I LOVE YOU AND YOU KNOW IT

By rubyjaneeee22

24.1K 3K 340

Kalau penasaran langsung baca More

Prolog
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 34
Part 33
Part 35
Part 36
Part 37 ENDđŸ”„

part 24

663 83 22
By rubyjaneeee22

***

"Baiklah untuk hari ini pelajaran kita cukup sampai disini".

"Jangan lupa tugasnya dikumpulkan minggu depan" lanjut seonsaengnim lalu melangkahkan kakinya keluar dari kelas yang mendadak ricuh itu.

"Ji" panggil nayeon kepada jisoo yang masih asik membaca buku pelajarannya.

"Heumm" balasnya acuh.

"Tugas yang minggu depan jawabannya jangan lupa berikan kepadaku juga yah" ucap nayeon dengan cengirannya.

"Ande, kau kerja saja sendiri" ucap jisoo kemudian berdiri bersiap untuk meninggalkan kelas.

"Mau kemana?"

Bukan nayeon yang bertanya, namun bona yang duduk tepat disamping jisoo.

"Ke ruang osis" ucap jisoo tanpa ekspresi di wajah tampannya.

"Buat apa keruang osis? Ini kan masih jam istirahat pertama".

"Dari pada ke ruang yang mencekam itu, lebih baik kita ke kantin untuk mengisi perut, gimana mau kan?" Ajak nayeon dengan mata berbinar penuh harap agar jisoo mau menerima ajakannya.

"Ande".

Ucapan yang keluar dari mulut jisoo membuat bahu nayeon seketika merosot dan kehilangan semangatnya.

"Menurutku yang dikatakan nayeon benar ji, kamu bi-".

"Ini masih terlalu awal untuk aku ke kantin, jika kalian lapar silahkan pergi, aku masih ada urusan lain yang lebih penting dari pada ini". Setelah mengucapkan itu, jisoo segera berlalu dari hadapan kedua gadis itu.

"Ishh, dasar sok sibuk" gerut nayeon.

"Jadi ke kantin?" Tanya bona kepada nayeon yang mendapat anggukan semangat dari gadis bergigi kelinci itu.

"Kajja" ucap nayeon dengan semangat seraya menarik tangan bona menuju kantin.

*
*
*
*
*

"Dimana dia" ucap seseorang yang asik mengintip melalui jendela disalah satu kelas yang saat ini sudah sepi.

"Apa dia sudah ke kantin ya?" Tanyanya entah kepada siapa.

Ingin memastikan lagi, orang itu pun sekali lagi melihat kedalam kelas melalui jendela, tapi tanpa dia duga seseorang dari dalam kelas memunculkan kepalanya tepat dihadapan wajah pria itu yang membuatnya terlonjak kaget.

"Kamchagiya, yakkk park chaeyoung, kau membuat kaget saja".

Iya, orang yang tiba-tiba saja memunculkan kepalanya dan membuat pria itu kaget adalah chaeyoung.

"Kenapa kau muncul tiba-tiba seperti itu".

"Seharusnya aku yang bertanya kepada lim sunbae, kenapa sedari tadi mengintip kedalam kelasku" ucap chaeyoung dibalik kaca jendela.

Benar, pria yang sejak tadi mengintip itu adalah limario manoban, entah apa motifnya dia mengintip disaat ada pintu kelas yang terbuka lebar jika dia ingin mencari seseorang yang berada didalam kelas itu.

"Y-yaa terserah aku lah" ucapnya karna tidak bisa menemukan jawaban yang lebih bagus.

"Yakkk, jangan seperti itu, kau pikir kau terlihat cantik jika seperti itu" ucap lim menjauhkan sedikit tubuhnya dari kaca jendela seraya menunjuk wajah chaeyoung yang menempel sempurna di kaca jendela, sehingga membuatnya terlihat jelek jika dilihat dari luar.

"Yakkk, haishhh anak ini" lim menggelengkan kepalanya tidak habis pikir dengan apa yang dilakukan gadis didepannya itu.

Tiba-tiba saja lim tersenyum jahil saat sebuah ide melintas dipikirannya. Dengan cepat lim menguarkan ponsel miliknya dan memotret chaeyoung yang masih betah menempelkan wajahnya di kaca jendela seraya menunjukkan ekspresi sejelek mungkin.

"Lihatlah wajahmu sangat jelek" ucap lim saat memperlihatkan hasil dari tangkapan kamera ponselnya kepada chaeyoung yang membuat mata gadis itu terbelalak.

"Yakkk, hapus itu" teriak chaeyoung dari dalam kelas.

"Tangkap aku jika kau bisa" ucap lim seraya menjulurkan lidahnya mengejek gadis itu.

"Awas kau, akan aku bunuh kau jika aku berhasil menangkapmu" ucap chaeyoung menggebu-gebu dan berlari keluar kelas untuk mengejar lim yang sudah berlari terlebih dahulu saat chaeyoung sudah berada diluar kelas.

"Yakkk, lim hapus itu" teriak chaeyoung sambil mempercepat larinya mengejar lim yang tidak jauh dihadapannya.

"Tidak, sebelum kau menangkapku terlebih dahulu" teriak lim yang berlari menuju lapangan indoor.

"Dasar lamban" ucap lim saat meliuk-liukkan badannya menghindar saat chaeyoung berusaha menangkapnya.

"Hahhhh, aku capek" ucap chaeyoung yang saat ini terduduk mengistirahatkan tubuhnya yang terasa lelah saat mengejar lim sedari tadi.

"Lemah" olok lim kepada gadis itu "berdiri" ucap lim lalu mengulurkan tangannya dihadapan chaeyoung.

"Begitu saja capek" ucap lim lalu mengacak gemas rambut gadis yang ada dihadapannya itu.

Tidak memperdulikan ucapan lim, chaeyoung kembali berusaha merebut ponsel milik pria itu.

"Berikan ponselmu" ucap chaeyoung yang saat ini melompat-lompat dihadapan lim karna pria itu mengangkat tinggi-tinggi ponsel miliknya dari gadis itu.

"Ande, aku tidak akan memberikannya dengan mudah" ucap lim masih berusaha menjauhkan ponselnya.

"Yakkk, ayo berikan" ucap chaeyoung yang saat ini sudah naik ke punggung lim dan menjambak rambut lim dengan sangat brutal membuat pria itu mengerang kesakitan.

"Yakkk appo" teriak lim namun diabaikan oleh chaeyoung "turun dari punggungku".

"Berikan dulu ponselmu".

"Akan aku berikan tapi ada syaratnya" ucap lim yang membuat chaeyoung berhenti menyiksanya.

"Apa syaratnya" tanya chaeyoung masih bergelayut dipunggung pria itu.

"Jadi pacarku" ucap lim tanpa beban.

"Yakkkk!! Seenaknya kau mengatakan itu, kau pikir aku mau menjadi pacar dari buaya seperti kau ini" ucap chaeyoung dan semakin membabi buta menganiaya lim yang saat ini sudah meminta ampun.

"Kau tidak berhasil mendapatkan jennie lalu kau ingin menjadikan aku pelarian, dasar tidak punya hati" ucap chaeyoung tanpa menghentikan aksinya.

"A-ampun, aku hanya bercanda" ucap lim berusaha menghindari serangan gadis dihadapannya itu" i-ini ponselku ambillah" lim pun menyodorkan ponsel miliknya berharap gadis iti berhenti memukulinya.

Dengan marah chaeyoung pun mengambil ponsel milik lim yang disodorkan dihadapannya. Dia pun membuka galeri ponsel itu dan segera menghapus foto dirinya yang berada didalam benda pipih itu.

Saat sudah selesai, chaeyoung mengambil sebelah tangan lim dan meletakkan ponsel itu ditangan pemiliknya.

"Sudah aku hapus, awas saja jika kau ulangi lagi" ucap chaeyoung lalu bersiap meninggalkan lim, namun suara dari lim menghentikannya.

"Kau tidak ingin menjadi pacarku?" Tanya lim sedikit menggoda gadis dihadapannya tapi dia tidak menyangka kalau chaeyoung akan menanggapinya dengan serius.

"Kau memintaku menjadi kekasihmu karna kau mencintaiku atau karna kau tidak berhasil mendapatkan jennie?" Tanya chaeyoung yang membuat lim terdiam.

"Aku tau bagaimana kau menyukai sahabatku yang belum lama menolakmu, tapi sekarang kau dengan tiba-tiba memintaku menjadi kekasihmu, kau pikir aku bisa kau permainkan heumm?"

"Aku bahkan masih mengingat dengan jelas bagaimana kau memintaku untuk menjauh darimu saat itu, tapi sekarang lihat apa yang kau katakan kepadaku" ucap chaeyoung tertawa remeh.

"Kita memang dekat akhir-akhir ini tapi bukan berarti kau bisa menjadikan aku kekasih sebagai pelarianmu, aku tidak tahu saat ini kau sedang serius atau tidak, tapi yang aku tahu untuk saat ini aku tidak ingin menjadi kekasihmu".

"Cha-"

"Stttt, jangan mengatakan apapun karna sungguh aku tidak ingin mendengar apapun".

"Chaeyoung yang tadi aku cuman bercanda, aku tidak bersungguh-sungguh memintamu menjadi kekasihku" ucap lim cepat yang membuat chaeyoung tertawa entah karna apa.

"Ini yang aku maksudkan lim, kau pikir lucu saat kau membuat lelucon tentang perasaanku, tapi kali ini candaanmu sama sekali tidak lucu"

"Apa kau tidak sadar kau mempermainkan perasaanku saat kau memintaku menjadi kekasihmu, kau dengan mudah mengatakannya tanpa memikirkan apa aku akan terluka atau tidak saat tau kau hanya bercanda mengatakan itu?" Ucap chaeyoung dengan tersenyum dihadapan lim yang saat ini berdiri dengan kaku.

"Jangan menemui aku dulu dalam waktu dekat ini, pikirkan kesalahanmu" ucap chaeyoung sebelum meninggalkan lim yang hanya diam mematung seperti batu.

*
*
*
*
*

"Haissh, banyak sekali yang harus aku perbaiki dalam proposal ini" gerutu jisoo saat membaca beberapa proposal yang dicoret oleh kepala sekolah karna kesalahan dalam penulisan.

"Siapa juga yang membuat proposal sampah seperti ini, kenapa tidak ada yang konfirmasi terlebih dahulu kepadaku sebelum menyerahkan ini kepada kepala sekolah, lihat aku yang kena marah di ruangan tadi" ucapnya dengan kesal disepanjang lorong koridor.

"Kenapa marah-marah ji" ucap bona yang tiba-tiba saja muncul entah dari mana.

"Ini bona, proposal yang dibuat anggota osis salah jadi aku yang kena marah kepala sekolah tadi" adu jisoo lalu mendudukkan dirinya disalah satu tempat duduk dijalan koridor diikuti bona disampingnya.

"Kasian yang jadi ketua osis, pasti melelahkan ya" ucap bona lalu mengelus rambut jisoo yang sedikit berantakan.

"Sangat melelahkan" ucap jisoo lalu menjatuhkan kepalanya dipundak bona yang saat ini menghadap kearahnya.

"E-ehh ji-".

"Tolong begini saja sebentar, aku sangat lelah" ucap jisoo lalu mengatur posisinya senyaman mungkin.

"Yah sudah lakukan jika itu membuat kamu nyaman" ucap bona lalu melingkarkan tangannya dipundak jisoo dan mengelusnya memberikan ketenangan kepada pria yang ada dalam dekapannya itu.

"Heumm gomawo" ucap jisoo memejamkan matanya merasa nyaman.

Koridor yang sepi bukan berarti tidak ada orang yang akan berjalan ditempat itu, nyatanya saat ini ada 3 pasang mata yang menatap jisoo dan juga bona saat ini.

"Sekarang bagaimana jennie?" Tanya gadis berwajah dingin yang tidak lain adalah irene.

Bungkam, jennie total bungkam mendapat pertanyaan dari irene, jujur dia sendiri pun tidak tahu harus melakukan apa sekarang, melihat kedekatan antara sepupu dan juga pria yang disukainya tengah berpelukan mesra membuatnya sedikit ragu, apakah dia akan tetap berusaha mendapatkan pria itu atau merelakannya dengan sepupunya sendiri.

"Jennie, aku rasa hanya ada sedikit kesempatan untukmu untuk mendapatkan jisoo" ucap joy yang malah mendapat anggukan dari jennie yang sejak tadi tidak mengalihkan pandangannya dari dua sejoli itu.

"Atau bahkan sudah tidak ada sama sekali" ucap jennie kemudian berlalu dari hadapan kedua sahabatnya itu.

"Ckk, percintaan yang sangat rumit" ucap joy.

"Kau mau apa?" Tanya joy kepada irene yang berjalan menuju tempat jisoo berada.

"Aku mau memberi pelajaran kepada jisoo, seenaknya dia melakukan itu kepada jennie" ucap irene dan menghempaskan tangan joy yang mencekalnya " jika dia tidak mencintai jennie cukup katakan langsung, jangan memberi harapan palsu".

"Jangan gegabah, kau ingin jennie marah" ucap joy lalu menarik tangan irene menjauh dari tempat itu.

"Tap-".

"Sttttss, diam saja, biarkan jennie yang menanganinya, kita memang sahabatnya tapi bukan berarti kita ikut campur kedalam masalah pribadinya". Ucap joy memotong ucapan irene.

"Iya tapi jangan mencolek mataku juga sialan" ucap irene lalu menyingkirkan jari telunjuk joy yang menutupi sebelah matanya.

"Omoo!! Mianhe, aku pikir tadi itu mulutmu" ucap joy beralasan. Tidak peduli, irene pun meninggalkan joy sendiri.

"Tunggu aku!!" Teriak joy lalu berlari mengejar irene yang belum jauh dari hadapannya.

*
*
*
*

"Jennie tunggu"

Jennie yang saat ini berjalan bersama bona menuju parkiran pun menghentikan langkahnya saat merasa namanya disebut, gadis berpipi mandu itu dengan cepat menolehkan kepalanya kebelakang dan menemukan lim yang tengah berlari menuju kearahnya dengan tersenyum manis.

Jennie mengernyitkan alisnya bingung, sebab seingatnya ini pertama kalinya kembali dia berinteraksi dengan lim setelah beberapa hari mereka bak orang yang tidak saling mengenal.

"Ada apa?" Tanya jennie saat lim sudah berdiri dihadapannya.

"Pulang dengan siapa?" Tanya lim.

"Kau lihat mobil yang ada disana?" Tunjuk jennie kearah mobil sport berwarna hitam yang tidak jauh dari mereka saat ini "aku pulang menggunakan mobil itu bersama dengan eonni ku" lanjutnya.

"Nini, eonnie duluan ke mobil ne" ucap bona yang mendapat anggukan dari jennie.

"Boleh tidak kali ini kamu pulang bersama aku, aku ingin mengajak kamu ke suatu tempat" ucap lim tanpa ragu.

Brakkk..

"Siapa pria yang berbicara dengan jennie" tanya suho kepada bona yang baru saja masuk kedalam mobil.

"Eohh, itu lim teman jennie sekaligus teman sekelas aku, ada apa oppa?" Tanya bona menatap suho yang masih menatap lim dan juga jennie.

"Eohh, tidak ada apa-apa, oppa cuman ingin tau karna ini pertama kalinya oppa melihat pria itu".

"Eohh, apa oppa tidak tau kalau lim termasuk salah satu dari sekian banyaknya pria di sekolah ini yang menyukai jennie?" Ucap bona yang membuat suho menatapnya.

"Benar begitu?" Tanya suho yang mendapat anggukan dari bona. Suho kembali menatap sang adik dan juga lim dengan smirk yang terlihat di wajah tampannya. Dia pun dengan segara turun dari mobil mewahnya dan melangkahkan kakinya menuju lim dan juga jennie dengan aura bossy nya.

"Mian lim aku tidak bisa, hari ini aku sibuk"

"Mungkin lain waktu aku akan menerima ajakan kamu" lanjutnya, sejujurnya jennie merasa sedikit tidak enak saat mengucapkan itu, tapi gadis itu tidaklah berbohong, jennie memang sibuk hari ini ada beberapa tugas sekolah yang harus dikerjakannya sehabis pulang sekolah.

"Baiklah, aku mengerti" ucap lim dengan berusaha mempertahankan senyumannya, sebenarnya dia merasa sedikit malu karna ajakannya ditolak mentah-mentah oleh gadis dihadapannya ini.

"Mi-" ucapan jennie terpotong sebab suara bariton dari arah belakang tubuhnya menghentikannya.

"Sayang siapa pria ini?" Tanya suho berbasa-basi.

"Eohh oppa, kenalin dia lim teman jennie, dan lim kenalin dia oppa ku satu-satunya" ucap jennie.

"Limario manoban, senang bertemu dengan anda tuan" ucap lim dengan ramah seraya mengulurkan tangannya dihadapan pria itu.

"Suho, panggil hyung saja" ucap suho membalas uluran tangan lim, sedangkan jennie yang berada disamping suho menatap kakak satu-satunya itu dengan bingung sebab dia sangat tau kakaknya itu tidaklah mudah menerima teman pria jennie, tapi apa yang dilihatnya saat ini sangat berbanding terbalik 180 derajat dari perlakuan pria itu kepada jisoo.

"Jennie, masuk ke mobil sekarang, ada yang ingin oppa tanyakan kepada teman kamu ini".

"Tidak ada penolakan" ucap suho cepat saat dia melihat sang adik akan membantahnya.

"Jangan berbuat macam-macam oppa, lim hanya temanku tidak lebih" ucap jennie yang mendapat anggukan dari suho, dia pun melangkahkan kakinya meninggalkan dua pria itu.

"Langsung saja, saya tidak ingin berbasa-basi dihadapan kamu" ucap suho menatap lim yang masih menampilkan senyumannya "apa kau menyukai adikku?" Lanjut suho.

"I-ituu a-akuu" lim menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, dia bingung cara menjawab pertanyaan dari suho.

"Tidak usah ragu, cukup katakan iya atau tidak".

"Nee hyung, aku menyukai jennie" jawab lim dengan yakin.

Suho tersenyum dengan puas mendengar jawaban yang lim katakan "ada banyak hal yang ingin saya katakan kepada kamu, tapi tinggal hanya ada sedikit waktu yang tersisa untuk saat ini" Suho menjeda ucapannya dan mengambil sebuah name card dari saku jasnya.

"Ini, ambillah ini saya bisa menjamin kartu ini akan sangat menguntungkan buat kamu" suho menyodorkan kartu itu dihadapan lim yang hanya dilihat oleh pria itu.

"Saya tebak kamu sedikit kesulitan untuk mendapatkan adik saya, ambil kartu ini jika kamu ingin mendapatkan adik saya".

Mendengar perkataan dari suho, lim pun tanpa ragu lagi mengambil kartu yang disodorkan dihadapannya itu dengan cepat.

"Bagus, pilihan yang bagus, nomor saya sudah tertera dikartu itu, hubungi saya besok jika kamu benar-benar ingin mendapatkan adik saya,".

"Saya pulang dulu, sampai bertemu lagi" ucap suho menepuk pelan bahu lim lalu meninggalkan pria itu.

Sedangkan lim menatap lekat sebuah kartu yang diambil tadi, sejujurnya sampai detik ini lim masih berharap bahwa jennie akan menjadi miliknya, karna itu dia tidak ingin melewatkan kesempatan yang telah diberikan oleh suho kepadanya. Memang sedikit keterlaluan saat dia mendekati chaeyoung tapi nyatanya dia masih menaruh harapan kepada jennie.

"Apakah harus dengan cara ini aku bisa mendapatkan kamu?" Monolog lim.


***







Okeeee cuttt!!..


~09-06-22~

~R~
2000+kata

Continue Reading

You'll Also Like

167K 17.1K 82
Vihkamine ei tÀhenda surma soovimist. Vihkamine on mitte meeldimise kÔige rÀngem vorm. Copyright somebody08 ©2017
15.8K 1.4K 12
„KĂ”ik ei saagi alati tĂ€iuslikud olla." Lara on tĂ€iuslik Ă”pilane, sĂ”branna ja tĂŒtar. Oma armsa ja sĂŒdantsoojendava naeratusega oskab ta paljusid naera...
167K 10.5K 47
â–Ș riivatu hĂ€bematu, kĂ”lvatu; solvatu, puudutatu â–Ș
24.1K 3K 38
Kalau penasaran langsung baca