Mylovelly

By chihamusen

504K 6.6K 189

Ini kisah tentang Alyra yang selalu sabar dan tetap tegar mencintai Axello yang mempunyai hati sekeras batu h... More

Pacar lama?!
Mantan temannya
Berusaha buat Lo?!
Siapa itu cewek?!
Ingat dia gak?!
Rela kotor deminya
Sahabat cowok terbaiknya
Iseng Pembalasan
Kacamata Hitam
Bukan selera gue!
Perasaan lebih
Masih Kangen
Sama yang Baru
Niat busuknya?!
Mimpi mustahil
Berhati malaikat?!
Sekalian Kencan.
Terbayang gemas
Ambigu aturannya?!
Latihan praktek anu?!
Dibuat tak betah?!
Si mesum gila?!
Takdir atau nasib?!
Guru Privatenya
Benci atau suka?
Simpanan temannya sendiri?!
Apa maunya?!
Perintah Tuan?!
Kena jebakannya
Benda terlarang
Merasa kehilangan?!
Kekasih sebenarnya?!
Teman masa kecilnya.
Terasingkan perasaan
Sentuh atau Injak?!
Teman barunya
Saingannya
Pindah sebangku
Hukuman bersamanya.
Jawaban Cinta!!
Mengejar hati?!
Mewujudkan buktinya!!
Gebetan Baru
Permainan gila!!
Pasangan Resmi!!
Calon Mertua Idaman
Tak mengakuinya
Kencan serius!?
Masa lalunya?!
Terasa Berat Baginya
Bahaya mengancam?!

Menipu perasaannya

303 25 0
By chihamusen

Selamat membaca!

Semoga suka dan terhibur.....

HARAP MAKLUM TYPO'S!!

VOTE DAN KOMENT!!!

Seminggu telah berlalu lamanya, Alyra tak lagi mengusik ketenangan namun mampu mengacaukan segala isi pikirannya sejak saat itu. Seolah membuang cintanya begitu saja didepan mukanya sendiri.

Meski Axello tak terlalu ingin memikirkannya tapi tetap saja ia masih tidak bisa menerima oleh apa yang telah cewek merah itu lakukan padanya selama ini, seperti menyangkut soal harga dirinya walau sebenarnya tak ada masalah sih, hanya saja Axello benar-benar merasa dipermalukan sampai seujung kukunya.

"Syella tumben Lo sendirian teman Lo yang lain mana?" tanya Axello saat melihat cewek berambut lurus lebat itu lewat dihadapannya dan menahannya sebentar sembari Axello celingukan sebentar seolah mencarinya dengan tatapan sedikit ke arah lain.

"Lo sendiri kenapa tumbenan nanya begituan penting buat lo?" dengus Syella mulai mengernyitkan alisnya sejenak, ia seperti ingin bergegas namun terhalang oleh cowok gondrong itu malah bertanya kepadanya.

"Gak sih gue cuma heran aja nggak kayak biasanya." Axello agak manggut-manggut sejenak.

"Oh... Lo mau nyariin teman gue ya gitu niat maksudnya?" tukas Syella menyipitkan matanya tajam membuat gelagat Axello agak terlihat aneh sesaat tiba-tiba mendengar Syella berkata seperti itu menudingnya.

"Geer banget sih teman Lo! Orang gue cuma nanya doang gak harus bawa perasaan juga kali!!" elak Axello balas melotot tajam hampir keluar. Walau hatinya agak tak keruan menahan dirinya untuk tidak salah tingkah didepan teman cewek itu.

"Itu dia lagi ngomong sendiri sama jidatnya yang kosong. Yaudah ya gue pamit dulu bye!!" tunjuk Syella ke arah lain yang dimana terlihat Alyra seakan sedang berbicara dengan ponselnya terlihat begitu kesal menaruh benda itu diatas dahinya sebentar saking gilanya. Axello pun baru saja melihat cewek merah itu ketika mulai menatapnya sejenak kemudian dia seperti ingin berjalan menuju ke arah sini. Namun Syella lebih dulu pergi terburu-buru meninggalkannya.

Axello baru akan menyusul ke kantin sedang teman-teman lain cowok gondrong itu lebih dulu mereka berada disana berkumpul bersama. Axello yang berjalan di koridor kelas tak sengaja bertemu dan berpas-pasan dengan Syella dan seakan memperhatikan sekitarnya saat itu. Axello juga mulai jarang melihat ketiga para cewek pembuat onar itu. Syella dan kedua teman cewek itu lainnya. Salah satunya si perempuan berambut merah Alyra yang terlihat lebih mencolok dan menarik hampir seluruh perhatian semua orang termasuk Axello yang sebagai korbannya terpancing untuk terusan selalu menatapnya walau hanya sesaat.

Dan sekarang kini Alyra tengah berjalan menuju ke arahnya namun tidak dengan wajah yang tanpa ekspresi sedikit pun padanya. Alyra hanya menatap dingin sekilas seolah tak ada melihat keberadaan Axello di hadapannya begitu saja, saat dia ingin melewati cowok gondrong itu dengan sikap asingnya yang dia tunjukkan.

Begitupun juga Axello yang langsung memasang wajah datarnya tak ingin peduli, mau cewek itu berubah atau sama saja tetap bukan menjadi urusannya sedari dulu. Ia bersikap sewajarnya saja seperti biasa tak menganggapnya lebih.

Axello hanya berdecak setelah kepergian Alyra yang hanya berlalu tanpa senyuman dan sapaan kecil seperti biasanya dulu. Entahlah Axell hanya bisa membiarkan semuanya terjadi begitu saja. Tak ingin membalas apalagi akan memaksakannya.

"Halah ngelamun ae Lo!!" senggol Kevan saat berdiri disampingnya entah sejak kapan cowok sok kalem itu muncul seakan ingin mengagetkannya juga saat itu.

"Terserah gue lah! Ngehalu aja sana Lo biar gak sirik lagi sama gue ck! Dasar kingkong!!" decak Axello memalingkan mukanya malas karena cowok satu itu akan mengganggunya sebentar lagi disaat yang tidak tepat.

"Dih lo ngalangin jalan gue! Dikira Lo  mau jadi tiang bendera bergerak gitu ogah banget sih gie kalau harus hormat sama orang kayak Lo dasar setengah kelamin!!" cibir Kevan balas sarkas mengejeknya. Axello pun mendelik tajam tak terima dengan sikap kurang ajar Kevan yang selalu mengajaknya ingin baku hantam setiap cowok dingin itu berkomentar pedas.

"Sana Lo minggat! Awas pulang entar gue usir Lo tidur malam dari rumah bokap gue!!" sahut Axello tak kalah sengit. Kevan hanya mengacungkan jari tengahnya kasar sambil beranjak menjauh lebih dulu agar tidak terkena oleh balasan lain dari cowok gondrong itu.

****

Setelah pergi dari rumah besar Ale dan ayah angkatnya. Alyra kembali ke rumah kecilnya yang dulu. Padahal ia tahu itu tak akan cukup untuk memenuhi kebutuhannya disini selama satu bulan.  Namun itulah yang harus dia lakukan. Alyra tidak ingin membuat masalah lebih besar lagi pada Ale yang sepertinya sudah terlalu lama membenci dirinya sejak kecil. 

Jadi ia tak ingin merepotkan rumah disana hingga Alyra pun juga memilih pergi menjauh dari kehidupan sisi Axello yang sempat menjadi kekasihnya sementara, ralat hanya sebagai pengisi harinya saja.

Alyra masih merutukinya setiap kali teringat akan dirinya yang lebih bodoh daripada orang yang sakit jiwa di pinggiran jalan. Kenapa juga ia sampai harus salah orang mencintai cowok gondrong itu. Setelah bertemu kembali dengan pacar lama yang sesungguhnya si Marcello.

Alyra tak mengerti bagaimana bisa Axello mengenalnya Marchello. Dan terlebih wajah kedua para cowok itu hampir memiliki wajah yang sama jika dilihat sekilas, namun pasti ada bedanya juga mungkin Axello terlalu sempurna jika dibandingkan Marchello yang hanya kebetulan.

Maka dari situ Alyra  tidak ingin lagi terlibat dengan Axel maupun dengan teman-temannya yang lain. Cukup Marchello yang tidak tahu apa-apa tentang dirinya sama sekalipun, jadi Alyra masih bisa merasa aman tanpa harus mengkhawatirkan dirinya lagi.

Ia pikir, hidupnya akan tenang dan bisa lebih bahagia sekarang namun Alyra justru salah mengira. Ia bahkan malah merasa lebih sengsara setelah pergi dari rumah Ale dan memutuskan hubungan dengan Axello walau memang sedari dulu tidak pernah adanya ikatan khusus yang terjalin pada saat itu.

Meski begitu Alyra sempat merasakan hambar ketika bersama Marcello padahal mereka baru saja bertemu kemarin. Tapi entah kenapa dia tidak terlalu bersemangat. Malah Axello yang masih memenuhi ruang hatinya tanpa bisa ia pungkiri dalam benaknya, saat bayangan cowok gondrong itu selalu berhasil merasuki pikirannya yang bodoh dan buta cinta perasaannya.

Ingin menyesal tapi Alyra sudah terlanjur berbuat sejauh itu. Di koridor kelas saat di sekolah tadi  Alyra mencoba menghubungi Marchello kekasihnya, namun cowok itu seperti susah untuk dihubungi apalagi sekedar berbagi kabar. Ia juga meminta tolong pada Syella namun cewek itu malah mencoba menghindarinya seakan tak ingin terlibat dalam hal apapun.

Alyra akhirnya melemparkan ponselnya yang terbilang betrainya sebentar lagi akan sekarat. Ia juga menutup telinganya sejenak saat bunyi bising di sekitar rumahnya terdengar memekakkan. Astaga! Alyra lupa bayar token listrik. Sialan uangnya kurang cukup untuk melunasinya sekarang apalagi sisa uang sakunya nanti.

Kenapa hari ini kesialannya semakin bertambah lebih dari berkali lipat. Pertama Marchello dia tak bisa diajak berkompromi  entah kemana cowok itu mulai menghilang lagi. Kedua dia dibenci oleh keluarganya sendiri, lalu kemudian tak bisa merasakan tenang setiap kali harus bertatap muka dengan wajah Axello sejak ia mengakhirinya saat itu, walau sebenarnya Alyra masih menyimpan dalam perasaannya pada cowok gondrong itu, tapi tetap saja tak bisa melakukannya lagi untuk memulai kembali mendekat. Ketiga hidupnya masih selalu serba kekurangan, mana hidup sendirian lagi sebatang kara ia harus menanggung bebannya.

Ia merebahkan dirinya sebentar sembari membuang napas lelahnya cukup panjang. Malam ini ia harus bekerja full time untuk semalaman. Alyra tak akan menyia-nyiakan kerja sampingannya setelah dia baru saja diterima tiga hari yang lalu. Mungkin itu kesempatan dia masih bisa untuk bertahan.

Dirasa sudah cukup, Alyra pun bangkit dari kamarnya dan akan bersiap-siap keluar malam ini ke tempat kerjanya dimana berada.

_____

Ia tidak terlalu peduli bagaimana waktu masa mudanya yang akan Alyra habiskan hanya dengan bekerja saja, namun baginya ia juga masih bisa menikmatinya meski hanya sebatas pelayan di tempat yang mungkin bisa disebut sebagai hiburan malam, seperti karaoke yang sedikit tidak jauh berbeda dengan tempat-tempat lainnya dari dunia gemerlap sang malam.

Alyra hanya berpenampilan biasa saja dengan seragamnya yang cukup terampil sopan agar tak mengumbar bagian tubuhnya yang lain, namun wajah cantik yang dimilikinya memikat dan menarik banyak perhatian orang lain. Sebisa mungkin masih bisa Alyra sembunyikan dengan menundukkan kepalanya kecil setiap bertatapan dengan pelanggan. Ia tak mau orang lain sampai ada yang mengenalinya atau akan bertindak macam-macam terhadapnya nanti jika harus menatapnya terlalu cukup lama.

Alyra hanya sebagai seorang pelayan pengantar minuman di tempat hiburan itu. Ketika ada pesanan yang masuk, Alyra pun segera menuju ke ruangan khusus di dalam sana.

Setelah sesampainya, Alyra berdiri dan berhenti melangkah sesaat ketika matanya tak sengaja terfokus dapat mengenali salah satu seseorang yang tengah duduk asyik di sebuah sofa panjang sedang ditemani oleh perempuan lain.

Deg! Jantung Alyra seakan mati berdetak sesaat. Sebentar! Dia pasti salah lihat kan? Tidak mungkin orang dia kenal harus berada didepannya sekarang saat ini. Alyra memohon,, bukan waktu yang tepat baginya untuk segera bertemu dengan mereka.

Alyra menggelengkan kepalanya dengan cepat berusaha membuyarkan lamunannya sejenak.

"Tunggu.... I-itu siapa? Pasti Axello kan? Bukan Marchello pacar gue, enggak gak mungkin banget dia berani celup sana sini sama cewek lain!!" desis Alyra berusaha menepisnya sambil terkekeh sendiri, sembari menahan geramannya yang terbakar oleh rasa cemburunya saat ini.

Tidak! Ia tidak ingin langsung terpancing oleh emosinya sendiri begitu saja saat melihat dengan jelas dari kepala matanya sendiri. Tapi juga tak bisa menyangkalnya bahwa itu adalah kenyataan yang mengejutkan. Sumpah demi apapun Alyra benar-benar bingung. Ia sedikit kesulitan membedakan yang mana antara Axello maupun Marchello yang berada di depan matanya saat itu tanpa cowok itu sadari sedang diperhatikan lekat-lekat oleh-nya.

"Enggak! Gue udah cukup pernah salah orang satu kali! Dan gak mungkin untuk keduanya gue selalu sial! Gue pasti akan benar! Gue yakin fix itu pasti Axello bukan pacar gue! Plis jangan Marchello yang selingkuh dari gue!!" gumam batin Alyra berteriak lirih berusaha untuk tetap menampiknya. Bahwa ia belum siap akan patah hati yang besar hanya karena cintanya telah diduakan oleh orang lain di depan matanya sendiri.

Kemudian Alyra berusaha menarik napasnya sebentar lalu menghembuskannya secara pelan. Ia rasa sudah cukup berdebat menyakinkan hati dan pikirannya oleh gejolak panas perasaan itu.  Alyra kembali melangkahkan kakinya dengan mantap untuk menghampiri meja itu. Ia mulai samar-samar dapat mendengar suara percakapan dua orang lawan jenis itu didekatnya dari kebisingan musik yang menggema dalam seluruh satu ruangan.

"Kalau boleh tau lo suka tipe cewek kayak gimana?" tanya perempuan yang berada disamping cowok itu.

"Gue suka cewek berambut panjang kayak lo,," jawabnya serak entah cowok itu Axello atau Marchello yang jelas Alyra enggan berharap pada keduanya. Ia tiba-tiba merasa jengkel sekali saat melihat kedekatan mereka dimatanya. Cowok itu mencium sebentar aroma wangi rambut panjang wanita itu yang membuatnya sedikit mabuk menikmatinya.

"Bukannya Lo punya pacar ya?"

"Iya." sahutnya lagi dengan nada yang terdengar berat. Alyra meneguk ludahnya sukar. Ia berharap lelaki itu cepat sadar! Alyra benar-benar kesal dengan wajah yang menyerupai cowok kekasihnya itu. Untuk saat ini Alyra tak bisa berpikir jernih untuk membedakannya.  " dan lo orangnya... Lo pacar gue baby!!" katanya dengan suara rendah tertahan saat hendak mencium bibir wanita seksi itu. Alyra hampir melotot keluar kalau saja wanita itu tadi tak segera menahan cowok itu dengan jari telunjuknya yang dia letakkan di bibir tipis seseorang yang mirip pacarnya itu.

"Tunggu! Lo belum kasih tahu siapa  nama Lo dulu?" ucap wanita muda itu bernama Racel seraya tersenyum.

"Marchello." jawabnya singkat. "sekarang gue boleh kan minta sesuatu dari Lo?" tanyanya dengan seringai kecil lalu kembali mendekati Racel dengan godaannya.

Alyra terkejut luar biasa saat mendengar nama itu dengan mudahnya meluncur keluar dari bibir  lelaki itu tadi berkata saat menyebutkan identitas aslinya, tanpa dia sadari bahwa Alyra masih ada disini terpaku. Ternyata memang benar itu adalah pacarnya sendiri yang sedang bersama dengan perempuan lain.

"Pantesan susah dihubungi ternyata lagi ngumpet di lubang ular!!" Alyra bergumam menahan kemarahannya yang sebentar lagi akan meledak.

Padahal Alyra tadi menyangka kalau cowok gondrong itu adalah Axello yang sempat menyerupai lelaki itu tadi sebagai pacarnya, namun ternyata dia benar-benar dipatahkan oleh kenyataannya sendiri, bahwa Marchello telah berani mengkhianatinya. Meski sebenarnya disaat yang bersamaan pula Alyra juga tidak ingin jika memang benar itu adalah Axello tadi dengan perempuan lain demi apapun Alyra tidak ingin itu terjadi. Sebaliknya Marchello sendirilah cowok berengsek itu yang telah berhasil menipunya selama ini.

Entahlah jujur Alyra mungkin cewek egois yang pernah ada, tidak bisa membiarkan Axello begitu saja akan dimiliki oleh orang lain walau dia tak ada memiliki hubungan dengannya  Sebelumnya tadi Alyra juga yang mengatakan bahwa lebih baik Axello yang bermain dibandingkan Marchello didepannya itu, daripada dia harus sakit hati menahan perih dimatanya melihat api asmara mereka. Namun ternyata itu adalah kesalahan fatal. Dunia sedang terguncang balik dengan hebatnya memberikan Alyra atas sebuah jawaban mutlak dari pernyataannya itu. Meski Alyra enggan sangat berharap demikian jika Axello akan seperti itu juga karena sempat pikirannya tadi.

Beruntung cahaya lampu dalam ruangan itu minim, wajah Alyra tak begitu nampak terlihat jelas dimata mereka saat dia berhadapan. Alyra langsung meminumkan gelas alcohol itu kemulut Racel dengan kasar ketika  wanita itu akan mulai memberikan ciumannya pada bibir Marchello namun harus terhalang oleh tarikan Alyra pada dagunya. Lalu menamparnya dengan ganas.

"Siapa dia?" tanya Racel penuh murka pada Marchello.

"Gue gak kenal!!" jawab Marchello setelah sempat melotot kaget sesaat.

"Jangan bohong!!" Racel tidak terima dirinya tiba-tiba saja diserang oleh satu tangan netizen.

"Ya enggak! Mungkin dia orang gila nyasar disini! Sana Lo pergi hush! Jangan pernah muncul lagi datang kembali depan gue!!" bentak Marchello sembari menatap tajam pada Alyra yang berdiri dihadapannya dengan tatapan dingin meski wajah cewek merah itu hampir tertutupi seluruh oleh rambutnya yang terurai rata ke depan mukanya membuat Marchello meneguk ludahnya sedikit bergidik ngeri saat menatapnya lebih lama ketika hanya terlihat satu kilat mata yang menyalang dibalik celah rambut panjangnya pada perempuan itu.

"Apa?! Lo lupa sama gue sayang? Gak salah sih orang didepan gue sekarang sudah mati terlindas! Jadi gue gak akan pernah sudi biarkan wajah palsu Lo itu harus kena kotoran busuk dari jalang lain!!" sinis Alyra tertawa pelan sebentar dengan menukiknya tajam.

"Lo urus aja orang gila ini! Gue benci sama Lo bangsat!!" ucap Racel masih tak terima lalu pergi dengan rasa panas yang membakar mulutnya akibat cairan keras alcohol tadi sempat Alyra semburkan ke wajahnya tanpa ampun.

"Lo siapa sih?! Berani banget Lo ikut campur! Argh! Dasar sialan Lo anjing!!" maki Marchello sempat mencengkeram Alyra lalu menyentaknya.

Marchello terdiam bingung sesaat namun dia lebih mengabaikan Alyra dan memilih mengejar Racel daripada    wanita berambut kusut itu tadi pikirnya yang terpenting Racel dia harus segera mendapatkan perempuan seksi itu dan melupakan Alyra sang pacarnya yang belum dia sadari saat itu juga berada dihadapannya.

Setelah kejadian itu sempat heboh Alyra pun segera pergi dengan tatapan penuh kosong. Ia menabrak beberapa tubuh orang dengan penampilannya yang agak menyeramkan tanpa wajahnya. Tanpa banyak bicara lagi Alyra pun meninggalkan tempat itu.

Air matanya menetes perlahan. Ia keluar dengan perasaan berkecamuk. Dan sudah mengetahui bahwa sifat buruk aslinya Marchello yang sebenarnya terungkap dimatanya. Tanpa harus mendengarkan omongan dari siapapun. Tiba-tiba saja ia jadi teringat akan sosok Axello yang selama ini selalu ada setiap mengisi warna hari-harinya dengan abu-abu yang indah. Alyra jadi benar-benar merindukannya. Bagaimana cowok gondrong itu judes, bersikap kasar, menyebalkan kadang sedikit humoris dan cuek terhadapnya.

"Apa gue ada salah ya sama Axello sampai gue kena hukuman sial mulu?!" ucapnya termangu.

"Ya salah lah bego! Lo pikir benar apa main putus aja sama dia!!" rutuk dirinya. Alyra menjenggut rambutnya sendiri merasa malu dan bodoh dengan bercucuran air mata seolah menahan tawa pahitnya saat terbayang moment langka Axello mulai perhatian padanya ketika pulang sekolah waktu itu.

TBC.....









Continue Reading

You'll Also Like

2.1M 98K 70
Herida dalam bahasa Spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
2.4M 124K 27
Madava Fanegar itu pria sakit jiwa. Hidupnya berjalan tanpa akal sehat dan perasaan manusiawi. Madava Fanegar itu seorang psikopat keji. Namanya dike...
214K 25.9K 23
⚠️ BL Gimana sih rasanya pacaran tapi harus sembunyi-sembunyi? Tanya aja sama Ega Effendito yang harus pacaran sama kebanggaan sekolah, yang prestas...
HER LIFE By hulk

Teen Fiction

7.4M 364K 64
Sudah terbit di Glorious Publisher. Dia, gadis culun yang dibully oleh salah satu teman seangkatannya sampai hamil karena sebuah taruhan. Keluarganya...