Jebakan Pak CEO (END)

Por Kanalda_ok

45.3K 5.4K 77

JANGAN BILANG INI PLAGIAT, KARENA AKU PINDAH LAPAK KE SINI. Sebelumnya ada di akun kecup_manjaah, tapi aku pi... Más

Prolog
Bab 1 : Rencana Satu
Bab 2 : Perjodohan
Bab 3 : Memaksa
Bab 4 : Cinta dan Dukun
Bab 5 : Terciduk
Bab 6 : Berubah
Bab 7 : Nggak Peka
Bab 9 : Menjaga
Bab 10 : Kena Hati
Bab 11 : Mencari Izin
Bab 12 : Jebakan Berisi Fakta
Bab 13 : Merepotkan
Bab 14 : Memaksa
Bab 15 : Protes
Bab 16 : Keputusan
Bab 17 : Sangking Bahagia
Bab 18 : Dua Orang tak Diundang
Bab 19 : Dia Berusaha
Bab 20 : Nikah
Bab 21 : Bukan Sementara
Bab 22 : Pin
Bab 23 : Caci
Bab 24 : Buang Emosi
Bab 25 : Ikut Merasakan
Bab 26 : Kebahagiaan Arion
Bab 27 : Ngambek
Bab 28 : Dijemput Adik Ipar
Epilog

Bab 8 : Mengakui

1.3K 167 3
Por Kanalda_ok

Arion baru saja tiba di rumahnya sekitar pukul 20.45. Ada Alin yang menunggu di teras, tatapan bertanya ia layangkan, adiknya itu malah tersenyum miris melihat keadaannya.

Alin melangkah mendekatinya, pelukan hangat diberikan. Arion semakin dibuat bertanya, pasalnya Alin tak pernah seperti ini, saat dalam keadaan baik. Perasaannya jadi tak karuan, memikirkan ada sesuatu yang terjadi pada Alin.

"Kenapa?" tanyanya sembari membalas pelukan itu.

"Bang, udahan, ya," Alin menghela napas berat, "lakukan apa yang Abang pengin, nggak usah marah lagi ke ayah."

"Maksudnya?" Arion melerai pelukan mereka, bahunya memegang pundak sang adik dan menatap matanya.

Sudah lama mereka tak pernah sedekat ini, mengetahui ada pria lain yang bisa menjaga adiknya, sedikit membuat Arion lega. Meski begitu, sampai kapan pun, ia tak akan melepaskan pengawasan pada Alin, begitu yang sering dikatakannya kepada Key.

"Sebenarnya, aku yang saranin ayah buat jodohin Abang. Tapi maksud aku baik, aku nggak mau Abang jajan sembarangan di luar," aku Alin, "tapi nyatanya, ayah sama ibu punya alasan lain selain itu."

Arion tersenyum kecut, sudah ia ketahui apa yang diinginkan orang tuanya. Menjadi penerus perusahaan yang bisa diandalkan, sejak dulu mereka menginginkan itu.

"Dan sebenarnya, perjodohan itu cuma bohongan. Jadi ... Abang nggak perlu nyari cewek itu, sampai kapan pun dia nggak bakal nongol di depan Abang," tambah Alin.

Menghela napas, Arion menyembunyikan kekecewaannya dalam anggukan dan senyum tipis menggantung di bibir. Selama ini ia mencari jawaban, dan sekarang sudah didengarkannya.

Sakit memang, tetapi mau diapa, Arion bukan anak kecil yang harus menangis meraung ketika mainannya hilang. Perempuan banyak di luar sana, meskipun sampai sekarang Arion belum menemukan perempuan yang mampu membuatnya terpaku dalam sekali tatap, selain Fidelya, tentunya.

"Bang," Alin menggoyang lengan abangnya, "ngomong, dong."

Arion tertawa kecil. "Ngomong apa?"

"Kecewa nggak?" tanya Alin.

"Dikit," Arion kembali menghela napas, "tapi, Lin, kayaknya rencana kamu berhasil, Abang jatuh cinta ke Fidelya dan udah berhenti main-main di luar."

"Iya, aku tahu kalau soal itu." Alin menunduk, merasa bersalah membuat abangnya sibuk mencari sang cinta.

"Jadi, Abang putusin tetap nyari Fidelya. Soal pekerjaan, besok adalah penentuan."

---

Arion menyumbatkan telinganya menggunakan earphone, memutar musik rock, untuk menghindari kemarahan di luar kamar.

Ketukan di pintu tak digubrisnya, bahkan teriakan memanggil namanya pun tak diindahkan. Arion masih tenang mendengar musik yang mengalun, seakan segala kekesalannya telah diteriakkan oleh penyanyi tersebut.

Malam itu, sebelum kembali ke rumah, Arion menaruh surat pengunduran diri di atas meja CEO. Ia putuskan untuk keluar dari belenggu, memulai hidup baru dengan ilmu yang sudah didapatkannya.

Cukup terlambat, setelah sekian lama baru Arion sadar bahwa pemberontakan itu tak akan pernah membuat orang tuanya peka.

Lagi pula, tugas Arion telah selesai. Adiknya sudah menikah, memiliki pria yang bisa melindungi. Tak ada lagi alasan baginya untuk terus berada di sebelah ayah dan ibunya.

Pintu dibuka dengan paksa, punya kunci serep, mungkin. Dari ekor mata Arion bisa melihat pintu terbuka, dengan perlahan ia bangkit dan duduk di tepi ranjang.

Dilihatnya wajah sang ayah merah karena amarah, meski begitu ia belum juga ingin melepaskan earphone. Dibiarkan pria itu terus mengoceh, di detik berikutnya beliau runtuh ke lantai.

Arion terkejut bukan main, ayahnya memegang dada kiri, dengan napas terengah. Spontan ia mendekat, biar bagaimanapun rasa sayangnya kepada beliau masih tetap ada, meski langit runtuh, tak ada yang bisa memutuskan hubungan orang tua dan anak.

"Ayah!" teriaknya, khawatir.

---

Vote dan komen

🥲 aku dikejar deadline
Astagaaa sakit kepalaku

Gak apa, demi masa depan yg cerah.

Seguir leyendo

También te gustarán

351K 1.5K 16
⚠️LAPAK CERITA 1821+ ⚠️ANAK KECIL JAUH-JAUH SANA! ⚠️NO COPY!
796K 51.3K 33
Semua orang mengira Saka Aryaatmaja mencintai Juni Rania Tanaka, namun nyatanya itu kekeliruan besar. Saka tidak pernah mencintai Rania, namun menola...
3.1M 153K 62
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _𝐇𝐞𝐥𝐞𝐧𝐚 𝐀𝐝𝐞𝐥𝐚𝐢𝐝𝐞
3.7M 40.1K 32
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...