DEAR, LOVE

Door kimbabjuseyo

128K 14.3K 1.6K

[END] Di balik kehidupannya yang sederhana, ia tidak pernah menyangka bahwa sesungguhnya bahwa ia adalah cucu... Meer

Chapter 01: Kim & Jeon
Chapter 02: We meet again
Chapter 03: Accidentally kiss
Chapter 04: Curious?
Chapter 05: I do (not) care!
Chapter 06: I Like...
Chapter 07: What's the feeling?
Chapter 08: Honey...
Chapter 09: Confession
Chapter 10: Trust me, baby!
Chapter 11: Together
Chapter 12: I'm his fiance!
Chapter 13: I'm with you!
Chapter 14: Agreement
Chapter 15: Mine!
Chapter 16: Morning kiss
Chapter 17: I love you!
Chapter 18: What if...
Chapter 19: Sorry, Taehyungie...
Chapter 20: Run to you 🔞
Chapter 21: Break up?
Chapter 22: I miss you
Chapter 23: Happiness is you
Chapter 24: Lovely
Chapter 25: Pregnant?
Chapter 26: Baby aegi
Chapter 27: Be careful!
Chapter 28: Don't Go!
Chapter 29: The baby smile...from the sky
Chapter 30: Finally
Chapter 31: Sweet Nite (M) 🔞
Chapter 32: My Happiness (End)

Prolog

9.3K 597 112
Door kimbabjuseyo

***

Entah sudah berapa kali ia mengulang sebuah film dengan judul Cinderella. Ya, hampir semua yang berhubungan dengan nama itu ia telah menontonnya. Film, drama, bahkan teater yang entah sudah berapa kali dipentaskan di sebuah gedung tak jauh dari tempat tinggalnya. Meskipun baginya sangat tidak mungkin bahwa orang dari kalangan biasa, seorang rakyat jelata bisa menjadi seorang permaisuri sebuah kerajaan, tetapi ia tetap saja menontonnya. Memang, tidak ada yang tidak mungkin jika itu sudah berhubungan dengan rangkaian aksara berlafal Cinta. Tetapi...apakah itu hanya sebuah dongeng? Ataukah seseorang bisa mengalaminya? Seorang pangeran berkuda putih datang dan meminangnya? Sepertinya itu hanya mimpi baginya.

Adalah seorang pemuda, berkulit bersih dengan wajah manisnya tampak membereskan tas ranselnya. Pagi itu, seperti biasanya ia harus pergi ke kampus. Bahkan sebelum pergi ke kampus ia masih menonton film Cinderella dari sebuah laptop miliknya yang hampir usang. Maklum saja, kedua orang tuanya bukanlah dari keluarga terpandang, kaya atau semacamnya. Mereka harua bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan berjualan di toko kelontong kecil milik mereka. Jadi, asalkan laptop itu sudah bisa ia gunakan untuk semua tugas kuliahnya, sudah cukup. Ia tidak mau menyusahkan kedua orang tuanya dengan menuntut sebuah laptop baru dengan teknologi terbaru dan canggih.

Dialah Jungkook, orang memanggilnya dengan sebutan Jungkookie, Jungie, ataupun Kookie. Tergantung tingkat kedekatan mereka. Meskipun dari keluarga sederhana, Jungkook tidak segan-segan membantu jika ada seseorang yang membutuhkan. Terkenal ramah dan tidak sombong, semua orang di kampus menyukainya. Ya, tentu saja, wajahnya yang manis untuk seorang pria membuat tertarik siapapun yang memandangnya.

Kang Jungkook, 22 tahun.

"Ibu, aku berangkat dulu," pamitnya. Jungkook lalu menghampiri ibunya yang tengah berada di dapur. Sepertinya ibunya tengah menyiapkan bekal untuknya. Ya, hanya nasi kepal bertabur nori dengan isi telur ataupun sosis cincang. "Kenapa ibu membuatkan bekal lagi untukku? Aku sudah besar, ibu..." ujar Jungkook.

"Sudah besar apa? Bagi ibu kau tetap bayi ibu dan ayah," jawab sang ibu.

Jungkook hanya menghela nafasnya pelan. Sepertinya ia sudah hafal dengan ucapan ibunya yang selalu sama. Jungkook menghampiri ayahnya yang tampak menyeduh secangkir teh yang hendak ia tuangkan ke sebuah botol minum. Tentu saja itu untuknya. Jungkook pun sudah hafal kebiasaan orang tuanya saat pagi.

"Ayah, aku bisa membeli minum sendiri..." protesnya. "Di kantin kampus bahkan banyak sekali minuman, Yah."

"Susu di rumah habis, jadi ayah hanya membuatkanmu teh hangat. Apa kau tidak mau minum teh buatan ayah?"

Jungkook kembali menghela nafasnya pelan, "Bukan begitu...aku kan sudah besar, Yah. Aku bisa membeli makan dan minum sendiri. Lagipula, ayah dan ibu harus ke toko kan? Ini sudah siang, bagaimana kalau mereka kembali lagi karena toko masih tutup?"

"Simpan saja uangmu. Itu hasil kerja paruh waktumu. Kau juga harus membayar kuliah," sahut sang ibu. "Ini! Makan tepat waktu, jangan terlambat," pesan sang ibu.

"Aku tahu, ibu. Ibu juga jangan terlambat makan, ayah juga... Aku pergi dulu..." pamit Jungkook setelah memasukkan bekal dan botol minumnya ke dalam ranselnya. "Ibu, aku mengajar hari ini, jadi sedikit terlambat..." ucapnya saat di ambang pintu, sedikit berteriak.

"Iya. Hati-hati, sayang..."

"Baik, ibu. Aku pergi..."

***

Praaangg! Praaanggg!

"Siapa yang menyuruh kalian membangunkanku, huh? Kalian pikir, siapa kalian, huh?! Berani mengganggu tidurku!" Orang itu menaikkan kembali selimutnya.

Beberapa maid langsung memunguti pecahan kaca dari gelas ataupun piring yang baru saja dilempar seseorang dan itu bukan pertama kalinya. Meskipun mereka tahu apa yang akan terjadi, tetap saja itu adalah tugasnya dan jika mereka tidak melakukan tugasnya dengan baik, kemungkinan tuan besar akan memecatnya.

"Maafkan kami, tuan muda. Kakek anda menyuruh kami membangunkan tuan muda. Ada yang ingin dibicarakan dengan anda."

Mereka langsung menunduk dan mundur kala seseorang yang sedari tadi berbaring di atas ranjang menurunkan kasar selimutnya. Ia langsung memeta dan menatap tajam empat orang maid yang berada dalam kamarnya.

"Kalian tahu jam berapa aku pulang semalam? Apa kalian mau bertanggung jawab kalau aku sakit? Pingsan? Huh? Mau?" bentaknya. Lalu tangannya tampak menadah, seolah paham akan titah tuan mudanya, salah seorang maid pun mengambil sebuah piyama panjang dan menyerahkannya pada pemuda itu. "Berbalik!" titahnya.

Keempat maid itu pun berbalik, lalu ia mengenakan piyamanya. Seperti kimono panjang, ia pun mengikat tali melingkar di perutnya. Ia berjalan menuju meja kerja dalam kamarnya kemudian duduk di bangku kebesarannya.

"Apa aku harus menatap punggung kalian, huh?" Dengan segera, empat orang maidnya pun kembali memutar tubuh mereka dan menunduk. "Kapan kakek datang? Tidak biasanya kakek datang tidak menelponku? Awas saja kalian membohongiku, akan tahu akibatnya. Paham?!"

"Kakek anda memang belum datang, tuan muda. Kakek menyuruh kami membangunkan anda lewat telepon. Setelah anda bangun, anda harus menelpon beliau..." jelas salah satu maidnya.

Tak mengatakan apapun, pria itu mengangkat tangannya lalu menyuruh maidnya itu pergi dengan gerakan tangannya. Tak menunggu lama, keempat maidnya pun pergi. Ia mengambil ponsel yang tergeletak di atas meja kerjanya. Banyak notif pesan dan juga panggilan tak terjawab. Salah satunya sang kakek, ia pun menelpon sang kakek.

"Ya, kek? Ada apa? Kakek tahu semalam aku pulang jam berapa? Tiga kek tiga!"

"Bukan urusan kakek! Untuk apa begadang tidak berguna! Kau sudah membaca pesan kakek?"

"Baru saja bangun dan langsung menelpon kakek. Bagaimana aku harus membaca pesan kakek?"

"Soal perjodohan ituㅡ"

"Fuck! Kenapa kakek masih bersikeras? Aku bahkan tidak mengenal keluarganya! Itu urusan kakek dengan keluarganya dulu! Tidak ada hubungannya denganku!"

"Tapi dia sahabat kakek, dan sering membantu kakek. Jadi..."

"Aku tutup telponnya! Aku tidak mau, kek! Bahkan janji itu dibuat sebelum aku lahir. Lucu sekali! Bye, kek."

Ia melempar ponselnya di atas meja, wajahnya tampak kesal.

"Jaman modern seperti ini, masih ada perjodohan! Menggelikan!"

***

Jungkook telah selesai dengan kuliahnya dan waktunya dia mengajar di sebuah lembaga bimbingan belajar. Seperti yang ia katakan pada sang ibu, ia ada jadwal mengajar, maka ia pun mengayuh sepedanya menuju tempat lesnya. Jungkook menghentikan kayuhannya, menurunkan kakinya saat melihat keramaian di depan. Sepertinya ada sebuah mobil menabrak mobil di depannya. Saling tidak terima, hingga mereka pun beradu mulut hingga membuat kemacetan di sana.

Jungkook kembali mengayuh sepedanya pelan. Tampak sebuah mobil mewah berwarna merah menabrak mobil di depannya yang lebih sederhana. Jungkook masih bisa melihat mereka beradu mulut lalu melihat sekeliling, kemacetan. Bising suara klakson mobil, belum lagi orang-orang yang berteriak membuat Jungkook mendekati kedua orang itu.

"Permisi..." sapanya.

"Apa?!" Orang yang lebih muda tampak menatap tajam Jungkook. "Jangan katakan kau juga oknum yang sama dengannya?! Sengaja berhenti agar mobil di belakang menabraknya untuk meminta ganti rugi, iya?" tuduh orang itu.

"Oknum apa? Bicara yang benar, jangan asal menuduh! Lihat saja karena kalian. Berisik, kemacetan! Apa tidak bisa dibicarakan baik-baik? Jangan menghalangi jalan!" Jungkook terlihat emosi karena tuduhan orang itu.

"Kau hanya mengayuh sepeda, tidak akan tahu bagaimana kalau mobil mahalmu rusak karena kesengajaan orang tolol seperti dia! Paham?"

"Jadi, tolong anda yang lebih paham karena kaya dan punya mobil mewah, kondisikan, jangan malah membuat kemacetan, paham?" Jungkook bahkan menunjuk dada orang itu, dia kesal. "Kalau anda tidak segera mengurai kemacetan, saya akan laporkan kalian karena menganggu ketenangan umum! Paham?!" ancam Jungkook.

Orang itu mendekati Jungkook, menatapnya tajam. Jungkook pun tidak takut, ia membalas tatapan tajam lelaki itu. Tangan lelaki itu pun terangkat, menepuk pundak Jungkook pelan.

"Kau akan menyesal berurusan denganku, bocah," ujarnya.

"Bocah, tapi aku bisa meninjumu!"

"Kau tahu, siapa aku?" tanya lelaki itu memandang Jungkook.

"Tidak tahu dan tidak ingin tahu! Apalagi dengan orang sombong sepertimu!"

"Aku...Kim Taehyung! Kau ingat, KIM TAEHYUNG!"

***

📌 Vee's Notes 📌
Hai hai, welcome di ff ku yang baru. Seperti biasa ya, ada yang END pasti ada gantinya.
Moga aja gak bosen baca ff ku. Kira-kira udah kebayang belum ceritanya?
Semoga suka ya

*ff ini bukan project dengan siapapun. Plot, chara, dialog, ide, murni dari penulis (Vee)
Happy Reading semuanya...

Ga verder met lezen

Dit interesseert je vast

1M 62K 36
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...
134K 14.6K 19
Ia tergambar seperti Nikotin. Semua yang ada pada dirinya seperti, tingkah laku, cara bicara, penampilan, setiap menit persecond sangat terasa candu.
861K 41.8K 40
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...
427K 44.9K 75
"Aku tidak tahu dia siapa, tapi aku merasa nyaman berada di dekatnya." -Jjk "Waktu itu, aku hanya ingin menolongnya... Tapi sekarang aku tak ingin ke...