Aku kira mereka hanya " Beberapa " Seperti kata Haibara, tapi ternyata..
Ugh mereka banyak dan merepotkan.
Setelah melewati beberapa anggota merepotkan itu akhirnya kami sampai di atas.
Di sana terlihat ada Korn dan kir yang sedang bersama memeriksa keadaan.
" Yo " Ucap bourbon.
Korn bangun dan hanya diam, Kir tampak terkejut dan mundur beberapa langkah.
Aku tau korn adalah orang yang pendiam, tapi dia sangat berbahaya.
Korn membidik ke arah kami menggunakan senapannya.
" Hah? Apa dia serius mau membidik dari jarak segini? " Tanya Ku.
" Seharusnya sulit karena membidik dengan tepat dari jarak sedekat itu cukup mustahil, tapi aku tidak tahu jika dia yang melakukannya " Jawab Conan.
" Kir, bidik.. " Ucap korn
" Ah.. B-baik " Kir ikut membidik kami.
Aku menggumam dan tersenyum " Tidak akan kena "
Aku melesat dan sampai di belakangnya, Kir sempat melirik ke belakang tapi aku lebih cepat.
Aku berusaha memukul lehernya tapi dia bisa menghindarinya dengan jarak yang tipis.
" Oh... "
Aku tidak mau beradu tembakkan di tempat terbuka seperti itu, sama saja mencari mati.
Dan lagi, aku tidak mau membunuh agen CIA yang jelas jelas berada di pihak kami.
Kir melirik ke arah conan " Maaf ya, tapi aku sedang tidak bisa mengalah " Ucap nya pelan.
Aku tersenyum " Tidak masalah " Kami akhirnya bertarung dengan tangan kosong, mengandalkan kekuatan, kecepatan serta kelincahan.
Di tempat lain..
*bukh bukh..
Hattori dan kaito saling menjaga bagian belakang mereka.
" Apanya yang beberapa " Ucap kaito kesal.
" Ini terlalu banyak " Lanjut hattori.
" Tapi.. Apa kau serius mengalahkan mereka hanya dengan pistol mainan seperti itu? " Tanya Hattori.
" Enak saja pistol mainan! " Serunya.
" Lagian kau juga hanya memakai tongkat kayu " Balas Kaito.
" Kalau pake katana beneran mereka bakal mati bodo 💢 " Balas hattori kesal.
" Aku masih sma yah, apalagi aku detektif, gamau punya catatan kriminal " Lanjut hattori.
" Iya lah terserah, yang penting kau gak mati saja "
Sambil terus berdebat, satu demi satu orang orang itu di kalahkan.
" Harusnya aku kan yang bilang begitu, kau hanya menggunakan pistol yang mengeluarkan kartu loh! " Seru Hattori.
Kaito menembakkan pistol itu kartu yang keluar menggores pipi lawan sampai mengeluarkan darah.
" Kalau kena orang juga orang itu mungkin bakal mati, ini setajam pisau " Balas Kaito.
" Darimana kau mendapat benda berbahaya itu? " Tanya hattori.
" Dari kakekku " Jawab kaito singkat.
*buk buk
* dor
Beberapa saat kemudian..
" Akhirnya mereka beres juga.. " Ucap hattori
" Udah semua nih? " Tanya kaito
" Gak ada yg dateng lagi sih, coba tanya haibara "
Tiba tiba suara haibara langsung muncul dari alat komunikasi, seakan seperti sistem yang tau player nya sudah menyelesaikan quest.
" Kerja bagus, berkat kalian para anak buah gin tidak menghalangi yang lain " Ucap Haibara.
" Oh, baru ku sebut, muncul juga dia "
" Untuk sementara kalian bisa istirahat, walaupun sebenernya tidak bisa juga sih.. Aku sudah menyuruh sera membawa polisi ke sini, kalian tinggal jelaskan pada mereka "
" Baik baik, terimakasih atas informasinya " Balas Kaito.
Mereka saling bersandar di punggung masing masing, dengan nafas terengah-engah karena kelelahan mereka melepas senjata mereka.
" Benar benar deh " Gumam kaito.
---
* bukh..
Akhirnya Rika berhasil memukul bagian belakang leher Kir, membuat ia terjatuh dan tak sadarkan diri.
Sementara Aoki, Amuro dan kir masih beradu tembak, tanpa kami sangka kir menggunakan pistol untuk melawan kami.
Mengalahkan penembak jitu sepertinya bukanlah hal yang mudah, namun kami memiliki Amuro yang pandai dalam membidik.
Conan bilang ia mau mengurusi sesuatu yang lain, tapi ia belum kembali sampai saat ini.
" Kemana conan sebenarnya? Mengapa ia sangat lama? " Tanya ku.
" Entahlah.. Mungkin lebih baik kau mencarinya, perasaan ku sedikit tidak enak " Balas Amuro.
" Yang di sini serahkan pada kami " Lanjut Aoki.
Aku tersenyum " Baiklah "
Aku melompat dari gedung itu, dan turun dengan berpijak dari satu pijakan ke pijakan lainnya.
---
" Ugh... "
" Kau begitu berani karena mengejar ku seorang diri ya? "
Ia menyeringai dan menodongkan pistolnya.
" Ck.. " Conan tidak bisa melakukan apa apa karena ia benar benar di pojokan.
*syut...
Peluru melesat menggores pipi Gin.
" Ck.. Siapa?! " Serunya melihat ke belakang.
Tiba tiba gin menyeringai melihat ke sebuah gedung yang cukup jauh dari sana.
" Akai shuichi... " Gumamnya.
Di kesempatan yang kecil itu, conan berusaha untuk kabur dari Gin namun sialnya gin menembak ke arah conan ingin berlari sehingga ia berhenti.
---
Di sisi Akai
" Kau benar benar dalam masalah bocah " Gumamnya.
" Nona " Panggilnya kepada haibara.
" Ada apa? " Tanya haibara.
" Bocah kacamata itu benar benar dalam masalah sekarang, bisakah kau mengirim seseorang ke sana? Karena jaraku dengan dia sangat jauh " Ujarnya.
" aku tidak akan banyak bertanya, bisa.. Kebetulan Rika sedang mencari edogawa, aku akan membawanya ke sana, juga Amuro dan Sera " Balas haibara.
" Kenapa kau mengirim adikku juga? " Tanya shukichi.
Akai tersenyum " Tenang saja, adik kita gadis yang kuat " Karena akai mengatakan begitu, adiknya, shukichi hanya bisa menurut.
" Letaknya? " Tanya haibara.
" 100 meter ke arah barat dari tempat ku " Jawab akai.
" Oke "
Haibara pun menyuruh Sera, Rika, dan Amuro untuk pergi ke sana.
---
Di sisi amuro.
" Sudah kan? " Tanya Amuro.
" Iya.. Sudah.. " Balas Aoki.
" Kita tinggal mereka di sini aja? " Tanya Aoki.
" Untuk sekarang... Aku harus pergi ke tempat lain " Ujar Amuro.
" Oke " Balas Aoki.
Amuro pergi dari gedung itu, Kir dan Korn sudah di kalahkan, keduanya kini tidak sadarkan diri sekarang dan tangan dan kakinya pun sudah terikat
Aoki menjaga dua orang itu jika mereka bangun, Aoki lah yang akan mengurusnya.
---
Di sisi Rika
Aku terjebak di perjalanan, aku di hadang oleh sekumpulan anggota berbaju hitam.
" Aku tidak menyangka kau mengkhianati organisasi, Tequila " Ucap salah satunya.
" Lagian apa sih yang ada di pikiran bos? Menjadikan bocah sepertinya menjadi anggota penting di organisasi.. Memuakan " Lanjut lainya.
Aku tersenyum " Menurutmu.. Kenapa kalian melawan ku dengan jumlah yang banyak? " Tanya ku, aku mengeluarkan kedua belati ku lalu melesat dan mengalahkan mereka satu persatu dengan cepat.
Aku melanjutkan kalimatku sambil menatap dingin mereka yang sudah terkapar " Karena kalian hanyalah sampah dan tidak lebih, bahkan kalian tidak bisa mengalahkan seorang gadis sma " Ucapku.
Aku berjalan perlahan menjauh dari mereka, saat sudah cukup jauh.
" Omongan ku terlalu jahat gak sih? " Pikirku dengan wajah bodoh.
*syut..
*crash...
Peluru melesat di depan ku membuat kaca di sebelahku hancur.
Aku segera menengok ke asal tembakkan, seseorang dengan topi hitam menodongkan pistolnya padaku, ia adalah anggota yang akan mendapat code name jika rencana ini berhasil.
" Aku akan mendapatkan code name jika berhasil membunuhmu, mungkin aku akan mendapatkan code name mu.. Tequilaa " Ucapnya.
" Heh.. Tidak akan pernah " Ucapku menyeringai.
Tiba tiba dari belakang datang seseorang lalu memukul orang itu dari belakang, orang itu pingsan karena tidak menyadari keberadaan pria yang datang di belakangnya.
Pria itu tersenyum dan mendekat ke arahku.
Aku tidak menyangka jika ia yang akan datang.
" Detektif.. Takagi.. " Batin ku yang terkejut melihat kedatangannya.