ILY from 195 Countries

By justforjkey

7.2K 919 62

Taehyung tidak tahu, bahwa inisiatifnya untuk melewati jalan pintas yang tak pernah ia lewati, justru membawa... More

Prolog
1. JK
2. Obey
3. Save Me
4. Insidious
6. Believe
7. The Gang
8. Fright
9. Venice
10. Diversion
11. Action
12. Lost
13. Fate is playing with us

5. Speechless

495 73 5
By justforjkey

Melihat bintang meredup hingga bulan tertutup awan hitam kemudian menurunkan hujan.
Semuanya pasti penuh kegelapan, namun entah bagaimana caranya, aku malah menemukan cahaya terang dalam dirinya.

ILY from 195 Countries

..

Kalau harus memilih antara memandangi lelaki manis yang kini sedang tertidur pulas di hadapannya atau menjadi orang terkaya di dunia. Mungkin yang akan di pilihnya kini adalah opsi pertama.

Yah.. dulu, saat masih menjadi Jeon Jungkook kecil. Cita-citanya adalah menjadi orang paling kaya di dunia, dan ia berjanji tak akan merubah mimpinya sampai kapanpun.

"Uang adalah segalanya, jika kau tak memiliki uang, maka kau tak akan memiliki kehidupan yang kau inginkan."

Bocah kecil dengan pemikiran yang labil, memiliki keinginan ingin membelikan apapun yang diinginkan kedua orang tua dan satu adik perempuannya dengan uang yang ia miliki. Lahir dari kehidupan yang sederhana, terbiasa dengan perlakuan keras namun penuh kehangatan. Jungkook kecil bertransformasi menjadi sosok pemuda dewasa yang kuat dan mandiri. Sejauh ini kehidupannya berjalan dengan baik, nyaman dan tenang, sebelum semuanya berubah menjadi kusam, hampa, penuh kesunyian.

"Eomma, kenapa Appa tak kembali lagi?"

"Bukankah Appa bilang ini akan menjadi pengabdian terakhirnya?"

Pengabdian terakhir.

Jungkook tak tahu kalau maksud dari pengabdian terakhir itu adalah ucapan selamat tinggal sebelum ayahnya pergi ke sisi sang pencipta, bukan sebuah kata lain dari beliau yang hendak pensiun dari pekerjaannya.

Itu kejadian yang sangat kelam. Jungkook tahu negara menyembunyikan sesuatu, bahkan saat Jungkook dan ibunya ingin melihat jasad sang ayah untuk yang terakhir kalinya, tapi mereka malah memberitahu disaat sang ayah sudah terkubur bernisan batu.

"Punya hak apa kalian melakukan semua itu tanpa hadirnya aku dan juga ibuku!" Jungkook berteriak keras di hadapan mereka semua. Tak ada yang menjawab, bungkamnya mereka seolah mewakili semuanya.

Tragis jika di ingat, semua masih terngiang terlampau jelas, kejadiannya seakan baru terjadi kemarin, begitu membekas dalam ingatannya.

Jungkook tersadar dari lamunan, ia sedikit menjauhkan diri begitu ia melihat lelaki manis yang di pandanginya mengerjapkan mata. Posisi mereka tengah tertidur; disatu ranjang yang sama, di sebuah kamar hotel yang sudah Jungkook pesan sebelumya.

Perlahan tapi pasti, kedua bola mata itu terbuka. Memperlihatkan keindahannya yang tak pernah bosan meski dipandang dalam waktu lama. Jungkook benar-benar menyukai iris cokelat itu, indah namun begitu kosong.

"Pagi.." Sapa Jungkook tanpa senyuman, melainkan tatapan tajam yang menghujam.

Bukan jawaban berarti, lelaki yang baru sadarkan diri itu justru membulatkan matanya takut dan menjauhkan diri seketika dari orang di sampingnya.

"Kau?" Gumamnya.

"Ya." Balasnya. Lalu sedikit mendekatkan lagi jarak. "Jeon Jungkook, itu nama asliku."

Tidak ada alasan pasti, ini pertama kalinya Jungkook dengan sukarela memberitahu identitas aslinya, terbuka secara percuma dengan seseorang yang bahkan baru dikenalnya, kemarin lusa pula. Ia tahu dirinya sudah melanggar satu peraturan kecil yang mungkin bisa membahayakan dirinya suatu saat nanti, namun rasanya untuk Kim Taehyung, ia tak bisa lagi berpikir waras.

"Taehyung?" Tegur Jungkook begitu lelaki manis itu melamun dengan terus memandanginya. Taehyung sadar, sedikit linglung dan rautnya kembali takut begitu mendapati sosok tampan yang membuatnya seperti orang gila akhir-akhir ini menatapnya tak biasa. "Hey jangan takut. Tenang saja."

"Dimana aku?" Tanyanya disusul kedua bola mata yang menyapu ruangan sekitarnya.

"Rumahku." Jawab Jungkook singkat.

Taehyung menoleh dengan raut bingung, sorot tajam penuh introgasi, menatap pemuda yang kini hanya memasang wajah dingin tak berekspresi.

"Bercanda, ini hotel." Ujar Jungkook cepat namun kini disertai sedikit kekehan.

"Kau tahu? Tak seharusnya kau melakukan hal bodoh kemarin. Itu ceroboh sekali!" Sambungnya.

Kemarin, ya.. Taehyung meringis saat berusaha kembali mengingat kejadian bak rollercoaster kemarin. Kepalanya tiba-tiba saja sakit walau hanya untuk mengulang ingatan.

"Kau oke?" Jungkook bertanya dengan suaranya yang jelas terdengar cemas. Lalu beralih ke arah nakas di sampingnya untuk mengambil segelas air putih disana. Ia memberikannya kepada Taehyung.

"Minumlah dulu, tenangkan dirimu." Taehyung menerima niat baik Jungkook. "Tunggu sampai kau benar-benar tenang selagi aku membersihkan diri sebentar. Jangan kabur karena itu percuma."

Sampai akhirnya Taehyung melihat Jungkook bangkit dari posisinya, dan berlalu menuju kamar mandi.

Kabur? Harusnya Taehyung lakukan itu. Dengan kesadarannya yang belum penuh, Taehyung beranjak menuju satu-satunya pintu yang ada di sana.

"Hah asu, pakai sidik jari." umpatnya dengan berbisik. "Benar katanya, percuma saja aku mau kabur."

Tak kehabisan akal, Taehyung menuju arah bagian jendela besar yang masih tertutup gorden berwarna cokelat. Namun begitu ia membuka gorden itu, panorama indah pinggiran pantai yang menjadi suguhannya.

Dagu Taehyung jatuh, ia menganga menghitung ada di lantai berapa kiranya ia saat ini. Loncat sama saja bunuh diri namanya.

"Kampret, kampret, kampret."

Dua puluh menit sudah terlewat, dan sosok tampan itu kembali keluar dengan handuk yang hanya melilit pinggangnya.

Taehyung terkejut ketika ia tertangkap basah tengah menggeledah isi lemari yang ada.

"Kau sedang apa?"

"Hah?"

Selain wajahnya yang terpahat sempurna, ternyata pemuda itu juga memiliki bentuk tubuh yang benar-benar membuat setiap orang membelotot mata, terlihat betapa seksi otot-otot dengan beberapa tato yang menjalar dari pergelangan tangan kanan dan sedikit ukiran di bagian punggung.

Dan Taehyung terbuai akan pemandangan yang tersuguh di hadapannya kini. Bisakah untuk lebih dekat (?)

"Apa yang kau lakukan disitu?"

"Anu itu.. Bukan, maksudku mencari baju, celana, tidak, maksudnya pakaian."

Bodohnya. Ia rasa sudah benar-benar hilang muka sekarang, ia merutuk pada bumi mengapa tak menelannya saja ke dasar permukaan dari pada menahan malu karena kegugupan tak karuan.

Jungkook tak menjawab, sosok itu malah mendekat ke arah Taehyung dengan ekspresinya yang aneh. Taehyung terpaku dan menutup matanya tak kuasa sampai beberapa saat ia merasa sekitarnya begitu hening, ia membuka kembali matanya sebab penasaran pada apa yang terjadi.

"Kau ini kenapa?" Sebuah tanya terucap santai. Kini Jungkook sudah memakai t-shirt putih dengan bawahan lengkap.

Taehyung mengumpat dalam hatinya, bisa-bisanya pikiran kotor itu muncul. Jika saja tadi ia tak menutup mata apakah Jeon Jungkook akan berganti pakaian di hadapannya? Sepertinya otaknya sudah terbentur keras. Taehyung berlalu kembali ke ranjang, ia mendudukan dirinya kaku.

"Ah ya.." Kepala Taehyung spontan mendongak pada asal suara ketika Jungkook ingin bicara.

"Sebaiknya kau juga segera bersihkan dirimu. Kemarin aku hanya mengganti pakaianmu saja karena baju yang kau pakai kotor, aku tak sempat membersihkan tubuhmu jadi mungkin kau merasa sedikit lengket."

Ucapan Jungkook tak didengarnya lagi, otak Taehyung hanya memproses kalimat pemuda itu dibagian 'mengganti pakaianmu' tolong, apa maksudnya dengan itu?

"Tadi apa katamu, kau mengganti pakaianku?" Tanya Taehyung garang.

Jungkook mengangguk polos.

Dan, bugh!

Satu lemparan bantal tepat mengenai wajah Jungkook. Taehyung lah pelakunya. Jungkook mengambil bantal itu, namun saat Jungkook kembali berdiri, ia sudah mendapati Taehyung berdiri dihadapannya penuh angkara.

"Kau ini kenapa lagi?" Tanya Jungkook mulai heran.

"Kau mengganti pakaianku seenaknya. Dan kau masih bertanya aku kenapa? Kau ini idiot atau apa? Yang kau lakukan itu sudah termasuk kasus pelecehan, brengsek!"

Jungkook diam sejenak, menatap wajah manis yang entah mengapa terlihat semakin menggemaskan ketika sedang disulut amarah. Dalam jarak sedekat ini lelaki itu berubah menjadi cantik sekali.

Jungkook mendengus. Benar-benar kacau sekali otaknya.

"Lalu apa masalahnya? Kita sesama pria dan aku hanya mengganti bajumu karena bajumu kotor. Kau juga pingsan begitu lama, jika aku tidak mengganti pakaianmu nanti kuman yang ada dibajumu pindah ke kasur, perlu kau tahu kalau aku juga tidur di ranjang yang sama denganmu."

"Kita tidur seranjang?"

"Sudah ku bilang aku tidak melakukan apapun! Astaga ada apa denganmu? Apa masalahnya jika dua pria tidur bersama? Aku macam-macam juga kau tak akan hamil kan?"

Taehyung melotot tak percaya. "Kau?!"

PLAK! satu tamparan mendarat keras di pipi kanan Jungkook. "Pria cabul! Otak kotormu perlu di laundry!"

Jungkook menghembuskan napas kasar, ia pusing menghadapi jalan pikiran manusia satu ini. "Lalu maumu apa sekarang?"

"Pulang!" Jawabnya ketus. Berjalan dengan langkah besar menuju arah pintu keluar kamar melupakan bahwa ia mungkin tak bisa membuka pintunya.

"Pulang kemana?"

"Rumahku lah. Memang kemana lagi?!"

"Kau lebih bodoh! Sudah ku bilang disana tidak aman."

"Terserahku jika mau pergi kemana saja. Asal jangan denganmu!"

"Tapi kita sedang di Paris."

Taehyung memaku dan speechless ditempatnya.

Jadi ini Paris? Maksudnya Paris, Perancis?

Continue Reading

You'll Also Like

3.4K 345 9
Bagaimana kau tahu kalau dia adalah mate yang ditakdirkan untukmu? Apakah kau mencarinya? Atau dia datang padamu? Katanya, saat kau bertemu dengannya...
250K 36.9K 67
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
46K 4.6K 5
Jungkook memiliki dua malaikat tak bersayap yang selalu siap berada di sisinya kapan saja. KOOKV. Parents!taekook. Family!au
92.1K 11.2K 14
dimana taehyung berpikir kalau afeksi dan perhatian jeongguk punya arti lain. +kookv. +non-baku. +college!au. +older!jeongguk, bcs i'm a sucker for t...