Jangan lupa voment
•
•
•
Seongmin membuka matanya, di sampingnya atau lebih tepatnya di depannya, taeyoung sedang menatapnya lembut
Tubuh mereka tak terbalut apa pun kecuali selimut tebal
"Sorry sweet" Taeyoung menyibak poninya yang hampir menutupi matanya
Taeyoung benar benar mengambil masa depannya yang berharga
"Tidur lagi ya, pasti kecapean" Taeyoung memeluk tubuh mungil seongmin sambil mengelus elus pucuk kepala seongmin
Seongmin tertidur, ia merasa nyaman dengan bau parfum taeyoung yang menjadi alasan kenapa ia terus terusan mendekati taeyoung
Ia melihat taeyoung yang bangun dari tidurnya lalu mengambil ponselnya di nakas dan menelpon seseorang
Seongmin tau siapa orang yang taeyoung hubungi, seeun, gadis yang menyandang status sebagai pacar dari kim taeyoung
"Lo kenapa sih? "
"...... "
"Ya terus? "
"...... "
"Gue ga peduli, pokoknya kita putus"
"...... "
"Gausah sok tau, lo ga ada apa apanya sama dia"
"...... "
"Lo ngarep banget ato gimana sih? Emangnya gue pernah kenalin lo ke mama gue? Keknya lo kebanyakan halu deh"
"...... "
"Gausah lebay, banyak cowo yang ngincer lo pacaran sama mereka sana, gue ga suka lagi sama lo"
Mungkin ini adalah mimpi seongmin, karna tak mungkin taeyoung memutuskan pacarnya apalagi tanpa ada alasan yang jelas
"Gue bakal tanggung jawab, sweet" Tapi sepertinya ini bukan mimpi, ini benar benar terjadi dan seongmin harus bangun untuk melihat semuanya benar benar terjadi
•
•
•
"Lo kalo urusan duit selalu gercep mulu dah, pokoknya lo ijinin gue sama seongmin"
"..... "
"Bilang aja gue ada urusan keluarga sama seongmin sakit"
"..... "
"Terserah lo, lo mau lewat si kyujin temennya seongmin juga gapapa, yang penting ga alpha"
"..... "
"Jijay bay"
Jam yang sudah menunjukan pukul 9.38 tak lantas membuat taeyoung membangunkan seongmin
Pemuda jangkung itu sudah membersihkan dirinya sendiri dan tentunya ia tak akan masuk ke sekolah
Seongmin juga tak akan masuk sekolah, jadi ia meminta temannya untuk menginjinkan mereka
Perutnya sudah meminta untuk di isi, jadi mau tak mau taeyoung harus memesan makanan karna ia sendiri tak bisa memasak
"Nghhh" Taeyoung menghampiri seongmin yang membuka kedua mata bulatnya
Pemuda manis itu menggigit bibir bawahnya, matanya berkaca kaca menatap taeyoung
"Gue bakal tanggung jawab hm" Taeyoung menggendong seongmin bridal style menuju kamar mandi
Ia meletakan tubuh seongmin di bathup lalu mulai menyalakan air
Taeyoung mengecup bibir seongmin sekilas sebelum pergi dari kamar mandi
Ia harus berjuang untuk bertahan hidup dan sekarang ia juga harus berjuang untuk harga dirinya
•
•
•
"Sweet, ayo keluar" Panggil taeyoung tapi tak ada balasan
"Sweettt" Taeyoung memanggil lagi tapi tetep tak ada balasan
Ia segera pergi ke kamar mandi tanpa mengingat tangannya yang kotor terkena saus
"Seong, bangun" Seongmin tertidur dengan kepala bertumpu di tembok
"Seongg" Taeyoung terus mencoba membangunkan seongmin
Perlahan ia mengangkat tubuh seongmin dari air lalu memakaikannya pakaian sebelum pergi ke rumah sakit
Dengan segera taeyoung melajukan mobilnya tanpa ingat mengambil dompetnya yang ada di meja
Tapi tak apa, taeyoung mudah berurusan dengan polisi
Di rumah sakit, taeyoung menatap seongmin yang masih di periksa oleh dokter
Dokter memang memperbolehkan dirinya untuk masuk ke ruangan karna sepertinya tak berbahaya
Ia kawatir, tapi apa yang ia kawatirkan? Seongmin tak akan kenapa napa
Mungkin badannya sedang drop jadi pemuda manis itu tak sadarkan diri
Atau mungkin hanya kelelahan, tak mungkin jika penyakit berat
Sedari tadi ponselnya bergetar tanpa suara di saku
Ia sudah tau, pesan seeun dan ibunya yang masuk terus menerus
Tapi ia menghiraukannya, tak terlalu peduli dengan ibunya yang kawatir
Samar samar ia bisa mendengar tentang tekanan darah
Tunggu sebentar, tekanan darah? Apa hubungannya dengan kelelahan?
Ia bisa melihat suster keluar dari kamar rawat, ia segera menghampiri ranjang
"Dia dehidrasi"
Taeyoung menggaruk tengkuknya, dari tadi ia memang tak memberikan minum pada seongmin
Ia terlalu sibuk memesan makanan hingga tak sadar
"Jika pasien sudah sadar, tolong tekan bel ini, kemungkinan besar pasien bisa mengalami pusing berat" Taeyoung mengangguk mempersilakan dokter pergi
Ia tersenyum kecil menatap wajah seongmin
Selama ini ia mencari orang yang cocok dengannya, tapi ia hanya mau melihat ke depan tanpa tau ada orang yang memang cocok dengannya di sampingnya
Ia menghela napas kasar lalu menatap ke arah sofa
Ponselnya yang tak berhenti bergetar membuatnya benar benar terganggu
Ia suka ketenangan di saat seperti ini, tapi sepertinya ponselnya tak akan memberikan ketenangan
Dengan kesal ia melangkahkan kembali kakinya ke sofa lalu membanting ponselnya kencang
Mode hening tak akan ada gunanya jika dua perempuan itu tetap mengiriminya pesan
Setidaknya ia bisa beralasan bahwa ponselnya jatuh
Satu ponsel tak akan membuat perusahaan ayahnya bangkrut
"Sss" Taeyoung membalikkan badannya, seongmin menatapnya dengan tatapan bingung
Ia menatap pecahan ponsel itu sambil beberapa kali menatap taeyoung meminta penjelasan
"Gausah tau, diem dulu di sini" Taeyoung memencet bel di samping ranjang seongmin
"Mau kemana? " Terlihat jelas ada kekawatiran dari wajah seongmin
"Ke toilet bentar kok, nanti ada dokter ke sini"
Tanpa keduanya tahu, hubungan mereka akan semakin tak jelas di masa depan
Semuanya akan bermula dari taeyoung dan setelahnya, hanya akan ada hati yang kembali patah
"Hai" Sapa seorang perempuan pada taeyoung yang baru saja keluar dari kamar mandi
"Oh, hai" Sapa taeyoung canggung
"Aku jiwoo"
"Taeyoung"
"Boleh minta nomer telpon ga? "
"Hp gue rusak"
"O-ohh, yaudah alamat rumah aja"
"Buat apa? "
"Buat datengin lo" Taeyoung menaikan satu alisnya bingung
"Ngapain? "
"Ya liat keadaan lo lah"
"Lo siapa sih sebenernya? Gue ga kenal jadi jangan sok akrab"
"Gengsi banget buat ngasih alamat rumah, yaudah nih nomer gue, jangan lupa telpon kalo hp lo udah bisa nyala lagi" Jiwoo pergi begitu saja setelah memberikan secarik kertas berisi nomor telponnya
Ia membuang begitu saja kertas itu lalu kembali ke kamar rawat seongmin
"Aduhh"
"Kak, kalo jalan yang bener dong"
Taeyoung tak sengaja menabrak seorang gadis hingga terjatuh
"E-eh, maaf dek"
Taeyoung menatap wajah orang itu dengan seksama, entah sudah keberapa kalinya ia jatuh cinta pada orang lain dengan pandangan pertama
Ia melupakan seongmin yang ada di ruangannya
Dan sepertinya pemuda manis itu akan sangat membutuhkan taeyoung di sampingnya
"Gue boleh minta nomer lo? " Tanya taeyoung pada gadis itu dengan senyum manisnya
"Kim taeyoung"
"Kang yeseo"
"Nama lo cantik kek orangnya" Gadis itu menunduk malu
"Lo kebiasaan ngegoda orang ya kak? "
"Sering sih, tapi yang jadian dikit"
"Sayang banget, padahal lo menarik loh kak"
"Jadi lo suka sama gue? "
"Mungkin, tertarik bukan berarti suka"
"Tapi suka berarti tertarik, dan gue suka sama lo" Ucap taeyoung membuat yeseo lagi lagi tersipu malu mendapatkan pernyataan yang mendadak
Tanpa mereka sadari, ada dua orang yang mengamatinya sedari tadi sambil duduk di bangku taman
"Sialan kim taeyoung, lo berulah lagi" Ucap salah satu orang itu pelan lalu pergi dari sana
•
•
•
TBC
PYONGGG... IH YAAMPUN AKU KIRA AKU UDAH APDET JUNI