[8] YOU MAKE ME

By deftsember

10.3K 1.4K 130

[18+] "Seharusnya seorang guru TK itu mencontohkan hal yang baik ke anak muridnya. Bukan malah mabuk-mabukan... More

BAB 00: INTRO
BAB 02: MEET AGAIN
BAB 03: ANNOYING
BAB 04: JINO SEBAGAI PERANTARA
BAB 05: PACARAN(?)
BAB 06: JEFFRIAN'S PROBLEM
BAB 07: JEFFRIAN SICK
BAB 08: HOLIDAY's
BAB 09: PUNCAK DATE
BAB 10: DES HUMAINS ENNUYEUX!
BAB 11: JARAK

BAB 01 : BEGINNING OF EVERYTHING

1K 125 0
By deftsember

Vote dan komen nya setelah membaca ya:)



~ Happy Reading ~




🌕🌖🌗🌘🌑🌒🌓🌔

Hari masih cukup pagi, tapi kesialan rasanya terus berkembang hingga membuat Roseline mendesah lelah. Pagi tadi dia telat bangun dan harus ketinggalan busway.

Sampai sekolah tiba-tiba kepala sekolah memanggil dan mengintrogasi nya tentang perusakan beberapa fasilitas sekolah yang dilakukan anak muridnya di ruang musik. Laporan ini disampaikan oleh guru musik yang terkenal sangat ambisius untuk menjadi kepala sekolah periode berikutnya. 

Itulah kenapa guru musik bernama lengkap Ibu Dewi Sutedjo itu benar-benar mencari celah sedikitpun dari kesalahan guru-guru di Pelita Harapan Kindergarten International School. Dan yang sering menjadi sasarannya adalah Roseline, karena dia adalah guru termuda di TK itu.

Terlebih Ibu Dewi kurang suka karena Roseline terkenal sangat dekat dengan cucu pemilik yayasan tempat mereka bekerja. Hal itu hanya akan menghambat rencana Ibu Dewi untuk naik jabatan menjadi kepala sekolah.

Padahal Roseline sama sekali tidak berniat licik perihal kedekatannya dengan cucu pertama pemilik yayasan. Dia dekat karena dialah guru yang bertanggung jawab terhadap kelas yang di huni oleh si cucu pemilik yayasan tersebut. Dan Roseline juga bukan guru yang sering membandingkan murid nya dengan murid yang lain hanya karena status sosial orang tua nya.

Roseline dekat dengan Jinoㅡcucu pertama si pemilik yayasan, karena orang tua Jino sering menitipkan anaknya kepadanya. Orang tua Jino itu pembisnis yang super sibuk sampai tidak punya waktu untuk mengurus anak semata wayang satu-satunya.

"Jadi bagaimana, Bu Roseline? Benar yang merusak beberapa fasilitas di ruang musik itu anak didik ibu?" tanya kepala sekolah.

Saat ini Roseline sedang berada di ruangan kepala sekolah bersama dengan beberapa staf dan tentu saja Ibu Dewi.

"Maaf pak, tapi kemarin kelas saya tidak ada jadwal pelajaran musik. Jadi sudah bisa dipastikan kalau pelaku perusakan fasilitas di ruang musik itu bukan anak didik saya." jawab Roseline dengan lantang.

"Jangan bohong, bu Roseline. Jelas-jelas saya lihat name tag salah satu murid ibu yang ketinggalan di ruang musik bertepatan dengan rusaknya beberapa fasilitas di ruang musik kemarin." ujar Bu Dewi yang kelihatan sengaja mengompori keadaan.

"Maaf, bu Dewi. Tapi kemarin kelas saya memang tidak ada jadwal pelajaran musik. Mungkin ibu salah mencurigai orang. Dan mungkin saja name tag murid saya itu cuma kebetulan. Soalnya salah satu murid saya memang mengeluh kehilangan name tag nya." ucap Roseline mencoba membela diri dan anak muridnya.

"Punya siapa name tag itu, bu Dewi?" tanya kepala sekolah.

"Josephine Angkasa Bumi, pak."

"Gimana, bu Roseline? Itu name tag salah satu anak murid ibu?"

Roseline menggeleng pelan. "Bukan, pak. Name tag murid saya yang hilang itu punya Nathalie Anatta Wilsman. Dan name tag itu udah hilang sejak tiga hari lalu, pak." 

Roseline tersenyum tipis, apalagi setelah dia melihat raut wajah Bu Dewi yang kelihatan kesal dan menatap marah padanya. Dia sudah tahu kalau ini memang permainan liciknya Bu Dewi yang pada dasarnya tidak suka dengannya.

"Jadi bagaimana bu Dewi? Apa ibu yakin kalau pelaku dari kerusakan fasilitas di ruang musik itu anak-anak kelas Liberty?"

"Y-ya saya rasa begitu, pak." Bu Dewi menjawabnya denga tergagap-gagap.

"Saya bisa suruh petugas CCTV untuk memastikan pelaku nya."

"T-tunggu, pak! Kayaknya saya terlalu capek akhir-akhir ini. Jadi mungkin saya salah menduga pelaku nya. Mungkin sebenarnya pelaku nya itu cuma tikus atau hewan-hewan lain. Soalnya saya lihat petugas kebersihan jarang membersihkan tempat penyimpanan alat musik." kata Bu Dewi dengan keringat dingin yang sudah membasahi dahi nya.

Roseline mendengus dalam hati, 'Kan ketahuan banget dia mau fitnah gue lagi. Iyuh.'

"Jadi benar begitu, Bu Dewi? Apa masalah ini bisa langsung di selesaikan saat ini juga? Kebetulan jam mengajar sudah lewat dari setengah jam." kata pak kepala sekolah yang membuat Bu Dewi semakin keringat dingin.

"I-iya pak."

"Kalau begitu ini saya anggap sudah case closed. Bu Roseline dan Bu Dewi silahkan kembali ke ruang guru dan bersiap-siap untuk mengajar."

Roseline langsung bergegas ke ruang guru untuk mengambil keperluan mengajar nya. Di perjalanan menuju ruang guru dia sengaja jalan cepat untuk menghindari Bu Dewi yang sudah memanggilnya berkali-kali.

Dalam hati Roseline membatin kesal, 'Aduh nih ibu-ibu diam kek. Jangan bikin Tuesday mood gue hancur berantakan.'

Selesai dengan masalah di tempat kerjanya, lagi-lagi masalah baru datang bertubi-tubi sampai membuatnya hampir pingsan saking tak kuat menahan keterkejutan.

Salah satu teman baiknya yang bernama Latisha tiba-tiba menghubunginya dan memberinya sesuatu yang benar-benar membuat hidupnya runtuh saat itu juga.

📲 Latisha 

Elineee
Kok lo lagi holiday ke Bali nggak ngabarin gue sih?
GUE JUGA LAGI ADA DI BALI TAUUU!

What?
Gue nggak ke Bali kok🤔
U know, gue nggak akan dapat libur kalau bukan weekend or liburan semester. Ngaco ih:(

Hah? Yang bener lo?
Lagi nggak prank gue kan

Apa sih ngaco banget.

I guess I'm just tired😰
Tapi tadi gue kayak lihat cowok lo lagi berenang bareng cewek:(
But, kayaknya gue emang kecapekan deh makanya sampai salah lihat orang.

Explain to me. Lo pasti tau sesuatu kan

ELINE SORRY 😭😭
Tapi tadi cowok gue ngefoto ini

????
What the hell

Eline itu lo kan?

Nay.
U know my hair is blonde. Not black :)

Oh God..
Eline you okay?

La, kebetulan gue lagi sibuk.
But thank's info nya.

Eline please jangan nethink dulu.
Kali aja itu bukan cowok lo.
ROSELINEEEEEE
Ah anjeng di read doang lagi
HUHUHU I'M SO SORRY LIN:(

Setelah membaca chat terakhir Latisha, Roseline langsung mencoba menghubungi tunangan-nya. Dengan perasaan berdebar kencang dia tunggu panggilannya di angkat. Tapi sampai berkali-kali dia coba tidak ada satupun panggilannya yang di angkat.

Roseline masih tidak putus asa. Dia coba sekali lagi menghubungi nomor tunangan-nya. Berharap kecurigaannya benar-benar tidak terjadi dan apa yang dikatakan Latisha hanya sebuah kebetulan semata.

'Mungkin aja yang dilihat Latisha orang yang mirip sama cowok gue. Manusia kan punya kembaran dimana-mana.' ㅡisi hati Roseline yang berusaha untuk berpikiran positif.

Setelah menunggu beberapa detik lamanya akhirnya panggilan terjawab. Roseline baru saja akan menyapa namun suara disebrang sana langsung meruntuhkan pertahanannya.

"Please do not bother me! Fuck, eumhh babe.."

Tuttt....

Dan panggilan terputus begitu saja. 

Tubuh Roseline menegang sempurna dan degupan jantung nya berdetak sangat keras. Air mata mulai jatuh meluruh membasahi wajah cantiknya. Nafasnya pun sampai tersengal-sengal dan dia langsung jatuh merosot ke bawah karena kedua kaki nya tidak lagi sanggup menahan berat badan tubuhnya.

Suara perempuan yang sedang mendesah keluar dari sambungan panggilannya untuk sang tunangan. Membuktikan kalau informasi yang diberitahu Latisha tadi bukan sekedar kebetulan semata.

Those are all facts.

Dia dikhianati oleh satu-satunya orang yang dia percayai selama ini selain Latisha. Orang yang sudah berhubungan dengannya selama tiga tahun lamanya. Orang yang akan menikahinya beberapa bulan ke depan.

Dan semua itu langsung hancur berkeping-keping ketika sebuah fakta perselingkuhan tunangan-nya terungkap. Angan-angan berumah tangga dengan orang yang di cintai hancur. Impian hidup bersama orang tersayang pun hancur.

Seakan-akan semuanya di renggut paksa dari Roseline tanpa menyisakan apapun. Hanya kesedihan, kekecewaan, dan kemarahan yang memenuhi relung hati Roseline selama ini.

Dan tiba-tiba sekelebat ingatan tentang perdebatan mereka waktu itu melintas di otak Roseline.

"Kalau kamu terlalu menjaga diri kayak gini siapa coba yang mau sama kamu. Cowok juga butuh timbal balik dari sikap romantis yang disukai ceweknya."

WHAT THE Fㅡㅡ

Emosi kian memuncak dan membuat Roseline langsung bangkit dari kesedihannya. Gadis itu langsung beranjak dan merapikan barang-barang nya. Untung saja ruang guru sudah kosong dan sepi, jadi Roseline tidak perlu khawatir ada seseorang yang melihat keterpurukannya barusan.

"Emang bangsat tuh cowok. Selama ini gue berusaha menjaga diri karena pengen malam pertama nanti lebih berkesan. Gue pikir dia cowok yang nggak suka sama cewek yang udah nggak perawan. Ternyata.." Roseline menggeleng tidak habis pikir.

"Ternyata dia malah nyari kesenangan sama cewek lain. Kalau tau ternyata lo cowok sangean nggak akan gue terima lamaran tunangan lo ya, bangsat!" cerocos Roseline yang sangat amat kesal.

"Bu Roseline, what happen?"

Cerocosan Roseline terhenti begitu dia mendengar sebuah suara anak kecil.

"Jino? Kok masih di sekolah?" tanya nya.

Seorang bocah lelaki berusia sekitar lima tahun lebih itu mengerucutkan bibirnya pertanda kesal. "Nungguin bu Roseline."

"Kenapa nungguin ibu, dek? Kan hari ini oma yang mau jemput dek Jino. Jadi pulang nya nggak sama ibu dulu."

"Oma belum jemput dari tadi, bu. Makanya Jino kesini nungguin ibu."

Roseline menepuk jidatnya pelan. Mood nya sedang tidak mendukung untuk diganggu oleh siapapun termasuk anak muridnya sendiri. 

"Sorry, dear. Tapi hari ini ibu ada keperluan mendadak."

Jino langsung memasang wajah memelas dengan kedua mata yang berkaca-kaca. Roseline kelimpungan karena memang mood nya sedang tidak dikondisikan untuk menangani masalah seperti ini.

"Oke oke, ibu antar dek Jino pulang ke rumah. Tapi ibu nggak bisa main lama-lama sama dek Jino. It's okay?"

Roseline mendesah lega setelah mendapat anggukkan dari Jino. 

"Yuk kita let's go."




Setelah mengantar Jino pulang dan ternyata Roseline harus tinggal selama kurang lebih tiga jam karena di rumah besar keluarganya Jino sama sekali nggak ada orang. Ada sih pelayan sama tukang kebun dan security yang kerja disana. Tapi Jino nggak akan mau ditinggal bareng orang yang nggak bisa ngajak dia main.

Akhirnya dia baru pulang sekitar jam lima sore. Roseline sempat melupakan tentang kejadian naas hari ini, tapi setelah dia keluar dari kediaman keluarga Jino ingatannya tentang pengkhianatan tunangan-nya kembali melintas di otak nya.

Suasana hati nya sedang sangat mellow. Dan Roseline butuh pelampiasan untuk melupakan kesedihannya. 

"Ah anjir punya teman satu-satunya lagi asik liburan sama pacarnya. Lah gue? Udah di selingkuhin terus sekarang nggak tau mau kemana? Sedih banget anjing." cerocosnya selama di dalam mobil.

Karena tidak tahu harus kemana lagi selain rumah, akhirnya Roseline memilih untuk mengelilingi kota Jakarta sampai jam menunjukkan pukul delapan malam. Gadis itu melajukan mobilnya ke sebuah club malam yang cukup tersohor di SCBD (Sudirman Central Business District).

Sejujurnya Roseline baru sekali menginjakan kaki di club malam, itu pun karena pengaruh Latisha yang memaksanya. Kehidupan Roseline itu cukup monoton dan tidak neko-neko layaknya orang gaul Jakarta kebanyakan.

Latisha selalu bilang kalau kehidupan Roseline itu layaknya seorang burung yang di kurung disangkar nya yang besar. Kegiatannya tidak lebih dari sekedar bekerja dan menghabiskan waktu di rumah seharian. 

Tentu Roseline punya alasan kenapa dia tidak mengikuti gaya hidup Latisha yang cukup bebas. Itu karena pekerjaannya lah yang membuatnya untuk bersikap hati-hati. Seperti yang diketahui kalau dia adalah seorang guru TK, jadi tidak etis rasanya kalau seorang guru TK sering bermain ke club malam.

Apa kata wali murid atau rekan guru nya yang lain kalau mengetahui sisi gelap dari seorang guru TK? Mungkin Roseline akan langsung di keluarkan dari tempatnya bekerja.

Tapi lihat sekarang..

Roseline bahkan tidak ragu untuk menginjakkan kaki nya di lantai club malam yang sudah cukup ramai padahal club baru saja dibuka. Dia juga tidak perduli dengan statusnya sebagai guru TK. Biarlah malam ini dia melakukan apapun untuk melampiaskan rasa sakit hati dan kecewa nya setelah di selingkuhi oleh tunangan-nya sendiri.

"Mas, bintang nya satu botol. Pake es yang banyak." pesan nya kepada seorang bartender yang masih siap-siap di tempatnya.

"Camilan nya mau apa kak?" tanya bartender tadi.

"Apa aja deh yang bisa bikin sakit hati saya cepat hilang."

Bartender tadi pun langsung menyiapkan pesanan Roseline.


🌕🌖🌗🌘🌑🌒🌓🌔

"Kamu tadi kenapa nggak jemput Jino di sekolahnya? Kan mamah udah bilang suruh jemput Jino dulu. Gara-gara kamu nggak jemput Jino jadi diantar sama guru nya." 

Seorang lelaki tampan, bertubuh sempurna dengan lekukan otot-otot di beberapa bagian tubuhnya, lalu lesung pipi yang kerap muncul ketika raut wajahnya mengernyit atau tersenyum lebar. Sungguh definisi seorang lelaki idaman kaum hawa.

Lelaki bernama lengkap Jeffrian Nathaniel Errando itu mendecak kesal. Sudah setengah jam lebih dia duduk di sofa berhadapan dengan mamah nya yang sedang mengoceh memarahinya.

"Yah kan masih untung dia ada yang nganter. Lagian mamah kenapa sih pakai suruh Iyan jemput Jino segala. Malas banget harus nungguin anak TK pulang sekolah. Emang Iyan tukang antar-jemput ponakan."

"Kamu kan nganggur dan nggak punya kesibukan apa-apa. Kenapa disuruh jemput keponakan sendiri aja sensi banget."

"Iyan tuh sibuk ya mah. Kesibukan Iyan tuh beda sama mamah, papah, ataupun kak Julian dan kak Cyntia."

"Kamu sibuk apa coba? Paling juga ngeband ataupun nongkrong nggak jelas sama teman-teman kamu itu."

Jeffrian atau yang lebih sering disapa Iyan itu nampaknya mulai tidak betah dengan perbincangan mamahnya.

"Sibuk nya Iyan tuh nggak bisa di compare sama kesibukan kalian." katanya. Jeffrian beranjak dari duduknya. "Udah ya mah, Iyan pamit pergi. Hari ini sampai nggak tau kapan Iyan nggak tidur di rumah." ucapnya lalu mengambil jaket dan kunci mobilnya.

"Heh, mamah belum selesai ngomong." 

"Love you mah. Seeya." ucap Iyan lalu melayangkan kecupan kilat di wajah mamah nya.

"Jeffrian, mamah belum selesai ngomong. Iyan!" 

Jeffrian pun tidak peduli dengan teriakan mamah nya yang memanggil namanya. Dia berjalan cepat menuju mobil Toyota Fortuner GR miliknya lalu melajukannya ke sebuah club malam tempat janjiannya dengan teman-teman sepergaulannya.

Tidak membutuhkan waktu lama sampai akhirnya Jeffrian sampai di tempat tujuan. Lelaki berpakaian kasual paduan warna hitam dan putih itu berjalan masuk ke dalam club. Jam baru menunjukkan pukul setengah sepuluh malam tapi keadaan di club malam sudah lumayan ramai. Orang-orang yang ada disana mulai kehilangan kewarasan dan menari mengikuti alunan lagu DJ.

Sangat menarik.

Tapi malam ini Jeffrian tidak ingin terlalu mabuk karena besok dia ada jadwal ngeband di salah satu SMA di Kemang. Jadi untuk malam ini dia mau minum segelas alkohol lalu menikmati alunan lagu DJ.

Sampai di tempat bartender dan Jeffrian belum mendapati teman-temannya disana. Sepertinya dia adalah orang pertama yang datang.

"Bang, yang biasa. Segelas aja ya." kata nya kepada bartender. Sepertinya dia sudah sering kesini sampai bartender saja hafal dengan pesanannya.

"Tumben cuma segelas? Biasanya kuat sampai tiga botol." kata bartender itu.

"Lagi nggak pengen mabok, bang. Takut dimarahin emak." kata Jeffrian dengan nada guyon nya.

Lelaki itu duduk sambil menunggu pesanannya. 

"Lelaki bangsat. Lelaki kerdus. Lelaki sialan. Lelaki sangean. Kesal bangat gue sama elo ya bangsat."

Fokus Jeffrian teralihkah saat mendengar suara samar dari arah sampingnya. Dia menoleh dan langsung mendapati seorang perempuan berpenampilan cukup formal sudah terkapar di atas meja club dengan kondisi yang sudah cukup memprihatinkan.

"Hiks.. tolol banget gue selama ini kasih hati buat lo. Huaaa.. hiks.."

"Bang, kenapa nih cewek?" tanya Jeffrian kepada bartender.

"Oh itu kayaknya habis patah hati deh. Soalnya dari tadi ngatain laki nya nggak bener sambil nangis."

"Baru minum setengah botol udah hangover aja. Kelihatan banget nggak jago minum." ucap Jeffrian setelah melihat botol alkohol yang di pesan cewek itu masih sisa setengah.

"Hiks.. selama ini gue jaga diri itu buat lo ya, sinting. Biar pas first night nanti lo yang pertama buat gue. Emang dasar otak lo aja yang sangean. Dasar cowok bangsat."

Lagi-lagi Jeffrian mendengar cerocosan bernada lirih dari mulut cewek itu. Awalnya dia mencoba tidak peduli, toh itu bukan urusannya sama sekali. Tapi semakin lama keadaan cewek itu kian memprihatinkan.

Jeffrian tahu kalau keadaan cewek itu benar-benar sangat tidak baik dan sedang terpuruk. Apa perlu dia berikan sedikit hiburan untuk si cewek patah hati ini.

"Hey, lo masih sadar?" Jeffrian mencoba menarik perhatian cewek itu.

Dan berhasil. Cewek yang sedang dilanda hangover itu menoleh dan melihat kearahnya. "Who are you?" tanya nya dengan suara serak. Wajahnya lumayan cantik dengan make-up yang hampir luntur karena air mata.

"You can call me Jeff or whatever you want." jawab Jeffrian.

Cewek tadi mengerang sambil memegang kepalanya. "Ugh, My head hurts so bad."

"You okay, Mrs?" Jeffrian kembali bertanya.

"Apa sih anjing. Kesel banget gue. Kenapa cowok ganteng itu kalau nggak brengsek ya homo."

Jeffrian cukup tersentak saat mendengar umpatan kasar keluar dari mulut cewek itu. "Wah nggak beres nih cewek." gumamnya.

"Bang, dia kesini sama siapa?" tanya Jeffrian kepada bartender club.

"Kayaknya sendirian. Dari tadi dia minum sendiri disini."

"Tolong dong hubungin teman atau keluarganya. Nih cewek jangan dibiarin sendirian di club, apalagi udah hangover gini."

"Dia orang baru kayaknya, bang. Gue baru pertama lihat dia soalnya."

Jeffrian mendecak kesal. Ingin sekali tidak ikut campur dalam urusan cewek ini. Tapi dia juga bukan cowok brengsek yang tega melihat cewek lemah yang sedang patah hati sendirian di club dalam kondisi tidak sadar.

Ingatlah bahwa apa saja bisa terjadi di club malam.

"Asal lo tau ya, bajingan! Gini-gini gue juga paham begituan. Gue nggak sepolos yang lo pikir. Hahaha... Untung aja gue nggak pernah ngasih kesempatan lo buat macam-macam sama gue. Dasar buaya sarap."

Jeffrian sama sekali tidak mengerti dengan apa yang sedang di hadapi oleh cewek itu. Dan dia pun sebenarnya tidak ingin susah payah terseret ke dalam sesuatu yang bukan masalahnya.

"Hey, lo kayaknya harus ngehubungi orang yang lo kenal deh. Keadaan lo udah terlalu rawan kalau terus disini." ucap Jeffrian.

"You know, Jeff. Gue habis di selingkuhin sama tunangan gue yang brengsek dan sok kegantengan itu."

"Hm, gue paham.  Tapi lo nggak boleh lama-lama disini. Bahaya buat lo soalnya."

Jeffrian tersentak hebat saat cewek itu beranjak dan mendekat ke arahnya. Apalagi saat tubuh cewek itu jatuh ke dalam pelukannya. "Woy, lo masih sadar nggak sih? Jangan macam-macam."

Cewek itu mengerang sambil memegang kepalanya. "Kepala gue sakit banget, ugh. Tolong bawa gue pulang."

"What?!" seru Jeffrian yang merasa terkejut dengan permintaan cewek yang belum dia ketahui namanya. "Nggak bisa, gue ada urusan disini. Lo mending telepon teman atau keluarga dan suruh jemput lo disini." kata nya lagi.

Bukannya menurut, cewek itu malah tiba-tiba menangis kencang. Jeffrian cukup kepayahan menghadapinya, apalagi beberapa pasang mata pengunjung club mulai mengarah padanya. 

"Gue tuh salah apa sih sampai orang-orang kayaknya jahat banget sama gue."

Jeffrian mengusap wajah nya, bingung. "Please, lo harus sadar. Gue tuh nggak tau siapa lo."

"I'm Roseline. Please help me."

"Oke, gue antar lo pulang sekarang. Tapi lo harus berhenti nangis."

Cewek bernama Roseline itu langsung mengusap wajahnya yang basah karena air mata. Dia berusaha menegakkan tubuhnya dan berjalan di bantu oleh Jeffrian keluar dari club malam.

"Bang, kalau teman-teman gue datang bilang aja gue ada urgent. Nggak usah kasih tau tentang cewek ini, oke?" ucap Jeffrian sebelum keluar dari club.

"Mobil gue disana." ucap Roseline sambil menunjuk sebuah mobil keluaran Toyota berwarna putih. "Ini kunci nya." cewek itu menyerahkan kunci mobilnya ke Jeffrian.

Mereka berdua masuk ke dalam mobil dan Jeffrian mulai menjalankan mobil itu menuju kediaman cewek asing bernama Roseline yang tengah dia antar pulang.

Sepanjang perjalanan Roseline masih sibuk meracau dan mengumpati mantan tunangannya yang ketahuan selingkuh. Jeffrian hanya menanggapinya sesekali karena dia tidak mau berurusan terlalu jauh dengan masalah cewek asing disebelahnya ini.

Butuh kurang lebih dua puluh menit perjalanan hingga akhirnya Jeffrian memakirkan mobil Roseline di depan sebuah rumah yang tidak begitu besar tapi tidak kecil juga.

"Udah sampai di depan rumah lo nih." kata Jeffrian dengan maksud menyadarkan Roseline yang masih belum sadar sepenuhnya.

"Lo cowok brengsek bukan?" tanya Roseline tiba-tiba dengan nada suara yang tidak se-serak sebelumnya.

"Hah?!" respon kaget yang keluar dari mulut Jeffrian. "Lo belum sadar dari hangover ya? Buru deh buka pager nya biar gue bisa masukin mobil lo ke dalam. Terus lo bisa langsung recovery habis ini."

"Tunangan gue selingkuh di belakang gue. Itu pun gue tau dari teman gue yang mergokin dia lagi berenang sama cewek lain di Bali. Terus pas gue coba telepon dia ternyata yang ngangkat cewek, dan dari suara yang gue dengar kayaknya mereka lagi having sexI swear for whatever reason. I'm really hurt."

"Roselineㅡ" kata-kata Jeffrian terpotong oleh perkataan Roseline.

"Lo tau alasan dia nyelingkuhin gue karena apa?"

Jeffrian menggeleng. Bukan karena dia tidak tahu, tapi karena memang dia tidak mau tahu. Masalahnya dia bukan tipe orang yang peduli dengan masalah hidup orang lain. Apalagi status mereka cuma stranger.

"Because all this time I never gave him what he wanted. Dari awal gue emang punya prinsip untuk nggak ngelakuin seks sama orang yang bukan suami gue. Tujuan gue nggak kasih dia itu karena gue mau first night kita nanti berkesan. But what now? Ternyata gue diselingkuhin karena alasan murahan itu."

Oke, Jeffrian akan diam dan merelakan beberapa waktu nya terbuang untuk mendengarkan keluhan si cewek yang sedang patah hati ini. Sebenarnya dia cukup terkejut sih dengan cerita Roseline. Soalnya cewek itu benar-benar menjaga kepunyaannya dari orang yang belum resmi untuknya.

Hebat sih. Jaman sekarang jarang ada cewek kayak Roseline. Apalagi di kota besar kayak Jakarta gini.

"Dan setelah gue pikir-pikir ternyata yang selama ini coba gue pertahankan nggak ada gunanya. Cowok yang gue harapkan jadi pendamping hidup gue malah main belakang. Rasanya tuh sakit banget."

 Jeffrian masih diam dengan sesekali melihat ke arah jam yang melingkar di pergelangan tangan nya. 

Sial! Sudah lewat dari empat puluh lima menit dia meninggalkan club. Pasti teman-teman nya sudah menunggu.

"Jeff, will you be my one night stand partner? Special only for tonight."

Mulut Jeffrian langsung mengaga dengan kedua mata melotot lebar.

"Are you kidding me, mrs?!" seru nya kaget. "Lo pasti masih belum sadar karena efek hangover. Makanya ngomong nya ngelantur. Udah ya gue pamit. Lo nggak perlu balas budi untuk malam ini. Bye." kata Jeffrian tegas.

Baru saja Jeffrian ingin membuka pintu mobil tapi pergelangan tangan nya sudah di tahan oleh Roseline.

"Please. Gue udah lumayan sadar dan tau apa yang gue lakuin ini. Gue cuma mau ngelupain mantan tunangan gue."

"Holy shit! Tapi nggak gini juga. Lo cuma jadiin gue pelampiasan."

"Sorry, tapi gue butuh lo. Please, help me once again." kata Roseline dengan wajah sayu nya.

"Lo harus tau gue ini cowok sehat dan normal. Gue emang jarang main-main kayak gini sama cewek tapi gue paham masalah beginian. Jadi kalau lo nekat karena butuh pelampiasan mending nggak usah deh. Rugi buat diri lo sendiri nanti."

"Please, help me Jeff. Gue beneran butuh lo malam ini. Seenggaknya cuma satu malam aja. Gue emang belum pernah dan nggak ada pengalaman langsung. Tapi gue usahain nggak bikin lo menyesal. Please...."

Jeffrian memijat pangkal hidung nya yang berdenyut-denyut. Dia tergoda dengan tawaran Roseline. Tapi dia juga tidak mau gegabah.

"Gue nggak mau tanggung jawab kalau ada apa-apa. Dan gue nggak punya pengaman."

Wajah Roseline mulai merona merah, bukan karena efek alkohol saja. "G-gue punya satu kotak persedian."

Jeffrian menatap lekat ke arah Roseline. Dia mengumpat keras sebelum menarik tubuh cewek itu mendekat ke arahnya. Kepala nya miring ke samping seiring dengan wajahnya yang mendekat ke wajah Roseline.

CUPㅡKedua bibir mereka akhirnya terpaut dengan gerakan yang intens sarat akan nafsu menggebu.

"Gue bukan orang yang suka berhenti di tengah kesenangan. Lo harus tau itu, Roseline." bisik Jeffrian tepat di depan bibir Roseline.

"Of course. Gue juga nggak berharap berhenti di tengah-tengah."

"Fuck! Mulut lo manis banget." 

Dan mereka kembali melanjutkan ciuman yang sempat tertunda tadi.

Roseline menghentikan cumbuan mereka dan menyuruh Jeffrian untuk memasukan mobil ke dalam. Agar mereka bisa melanjutkan sesi yang lebih intim lagi di dalam rumah.







To be Continued...

Continue Reading

You'll Also Like

8.3K 1K 16
The story of an actor and model who turned out to be a couple + the comments of various netizens. FEBRUARY2024, written by avocawoodz.
2.1K 158 1
Sesuai judulnya. Ini hanya kumpulan short story Sasuhina yang spontan aku tulis. Akan ada Au atau Canon. Enjoy! _______ A Sasuhina Fanfiction. Ar...
472 80 13
|| 𝚄𝚙𝚍𝚊𝚝𝚎 𝚜𝚎𝚝𝚒𝚊𝚙 𝚑𝚊𝚛𝚒 𝚜𝚎𝚗𝚒𝚗 || "Kisah Elan, diperankan Ingrid, diceritakan Neus, bermula dari Adil" ============================...
9.7K 1.4K 20
Selama dua tahun Jayce tidak pernah berhenti mengejar Raine. Jayce akan membuktikan bahwa pria yang pantas untuk mendampingi Raine hanyalah dia seora...