AUNTY

Por bunnycarrotz

89.2K 10.4K 2.4K

[M] Rochely Park memiliki keponakan tiri yang bernama Jeon Jungkook. Wanita itu selalu ada di sisi Jungkook s... Mais

1: welcome home, aunty
2: the choices
3: full of suprises
4: teasing
5: there's no boundaries
6: do you need some help, aunty?
7: aunty, i'm really sorry
8: the wildest side of him
9: i have one request for you
10: love scenario
11: meet, the park family
12: she said, "this is just a dream."
13: love maze
15: the story of anne
16: someone to lean on
17: walk along the beach
18: be mine, aunty
19: about last night
20: full of jealousy
21: escape from the reality
22: anti-sleepy
23: the best gift ever
24: confessing
25: unacceptable reality
26: the embarrassing fact
27: move in
28: talking about the future
29: he's so fucking jealous
30: the night of drama
31: too sweet
32: status
33: unexpected things
34: the storm of destruction
35: like a hurricane
36: after the storm [END]

14: keeping promises

2.7K 387 89
Por bunnycarrotz

Jangan lupa vote dan commentnya ya <3

Meet the genks:
Rochely—Hyeri—Ashley.

***

Rochely tengah duduk di depan meja riasnya, mengamati pantulan wajahnya di cermin. Memastikan riasannya sudah sesuai dengan permintaan; flawless bold. Sementara rambut kuning keemasan yang tergerai sampai punggung sedang dalam proses pelurusan oleh Maeng—perias pribadi Rochely.

"Maeng, tambahkan smokey eyeshadow di sudut mataku," pinta Rochely seraya mengoleskan lip cream berwarna merah kecoklatan di bagian bibir dalamnya—terlihat begitu menggoda. Kali ini Rochely ingin keluar dari zona nyamannya; riasan natural.

"Baik, Nona," sahut Maeng.

Ponsel yang tergeletak di atas meja rias berdering. Terdapat panggilan video dari para sahabatnya—Lee Hyeri dan Ashley Choi. Sejak semalam mereka nampak antusias dengan pertemuan kencan buta Rochely kali ini.

"Rochely!" Pekik Ashley penuh semangat. "Aku penasaran, setampan apa pria itu hingga akhirnya kau bersedia untuk mendatangi kencan buta?"

"Tidak tahu. Aku hanya sekedar menepati janji kepada kakek." Rochely menghela napasnya sebelum kembali berujar dengan santai. "Lanjut atau tidaknya, itu keputusanku."

"Sudah selesai, nona." Maeng baru saja menyelesaikan proses pelurusan rambut serta melakukan retouch eyeshadow yang membingkai mata hazel Rochely.

Lantas Rochely bangkit dari kursi. "Bagaimana? Apa sekarang aku sudah cantik dan seksi?"

Dengan kamera ponsel yang diarahkan menghadap cermin, Rochely memutar anggun tubuhnya. Memamerkan setiap inci tubuh moleknya yang terbalut oleh Strapless Maxi Dress berwarna hitam—dengan panjang semata kaki yang terdapat belahan hingga bagian paha. Memberi kesan misterius, elegan nan seksi. Rochely yakin seratus persen penampilannya begitu memikat bak dewi kecantikan.

Hyeri yang tengah fokus mengeluarkan mobilnya dari parkiran bawah tanah apartment mulai membuka suara. "Jangan merendah untuk meroket! Kecantikan dan keseksianmu itu sudah mentok di angka sepuluh!"

"'Kau selalu cantik dan seksi, bubz. Hanya orang buta yang tidak akan terpikat padamu," ucap Ashley seraya mengedipkan satu matanya genit.

Rochely menyematkan kedua tangannya di pinggang sembari terkekeh. "Kalian terlalu berlebihan!"

"Hei Rou, bukankah itu Jungkook?" Kamera ponsel Hyeri menyorot sesosok pria yang mengenakan bucket hat, sweater hitam keabuan dengan sepatu boot tengah berdiri di depan lobi apartment Nine One Hannam—yang merupakan kediaman Hyeri.

Rochely sontak menelik ke arah layar dengan seksama. "Mana? Kameramu buram."

"Itu!" Hyeri sungguh totalitas. Ia bahkan sampai membuka jendela mobilnya untuk memperlihatkan presensi lelaki tersebut.

Hingga suara ketukan pintu menginterupsi perbincangan mereka. Belum genap dua detik, Maeng langsung membukakan pintu tersebut dan terpampang dengan jelas sosok yang mengetuk barusan.

"Sebentar ya," potong Rochely terhadap Hyeri dengan jemari lentiknya yang menekan tombol mute pada layar ponselnya. Sementara kedua sahabatnya kembali melanjutkan perbincangan tanpa Rochely.

Hwang Mijoo—Seorang kepala pelayan mansion—menunduk sopan kala berdiri tepat di hadapan wanita bermarga Park. "Ada berita buruk, Nona."

Kening Rochely berkerut. "Ada apa, Kepala Hwang?"

"Semua ban mobil yang terparkir di garasi kempis. Para pegawai keamanan sudah memeriksa seluruh CCTV mansion, tetapi rekamannya hilang. Sepertinya telah dihapus oleh pelaku," jelas Kepala Hwang.

Rochely tercengang. Ia nampak tidak percaya. "Semua mobil?"

"Iya, Nona." Kepala Hwang menjeda sejenak untuk mengambil napas. "Tapi tidak usah khawatir. Nyonya Alice telah menghubungi pak Cha untuk mengantarkanmu menggunakan mobil yang baru selesai dimodifikasi di bengkel."

"Baiklah." Rochely masih tetap pada prinsipnya; hanya terima jadi.

Rochely kembali ke ponselnya untuk menyudahi panggilan video tersebut. "Sudah dulu ya. Aku ada sedikit masalah."

"Good luck, bestie!" Kedua sahabatnya menyahut dengan menampilkan senyuman lebar serta lambaian tangan.

Rochely meraih tas miliknya, lalu melangkah buru-buru menuju ruang kontrol CCTV. Suara ketukan dari high heelsnya terdengar menggema hingga ke seluruh lorong lantai dua.

Kepala Hwang turut mengekori Rochely dari belakang ketika majikannya memasuki elevator. Ia kembali membuka suara, "Nona, apakah kencan buta hari ini tidak bisa dibatalkan saja?"

"Tidak bisa. Kakekku pasti tidak akan menyukai itu," jelas Rochely dengan napasnya yang terhembus berat. Mengingat bahwa ia telah berjanji kepada kakek Park.

"Baiklah. Saya izin untuk kembali bekerja." Kepala Hwang menarik langkah menuju dapur, sedangkan Rochely berderap ke arah ruang kontrol.

Setibanya disana, Rochely menemukan eksistensi Hoseok sedang sibuk membongkar pasang beberapa SD card dari kamera dashboard mobil. Sudah setengah jam berkutat di depan layar komputer, tetapi lelaki itu tidak kunjung mendapatkan petunjuk.

"Nona, sejauh ini Saya belum menemukan sosok pelaku di kamera dashboard mobil manapun," ujar Hoseok ketika kembali menelik tayangan dari SD card kelimanya.

Rochely sedikit merapatkan tubuhnya ke sopir kepercayaannya, lalu membisik, "Hoseok-ssi. Berikan aku satu nama yang kau curigai."

Jika dilihat dari cara kerja si pelaku, sepertinya ia sangat paham dengan tata ruang dan sistem keamanan di mansion ini. Sehingga ia atau—mungkin mereka—dapat melakukan aksinya dengan lancar. Itulah yang diyakini oleh Rochely.

Lagi pula, apa untungnya ini semua bagi si pelaku? Rochely sungguh tidak habis pikir dibuatnya.

"Kepala Hwang," jawab Hoseok tanpa berpikir lama dengan suara yang pelan. "Sejak tadi pagi, wanita itu terus menghalangiku untuk mencuci mobil milikmu. Ia bahkan membuatkanku teh chamomile hangat dan mengajakku berbincang bersama para penjaga di teras belakang."

Rochely menghela napas berat, "Hoseok-ssi. Aku serahkan semuanya kepadamu. Jangan sampai ada yang terlewat dan segera kabari aku jika kau menemukan sesuatu."

Tanpa berlama-lama di ruang kontrol, Rochely pun mengayunkan kakinya untuk meninggalkan Hoseok bersama para pegawai keamanan lainnya untuk menuju pekarangan depan mansion. Memikirkan kejadian hari ini membuatnya ingin meneguk seloki whiskey guna meluruhkan pikirannya yang semrawut.

"Apa dia masih lama?" Rochely bergumam seraya menatap arloji di pergelangan tangannya manakala Eunwoo belum kunjung datang.

Rochely terus menggigit kecil bibir bawahnya, kemudian tidak bisa menghindari untuk kembali melihat arlojinya sembari mendengus. Perasaan tak nyaman menggeluti hatinya lantaran Rochely bukanlah tipe seseorang yang suka terlambat.

"Hai Aunty!" Tegur Jungkook dari dalam mobil—entah milik siapa yang ia kendarai. "Ayo pergi bersamaku."

Rochely menelisik mobil KIA Seltos berwarna putih yang dikemudikan oleh Jungkook seraya melipat kedua tangannya di dada. Lalu mengikis jarak beberapa langkah lebih dekat dengan pria muda yang berpakaian serba hitam itu.

"Mobil siapa ini?" Rochely menopang pipi dengan tangannya yang tersandar pada jendela mobil nan terbuka lebar. Sehingga Jungkook dapat memandangi paras ayu sang bibi—berhasil menyita atensi Jungkook cukup lama.

Jungkook terdiam sejenak hingga akhirnya pria muda itu melemparkan senyuman manis, "milik temanku."

"Buat apa sampai pinjam kepada temanmu? Kau ada acara penting?" Kini kedua mata mereka dipertemukan. Rochely menatap lurus ke arah sang keponakan dalam beberapa detik—dipenuhi keingintahuan.

Jungkook memiringkan kepala sesaat. "Agar aku dapat mengantarkan Aunty ke tempat kencan."

Tin...tin...

Suara klakson dari mobil sport dengan atap terbuka kepunyaan Alice terparkir sempurna tepat di belakang mobil yang dikendarai Jungkook. Pengemudi yang tak lain dan tak bukan—Eunwoo—bergegas keluar dari mobil untuk menemui Rochely.

Eunwoo menarik nafas panjang, lalu merapihkan jaket kulitnya yang sempat terlipat. Dirinya membungkuk hormat ketika sudah berhadapan
dengan Rochely. "Mari kita berangkat sekarang, Nona."

Rochely hanya melipat tangan di dada sambil mengusap-usap lengannya. Berusaha bersikap sesantai mungkin ketika harus menanggapi kedua pria yang seolah tengah berlomba untuk dipilih olehnya.

"Apa aku harus membelah diri dulu agar bisa masuk ke dalam mobil kalian?" tanya Rochely dengan menaikkan satu alisnya. Berharap salah satu dari mereka akan mengalah.

Eunwoo menggeleng pelan namun tetap mempertahankan senyum manis di bibirnya. "Tidak perlu begitu, nona." Lalu segera melanjutkan ucapannya sembari mempersilakan Rochely untuk duduk di kursi penumpang. "Biarkan seluruh tubuhmu yang memukau itu masuk secara utuh ke dalam mobil ini."

"Tidak bisa!" Elak Jungkook yang berderap mendekati Rochely. Pria muda itu bahkan mencekal pergelangan tangan Rochely. "Aku yang lebih dulu sampai disini untuk mengantarkanmu, Aunty."

Rochely hanya terdiam. Menyelami kedua netra Jungkook yang nampak kecewa, disertai bibirnya yang menekuk. Haduh!

"Aku bahkan rela naik taksi demi meminjam mobil ini dari temanku," lanjut Jungkook dengan mata yang berkaca-kaca manakala lawan bicaranya itu masih belum menanggapinya.

"Kalau begitu, pergi saja bersama temanmu, tuan muda." Eunwoo tersenyum miring. "Pasti akan lebih menyenangkan, bukan?"

Tanpa menyahuti ucapan Eunwoo, Jungkook terus mengunci pandangannya pada Rochely dengan sorot matanya yang berbinar. Namun saat menoleh ke Eunwoo wajah menyedihkannya mulai berubah menjadi raut wajah jengkel.

Rochely tidak ingin mempersulit hidupnya yang dihadapkan oleh dua pilihan ini. Wanita itu memijit keningnya sembari menghela napas kasar sebelum memutuskan. "Aku akan berangkat dengan Jungkook."

Jungkook tidak menyahut. Hanya saja bibirnya merekah, menampilkan senyuman bangga tanpa menatap sang lawan sedetikpun kala Rochely mulai duduk di kursi penumpang mobilnya.

Jungkook menang; dengan skor 3–0 melawan Eunwoo yang kalah telak.

***

Kendaraan roda empat melesat cepat pada hamparan aspal kawasan Cheongdam-dong. Pria muda itu begitu antusias tatkala menyalip kendaraan lain yang melenggang di depannya seperti seorang pembalap.

"Turunkan kecepatan mobilnya, Jung!"

Rochely memegang dadanya—merasakan jantungnya terpompa dengan sangat cepat. Sungguh, ia tidak ingin mati sebelum melihat anak, cucu, bahkan cicitnya!

Mendengar hal itu, Jungkook langsung menggelak tawa kecil. "Katanya Aunty sudah terlambat, makanya aku langsung tancap gas saja."

"Jangan! Kita pelan-pelan saja," pinta Rochely dengan adanya penekanan di setiap kata. Alhasil, Jungkook pun menurutinya.

"Kenapa harus bertemu di restoran hotel, Aunty?" Jungkook menilik wajah Rochely sejenak sebelum kembali fokus memandang lurus ke jalanan.

Rochely tertawa renyah. "Memangnya kenapa? Tidak boleh?"

Mendapati Rochely yang malah balik bertanya kepadanya membuat Jungkook menggembungkan pipinya—kesal. "Bukan begitu." Sejurus kemudian Jungkook mulai mendesah frustasi. "Hanya saja, memangnya tidak ada restoran bagus lagi selain di hotel?"

"Tanyakan saja pada Joohyun. Dia yang memesan tempat pertemuan ini."

Bibir Jungkook mengerucut. "Aku harap Aunty tidak akan melakukan hal lebih dari makan siang bersama."

Rochely terkekeh sembari mengamati wajah Jungkook yang begitu menggemaskan. Ekspresinya lucu sekali seperti anak kecil yang merajuk—meminta dibelikan permen.

"Contohnya apa? Coba sebutkan!" Pinta Rochely ketika tawa kecilnya tergantikan dengan senyuman sumringah.

"Seks," jawab Jungkook dengan polosnya dan jangan abaikan mata bulat yang berbinar itu.

TING!

Terdapat notifikasi pesan singkat dari Hoseok. Ia mengirimkan sebuah rekaman video yang berasal dari salah satu dashboard mobil.

Rochely membatin, Bokong sekal penuh otot? Aku langsung dapat menebaknya. Namun, mengapa kau melakukan itu, Jung?

Tidak ingin mengubah atmosfer di dalam mobil, Rochely pun memilih untuk berlagak tidak mengetahui apapun di depan Jungkook. Walaupun sebenarnya ia sangat penasaran dengan alasan sang keponakan yang melakukan aksi senekat itu.

Setelah berdeham, Rochely tersenyum miring sembari mengaitkan atensi pada mata sayu Jungkook yang terfokus ke jalanan. "Aunty tidak akan melakukannya, kau tak usah khawatir."

Jungkook hanya tersenyum puas sembari melepas tangannya yang bertengger di setir kemudi untuk menggapai tangan Rochely. Pria muda itu mengisi kekosongan ruang pada sela jemari mereka. Ia meraih kesuksesan besar dalam membuat Rochely membeku.

Tidak terasa kendaraan roda empat ini telah tiba di tempat tujuan. Jungkook pun melepaskan kaitan jemari mereka. Ya, selama di perjalanan, Jungkook hanya menggunakan satu tangannya untuk menyetir. Sangat lihai!

"Aunty. Aku akan menunggumu di lobi hotel sambil bermain gim tidak apa-apa, 'kan?"

Rochely sejenak merapikan rambut dan dressnya. "Tidak masalah. Aunty juga tidak akan lama."

"Tepati janjimu ya, Aunty!" rengekan manja Jungkook hanya dijawab dengan anggukan kecil oleh Rochely yang melangkahkan kakinya keluar dari mobil.

***

Rambut Rochely yang tergerai lurus langsung diterpa angin manakala berhadapan dengan gedung tinggi—Lotte Hotel Seoul. Ia melirik arloji sekilas dipergelangan tangannya yang ternyata sudah terlambat lima belas menit.

Lantas Rochely bergegas menaiki elevator yang mengantarkan ke restoran hotel. Sesampainya disana, ia langsung membelok menjumpai resepsionis restoran untuk menanyakan reservasi meja atas nama Park Yeosang—sang kakek.

Seseorang mencolek lembut bahu Rochely. "Permisi. Apakah kau cucu dari Park Yeosang?"

Sontak Rochely menoleh. Ia menatapi seorang pria dalam balutan jas; kemeja kuning mustard dengan celana berwarna warna ungu. Ditambah dengan rambut hitam pendek berkilau membingkai wajahnya, kontras dengan warna kulitnya yang pucat—tampak seperti Edward Cullen versi Negeri Gingseng.

Rochely memaku sejenak hingga akhirnya dapat mundur secara perlahan beberapa langkah, kendati ia mati-matian mempertahankan ekspresi tenangnya.

Sepasang mata coklat gelap pria itu berpendar hangat begitu menatap Rochely, "Wah. Wah. Lama tidak berjumpa denganmu."

Jantung wanita bermarga Park itu seolah dibidik jatuh dari tempatnya. Ini bukan perasaan yang menyenangkan baginya. Rochely dikenal sebagai wanita pemberani saat berhadapan dengan siapapun—kecuali seseorang dari masa lalunya yang traumatis.

Rochely merasakan nafasnya tertahan di
tenggorokannya. "Kau—"

Pria itu memotong ucapan Rochely dengan kekehan. "Apakah kau masih suka menggigiti roti sobek, Anne?"

Anne. Mata Rochely terbelalak kala teringat nama
palsu yang sengaja ia berikan pada lelaki—2 tahun lalu di Amerika. Kegelisahan serta rasa takut menyelimutinya. Rochely pun menyenyahkan niat untuk mendaratkan bokongnya pada kursi restoran.

Rochely mengepalkan tangan erat, menatap lurus dengan pandangan penuh kilat. "Enyahlah! Korea Selatan adalah wilayahku, kau tidak akan bisa mengancamku disini."

TBC

Kamu mau disupirin sama cogan yang mana?


***
26 Agustus 2022

Continuar a ler

Também vai Gostar

19.9K 1.3K 36
ini cerita tentang idola sekolah yang badung tapi pinter yang jatuh cinta dengan cowok manis tapi jutek.. bxb taekook area yg gk suka skipp aja oke..
94.5K 3.9K 21
Bukankah sahabat adalah orang yang selalu ada disaat suka dan duka bukan? Bagaimana jadinya jika sepasang sahabat saling berbagi kehangatan tubuh sat...
MR.NA [JAEMJEN] Por jenjaemjie

Ficção Adolescente

38.6K 1.6K 28
kisah cinta na jaemin dan lee jeano! [JANGAN SALPAK! INI LAPAK JAEMJEN!!] Jaemin: dom jaeno/jeno: sub LAPAK JAEMJEN! BUKAN NOMIN DAN SEBAGAINYA!
9K 915 22
a heejay au • hesa(hs)-jayden(js) keseharian orang yang udah temenan selama 8 tahun, apa bakal temenan terus sampe tua?