Ryvel pov...
Aku terkejut ketika mengetahui dari pengawalku bahwa Putri Bellamy bersama Pangeran kedua sudah menyerbu istana kekaisaran. Saat ini mereka menjadika para bangsawan sebagai sandera dan keluarga kekaisaran sebagai tahanan. Terlebih Pasukan Bellamy yang dipimpin oleh Putra Mahkota Leander sudah dekat.
Ketika aku menyerang Alistair. Alistair sudah menuju ibukota dan hanya ada Ceto tangan kanan Kaisar. Tak hanya itu para pemimpin wilayah yang aku berikan peringatan lewat surat malah membuka perbatasannya. Setelah aku cari tau dari salah satu mata-mataku para pemimpin itu telah tiada.
Aku tidak tau pasukan Bellamy sekuat itu. Bukankah putra mahkota dan Jendral Kraise sangat bodoh karena telah menyerang mereka dan saat ini rasakan saja akibatnya.
Prang...
Tak...
Aku menangkis serangan dari beberapa orang berbaju hitam yang menyerangku. Dari serangan yang dilancarkan orang-orang ini memang mengincarku.
Sret...
Bahuku terluka kembali. Aku menyentuhnya dan mulai menyerang mereka. Aku harus membunuh mereka dengan cepat agar aku bisa kembali ke istana. Aster dan Lissy. Aku harus menyelamatkan mereka berdua. Aku harap mereka berdua baik-baik saja ketika aku datang.
Aku berhasil membunuh mereka satu persatu. Dengan luka yang aku miliki aku melepaskan baju salah satu orang disana dan menukarnya dengan milikku. Kudaku Black, telah tiada. Aku pun merebut salah satu Kuda yang ada dan menungganginya secepat mungkin menuju istana.
Aster adikku. Satu-satunya keluargaku, aku harus menyelamatkannya!! Saat ini pasti sangat ketakutan. Dan Lissy kekasihku. Wanita yang sangat berharga dihidupku, aku harap dia bisa selamat dan saat ini mereka berdua sembunyi di tempat yang aman. Aku harap aku bisa segera bertemu mereka dan bisa memeluk mereka. Aku sangat ingin memeluk mereka berdua.
Aku merindukan Lissy. Aku ingin mendekapnya kedalam pelukanku agar ia merasa aman. Lissy, tunggu aku. Aku akan menyelamatkanmu lalu aku akan melamarmu. Aku ingin menikah dengannya dan hidup damai di sebuah desa yang tenang sembari menghabiskan waktu bersama anak-anak kita nantinya hingga tua.
Aku tidak ingin kekuasaan atau tahta. Aku hanya ingin Aster dan Lissy akan selalu bersamaku. Hanya itu saja aku sudah cukup bahagia.
Aku tidak memperhatikan jalannya dan tidak berhenti sama sekali. Dan ketika aku sampai di ibukota, keadaan disana lebih mengerikan dari pada yang aku duga.
Aku langsung merubah penampilanku sebagai penduduk. Orang-orang Bellamy rupanya sangat baik karena tidak membunuh rakyat. Tentu saja aku yakin pasti ada alasan di baliknya. Dan ketika aku mengetahuinya. Aku terkejut.
Ayah telah tiada? Ayahanda? Aku membaca penguman yang ada di papan. Kata mata-mataku benar. Ayahku telah tiada di tangan Pangeran Bellamy itu.
Aster, Lissy. Aku harus menyelamatkan mereka terutama Lissy. Aku harap dia baik-baik saja.
"Yang Mulia Ryvel."
Aku menoleh ketika ada yang memanggilku. Dia menarik tanganku dan mengajakku pergi. Aku mengikutinya. Ia membawaku ke sebuah gang sepi dan kotor. Aku terkejut melihat beberapa bangsawan disana.
"Yang Mulia. Syukurlah Yang Mulia selamat."
"Yang Mulia, kita harus merencanakan serangan balik!"
"Yang Mulia istana saat ini sangat kacau dan telah direbut oleh orang-orang Bellamy."
"Yang Mulia, kami sepakat akan membuat anda menjadi Kaisar. Karena itu kita harus meminta bantuan dengan kerajaan Fallon."
Kaisar? Aku sama sekali tidak peduli dengan hal tersebut. Aku tidak ingin memiliki kekuasaan, apalahi menjafi Kaisar. Semua itu merepotkan. Aku hanya mau Lissy dan Aster.
"Dimana adikku di tahan?" tanyaku.
"Saya tidak tau Yang Mulia. Penari sialan itu telah menipu kita semua."
Aku bingung dan tak mengerti apa maksud Marquess Vano. Penari itu?
"Apa maksudmu?"
"Pandora ternyata adalah Putri Annalise dari kekaisaran Bellamy."
Jantungku hampir berhenti berdetak ketika mendengarnya. Pandora?? Lissy? Maksudnya Lisssyku? Lissy kekasihku itu?
"Jelaskan padaku!"
Para bangsawan itu menjelaskan semuanya. Aku terpatung mendengarnya. Tidak mungkin. Tidak mungkin Lissy mengkhianatiku. Aku yakin sekali dia mencintaiku. Tapi bagaimana mungkin dia-
Annalise... Lissy?
Jika dia mengkhianatiku bukankah penyamarannya begitu sempurna hingga ia rela memberikan malam pertamanya padaku? Hingga dia berhasil membuatku percaya padanya?
Tidak. Aku harus mencari tau secara langsung. Aku harus menemui Lissy. Aku yakin Lissy mencintaiku, tidak mungkin dia akan mengkhianatiku.
Aku langsung berlari pergi. Para bangsawan berteriak memanggilku namun aku mengabaikannya. Aku ingin bertemu Lissy.
Aku pun menyusup ke istana menggunakan seragam kekaisaran Bellamy dan masuk menggunakan jalan rahasia yang terhubung kedalam istanaku.
Ketika mendengar suara langkah kaki aku langsung bersembunyi.
"Bersembunyilah disini sampai..."
Aku langsung keluar ketika mendengar suara itu. Suara Lissy.
"Tuan putri tidak berbohong padaku kan? Kakak benar-benar akan menjemputku disini?"
"Aster." panggilku.
Aster menoleh. Ketika melihatku, ia langsung berlari memelukku. Aku membalas pelukannya dengan memeluknya dengan erat.
Aku memeriksa tubuh Aster. Aster terlihat baik-baik saja. Hanya ada sedikit luka gores yang ia dapat. Setelah itu, aku langsung menatap Lissy di depanku.
"Jadi, aku harus memanggilmu apa, Annalise atau Lissy?" tanyaku tajam pada wanita itu.
Aku tidak mengerti maksud wanita di depanku itu. Dia musuh namun kenapa dia masih menyelamatkan adikku?
"Keduanya adalah namaku. Namun aku harap Ryvel memanggilku Lissy. Itu nama kecil yang hanya bisa disebut oleh keluargaku." jawabnya tenang.
Aura disekitarnya terlihat berbeda. Dia terlihat sangat anggun dan cantik. Meski sebelumnya pun dia sudah terlihat cantik. Tapi sekarang, dia benar-benar terlihat seperti seorang putri Kaisar.
"Lissy-"
"Aku harap Ryvel bisa keluar dari sini dengan selamat dan memulai hidup baru."
Setelah itu ia langsung berbalik pergi. Aku mencegahnya dengan menarik tangannya.
"Apa maksudnya ini Lissy?" tanyaku tak paham. "Jelaskan padaku. Apa maksudnya ini? Apa ucapanmu selama ini hanya kebohongan?"
"Aku hanya berbohong tentang identitasku. Kita tidak memiliki waktu banyak. Jika kakakku tau kalian disini, dia akan membunuh kaliam. Karena itu pergilah cepat. Aku akan membantu disini."
"Bagaimana denganmu? Ayo pergi denganku. Kita bisa memulai-"
"Itu tidak mungkin Ryvel. Kamu harusnya tau, hubungan kita tidak mungkin karena itu-"
Dia menunjukan hiasan yang pernah aku berikan.
"Izinkan aku menyimpan ini." ucapnya lagi. "Terimakasih telah menunjukan apa itu festival padaku."
Dia tersenyum.
Tak lama aku mendengar suara langkah kaki.
"Apa benar, kamu tidak akan pergi denganku?" tanyaku untuk terakhir kalinya.
Apa yang Lissy ucapkan benar. Hubungan kita memang tidak akan permah berhasil.
"Iya." jawabnya.
Aku menariknya kedalam pelukanku lalu menngecup bibirnya sebelum mengangkat Aster.
"Selamat tinggal Annalise." kataku yang kemudian pergi.
Meski aku tidak ingin meninggalkannya tapi dia pasti akan baik-baik saja. Selamat tinggal Annalise. Selamat tinggal Lissy kekasih yang aku cintai.
"Kakak, kita akan pergi berdua?" tanya Aster dalam gendonganku.
"Ya," jawabku.
"Bagaimana dengan Kak Lissy? Kakak akan meninggalkannya?"
"Kita memang tidak ditakdirkan bersama." jawabku.
Setelah keluar dari istanaku. Aku berlari agar bisa keluar dari hutan ini dan menuju ke daerah terdekat untuk kabur.