Yoongi Uke Story ๐Ÿƒ

By deep2u

162K 8.7K 799

Story tentang Min Yoongi Bottom / Uke Random Story oneshoot / Twoshoot / moreโค YoongixBTS YoongixBOYs More

Sope - [ Tsundere Yoon ]
Sope - [ Tsundere Yoon ] pt.2
Sope - [ Tsundere Yoon ] pt.3
Sope - [ Tsundere Yoon ] - END!
Instagram Story - [ Primadona Sekolah ]
Instagram Story - [Primadona Sekolah] pt.2
TAEGI - [ My sister's Friend ]
SOPE - [ Behind The Tweet ]
TAEGI - [ After; BTS Sweet party in Harajuku ]
NAMGI - [Daddy's boy] ๐Ÿ”ž
KOOKGA - [ My (Anti) Fans ]
KOOKGA - [ My (Anti) Fans ] pt.2
KOOKGA - My [Anti] fans Sequel (Perfect)
Yoongi x VKookHope - [ Blank Space ]
TAEGI - [ Fake Love ]
TAEGI - [ A Whole New Wolrd]
Maple Leaf [ NAMGI ]
Mr. Popular [ SIN - JinYoon ] ๐Ÿ”ž
Mr. Popular 2 ( SIN - JinYoon )
Summer Rain [ Taegi ]
Strawberries and Cigarette [ Yoongi Side ]
Happier - [ Kookga ]
Here's Your Perfect - [ Kookga ]
Mafia x Yakuza [ KookGa ]
Mafia x Yakuza [ Kookga ] 2
Mafia x Yakuza [ Kookga ] 3
Mafia x Yakuza [ Kookga ] 4 ๐Ÿ”ž
My Alpha Director [ Namgi ] - Omegaverse ๐Ÿ”ž
My Alpha Director 2 [ Namgi ] Omegaverse
My Alpha Director 3 [Namgi] - Omegaverse
My Alpha Director 4 [Namgi] - Omegaverse
TAEGI Short AU - My Dospem

My Alpha Director 5 [Namgi] - Omegaverse - END

866 53 5
By deep2u

Hari itu sudah malam, memang belum larut namun jam menunjukan pukul 19.30 malam, sudah 5 jam setelah Yoongi dan Teahyung membawa Namjoon yang tidak sadarkan diri kerumah kediaman keluarga Min,sudah 5 jam pula Taehyung menunggu sambil berbincang-bincang dengan Ayah dan Ibu Yoongi.

Sementara Yoongi masih setia melihat kondisi Namjoon yang saat ini tengah tertidur dengan suhu tubuh yang cukup tinggi, ia heran jika Namjoon datang dengan pesawat kenapa maskapai tidak melarangnya naik? jelas sekali Namjoon sempat menumpahkan wine ke kemeja yang ia gunakan saat ini, itu tandanya ia mabuk kan?

"Sebenarnya apa yang kau lakukan disini , Direktur?"





;

"Aku pergi dulu"

Yoongi menutup pintu rumahnya, ia pamit sebelum pergi mengantarkan Taehyung, ya walaupun tidak mengantarnya sampai rumah, setidaknya Yoongi bisa tenang saat tahu Taehyung sudah naik taksi untuk pulang kan, mengingat rumahnya berbeda kawasan dengannya.

"Aku sudah bilang, kau tidak perlu repot-repot mengantarku"

Taehyung tersenyum melihat Yoongi yang berjalan di sampingnya, mulutnya sih berkata tidak usah, namun ia senang juga bisa berjalan berdampingan dengan Yoongi.

"Tidak apa, aku hanya khawatir jika belum melihatmu pulang dengan selamat"

Taehyung tertawa pelan, apakah Yoongi bercanda? bahkan tubuhnya hampir lebih besar 2 kali lipat dari Yoongi, tapi masih saja Yoongi khawatir padanya.

"Yoongi-ssi, sebelumnya apakah aku boleh menanyakan sesuatu padamu?"

"Apa kau ingin menanyakan tentang Direktur Namjoon?"

"hm.. jadi namanya Namjoon"

"Iya, dia adalah Direktur di tempat ku bekerja"

"apakah dia kekasih mu?"

Yoongi membulatkan matanya, ia terkejut mendengar pertanyaan Taehyung barusan.

"Tidak, aku..dengannya hanya sebatas rekan kerja saja."

"Benarkah? berarti kalian bukan kekasih kan, dan kau tidak menyukainnya kan?"

Taehyung menghentikan jalannya, membuat Yoongi pun reflex menengok pada Taehyung yang saat ini sudah menatapnya.

"Apakah itu artinya aku masih punya kesempatan untuk mendekatimu?"

Mendengar itu Yoongi hanya terdiam, ia bingung harus menjawab apa.

"Apakah kau menyukai orang itu? atau kalian hanya sebatas rekan kerja saja seperti yang kau katakan?

"Taehyung-ssi.."

"Bisakah kau menjawab pertanyaanku ini ?"

Yoongi menatap Taehyung, ia benar-benar bingung, tapi mengapa ia harus bingung padahal sudah jelas kalau dirinya dan Namjoon hanya sekedar rekan kerja saja tidak lebih.

Walaupun faktanya saat ini ia tengah mengandung anak lelaki itu, dan saat ini pula Yoongi sudah Mating dengan Namjoon, namun ia pernah mendengar jika Dominant Alpha bisa membatalkan Mating jika mereka mau.

"Aku- hanya rekan kerjanya.. Aku-"

Yoongi tidak sanggup melanjutkan kata-katanya, ia terlalu membohongi perasaanya sendiri.

Hening, entahlah tidak ada satupun yang menjawab siapapun, dan tidak ada siapaun yang membuka pembicaraan sampai beberapa detik, hanya suara langkah yang sayup seperti mendekati mereka.

"Yoongi-ssi, sepertinya kau harus jujur pada dirimu sendiri."

Taehyung tersenyum, ia mengusap pipi Yoongi yang basah karena tetesan air mata yang keluar dari pelupuk matanya, Yoongi membulatkan matanya ia terkejut. Kenapa Ia menangis?

"Aku rasa tidak ada salahnya kau jujur padanya jika kau menyukainya Yoongi-ssi, aku rasa orang itu juga menyukaimu"

"Dia.. tidak pernah menyukaiku, aku hanya sekretarisnya tidak lebih dari itu"

"Aku rasa itu tidak benar Yoongi-ssi, jika kau hanya rekan kerjanya tidak mungkin orang di belakangmu itu berjalan kemari dengan wajah pucat seperti itu"

Lagi-lagi mata Yoongi membulat sempurna, iya menolehkan wajahnya ke belakang, ia terkejut saat melihat sosok yang sedari tadi menjadi topik pembicaraan mereka kini berdiri di belakangnya.

"D-Direktur.. "

"Aku rasa ini saatnya aku pergi. Mungkin aku akan menemuimu lagi nanti Yoongi-ssi"

"Kau tidak perlu menemui Yoongi lagi."

Yoongi tersentak, ia kembali di buat kaget saat tiba-tiba Namjoon meligkarkan tangannya di bahu Yoongi, seolah melarang Taehyung untuk mendekati apa yang sudah menjadi miliknya.

"Direktur, apa yang kau.. "

"Min Yoongi adalah milikku, aku tidak akan membiarkanmu mendekatinya. "

Taehyung tersenyum mendengar kata-kata Alpha di hadapannya, kenapa pula ia harus masuk kedalam hubungan orang lain seperti ini?

"Kalau boleh aku beri saran, sepertinya kalian benar-benar harus jujur satu sama lain, aku pergi dulu"

Taehyung sedikit menundukan kepalanya kepada Yoongi, sebelum akhirnya ia masuk kedalam Taxi dan menghilang meninggalkan keheningan di antara Namjoon dan Yoongi.

"B-Bisakah kau lepaskan aku Direktur?"

Itu Yoongi yang membuka obrolan di antara mereka berdua setelah cukup lama mereka hanya bisa mendengar suara nafas masing-masing.

Namjoon tidak langsung menuruti Yoongi, lelaki Alpha itu lebih memilih diam sesaat dan sedikit menghirup aroma manis yang sedari tadi ia cium dari tengkuk leher Yoongi, sayup namun Namjoon bisa merasakan aroma Alphanya disana, jadi Seokjin tidak berbohong kalau Yoongi dan dirinya telah..

"Kenapa kau tidak memberitahukannya kepadaku , Min Yoongi?"

Yoongi yang mendengar pertanyaan Namjoon segera melepaskan dengan paksa tangan Namjoon yang melingkar di bahunya.

"Memberitahu apa? apa yang harus kau tahu Direktur?"

"Aku sudah tahu semua, Seokjin memberitahuku mengenai dirimu, sangat di sayangkan aku malah mengetahuinya dari orang lain"

"Tidak ada yang perlu di sayangkan Direktur, karena memang dari awal kau tidak terlibat apapun dalam hal ini."

Namjoon membulatkan matanya mendengar perkataann Yoongi, dengan cepat ia menarik bahu Yoongi agar menoleh kepadanya, memegang Yoongi seakaan Omega itu akan kabur jika ia lepaskan.

"Apa maksudmu? kau mengandung anakku, dan saat ini kau adalah mate ku, bagian mananya yang tidak membuatku terlibat dalam hal ini, Min Yoongi? "
Jujur Namjoon agak kecewa saat ini.

"Dari awal kau tidak sadar mengenai hal ini, mengenai hal yang kita lakukan malam itu. Semua ini murni kesalahnku, keserakahan ku, aku bisa saja mengugurkan kandungan ini.. Tapi.. Aku.. "

Yoongi menangis, ia tidak bisa kehilangan bayi ini, ia tidak sanggup lagi kehilangan seseorang saat ia tahu ia mungkin saja kehilangan matenya.

"Yoongi-ya, apa kau membenciku?"

"Aku tidak pernah berkata begitu."

"Lalu apakah mencintaiku?"

Yoongi tertegun mendengar pertanyaan Namjoon, ia menatap lelaki di hadapannya itu dalam.

"Jika aku balik pertanyaannya kepada mu, apakah kau bisa menjawabnya?"

Namjoon terdiam, ia terlihat berpikir tanpa menjawab pertanyaan Yoongi, lelaki omega itu hanya tersenyum miris, mana mungkin Dominant Alpha seperti Namjoon mencintainya? Semua ini memang hanya kecelakaan, malam itu, bayi ini, semua adalah tanggung jawabnya.

"Kau tidak perlu menjawabnya Direktur, dan kau juga tidak perlu memikirkan apapun, kembalilah ke Seoul dan lupakan apa yang sudah terjadi."

Yoongi melangkahkan kakinya melewati Namjoon yang masih terdiam ditempatnya, langkahnya tidak jauh sampai dirinya kembali terdiam saat seseorang memelukanya dari belakang.

"Yoongi-ya, aku tidak tahu apa itu Cinta. Apakah rasa ingin memilikimu, rasa ingin bersamamu, dan rasa ingin melindungimu adalah rasa yang di sebut Cinta? Jika iya, itulah perasaan yang saat ini aku rasakan untukmu, Min Yoongi"

Namjoon mengeratkan pelukannya ke pinggang Yoongi, menyesap aroma tubuh Omega di depannya yang membuatnya tenang, setetes Air mata turun dari pelupuk matanya, membayangkan jika Yoongi bisa saja meninggalkannya sangat sulit, ia tidak bisa hidup tanpa Yoongi saat ini.

"Jangan bilang dengan mudah untuk melupakan mu, mulutku bahkan sudah tidak menerima apapun selain alkohol, aku bahkan sudah tidak bisa melakukan apapun lagi tanpamu Min Yoongi, aku mohon jangan tinggalkan aku"

Namjoon menundukan kepalanya ke bahu Yoongi , mengutarakan apa yang ia pendam selama seminggu ini.

Ia memang Dominant Alpha namun ia bodoh jika melepaskan orang yang ia cintai hanya untuk harga diri seorang Dominant Alpha, persetan dengan rasa malu karena menangis, tubuhnya lelah dan panas, pikiranya kacau saat membayangkan jika Yoongi tidak disisinya lagi.

Namjoon tidak mendengar jawaban apapun dari Yoongi, ia hanya mendengar isakan kecil yang sayup terdengar, Yoongi menangis?

"Yoongi.. "
Namjoon membalikan tubuh si mungil, mendapati wajahnya yang sudah basah karena air mata.

"Direktur.. Hiks.."

"Iya Yoongi?"

"Direktur hiks.. Aku seorang Omega, aku tidak tampan ataupun cantik, aku sudah mengandung anakmu tanpa sepengetahuan mu, aku pergi meninggalkanmu tanpa sepatah katapun, aku pengecut, aku menyukaimu walau aku tahu aku tidak pantas.. Apakah kau masih mau bersamaku Direktur? Hiks.. "

Namjoon memeluk Yoongi erat, ternyata omega itu merasa bersalah padanya, padahal harusnya ia yang bertanggungjawab atas ini semua, bagaimana bisa ia meninggalkan seseorang sebaik Yoongi.

"Kau pantas Yoongi, kau paling pantas dari semuanya, maafkan aku karena terlalu lama menyadarinya. Sekarang ayo kembali ke rumahmu, aku akan mengatakan semuanya pada ibu dan ayahmu. Aku akan bertanggungjawab"




;

Namjoon berjalan sambil menggengam tangan Yoongi, ia sedikit terkejut saat melihat mobil yang sangat familiar terparkir di depan rumah kediaman Min.

"Direktur, mobil ini kan? "

"Tidak mungkin"

Yoongi dan Namjoon bergegas masuk kedalam rumah, di pintu depan terlihat beberapa sepatu tanda ada tamu di rumah tersebut.

Saat ini Yoongi memimpin jalan mereka berdua, mata mereka membulat saat melihat orang yang sangat mereka kenali.

"Abeoji.. Eomeoni? K-Kenapa kalian disini"

Namjoon bertanya dengan aneh saat ia melihat orang tuannya ada di rumah Yoongi.

"Aigu! Anak ini memang benar-benar ya"
Seorang wanita paruh baya mendekati Namjoon dengan cepat, seraya memukuli pundaknya melampiaskan kemarahanya kepada putra keduannya itu.

"Aduh eomeoni, ada apa ini, kenapa kau memukulku"

"Dasar anak ini!, sekali lagi kami meminta maaf yang sebesar-besarnya tuan Min, aku tidak tahu anakku akan berbuat sejauh itu"

Yoongi melihat ayah Namjoon dengan tatapan bingung, sebenarnya ada apa ini?

"Um.. Yoongi-ya, Hallo"

"Seokjin-ssi"
Yoongi dan NamJoon menatap lelaki jangkung yang tiba-tiba muncul entah dari mana, sekarang mereka paham apa masalahnya.

"Sekarang akui semuanya, beritahu kami apa yang terjadi antara kalian berdua"
Ayah Namjoon membuka suara, membuat keheningan setelahnya, namun ini bukan saatnya diam.

Namjoon tau ia harus bertanggungjawab saat ini. Namjoon maju kehadapan Ayah dan Ibu Yoongi yang masih kelihatan shock karena kejadian ini.

"Tuan dan Nyonya Min, Ijikan aku menikahi putra kalian, Min Yoongi"

"Tidak, tunggu.. sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa semuanya tiba-tiba seperti ini?"

"Tuan Min, maafkan aku tapi.. Aku telah membuat anakmu mengandung anakku, Yoongi saat ini tengah hamil Anakku"

"Apa!"

Ayah dan Ibu Yoongi membulatkan mata mereka tidak percaya, Yoongi anak mereka satu-satunya, Hamil?!

"Kurang ajar! Apa yang kau lakukan kepada putraku yang lugu"

Kali ini Ibu Yoongi memukuli bahu Namjoon dengan penggaruk punggung yang ia pegang sedari tadi.

"Eomma! Jangan sakiti calon suamiku!"
Yoongi mendekati Namjoon, ia memeluk lelaki Alpha itu berusaha menutupi tubuh NamJoon dengan tubuhnya.

"Aigu! Kau juga! Bisa-bisanya kau tidak bilang hal itu kepada kami"

"Aduh, sakit Eomma!"

"Eomeoni, tolong jangan pukul Yoongi, Pukul aku saja! "

Kali ini Namjoon yang menutupi tubuh kecil Yoongi dari Ibunya, mereka saling berpelukan untuk melindungi diri dari pukulan penggaruk punggung Ibu Yoongi.

"Aigu, kenapa ini bisa begini"

"Yoongi, apakah kau mencintai lelaki ini? "

Orang yang sedari tadi diam kali ini tiba-tiba membuka suara, membuat suasana riuh kembali serius. Ayah Yoongi mendekati mereka berdua, menatap lurus pada manik putranya.

"Aku- Mencintainya, Appa.."

"Dan kau, apakah kau mencintai anakku!? "
Dengan nada sedikit berat, Ayah Yoongi melontarkan pertanyaan langsung kepada NamJoon.

"Aku mencintainya, Abeoji!"

Setelah NamJoon menjawab pertanyaan lelaki paruh baya di depannya, tubuhnya sedikit terjatuh ke lantai karena bogem mentah yang di berikan oleh Ayah Yoongi di pipinya.

"∆ppa!"

"Itu balasan karena kau sudah mengambil anak kesayanganku. Masuklah kekamar dan istirahat kembali. Wajahmu bahkan terlalu pucat untuk aku lihat"

Namjoon menatap punggung lelaki yang baru saja memukulnya, ia menundukkan tubuh besarnya ke arah Ayah Yoongi berada.

"Aku akan menjaganya. Terima Kasih banyak"



;

Suasana bising dari luar kamar Yoongi, sedikit mencairkan suasana yang tercipta di dalam kamar tersebut. Mungkin suara bising itu berasal dari kedua orang tua mereka yang tengah berbincang seru di luar sana.

Yoongi masih sibuk membereskan kasurnya, sementara Namjoon saat ini tengah mandi di kamar mandi yang ada di dalam kamar tidurnya.

Mulutnya mungkin diam, namun suara jantungnya berisik sekali saat ini, mengantisipasi sosok Namjoon yang bisa keluar kapan saja dari balik pintu kamar mandinya.

Tubuhnya sedikit menegang kala ia mendengar suara pintu terbuka, menghantarkan derapan kaki yang mulai mendekat ke arahnya.

Matanya membulat saat sepasang tangan melingkar sempurna di pinggang rampingnya.

"D-Direktur..apa yang kau.."

"Biarkan seperti ini, sebentar saja. Aku ingin mencium wangimu yang membuatku tenang"

Yoongi terdiam, ia bingung harus berbuat apa. Sementara Namjoon masih menikmati menyesap wangi aroma Yoongi lewat lehernya, sang Omega kini berusaha mati-matian agar tidak mendesah.

"Direktur.."
Tangan Yoongi menahan tangan Namjoon yang mulai nakal ingin masuk ke balik baju yang di kenalan Yoongi, menggoda perutnya yang masih rata.

Namjoon dengan cepat membalikan tubuh Yoongi, menatap Yoongi sekejap lalu mencium lembut kening si manis.

Lelaki Alpha itu kemudian berlutut di hadapan Yoongi, menempelkan telinganya pada perut Yoongi.

"apakah benar ada seseorang di dalam sini? Apakah kau bisa mendengarku, Aegi? "

Namjoon mengelus pelan pinggang Yoongi. Yoongi tekekeh pelan melihat tingkah Namjoon, mana mungkin kandungan 2 bulan sudah bisa mendengar apa lagi berbicara.

"Dia bahkan belum bisa mendengarmu"

Kekehan Yoongi membuat Namjoon tersenyum, sudah lama sekali ia tidak melihat senyuman manis itu.

"Yoongi-ya.."

Namjoon menatap Yoongi dalam, lelaki Alpha itu mengapai tangan Yoongi dan menciumnya.

"Aku, tidak memiliki apapun saat ini, aku tidak punya cincin, aku tidak punya hadiah untukmu, tapi aku ingin meminta waktumu seumur hidup, apakah kau mau memberikannya kepadaku?"

Namjoon menatap mata Yoongi dengan berkaca-kaca, sesekali menaruh tangan putih itu di pipinya.

Setetes air jatuh ke wajahnya, namun ia malah tersenyum saat melihat wajah basah Yoongi mengangguk mengiyakan permintaannya.

Yoongi menarik jari manis Namjoon, memasukannya ke dalam mulut mungilnya, mengigit jari itu meninggalkan bekas gigitan disana bak pengganti cincin di jari panjang Namjoon. Namjoon di buat terkejut karena perlakuan Yoongi padanya itu.

"Sekarang kau memilikinya, cincin dariku"

"Damn!"

Namjoon membangunkan tubuhnya, mengangkat tubuh mungil Yoongi, menautkan bibir mereka berdua membuat sebuah ciuman dalam disana.

Lelaki Alpha itu membawa Yoongi ke atas tempat tidurnya sambil terus menyesap bibir chery Yoongi yang begitu manis baginya.

"Nggh.. Direktur.."

"Panggil aku Namjoon, Yoongi-ya"

Namjoon menatap Yoongi dengan tatapan mengharap, matanya terpejam saat tangan Yoongi mengelus pelan pipinya.

"NamJoon... Kiss me more.."

Baru saja NamJoon ingin mendekatkan kembali bibir mereka, sebuah ketukan berhasil membuyarkan atensi mereka.

"Jangan berbuat yang tidak-tidak ya, adik-adiku"

Itu suara Seokjin yang terdengar di barengi dengan suara langkah yang mulai menjauh.

"Aku rasa kita harus memberikan orang itu pelajaran"

Namjoon tertawa pelan sambil memeluk Yoongi dengan erat.

"Aku pikir juga begitu"

Yoongi tersenyum seraya membenamkan kepalanya di dada bidang NamJoon, menghirup wangi yang menenangkan baginya, candu hidupnya mulai sekarang .










END.













Hallo! Udah satu tahun ya kita ga ketemu? Kalian apa kabar?
Anyway aku akan nyoba untuk sering nulis lagi mulai sekarang.

Eh BTW kalo aku bikin uke version tapi ukenya Jimin pada mau baca kah?

Continue Reading

You'll Also Like

415K 568 4
21+
957K 65.4K 52
Sherren bersyukur ia menjadi peran figuran yang sedikit terlibat dalam scene novel tersebut. ia bahkan sangat bersyukur bahwa tubuhnya di dunia novel...
1.4M 117K 144
"You do not speak English?" (Kamu tidak bisa bahasa Inggris?) Tanya pria bule itu. "Ini dia bilang apa lagi??" Batin Ruby. "I...i...i...love you" uca...
536K 9.1K 18
suka suka saya.