LOST In The Mountain (TERBI...

By secmire_ririn

9.2K 1.1K 65

;"Tidak ada yang bisa mencegah dan dicegah" "Satu nyawa tidak bisa menebus satu kesalahan " Akan banyak kejut... More

LOST |0
LOST|1 Rencana
LOST|2 berangkat
LOST|3 mulai
LOST|4 darah dan sumpah
LOST|5 Sean Pratama Yudha
LOST|6 yang bersalah telah di hukum
LOST|7 pesan dari dia yang tak terlihat
LOST|8 Aditya Arjun pranata
LOST| 9 kemarahan penghuni gunung
LOST| 10 sudah cukup tuhan
LOST| 11 Devano & Rizky
LOST|12 tarikan mahkluk halus
LOST|13 Tinggalkan
LOST| 14 Hilang
LOST| 15 terpisah
LOST|16 Bisikan
LOST|17 Pencarian
LOST| 18 kapan pulang?
LOST| 19 Di temukan
LOST| 20 ragu
LOST| 21 Dejavu
LOST | 22 perdebatan untuk keluar
LOST| 23 pasar setan
LOST| 24 bergerak mati, diam pun mati
26 ] Lawu itu kejam
27 ] jiwa yang lemah tanpa penopang
28] Untuk yang terakhir
29) kertas dan kepala
LOST. 30. HOW'S YOUR DAY
HAI

LOST| 25 Akhir dari perjalanan

271 41 0
By secmire_ririn

Hutan yang menjadi bagian dari gunung Lawu ini menjadi salah satu target mereka untuk berburu. Aji dan Bayu, mereka berdua merupakan pemburu yang sudah biasa menjelajahi hutan untuk menangkap hewan apapun itu, tujuannya ya untuk di jual dan mendapatkan uang.

Namun, kegiatan berburu mereka harus di tunda karna hujan angin di Sertai petir yang menghalangi. Membuat mereka harus duduk di bawah tenda yang sengaja di bangun untuk tempat beristirahat.

Tapi, di tengah keterdiaman itu, mereka mendengar suara orang yang meminta tolong, setelah itu suara pohon tumbang di Sertai jeritan yang bersahutan. Rasa penasaran membuat mereka nekat menerobos hujan angin di tengah hutan, guna mencari sumber suara

"Gue yakin, itu tadi teriakan orang" ucap Bayu, Aji menyetujui itu

"Iya" sesaat setelah nya, mata Aji membola, tangan nya refleks memukul pundak Bayu di depannya
"Apa jangan-jangan, itu suara para pendaki yang hilang itu?" Duga nya

Bayu diam sejenak, "gue rasa iya, udah ayok!" Mereka berdua berjalan menyusuri hutan dengan pohon-pohon besar itu, kilatan petir sudah tidak terlihat lagi, namun angin dan rintik hujan masih terasa.

__________•( LOST )•___________

Rizky masih mencerna kejadian yang baru di alami nya, pandangan nya tak lepas dari pohon yang telah menimpa tubuh teman-temannya. Dengan perlahan ia turunkan tubuh Haris yang berada di punggung nya, lalu melangkah dengan terseok-seok menghampiri tubuh teman-temannya yang berada 20 meter di depan sana.

Air matanya turun begitu saja, tubuhnya meluruh ke tanah dengan gemetar, namun di paksa nya untuk bangkit kembali walau terus terjatuh saking lemas nya.

Di depan sana, tampak setengah bagian tubuh teman-temannya telah tertimpa pohon besar itu, dari kepala hingga pinggang, hanya menyisakan kaki untuk dapat di raih tangan Rizky.

"Enggak! Ini nggak mungkin!" Di sela tangisan nya Rizky masih berusaha untuk lebih dekat dengan teman-teman nya.

Di kepalanya terus berputar kata-kata yang beberapa menit lalu di ucapkan oleh Aiden dan Wisnu. "Pulang" ini kah yang di maksud dengan pulang, pulang tanpa membawa Rizky bersama mereka? Pulang ke tempat yang bahkan tidak dapat di jangkau dengan kendaraan apa pun, apakah mereka begitu membenci Rizky, hingga membiarkan nya menangis sendirian seperti ini

"Kalian!" Tangan Rizky langsung bergerak ingin mengangkat pohon yang menimpa tubuh teman-temannya itu "kalian brengsek!" Tidak berhenti walau tidak ada pergerakan yang di timbulkan oleh usahanya itu.

"Ky...." Lirihan itu masuk ke telinga Rizky dengan tenang nya

Rizky langsung menunduk guna melihat siapa yang baru saja melirihkan nama nya. Di bawah sana, Aiden tampak setengah sadar dengan wajah yang membiru

"Aiden! Lo bisa denger gue kan?"

Aiden tidak menjawab, tangannya menggenggam erat tanah coklat Lawu dengan erat, nafas nya terasa berat sekali, dadanya sakit, bagian belakang tubuhnya seperti di tusuk ratusan ranting tajam

Rizky berusaha meraih tangan Aiden, menggenggam nya dengan sangat erat. Rizky menatap Aiden dengan pandangan yang sudah mengabur karna air mata "sakit..." lirihan Aiden bagai ratusan pedang yang datang menusuk Rizky secara bersamaan

"Lo bisa tahan kan? Lo bisa kan tahan sampai gue singkirkan ini dari badan kalian!" Itu bukan pertanyaan, melainkan perintah.

Aiden sudah tidak sanggup berkata apapun lagi, tubuh serta kepalanya sakit luar biasa, nafas nya terasa begitu berat. Pipinya yang menyatu dengan tanah terasa begitu dingin. Matanya melirik ke arah wajah Ridho yang sudah terpejam dengan tenang di hadapannya. Tangis itu pecah.

"Argh" Rizky berteriak kencang menyalurkan tenaga nya, berharap pohon ini bisa menyingkir dari tubuh teman-temannya. Air matanya mengalir dengan sangat deras, menyatu dengan air hujan yang turut membasahi wajah nya yang memerah, tangan nya tidak berhenti berusaha untuk mengangkat batang pohon dengan ukuran yang sangat besar itu.

Aiden merasa sakit dua kali lipat di hatinya, ketika mendengar teriakan Rizky yang berusaha menolong mereka. Mulut nya ingin berkata, namun suara tak lagi bisa di keluarkan, tubuhnya ingin bergerak, namun tenaga tak lagi di miliki. Begitu juga raganya, Aiden ingin bertahan, namun umur tak dapat menunggu.

Maka di sisa umurnya, Aiden berusaha sekuat mungkin menggapai tangan Rizky "ky... Udah. Gue dan yang lain udah bebas, kami udah berhasil pulang."

"Salah! Kalian pulang ke tempat yang salah!" Bantah Rizky dengan Isak tangis yang semakin menjadi-jadi

Merasa kepalanya pening bukan main, Aiden menutup matanya dengan nafas yang tersendat "gue... Pamit...nyusul.. mereka" dengan begitu saja, tangis Rizky semakin pecah, tangan Aiden yang semula menggenggam nya perlahan mengendur dan jatuh dengan bebas ke tanah.

"Bangsat! Lo kejam! Lo kejam!" Rizky memukuli tanah yang saat ini ia pijaki, air matanya meluruh dengan sangat deras "Lo bikin kita tersesat! Lo bikin temen-temen gue sakit! Lo bikin temen gue mati satu persatu! Dan sekarang lo ambil mereka yang tersisa, tanpa ada satupun yang bisa merangkul gue lagi disini!"

"Bangun kalian!" Rizky berteriak, tubuhnya kembali jatuh ke tanah, Rizky menangis histeris sambil memukuli batang pohon itu "pergi dari badan temen-temen gue!"

Tidak ingin menyerah, Rizky kembali bangkit dengan sisa tenaga yang ia punya. Tangannya kembali meraih bagian bawah batang pohon itu, memaksa untuk menyingkir dari tubuh teman-temannya.

Tidak ada perubahan, hal itu membuat Rizky bersimpuh di tanah, dengan cepat ia merangkak, meraih sebuah tangan yang sudah membiru di sana, itu tangan Devano.

"Devano! Lo pasti bisa bertahan!" Rizky dengan gemetar mengelus tangan dingin Devano "kalian gak boleh ninggalin gue di sini, gak boleh!" Rizky kembali bangkit dengan tubuh yang gemetar "gue bakal singkirin pohon sialan ini dari badan kalian!"

Namun sedetik kemudian, tubuh itu kembali meluruh ke tanah dengan tangisan hebat.

"Arghhhh!!" Rizky menyalurkan rasa sakit nya dengan berteriak sambil memukuli dada nya dengan sangat kencang.

"Ini yang kalian maksud pulang?! Pulang tanpa bawa gue?" Manik sembab Rizky beralih pada wajah teman-teman nya yang masih dapat terlihat di bawah batang besar itu, mereka sudah terpejam di bawah batang pohon itu, wajah mereka terlihat tenang dengan darah yang mengalir dari Kepala mereka.

Rizky kembali merangkak, untuk berdiri sangat sulit bagi nya sekarang, tubuhnya di tunduk kan untuk melihat lebih jelas lagi bagaimana kondisi teman-temannya.
Tangisan nya semakin menjadi-jadi, melihat dengan jelas bagaimana mereka di bawah sana tidak bernafas sama sekali, tubuh ringkih mereka di timpa oleh pohon yang ukurannya lima kali lipat lebih besar dari tubuh mereka.

Tangan Rizky terulur untuk mengusap wajah pucat milik Dava, pemuda yang sebelumnya terkena serangan panik itu kini terlihat lebih tenang dalam tidurnya "tadi nafas lo gak beraturan, tapi kenapa sekarang malah gak ada sama sekali?!"

Rizky kembali mengamati teman-temannya, tubuh mereka benar-benar tertimpa batang besar ini, dapat Rizky lihat ada darah yang mengalir keluar. Itu berasal dari tubuh Yuda, Devano, Wisnu dan Aiden, yang tertusuk ranting tajam yang ada di sekitar batang pohon itu.

"Haha si apatis pulang beneran" tawa sumbang Rizky di Sertai tangisan nya.
"Devano.." Rizky merasa akan pingsan sekarang, kepala nya pening bukan main, namun ia tidak akan membiarkan dirinya hilang kesadaran di saat seperti ini.

Bahkan tubuh yang benar-benar sudah tidak bernyawa sebelumnya ikut terjebak di bawah batang pohon ini bersama dengan mereka yang berkumpul sebelumnya untuk menenangkan Dava.

"Sekarang, gimana caranya gue bawa kalian pulang. Gue berjuang sendiri? Kalian biarin gue berjuang sendiri untuk keluar?!" Rizky benar-benar frustasi sekarang, melihat bagaimana seluruh teman nya tewas di depan mata.

Hujan yang di Sertai angin tadi telah berhenti, seakan membiarkan air mata Rizky terlihat oleh seluruh penghuni hutan ini.

Rizky tiba-tiba merasakan tepukan hangat dari belakang nya, air mata nya semakin deras, ia enggan berbalik karna itu akan membuat dirinya semakin hancur tak bersisa.

Rizky mendongak kan kepalanya membiarkan air mata tetap mengalir deras di pipi "Arghhhh!!" Teriakan kembali ia keluarkan untuk mengurangi rasa sakit dan sesak di dada.

"Ky.." suara itu, Rizky bersumpah akan mengutuk suara itu jika benar suara itu milik mereka semua.

Rizky menatap sejenak tubuh teman-temannya yang masih tertimpa batang pohon itu. Dengan segenap keberanian, Rizky membalik tubuh nya, menghadap ke belakang.

Benar saja, di sana mereka sudah lengkap berdiri, tersenyum teduh dengan wajah berseri. Tidak ada gurat kekhawatiran di sana. Mereka benar-benar berada di depan Rizky sekarang, menikmati bagaimana wajah pucat itu telah bengkak dan memerah karena menangis.

"Kita pamit ya" ucap Yuda, terdengar tidak terbebani sedikit pun dengan kalimat nya.

Rizky memilih memalingkan wajah nya, enggan melihat bayangan teman-temannya yang bahkan berdiri dengan tegak bersama Ajun, Bagas, Sean, Haris dan Jefran.

Grep

Tubuh Rizky bergetar, ketika merasa ada yang memeluk nya dengan sangat erat. Pelukan itu terasa sangat hangat dan nyaman. Itu pelukan Devano.

Rizky semakin menangis ketika bayangan Devano benar-benar tengah memeluk nya saat ini " gue balik duluan ya, jangan lupa maafin kesalahan gue. Gue sayang banget sama lo, lo beneran udah gue anggap sebagai saudara sendiri" Rizky spontan membalas pelukan yang di berikan Devano, mulutnya tidak bisa berkata apapun selain menangis

Devano menangis, bagaimana pun juga ada rasa tak rela yang mengganjal di hati nya ketika melihat dengan jelas tubuh nya sendiri telah tertidur tenang di bawah batang pohon besar yang menimpa nya beberapa waktu lalu

"Ini bukan kemauan kita buat ninggalin lo sendirian, ky. Ini memang jalan yang udah di tentuin buat kita, sebagai orang yang bertahan, lo harus nganter kita sampai ke rumah"

Rizky tidak sanggup berbuat apapun selain menangis di pelukan Devano, untuk yang terakhir kali. Mata nya melihat teman-teman nya yang lain, yang juga turut memandang nya dengan senyuman indah, yang membuat Rizky semakin terisak.

Devano melepaskan pelukan nya, lantas berdiri sejajar dengan yang lain. Kali ini mereka benar-benar akan berpamitan dengan sopan.

"Jangan nangis, jelek" ucap Aiden, bayangan nya terlihat begitu nyata di mata Rizky. "Kita pamit"

Rizky menggeleng brutal, mengisyaratkan pada teman-temannya bahwa ia tidak mengizinkan mereka untuk pergi meninggalkan nya seorang diri.

Sedetik kemudian, tubuh Rizky di peluk secara bersama-sama oleh bayangan teman-temannya. Terasa hangat dan sakit di waktu yang bersamaan. Setelah itu, raib, pelukan tak terasa lagi bayangan mereka pun turut hilang dari pandangan Rizky.

"Kalian beneran pergi" lirih Rizky, tubuh nya terbaring di samping pohon yang telah menewaskan teman-temannya, ia tidak pingsan hanya menikmati rasa sakit dan sesak yang di rasakan nya sekarang ini

30 menit berselang

"Astaga!" Pekikan dari beberapa orang itu tidak membuat Rizky bangkit sedikit pun, menoleh saja tidak.

Dua orang itu adalah Bayu dan Aji bersama 3 orang tim SAR yang tidak sengaja mereka temui tadi, mereka semua  sebelumnya mencari sumber suara orang yang berteriak. Dan benar saja, mereka melihat setengah bagian tubuh beberapa pemuda dari bawah pohon yang ukurannya terbilang sangat besar.

Mereka semakin terkejut ketika mendapati seorang pemuda lagi yang terbaring dengan tatapan kosong di samping pohon besar itu, di lihat dari matanya, ia telah menangis cukup lama.

Salah seorang Tim SAR mengeluarkan HT dan segera mengirim pesan

"OSC OSC! Ganti"

"Diterima, Ganti!"

"Lapor, komandan! regu C telah menemukan 11 survivor yang tersisa. 1 dalam keadaan selamat, dan 10 lainnya meninggal dunia"

"Baik, laporan diterima. Bantuan akan segera dikerahkan. Pastikan 1 korban yang selamat tetap berada di lokasi"

"Siap komandan!"

Bayu menepuk pipi Rizky, untuk membuat pemuda itu sadar " kamu bisa berdiri?"

Rizky menggeleng sebagai jawaban, Bayu menghela nafas lega, ia bertanya hanya untuk memastikan kondisi pemuda di depan nya ini.

Bayu menatap pemuda di depan nya, mata milik pemuda itu kembali mengeluarkan air mata, namun tidak terdengar suara tangis dari mulut nya.

"Bantuan sebentar lagi datang buat evakuasi" ucap Bima selaku tim SAR yang mengirim pesan tadi

"Teman-temannya mati di depan mata nya sendiri" lirih Bayu, merasa iba dengan kondisi yang menimpa pemuda di depannya sekarang.

Rizky tersenyum getir mendengar perkataan orang di samping nya. Orang itu benar, teman-temannya mati di depan mata nya sendiri.
"Ini akhir dari perjuangan kita" ucap nya sebelum mata itu terpejam dengan tenang

Nyatanya perjanjian untuk pulang dengan selamat hanya omong kosong belaka. Mereka memutuskan untuk pulang dengan raga tanpa jiwa, sekarang nama-nama mereka hanya akan menjadi sebuah susunan huruf tanpa pemilik
••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Cerita nya ngapa jadi gini dah?😂😂
Ngegantung gak sih itu? Aku jadi bingung sendiri.

Jangan lupa tunggu Epilog nya ya,

Continue Reading

You'll Also Like

45.3K 310 12
βš οΈπ€ππ€πŠ πƒπˆ 𝐁𝐀𝐖𝐀𝐇 π”πŒπ”π‘ πƒπˆ 𝐋𝐀𝐑𝐀𝐍𝐆 πŒπ„ππƒπ„πŠπ€π“,πƒπŽπ’π€ πƒπˆ 𝐓𝐀𝐍𝐆𝐔𝐍𝐆 πŒπ€π’πˆππ†-πŒπ€π’πˆππ†βš οΈ Menikmati tiap sentuh...
78.3K 13.7K 23
⚠️DILARANG PLAGIAT⚠️ "Kami terus menjauh, padahal DIA yang selalu menguatkan saat rapuh. Kami selalu bersembunyi, tapi kami lupa bahwa DIA adalah yan...
484K 22.6K 93
Ratih berusia 30 tahun yang telah memiliki seorang anak lelaki bernama Dani dari suaminya yaitu Yadi. Ratih diganggu mahluk misterius yang menjelma s...
254K 27.3K 32
Sosok pemuda kecil berparas bak malaikat yang tumbuh dengan baik di balik luka luka yang ia sembunyikan. Memaksakan diri nya untuk tetap bertahan kal...