurna, hal itu tentu saja membuat dirinya begitu lapar. Namun melihat jumlah mi itu yang hanya tersisa sekitar empat buah, membuatnya harus menghemat untuk hari-hari berikutnya yang akan datang.


Di lain sisi, Jendral yang mulai mendengar suara bel sekolah menandakan pelajaran akan segera tiba itu, lantas segera keluar dari dalam kelas Hamdan yang juga terdapat beberapa murid yang berhamburan masuk menuju ke bangkunya masing-masing.

Sedari tadi tidak ada sama sekali pembicaraan penting yang mereka bicarakan. Jendral terus melihat Hamdan yang tengah menggambar sebuah kartun yang dirinya sendiri tidak tahu apa itu namanya. Karena dirinya yang tidak terlalu penasaran itu pun hanya membiarkan dan memperhatikan dari samping disaat temannya itu tengah fokus dengan gambarannya.

Bukan hanya Hamdan saja. Didalam sana juga terdapat temannya yang bernama Ruswan tengah menggambar sesuatu yang entah apa itu namanya. Bukannya tidak tahu, hanya saja Jendral hanya melihat separuh dari gambaran lelaki itu. Selebihnya ia tidak peduli.



Kedua langkah kakinya berjalan keluar dari kelas ini menuju ke dalam kelasnya semula. Semakin lama hujan yang terlihat semakin turun deras, membuatnya harus berlari karena kini air itu sudah sedikit menembus sampai ke koridor depan sekolahnya.

Sesampainya didalam, pemuda itu melihat temannya yang sudah berada ditempatnya semula dengan kepala yang di taruh diatas meja dengan tumpuan kedua lengan tangannya. Jika saja Jendral berada di posisi itu, sudah pasti merasakan hal yang tidak nyaman karena dapat membuat tulang leher sedikit sakit.

Langkahnya berjalan menuju ke arah Nana yang tengah berada di posisinya semula. Lantas ia segera mengambil duduk di sebelahnya dan mengamati temannya itu dari atas. Hanya terlihat rambut nya saja karena Nana sama sekali tidak memperlihatkan wajahnya saat ini.

Mungkin temannya itu bosan sehingga ia harus melakukan hal tersebut. Jendral saja bingung, padahal hawa panas sama sekali tidak terasa lagi ini. Namun entah mengapa temannya yang satu ini enggan untuk pergi ke luar kelas untuk sekedar menemuinya atau pergi kekantin.

Suara murid-murid heboh kini terdengar karena terlihat dari jendela jika ada seorang guru pria yang masuk karena saat ini adalah jam pelajaran nya.

Jendral lantas segera mencoba untuk memanggil temannya itu. Ia goyangkan bahunya agar membuat Nana segera berpindah dari posisi awalnya.

"Na, bangun! Ada guru masuk, nanti Lo di hukum gue gak ikutkan lo. " Ucap Jendral mencoba untuk mengancam temanya jika lelaki itu masih enggan untuk duduk seperti para murid lainnya.

Namun karena sama sekali tidak mendapatkan respon dari sang sahabat tentunya membuat dirinya menggoyangkan bahu itu lebih cepat lagi. Bisikan dari telinganya saja mungkin sudah dapat didengar oleh Nana.

Entah sengaja atau tidak, yang jelas saat ini Jendral sudah cukup kesal karena temannya itu yang kemungkinan hanya usil saja seperti ini. Posisinya sama sekali tidak berubah membuat dirinya harus lebih keras lagi membangunkan temannya itu.

Jujur saja, ini bukan kali pertamanya Nana tertidur didalam kelas. Dulu temannya itu juga pernah tertidur ketika jam pelajaran siang. Terpaksa Jendral harus membangunkannya dengan menyiratkan sedikit air ke wajah temannya itu.

Tidak peduli jika hal itu akan mengganggu atau tidak, yang terpenting adalah Nana cepat bangun dari tidurnya.

Mungkin kali ini temannya itu benar-benar lelah. Bahkan saja di pagi hari seperti ini sudah mampu membuatnya mengantuk. Apakah semalam Nana sulit tidur?

"Na, woy! Lo denger gue ngomong gak? Ada guru itu didepan! " Ucapnya sambil terus menggoyangkan bahu temannya itu.

Karena tidak ingin jika Nana terkena masalah nantinya, maka sengaja jendral segera mengambil topi dari tangan kanannya kemudian ia mencoba untuk menarik kedua tangan Nana yang semula menumpu kepalanya diatas meja.

Agar dapat melihat wajahnya, maka Jendral sengaja untuk menolehkan kepala Nana agar dapat melihat wajah itu dengan jelas. Namun mungkin kali ini memang temannya itu bukan hanya sekedar tidur saja.

Betapa terkejutnya Jendral ketika melihat wajah temannya yang sudah penuh dengan noda merah yang sudah pasti berasal dari hidungnya.

Melihat itu tentu saja membuat dirinya panik. Jujur, jendral sama sekali tidak pernah melihat orang tidur dengan banyak sekali darah yang berkeliaran dari hidungnya. Pasti ada sesuatu yang terjadi dengan Nana saat ini.

Pantas saja temannya itu sulit dibangunkan. Kesadarannya saja sudah terenggut karena rasa sakit yang mungkin ia rasakan.

Temannya pingsan, dan Jendral berhasil dibuat panik olehnya. Lelaki itu mencoba untuk menepuk kedua pipi Nana yang sama sekali tidak mendapatkan respon dari sang mpu nya. Yang ada hanyalah noda merah yang kini menempel pada telapak tangannya.

Jendral sama sekali tidak mempedulikan jika tangannya itu akan kotor karena noda merah itu. Lelaki itu segera berusaha untuk membopong Nana menuju ke UKS, walaupun hasilnya nihil karena kini tubuh itu yang selalu saja merosot kebawah dan berakhir berada diatas dinginnya ubin lantai dalam kelas.

Pak Narto selaku guru yang saat ini tengah mengajar itu, lantas segera menanyakan mengapa ada salah satu siswa yang malah pingsan ketika pelajarannya mulai.

"Temannya kenapa? Kamu apain dia sampai kaya gitu? " Tanya pak Narto dengan sedikit tuduhan yang keluar dari mulutnya. Sedangkan Jendral yang mendengar itu sama sekali tidak menjawab ucapan sang guru. Bisa-bisa nya ia yang sedari tadi mencoba untuk menyadarkan Nana, kini malah dituduh sudah berbuat hal-hal buruk kepada temannya itu.


"Udah biasa itu pak, Lana emang lebay! " Ucap salah satu siswa yang berada didalam sana.

Jendral yang mendengar kalimat itu sama sekali tidak mempedulikan nya. Mereka tidak tahu jika temannya ini memang benar-benar tengah kesakitan sekarang.

Tanpa mempedulikan pertanyaan sang guru, Jendral langsung mencoba untuk membopong tubuh Nana yang kini sudah dapat ia angkat. Satu tempat tujuannya saat ini adalah ruangan UKS. Mau bagiamana pun temannya itu harus mendapatkan pertolongan pertama agar tidak terjadi hal buruk lainnya.




°°°

Continue Reading

You'll Also Like

86K 10.7K 24
Cerita si kembar yang sifatnya bertolak belakang. Jeno yang sedikit tenang dan Eric yang punya banyak tingkah. (Completed) [Series siblings] from The...
1M 86.8K 30
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
7.9K 469 18
Berbagai cerita brothership antara kyungsoo ,baekhyun dan chanyeol yang saling melindungi dan menjaga satu sama lain dalam berbagai peristiwa yang me...
46.8K 5.4K 50
[END] DON'T PLAGIARIZE β€ΌοΈβ€ΌοΈβŒβŒ Hanya tentang Yeonjun yang selalu bersabar dengan kelakuan sang adik 🐻🦊 |Brothership| |Family| πŸ’’Minim konflik Star...