MY LOVELY SUGAR DADDY [END |...

Galing kay chicagopr4nce

630K 3.6K 22

🚫 IF YOU'RE CHEATIN' PHOBIC JUST GET OUT OF MY STORY 🚫 ⚠️⚠️ *I know you all like this symbol😋 Bukan salah... Higit pa

MLSD • 1
MLSD • 2
MLSD • 3
MLSD • 4
MLSD • 5
MLSD • 42
EXTRA PART
EXTRA PART 2
MLSD TERBIT?!?!
YUK YUK
MLSD • 7-41

MLSD • 6

20.7K 418 2
Galing kay chicagopr4nce

hawwoooo👹 votmen👹🐽

-----

Hari ini adalah hari di mana Alin akan pergi ke luar kota seperti ucapannya pada Abimanyu beberapa hari lalu. Wanita itu sudah bersiap sejak pagi namun Rafa yang terus-terusan menangis sejak pagi mengganggu aktivitas siap-siapnya.

Saat dihampiri dan dicek rupanya tubuh bayi itu panas. Wajah Rafa memerah di beberapa bagian. Jelas sekali bahwa bayi itu demam.

Alin langsung membawa Rafa ke rumah sakit tanpa ditemani Abimanyu, sebab wanita itu yang meminta. Alin juga menitipkan Nadia kepada Shellena, karena kebetulan hari ini adalah jadwal Shellena main dengan Nadia, otomatis gadis itu berada di kediaman mereka.

Pasti kalian bertanya-tanya, kok bisa sebegitu mudahnya Abimanyu menyelundupkan selingkuhannya ke dalam rumah? Well, Shellena sempat tinggal bertetangga dengan rumah Abimanyu ini setelah insiden kepergok Nadia beberapa bulan lalu. Tentu laki-laki itu yang meminta, katanya agar lebih dekat.

Abimanyu pula yang menyuruhnya untuk berpura-pura memperkenalkan diri sebagai tetangga baru dan seolah tidak mengenal suami Alin itu. Nadia yang sebelumnya sudah pernah bertemu menjadi semakin akrab. Alin pun demikian. Wanita itu seperti sangat mempercayai Shellena dalam menjaga buah hatinya.

"Kakak, ini warnainnya pakai warna apa?" tanya Nadia menunjukkan gambarannya yang masih berupa sketsa. Gadis kecil itu duduk di lantai beralaskan karpet, sedangkan gadis yang lebih besar duduk di sofa di belakang Nadia.

"Yang mana sayang?" Shellena memajukan sedikit dirinya untuk melihat gambaran Nadia. "Ini bagusnya warna kuning, kamu punya warna kuning?"

"Ini!!" Nadia mengacungkan krayon berwarna kuning ke hadapan Shellena.

"Oke, pake itu aja. Kamu bisa ga warnainnya?"

Nadia mengangguk-angguk. "Bisa dong, aku kan pinter hehe." Nadia tersenyum lebar memamerkan deretan giginya. Shellena turut tersenyum dan mengusap kepala putri kekasihnya itu.

Saat sedang fokus menemani Nadia menggambar, Shellena merasa terganggu dengan keberadaan seseorang yang sangat menempel padanya.

"Mas, jangan deket-deket ih," Gadis itu mendorong bahu Abimanyu agar sedikit menjauh. Pasalnya ada Nadia di depan mereka. Dan kapan saja gadis kecil itu bisa berbalik. Shellena belum siap jika ia harus jambak-jambakan dengan Alin.

"Kenapa sih, yang? Mas juga mau liat Nadia gambar." jawab Abimanyu santai.

"Huh." Shellena menggeser duduknya ke kiri. Memberi jarak antara gadis itu dan Abimanyu.

Suara gesekan antara pantat seseorang dan sofa terdengar setelah Shellena menggeser duduknya. Abimanyu ikut menggeser dirinya sampai kembali menempel pada tubuh Shellena.

Shellena melirik malas laki-laki yang pura-pura tidak melihatnya itu. "Jangan nakal deh."

"Siapa yang nakal coba? Mas kan cuma duduk. Ga ngapa-ngapain."

"Halah, itu geser-geser duduknya." cibir Shellena.

"Emang kenapa kalo geser-geser? Kan sama pacar sendiri. Gapapa dong nempel-nempel." Dengan kurang ajarnya, Abimanyu justru merengkuh pinggang Shellena. Membuat mata gadis itu membulat.

"Ada Nadia mas, nanti dia liat." lirih Shellena. Gadis itu berusaha melepaskan rengkuhan tangan Abimanyu pada pinggang rampingnya. Tetapi Abimanyu justru mengeratkan lilitannya.

"Diem, yang. Kalo engga mas cium nih." Abimanyu berucap dengan ekspresi mesumnya. Laki-laki itu sudah mendekatkan bibirnya ke wajah Shellena, tetapi didorong oleh gadis itu.

"Ga usah macem-macem." ucap Shellena dengan mata melotot galak.

"Iya makanya kamu diem aja. Liat anak kita lagi gambar." Kurang ajar memang Abimanyu ini.

Laki-laki itu menunjuk Nadia di depan mereka menggunakan gerakan pupil matanya. Shellena mendengus. Mau tak mau gadis itu menghadap depan mengikuti arah gerakan mata kekasihnya itu. Dan membiarkan Abimanyu melakukan sesuka hatinya.

Keduanya hanya mengamati Nadia yang tengah mewarnai dengan Abimanyu yang sesekali mencuri-curi ciuman di wajah kekasihnya.

Gambaran Nadia sudah selesai. Gadis kecil itu menunjukkan kertas hasil gambarannya kepada sang papa dan Shellena. "Papa, kakak, liat deh, gambaran aku udah selesai. Bagus kan?"

Abimanyu mengambil kertas gambar putrinya itu. Dahinya berkerut melihat gambaran Nadia. "Kamu gambar siapa aja ini sayang? Kok banyak banget orangnya."

"Ini papa," ucap Nadia menunjuk sosok laki-laki yang digambarnya.

"Ini mama sama Rafa," Gadis kecil itu menunjuk wanita yang sedang menggendong bayi di sebelah kanan papanya.

"Ini aku," Jari telunjuk Nadia mengarah ke seorang gadis kecil yang berada di antara Abimanyu dan Alin.

"Ini kakak Shelley." Nadia menunjuk sosok terakhir yang berada di gambarannya. Sosok yang ia gambarkan berdiri di sebelah kiri sang papa. Gadis kecil itu tersenyum lebar kala mengatakannya.

Shellena semula kaget tetapi gadis itu berusaha menetralkan air wajahnya. Kemudian tersenyum manis. "Wah, kakak digambar juga nih?"

"Iya dong. Kakak kan baik, aku suka kalo main sama kakak. Ga kayak papa yang ga nyambung kalo diajak main." sindir Nadia kepada papanya. Shellena kontan tertawa melihat gadis kecil itu yang melirik sinis Abimanyu.

"Papa kan cowo, sayang. Ga tau mainan cewe itu gimana." ucap Abimanyu membela diri.

"Sama aja kayak mama. Mama juga ga tau kalo diajak main. Selalu nelfon orang aja, aku didiemin. Enakan main sama kakak Shelley."

Shellena memeluk gadis kecil di hadapannya itu. "Ututu, iya sayang nanti main sama kakak lagi ya. Kamu mau main apa? Atau mau diceritain kayak kemarin lagi?"

Nadia membalas pelukan gadis yang lebih besar darinya itu. "Aku mau diceritain tapi ceritanya soal papa yang jahat trus diubah jadi kodok."

Sepertinya Nadia masih dendam kepada papanya. Jawaban lucu gadis kecil itu menimbulkan gelak tawa dari Shellena. Sedangkan Abimanyu hanya memasang wajah kesal.

"Oke, nanti kakak ceritain." ucap Shellena disambut senyum lebar oleh Nadia. Gadis kecil itu mencium pipi Shellena.

"Papa juga mau dong dicium." goda Abimanyu.

"Ga mau ah. Papa bau." Nadia menjulurkan lidahnya mengejek sang papa.

"Yaudah papa cium kak Shelley aja." Shellena langsung melotot mendengar ucapan ngawur Abimanyu. Nadia langsung melindungi wajah Shellena menggunakan tangan kecilnya saat melihat Abimanyu mulai mengerucutkan bibirnya.

"JANGAN PAPA!! NANTI KAK SHELLEY KOTOR!!" teriak Nadia.

"Kak Shelley sembunyi ya, jangan mau dicium papa." Shellena hanya mengangguk. Nadia berdiri di atas paha Shellena kemudian memeluk leher gadis itu hingga wajah Shellena hilang di tertutupi tubuh gadis kecil itu.

"Hayo, kak Shelley nya Nadia mau papa cium ah." ucap Abimanyu sambil berdiri, tangannya membentuk cakar menakut-nakuti Nadia.

"AAAAA MONSTER PAPAA!!"

"Kak Shelley ayo sini sama papa Abim," Abimanyu semakin mendekat kepada Shellena dan Nadia. Putrinya itu langsung melempar wajahnya menggunakan bantal sofa. Shellena tertawa terbahak-bahak melihat wajah konyol Abimanyu.

"Hahaha mampus papa. Makanya jangan nakal mau cium-cium kak Shelley nya aku. Sakit kan? Wleee." ucap Nadia berbangga diri. Gadis kecil itu mencium pipi Shellena yang masih tertawa.

"Yess kak Shelley kita menang! Kabur ke kamar aku yuk sebelum monster papa bangun." Shellena mengangguk-angguk kemudian berdiri dengan menahan pantat Nadia di gendongannya. Gadis itu berjalan cepat menaiki tangga menuju kamar Nadia atas instruksi putri kekasihnya itu.

"Ssst!" Nadia menaruh telunjuknya di depan bibir. Shellena yang baru mengunci pintu langsung duduk di sebelah gadis kecil itu.

"Kita harus sembunyi dari monster papa." ucap gadis kecil itu berbisik.

"Kakak Shelley jangan keluar kamar dulu." Shellena mengangguk-angguk. Nadia merapat ke tubuh Shellena. Memeluknya erat.

"SHELLENA!! NADIA!!" Suara teriakan Abimanyu membuat mata keduanya melotot. Nadia semakin memeluk erat tubuh gadis yang lebih besar darinya itu.

"Ssstt!" desis dua gadis kesayangan Abimanyu itu bersamaan.

"Papa masuk ya!!" teriakan Abimanyu kembali terdengar. Dua gadis itu tidak bereaksi. Selain pelukan mereka yang semakin mengencang.

Keduanya berjaga-jaga jika tiba-tiba Abimanyu masuk dan 'menyerang' mereka. Tetapi tidak ada terjadi apa-apa setelah teriakan Abimanyu tadi. Shellena dan Nadia saling menatap.

Shellena turun dari kasur menuju pintu, gadis itu menoleh ke belakang menatap Nadia. Gadis kecil yang ditatapnya itu mengangguk kemudian memberi kode agar hati-hati.

Saat pintu dibuka Shellena tidak mendapati siapapun di balik pintu. Gadis itu bernafas lega. Ia berbalik badan melihat Nadia, tetapi ekspresi berbeda ditampilkan gadis kecil itu.

"KAKAK ADA PAPA!!!"

---

Ipagpatuloy ang Pagbabasa

Magugustuhan mo rin

2.9M 143K 61
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _𝐇𝐞𝐥𝐞𝐧𝐚 𝐀𝐝𝐞𝐥𝐚𝐢𝐝𝐞
2.1M 31.6K 46
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
607K 39.4K 32
Semua orang mengira Saka Aryaatmaja mencintai Juni Rania Tanaka, namun nyatanya itu kekeliruan besar. Saka tidak pernah mencintai Rania, namun menola...
92.8K 12.3K 38
Kisah kasih antara (Name), si manager klub voli Nekoma, dan Akaashi Keiji si setter andalan klub voli Fukurodani. Kok bisa? Ya bisalah, mereka buktin...