Kumo To Slime Desu Ga Nani Ka...

By Yooo_Dayooo

11.3K 911 1.3K

Kejadian menggemparkan dimana satu kelas di sebuah SMA di Jepang meledak dan membunuh seluruh siswa di dalamn... More

Prolog
Chapter 1: Perburuan
Chapter 2: Evolusi Lagi?
Chapter 5: Kekuatan Baru
Chapter 6: Meets Fire Dragon
Chapter 7: Administrator
Chapter 8: Pembunuh Naga
Chapter 9: Dunia Luar
Chapter 10: Pertandingan Melawan Wrath
Chapter 11: Mother Menginvasi Kami?!
Chapter 12: Rimuru, Kumoko vs Mother
Drop!

Chapter 4: Menantang Stratum Tengah

784 66 134
By Yooo_Dayooo

Biar semangat bacanya, gw bikin sesuatu di Ibis.

Mwehehe, paha mulus 😙😙

-----------------------------------------------------------

Rimuru POV

Ciel:"master, evolusi selesai anda bisa bangun sekarang."

Uh?

Ahh benar juga, aku tertidur karena evolusi.

Rimuru:"ya aku bangun...."

Aku membuka mataku dan masih berada di dalam labirin bersama dengan Kumoko yang berada di dalam kepompong.

Dia menyelimuti dirinya dengan selimut yang terbuat dari benang laba-laba.

Hmm, karena tidak kelihatan, aku tidak tau apakah evolusinya telah selesai atau belum.

Mari kita tunggu sampai Kumoko terbangun.

Selagi menunggu, aku agak penasaran dengan statistik kekuatanku saat ini.

Dan juga, penampilan.

Rimuru:"Ciel, apa penampilanku berubah?"

Ciel:"anda tidak berubah dari sudut manapun, apa anda penasaran kapan anda bisa mendapatkan tubuh manusia?"

Rimuru:"uhh...yah? Mungkin..."

Ciel:"tepat ketika Kumoko mendapatkan tubuh manusianya, anda akan mendapatkannya juga.

Kumoko harus berevolusi menjadi Arachne."

Ohhh, Arachne, suatu ras superior dari laba-laba.

Rimuru:"umu, masih lama ternyata.

Baiklah, bagaimana dengan statusku?"

Ciel:"akan saya perlihatkan segera..."

Dan sesaat kemudian, dala penglihatanku, muncul sebuah hologram berwarna biru.

Wahh....apakah ini peningkatan sistem di dunia ini?

Di waktu yang lalu, aku hanya melihat statistikku berupa tulisan putih di depanku.

Tapi sekarang, sistemnya berbentuk panel.

Ciel merubahnya...? Ah...

Rimuru:"...kau tidak merubah isinya bukan?"

Ciel:"tidak master, saya hanya merubah tampilan luarnya agar terlihat modis dan menarik."

Rimuru:"yah...aku tidak masalah dengan perubahan tampilan luarnya.....tapi...kenapa harus fotoku?"

Ciel:"karena anda imut....mungkin?"

Rimuru:".....ah sudahlah...."

Biar kulihat apa saja yang meningkat setelah berevolusi.

Name: Rimuru Tempest
Race: Super Slime
Title: %¢^°©€£, Fellow Eater

Level: 10
HP: 312/312
MP: 251/251
SP: ∞ <Yellow>
SP: ∞ <Red>

STR: 203
DEF: 189
AGI: 792
Skill Point: 1300
Skill Index:.....

Skill:
- Deteksi <10>
- Penaksir <10>
- Penghilang Rasa Sakit <10>
- %°°' <∞>
- Penglihatan Malam <10>
- Benang Laba-laba <10>
- Taring Racun <9>
- n%|=W <?>
- Sihir Sesat <7>
- Tabu <8>
- Ketahanan Racun <8>
- Kendali Benang <10>
- Sintesis Racun <10>
- Benang Racun <2>

Hmmm....tidak banyak yang berubah dari skillku.

Peningkatan yang cukup signifikan.

Statistik kekuatanku juga tidak bisa kubilang tinggi, aku tidak tau berapa rata-rata kekuatan monster di dunia ini.

Baiklah, saatnya membuang-buang point skill!

Aku menekan pilihan 'Skill Index'.

Wahh.... banyaknya skill yang bisa kuambil.

Dan juga, untuk memastikan sekali lagi.

Rimuru:"kau tidak menambahkan sesuatu yang lain di skill index ini kan?"

Ciel:"tentu saja master, memangnya kapan saya pernah berbohong?

Saya istri yang baik dan jujur."

Omong kosong, dia hampir menipuku untuk mengambil skill yang tidak masuk akal lagi.

Rimuru:"ya-ya, aku mengerti, dan juga, kapan Kumoko akan bangun?"

Ciel:"sekitar 5 menit lagi."

Rimuru:"jadi begitu, selagi dia tertidur, sebaiknya aku mencari sesuatu yang berguna."

Etto......ada banyak pilihan skill disini.

Diantaranya adalah masing-masing dari skill 7 Dosa Besar.

Keserakahan(Greed).

Kerakusan(Gluttony).

Kesombongan(Pride).

Nafsu(Lust).

Kemalasan(Sloth).

Kemarahan(Wrath).

Iri(Envy).

Dan 7 Kebajikan.

Kegigihan(Perseverance).

Amal(Charity).

Pengampunan(Mercy).

Rajin(Diligence).

Kesederhanaan(Temperance).

Rendah Hati(Humility).

Kesucian(Chastity).

Jika aku ingin, aku bisa mengambil semua skill seri dosa besar dan mengambil 6 seri kebajikan.

Karena semuanya bernilai 100 point skill, aku tidak akan ragu untuk mengambil 7 dosa besar.

Dari awal sudah cheat....mungkinkah menjadi kuat di dunia ini semudah itu?

Memang aneh sih....

Tapi siapa peduli!

Rimuru:"hmmm....Mari kita lihat apa kegunaannya."

Pertama-tama, lebih baik kulihat dulu deskripsi dari skill alami yang selau kupunya.

Gluttony!

Etto, tulisannya sudah muncul, ini dia.

Gluttony

Desc:
N% dari kekuatan yang mampu mencapai Kedewaan. Memungkinkan pengguna untuk memakan segalanya dan menyimpannya sebagai energi murni. Selain itu, Sistem W mampu dilampaui dan mampu berintervensi dengan energi M A.

Uwahhh, apakah skill menakutkan seperti ini bisa didapatkan oleh siapapun?

Aku yakin jika ada orang lain di luar sana yang memilik skill seri dosa besar lebih daru satu, dunia akan kacau-

Kumoko:"akhirnya selesai!"

Rimuru:"Gyaaa!!"

Sial! Kau membuatku terkejut!

Kumoko tiba-tiba berteriak dan mengejutkanku.

Kumoko:"aku selesai berevolusi!"

Kumoko melompat keluar dari kepompongnya dan mendarat di depanku.

Rimuru:"dia terlalu bersemangat..."

Kumoko:"hehe, lihatlah sosok diriku ini! Aku sudah berevolusi menjadi Small Poison Taratect!"

Dia menunjukkan dirinya dengan sangat bangga padaku.

Rimuru:"ohh hebat..."

Dengan suara monoton, aku menjawab pamerannya itu.

Hmm, tubuhnya memang berubah sedikit.

Garis pink yang ada di telinganya sudah hilang.

Seperti inilah Kumoko sekarang.

Kumoko:"kau tidak berubah sama sekali Rimuru."

Rimuru:"uhh, yah...memangnya slime memerlukan tambahan tangan?"

Menambahkan tangan padaku sama sekali tidak merubah apapun.

Jika aku ingin, aku bisa merubah genre dunia menjadi 'Tentacle' hanya dengan tubuh slimeku ini.

Ah maaf, itu terdengar tidak nyaman di telinga, jadi lupakan saja.

Kumoko:"hmm, benar juga sih...kukira warna tubuhmu akan berubah."

Rimuru:"lupakan saja, slime bisa membentuk apapun dengan tubuh mereka.

Selain itu, apa yang akan kita lakukan sekarang? Tujuan akhir kita adalah keluar dari sini kan?"

Kumoko:"kau benar-kau benar."

Dia mengangguk sambil menutup matanya.

Kumoko:"tapi kita tidak menemukan jalan keluarnya! Dan aku tidak ingin menggunakan skill deteksi karena sakit!"

Uwahhh, dia trauma dengan skill itu.

Mari kita lihat statusnya sebentar, kupikir aku akan mencoba menyesuaikan tempat yang akan kami tuju berdasarkan statistik Kumoko.

Name: -
Race: Small Poison Taratect
Title: Fellow Eater

Level: 1
HP: 238/238
MP: 175/175
SP: 13/203 <Yellow>
SP: 71/203<Red>

STR: 193
DEF: 162
AGI: 693
Skill Point: 1000
Skill Index:.....

Skill:
-.....
-.....

Statusnya meningkat drastis.

Semuanya mencapai tiga digit, hampir setara dengan statusku.

Mungkin akan aman untuk pergi mencari jalan keluar bersama.

Kumoko:"oahh! Statistikku meningkat tinggi.

Semuanya ada tiga digit! Dan juga, kecepatanku yang paling cepat yah.

Bagaimana dengan Rimuru?"

Rimuru:"ah, eh? Aku?"

Kumoko:"ya-ya, aku ingin melihatnya!"

Matanya berbinar-binar sambil menatapku dari dekat.

Rimuru:"....yah...mungkin setara denganmu."

Kumoko menggunakan skill penaksir padaku dan dalam sekejap, Ciel langsung mengubah semua statusku menjadi agak sama dengannya.

Kumoko:"hoohh....kekuatan kita sama...mm bagus-bagus."

Kumoko berhenti menaksir statusku dan semua status milikku kembali seperti tadi.

Kumoko:"baiklah! Karena aku tidak tau mau kemana, jadi tolong tunjukkan jalannya Rimuru!"

Rimuru:"ehhh, kenapa aku?"

Berakting merupakan salah satu penyebab kemenangan dimana penyusup menyusup ke pasukan musuh.

Meski ini bukan sesuatu seperti peperangan sih....

Sangat mudah membasmi semua monster di labirin ini, bahkan dunia- ah sebentar, dunia tidak ada hubungannya dengan ini.

Yah tentu saja aku bisa bertahan dari sekumpulan monster, tapi Kumoko mungkin akan terkejut.

Kumoko:"ya iyalah, lagipula skill deteksimu tidak memberikan rasa sakit.

Jadi.... kumohon...!(づ。◕‿‿◕。)づ"

Kumoko bertingkah imut di depanku dengan mata memohonnya.

Rimuru:".....aku sering melihat Milim seperti ini, jadi itu tidak akan berefek padaku.

Apalagi...."

Aku memperhatikan tubuhnya yang seekor laba-laba.

Rimuru:"Umu....tidak ada yang perlu dikhawatirkan."

Ciel:"anda baru saja melihat tubuhnya kan?"

Oh ayolah, itu laba-laba, bukan manusia.

Aku bukan orang yang seperti itu.

Rimuru:"kau khawatir akan kalah dari laba-laba? Sejak kapan kau begitu sentimen terhadap hal kecil?"

Ciel:"tidak ada jawaban_-"

Rimuru:"lebih baik kita jalan bersama dan mencari jalan keluarnya.

Kau lapar bukan? Ayo kita cari makanan."

Aku melompat kebawah dari batu yang kami gunakan sebagai tempat bernaung.

Kumoko mengikutiku dengan menggunakan jaring laba-laba dan mendarat di dekatku.

Kumoko:"aku lapar sekali....kuharap saat ini ada ramen yang jatuh dari langit menghantam bumi."

Ciel:"permintaan diterima! Memanggil Meteor Ramen!"

Rimuru:"AHHH TUNGGU!"

Kumoko:"AAAA!!"

Aku berteriak dengan keras secara tidak sadar.

Ciel:"hanya bercanda....te-he.."

Rimuru:"te-he dengkulmu! Kau membuatku jantungan!"

Kumoko:"ada apa Rimuru? Kenapa kau berteriak?"

Rimuru:"a-ahhh, aku melupakan sesuatu tadi, untungnya aku bisa mengingatnya sekarang...ahahah.."

Aku berbicara tanpa berhenti berjalan.

Rimuru:"kenapa kau membuat candaan seperti itu!!"

Kalau Ciel ingin, dia benar-benar bisa menjatuhkan meteor ramen ke planet ini.

Dunia ini di teritori kekuasaanku sebagai Dewa Utama.

Dan aku serta Ciel bisa mengendalikannya semau kami.

Bahkan menciptakan sesuatu yang tidak masuk di akal manusia juga bisa kami lakukan.

Ciel:"saya hanya ingin menjahili master-nanoda!"

Jangan berbicara dengan logat Milim!

Rimuru:"mencoba meniru Milim? Itu sia-sia kau tau?"

Ciel:"....."

Oy katakan sesuatu!

Kumoko:"hm? Aku melihat cahaya diatas sana."

Cahaya?

Setelah itu, aku segera melihat ke arah yang dilihat oleh Kumoko.

Diatas sana, tepat di depan kami dengan jarak yang cukup jauh, terdapat cahaya yang mengarah ke atas.

Ciel:"itu adalah jalur menuju labirin di lantai atas."

Rimuru:"oh benarkah? Kalau begitu kita bisa keluar dari semua omong kosong ini.

Ayo lihat lebih dekat."

Aku bergerak ke depan dan Kumoko mengikutiku dari belakang.

Aku bergerak menghindari daerah yang mungkin akan disadari oleh monster yang kudeteksi.

Naga Tanah, sepertinya itu berbeda dari yang sebelumnya.

Sebelumnya, kami pernah bertemu dengan naga tanah bernama Araba, seluruh statusnya berada di 4 digit.

Dan kekuatan penghancurnya juga cukup besar untuk dihadapi.

Tapi sepertinya, yang satu ini tidak banyak bergerak.

Naga Tanah yang kutemukan hanya diam saja di tempatnya, dia masih hidup ngomong-ngomong.

Dan karena aku tidak ingin mengganggu kenyamanannya, aku memutari jalur di depan sini.

Sampai beberapa saat, kami telah berada di dekat sumber cahaya itu.

Tapi...kenapa terasa agak panas?

Kumoko:"panasnya dari dalam sana...ueehh..."

Rimuru:"ya kau benar....apa kau mau masuk?"

Kumoko:"...tidak, wanita harus punya nyali! Ayo masuk!"

Kumoko langsung melompat ke dalam sana.

Rimuru:"ah tung-"

Dia melompat dengan cepat, lantas aku mengikutinya masuk ke dalam.

Dan saat sampai, aku melihat area disini berupa lava dan batuan panas.

Kumoko:"ha...HEEEE?!"

Kumoko berteriak disaat melihat tempat yang dia datangi.

Disaat aku hendak menangkapnya menggunakan jaring laba-laba, Kumoko lebih dulu mengaitkan jaringnya ke langit-langit.

Rimuru:"ah tunggu....ini api! Jaring laba-laba mudah terbakar!"

Kumoko:"gyaaa! Jaringku terbakar!"

Ah gawat! Kami akan jatuh ke kolam lava!

Seketika, aku menembakkan jaring yang sangat banyak dari mulutku ke langit-langit dan ke arah tubuh Kumoko.

Aku menembakkan begitu banyak jaring agar jaringnya tetap tertempel meski terbakar.

Rimuru:"pegangan yang erat!"

Sebelum Kumoko jatuh, aku mengayunkan tubuhnya dan melemparkannya ke daratan bersama dengan diriku.

*Bruk....

Kumoko:"a-aww..."

Aku tidak sengaja meniban tubuh Kumoko dan segera menyingkir dari wajahnya.

Rimuru:"aaaa maaf, apa kau baik-baik saja?"

Kumoko:"y-yah....aku terkejut karena benangku terbakar, untungnya kau menarikku sebelum tercebur ke dalam sana....jika tidak..."

Kumoko berkeringat saat mengatakan itu.

Memang, rasanya agak mengerikan jika tercebur ke dalam kolam lava.

Rimuru:"hm? Ada monster di dalam kolam.?"

Ada dua monster yang mengelilingi kami.

Mereka semua ada disana, namun sosoknya tidak ditunjukkan di tempat yang seharusnya.

Hmmm, jika alurnya benar, maka monster kali ini akan memiliki kekuatan resistensi api?

Lalu, dua monster yang mirip dengan kuda laut keluar dari kolam.

Kumoko:"inikah... monsternya?"

Rimuru:"hati-hati, serangannya pasti bisa membakar kita...."

Kami tidak punya resistensi terhadap api.

Aku bisa saja membelinya sekarang karena sekilas aku melihat skill resistensi panas pada Skill Index tadi.

Harganya juga hanya 100 point, jadi tidak akan merugikan siapapun.

Rimuru:"kalau kau punya skill point, belilah resistensi panas.

Kita tidak akan bisa pergi dari sini jika tidak melakukannya."

Kumoko:"b-baik!"

Kulihat Kumoko langsung menyentuh udara di depannya secara terburu-buru.

Dia sedang mencari skill resistensi panas.

Meski sedari tadi panas ini seharusnya mengurangi HP ku, regenerasiku menandinginya dan juga penghilang rasa sakit tidak membuatku merasakan rasa panas yang menyengat ini.

Kedua kuda laut itu berada di depan dan kanan kami, mereka bisa saja menyerang kapan saja.

*Splat....

Dari kanan!

Tepat saat itu, aku menarik Kumoko dengan benang laba-laba dan seketika gumpalan lava yang besar melewati tempat kami berdiri tadi.

Rimuru:"ada lagi, bersiap menghindar Kumoko!"

Kumoko:"yosh! Aku sudah punya resistensi panas! Aku akan bertarung disini!"

Kedua kuda laut itu terus menembakkan gumpalan lava dari mulut mereka.

Namun, kecepatan bergerak kami sudah cukup tinggi, dan semuanya berhasil dihindari dengan aman oleh kami.

Meski beberapa kali Kumoko tidak sengaja membakar benang yang dia keluarkan saat ingin mengikat kuda laut itu.

Aku terus menganalisis status mereka dan aku melihat bahwa MP milik mereka terus berkurang seiring mereka menyerang.

Rimuru:"jika mereka berhenti, tembakkan racun atau yang lainnya ke wajah mereka!"

Kumoko:"ohh! Serahkan kepadaku!"

Kumoko melompat ke arah kanan dan aku mengurus yang ada di depanku.

Mp mereka tersisa 9, dan setelah itu, gumpalan lava terakhir dia tembakkan dan MP miliknya habis seketika.

Rimuru:"ini saatnya...."

Aku mendarat di depan kuda laut ini dan membuat gumpalan racun di depanku.

Namun, sebelum aku memasukkannya ke dalam mulut kuda lautnya, dia langsung merangkak keluar dari kolam dan mengejarku.

Rimuru:"oo-oh!"

Aku segera melompat ke belakang begitu mereka keluar dari tempat mereka dan berusaha mengejar ku.

Tapi......

Rimuru & Kumoko:"Lambat!"

Mereka sangat lamban! Bahkan siput di pekaranganku jauh lebih cepat dari ini!

Tidakkah dia malu karena kalah dari siput?

Dan juga, mereka bodoh karena tidak mundur begitu MP mereka habis.

Sebaliknya, mereka mencoba mengigit kami berdua.

Sontak, kuda laut di depanku mengayunkan ekornya untuk memukulku.

Lamban sekali.... seperti menggunakan percepatan pikiran.

Di belakangku ada Kumoko yang kelihatannya tidak kesulitan dalam menghindar.

Baiklah, tidak perlu khawatir, aku akan mencoba mempelajari keterampilan sihir air.

Meski aku ingin mempelajari keterampilan 7 dosa besar sekarang, kami di dalam situasi yang tidak terlalu genting saat ini.

Jadi, itu bisa dilakukan nanti begitu kami berhasil keluar dari tempat ini atau selamat dari lantai ini.

Api melawan air, siapa yang akan menang?

Ah tunggu sebentar, aku hampir melupakan sesuatu.

Rimuru:"Ciel, nonaktifkan Uncontextual Magic, buatlah penggunaan sihir yang diperlukan untuk mengeluarkan suatu teknik seperti biasa."

Ciel:"baik master,...."

Untunglah, aku sempat memintanya.

Mungkin beberapa diantara kalian ada yang lupa, namun Uncontextual Magic adalah suatu bentuk sihir tertinggi dan terkuat yang pernah kutemukan.

Keterampilan ini melebihi sihir bisa, Turn Null dan energi lainnya.

Pasalnya, selama aku bisa melakukannya, tidak peduli seberapa besar sihir yang diperlukan untuk menciptakan dunia, aku bisa memanipulasinya sampai seharga sate ayam.

Bahkan lebih rendah lagi.

Menghapus suatu unsur pembangun dunia seperti Oksigen(O2) dari dunia itu mudah.

Tidak hanya itu, sihir ini juga telah mencapai titik dimana ruang dan waktu bahkan tidak akan bisa memengaruhinya, seperti energi Turn Null, namun lebih tinggi dari itu.

Dan juga, aku bisa mengaktifkan maupun menonaktifkan mode sihir itu sesuka hatiku.

Pasalnya, kekuatannya hanya dikhususkan untuk penghancuran dunia dan pembasmian dalam skala besar.

Aku tidak boleh menggunakannya sembarangan.

Mungkin saja sihir ini akan secara tidak sengaja memengaruhi sistem dunia ini.

Oh tunggu, Ciel sudah melakukannya lebih dulu.

Tapi, sejauh ini tidak ada yang berubah dari sistem.

Baiklah, aku selesai mempelajari sihir air.

Meski sangat mudah untukku, aku sedang mengikat diri dengan sistem dunia ini.

Karena itu, tanpa mempelajari sihir air dari sistem, aku tidak bisa menggunakannya.

Yah, meski aku terikat dengan sistem, aku tetap bisa melakukan apapun yang kumau dengan dunia ini.

Aku melompat ke depan melewati ekor kuda laut yang bergerak ke arahku.

Dan disaat dia membuka mulutnya, aku langsung menembakkan racun ke dalam mulutnya.

*Kieeeekkk!!!

Kuda laut itu menggeliat karena tubuhnya kumasukkan racun.

Racun yang kumiliki sudah meningkat, kemampuannya juga mampu melumpuhkan sekaligus memberikan kematian yang lambat pada orang yang terkena racun ini.

Ini kesempatan...

Aku mendarat di atas kepala kuda laut ini dan langsung menusukkan taring beracun ke dalam kepalanya.

Kumoko:"uoohh!!"

*Jleb..!

*Psshhh....

Kumoko:"aiyayay! Panas!"

Asap panas keluar di tempatku menusuk kuda laut ini.

Dan sepertinya Kumoko terkena panasnya juga.

Begitu juga denganku, namun tidak ada rasa sakit.

Kumoko:"jangan kira aku akan berhenti!"

*Jleb!

*Kiieekk!!!

Ngomong-ngomong, kuda laut yang kuurus sudah mati karena racun yang kuberikan cukup banyak.

Aku menengok ke arah belakang untuk melihat situasi Kumoko.

Kuda laut itu menggeliat terus menerus dan beberapa saat kemudian, dia berhenti bergerak dan mati.

Kumoko:"mereka kuat sekali...untung saja aku bisa menghindar dari serangan apinya."

Rimuru:"oh kalau begitu, kau mau memakan mereka?"

Kumoko:"ya....itadakimasu!"

Kumoko menepuk tangannya lalu menggigit daging kuda laut ini.

Dia mengunyahnya dan air mata keluar darinya.

Kumoko:"ueghh....rasanya tidak enak.

Dagingnya sangat alot, rasanya seperti sedang memakan ban."

Rimuru:"ada peningkatan Ciel?"

Ciel:"hanya bar EXP anda yang sedikit bertambah."

Rimuru:"oh begitu....hey tampilkan kembali skill-skill tadi, aku ingin mencari sesuatu yang bagus."

Ciel:"baik master."

Ciel menampilkan skill-skill yang bisa kuambil dengan pointku dengan bentuk hologram.

Sudah kuduga, panel statusku masih memiliki fotoku.

Mungkin kalian penasaran, tapi Ciel memasang fotoku bersama Shiina saat masih loli.

(Sc: Pinterest)

Dulu Shiina sangat imut, tapi sekarang perilakunya seperti iblis, bahkan padaku.

Rimuru:"aku mengingat kenangan buruk....tapi yasudahlah...apa aku boleh mengambil semua skill 7 dosa besar ini? Apa tidak akan berefek pada dunia jika aku menggunakannya terlalu sering?"

Ciel:"anda bisa meminta saya menyembunyikan yang lainnya dan hanya menunjukkan skill Gluttony jika status anda dilihat.

Meskipun anda bisa memblokir skill penaksiran sesuka hati."

Memblokir skill penaksiran?

Rimuru:"apa mekanismenya sama seperti memblokir skill penilaian?"

Ciel:"namanya saja sama, bagaimana bisa anda yang seorang dewa terus bertanya kepada saya?"

.....

Dia terdengar agak menyebalkan...

Rimuru:"tidak ada salahnya bertanya bukan...?"

Ciel:"dan juga, anda akan mendapatkan title penguasa dari 7 Dosa besar jika mengambil ketujuh skill tersebut.

Masing-masing memiliki kelebihannya sendiri dan sebuah efek samping terhadap mental.

Tapi, anda tidak perlu khawatir karena efek serendahan itu tidak akan menggelitik pikiran anda."

Jahatnya, dia mengatakan itu tanpa memikirkan perasaan orang yang menciptakan sistem ini.

Siapapun dewa disini, maaf atas kelakuan Ciel yang seenaknya.

Rimuru:"n-naruhodo.....akan kuambil saja semuanya..."

Ciel:"baik..."

Dan setelah itu, aku membeli semua skill seri dosa besar dan hanya menyisakan 500 point skill.

(Huruf kapital tanpa tanda baca suara sistem dunia Kumodesu)

Skill, Gluttony level satu berhasil dibeli.

Mendapatkan gelar Penguasa Kerakusan(Ruler of Gluttony).

Skill, Fortune level satu telah didapatkan.

Skill, Sublimation level 1 telah didapatkan.

Skill, Wrath level satu berhasil dibeli.

Mendapatkan gelar Penguasa Kemarahan(Ruler of Wrath)

Skill, Battle Divinity level 10 telah didapatkan.

Skill, Enma telah didapatkan.

Dan seterusnya.

Pemberitahuan dari sistem terus mengganggu telingaku, jadi aku meminta Ciel untuk mematikan suaranya.

Singkatnya, sistemnya terkena Mute oleh hacker bernama 'Ciel'.

Rimuru:"ahh, ini lebih baik..."

Ciel:"master, karena suara sistem mengganggu, saya berencana-"

Rimuru:"cotto! Itu tidak menggangguku, jadi Mute saja sistemnya."

Ciel:"baik..."

Kumoko:"eep!"

Rimuru:"hmm? Ada apa?"

Aku menengok ke arah Kumoko dan dia sedang menengok ke arah belakang.

Tepatnya ke arah kolam.....aku tidak menyadarinya karena terlalu sibuk dengan skill dan Ciel, tapi disana ada dua ikan lele raksasa yang sedang berenang di lava.

Apa semua hewan di labirin ini seperti ini? Berenang di dalam lava biar greget?:v

Rimuru:"sebaiknya kita pergi..."

Kumoko:"y-ya....tidak baik terlalu terbawa suasana dengan kemenangan ini.

Ayo pergi...."

Sebelumnya, Kumoko dan aku berkali-kali menghadapi kematian karena terlalu terbawa suasana dengan kemenangan.

Meski semuanya sebagian besar kesalahan Kumoko.

Setelah itu, Kumoko langsung pergi bersamaku tanpa menghabiskan makanannya.

Kumoko;"maaf pak kuda laut....aku tidak bisa menghabiskanmu."

Rimuru:"aku ingin menyimpannya sebagai bahan penciptaan monster baru sih....tapi berbahaya untuk Kumoko."

Aku mengurungkan niatku untuk mengambil satu monster dan mereproduksinya di dalam labirin di Tempest.

Kami pergi sesenyap mungkin, namun tiba-tiba ikan lele besar keluar dari kolam lava di depan kami.

Kumoko:"hiiik! Kenapa ada lagi?!"

Rimuru:"hey awas apinya!"

Ada beberapa cipratan lava yang bergerak ke arah kami.

Aku melompat mundur, sedangkan Kumoko menembakkan jaringnya.

Bodoh! Itu tidak berguna!

Kumoko:"terbakar! Benangku!"

Kumoko segera berlari dengan cepat dan aku mengikutinya.

Kumoko:"panas-panas! Laba-laba yang tidak bisa menggunakan jaringnya sama saja dengan natto tanpa bakterinya!"

Rimuru:"apa yang dia bicarakan?!"

Lalu, kedua lele raksasa yang sebelumnya kami lihat mengejar kami dari arah kanan.

Kumoko:"ada lagi?! Padahal aku tidak terbawa suasana! Kenapa mereka mendatangi kita?!"

Gerakan mereka tidak terlalu cepat, tapi tetap saja di depan sana buntu.

Kami akan terpojok jika terus berlari.

Rimuru:"berhenti! Kita akan gunakan strategi untuk mengalahkan mereka!"

Aku berhenti bersamaan dengan Kumoko.

Kumoko:"bagaimana caranya? Status mereka lebih tinggi dari kita...."

Rimuru:"lawan saja! Aku akan mengikatnya dengan sihir air dan benang laba-laba!"

Aku melompat ke arah ikan lele yang berada dekat dengan kami.

Kedua ikan lele lainnya masih agak jauh dari kami, itu memberiku waktu untuk menembakkan jaring.

Mungkin akan cepat menguap, tapi aku melapisi benang laba-laba menggunakan sihir air lalu mengikat kaki ikan lele itu secara memutar dengan cepat.

Hmm? Kecepatanku.....?

Kumoko:"orryyaa!!!"

Kumoko melompat dan menusuk kepala ikan lele itu dengan taring beracun.

*Psshhh...

Kumoko:"panas!!"

Hawa panas keluar dari tempat Kumoko menusuk ikan itu.

Dan sesaat kemudian, ikan lelenya menggeliat dan membuat Kumoko melompat agar tidak jatuh ke dalam kolam.

Rimuru:"tinggalkan dia sejenak! Kita akan urus keduanya!"

Kumoko:"ya baik!"

Aku melompat kedepan dengan secepat mungkin.

Kumoko:"terlalu cepat!"

Hm?

Bukankah kecepatan ini bisa dia capai? Kenapa Kumoko tidak mengejarku?

Ada yang aneh disini.

Akan kuperiksa nanti.

Sontak, aku berada di depan kedua ikan lele raksasa ini.

Mereka segera menyadariku dan mencoba memukulku dengan telapak tangan mereka.

Namun....mereka lambat.....

Lambat juga sekali...

Aku sedikit melirik kebelakang dan Kumoko berjarak sekitar 4 meter dariku dan hendak menarikku dengan jaring laba-laba.

Tapi....kenapa dia sangat lambat?

Rimuru:"....tunggu, aku yang bertambah cepat, tapi kenapa?"

Ciel:"bersamaan disaat anda membeli skill 7 dosa besar, seluruh statistik anda naik dan bertambah 100.

Kecepatan anda saat ini menjadi 1400 dan bisa menjadi lebih banyak seiring anda naik level."

Ahhh....jadi itulah penyebabnya.

Mungkin ini efek dari skill 7 dosa besar yang kuambil.

Cukup bagus, aku lumayan menerima buff ini.

Aku menghindari hantaman tangan kedua ikan lele ini dengan mudah dan mengeluarkan jaring laba-laba.

Seketika, dengan kecepatan penuh, aku mengikat kaki mereka berdua dengan benang laba-laba yang berlapis-lapis dan dilapisi dengan racun.

Kulihat kembali kalau mungkin saja status Kumoko saat ini lebih rendah dariku, jadi, aku berniat menggunakan ketiga monster ini sebagai EXP untuk dia.

Rimuru:"serang, Kumoko!"

Kumoko:"okey!"

Kumoko tampak sedikit terkejut, namun dia menusuk kedua ikan lele itu dengan taring beracunnya tepat pada bagian bawah mulutnya.

Sesaat kemudian, mereka menggeliat, racun sudah mulai menyebar ke seluruh tubuh mereka.

Berkat kekuatanku, aku bisa tetap mengikat mereka berdua meski sedang memberontak.

Mereka membuka mulutnya dan mencoba memakan Kumoko.

Kumoko hampir tidak bisa berbuat apa-apa dan membuatku ingin menyelamatkannya.

Kumoko:"jangan remehkan aku loh!"

Namun seketika, dia menembakkan racun ke arah mulut mereka berdua sambil melompat ke belakang.

Rimuru:"ohhh, aku tidak menduga bahwa dia akan melakukan cara yang sama.

Apalagi racunnya menjadi lebih mematikan dari sebelumnya."

Dan beberapa saat kemudian, kedua ikan lele ini berhasil dibunuh oleh Kumoko dan aku juga mendapatkan EXP berkat membunuh satu yang disana itu.

Kumoko:"kita berhasil! Kita berhasil!"

Kumoko mengangkatku dan menari-nari sambil memegang tubuhku.

Rimuru:"s-syukurlah ya..."

Rasanya agak canggung mengingat bahwa seseorang dengan umur lebih dari jutaan tahun diangkat seperti anak muda.

Kumoko:"ini semua berkatmu! Terimakasih Rimuru!"

Dia memelukku dan memutar-mutar diriku.

Beberapa saat kemudian....

Rimuru:"hmmm....kau yakin? Tidak mau membakar daging kodok yang masih ada di dalam perutku?"

Kumoko:"d-daging kodok?! T-tidak.....ini adalah prinsipku....aku tidak akan membiarkan makanan terbuang sia-sia!"

Rimuru:"ahh...kalau begitu....good luck👍."

Aku mengoke kepada Kumoko.

Sepertinya, seiring berjalannya waktu, pemikirannya menjadi lebih seperti orang hutan.

Baiklah, lebih baik kulihat statusnya sebentar.

Hmmm, semuanya masih sama seperti sebelumnya.

Dan bar EXP miliknya sedikit lagi penuh.

Kumoko:"...ugh.."

Kumoko tiba-tiba mengeluarkan air mata lagi.

S-seburuk itukah rasanya?

Aku merasa iba padanya.

Rimuru:"n-nah....setelah keluar dari sini, kita akan pergi ke kota dan makan makanan enak.

Aku bisa memasak..."

Kumoko:"tidak...bukan itu..."

Hm? Lalu...apa yang membuatnya menangis?

Aku pernah melihat tentang kondisi Wakaba Hiiro sendiri, mungkin dia rindu dengan dunia lama?

Kumoko:"enak!!!!"

Rimuru:"...ah.?"

Kumoko:"enak sekali!"

Aiih, Kumoko terlihat sangat menikmatinya.

Tapi...ikan lele raksasa yang bisa berenang di lava yah....

Ciel:"master ingin mencobanya?"

Rimuru:"ahh tidak perlu, biarkan Kumoko menikmatinya sendiri.

Memakan makanan aneh dan mentah pastinya menyulitkannya."

Kumoko:"Rimuru-Rimuru! Cobalah ini! Rasanya dan kelembutannya sangat enak!"

Kumoko menawarkan gumpalan daging ikan lele raksasa yang kami bunuh dengan mata berbinar-binar.

Seenak itukah.

Rimuru:"tidak, makan saja sendiri.

Anggap saja hadiahmu setelah memakan makanan aneh dalam waktu lama."

Kumoko:"k-kau yakin?"

Rimuru:"aku tidak bisa merasakan makanan, jadi tidak akan ada gunanya untukku."

Kumoko:"a-akan kumakan semuanya! Setelah ini, kita akan berburu ikan lele raksasa ini!

Meskipun berbahaya, tapi akan kita pertaruhkan nyawa kita untuk ikan lele! Yeeaahh!!"

Dia mengangkat tangannya sambil berteriak.

Mempertaruhkan nyawa? Tidakkah dia berlebihan hanya karena ikan lele?

Rimuru:"itu bagus untukmu."

Aku tidak tau apa yang bisa dikatakan, jadi aku mengatakan sesuatu yang random saat ini.

Hmm, menantang labirin ini cukup berbahaya untuk Kumoko.

Apalagi, skill resistensi miliknya masih level satu, meski kemampuan regenerasinya mengimbangi, tetap saja dia tidak bisa menggunakannya di medan yang panas seperti ini.

Aku bisa secara bebas memanipulasi panas saat ini, jadi rasa panasnya tidak mengurangi HPku.

Yang kukhawatirkan adalah jika di saat-saat yang tidak terduga, Kumoko akan terpeleset dan jatuh ke dalam lava.

Meski tidak akan langsung melenyapkannya, tapi pastinya HPnya akan berkurang drastis dan harus dipulihkan kembali.

Jadi.....yang terpenting saat ini adalah ......kehehehehe.....

Kumoko:"hiik!"

Rimuru:"em? Ada apa?"

Kumoko tiba-tiba tergidik saat sedang makan.

Kumoko:"t-tidak, aku merasakan firasat buruk tadi.... sangat buruk...semoga saja firasatku salah."

Ciel:"ingat bahwa orang yang akan anda latih kali ini adalah makhluk mortal, bukan Dewa."

Rimuru:"tenang saja Ciel-kyun, aku ini orang yang lembut kok."

Ciel:"dan omong kosong di abad ini telah keluar dari mulut anda lagi.

Master tidak berubah sama sekali."

Dia mengatakannya dengan nada datar, dan kurasa Ciel terlihat tidak percaya dengan kata-kataku.

Ah sudahlah, setelah Kumoko menghabiskan makanannya, mungkin akan kubawa kembali dia ke lantai bawah untuk berlatih.

-----------------------------------------------------------

OMG GUYS! I FOUND OUT SOMETHING REALLY INTERESTING!

LOOK AT THIS.

So, her name is 'D'.😱😱

could she be D IRL?

Just kidding.

Okey guys, thanks dah nunggu nih fanfic apdet, dan terimakasih buat kalian yang selalu support cerita ini sekaligus mental gw dengan komenan kalian yang beragam.

Arigato gozaimuch.

Daisuki>\\<


Continue Reading

You'll Also Like

273K 10.4K 69
Suatu hari seorang gadis yang sedang tidur pada malam hari, ia bertemu dengan sosok yang ia rindukan muncul dalam mimpi nya. Yaitu ayah nya beliau me...
19.8K 3.4K 28
Bagaimana ceritanya ketika kalian yang sedang menikmati hidup dengan senang, tenang dan tanpa gangguan. Namun tiba tiba datang entah virus darimana...
121K 10.3K 84
Ini hanya kisah Boboiboy dan (Name) yang dinikahkan pada umur 17 tahun dengan dalih perjodohan. Lantas bagaimana kisah mereka kedepannya? Warning...
49.7K 3.4K 43
Siapapun yang menyakiti orang terdekatku akan merasakan dekatnya kematian. -freya Ini Hanya Fiksi Jangan Dibawah Kedunia Nyata JADWAL UP (SEBISANYA D...