J' - Lie

By rachalova

11.9K 1.3K 177

[HOLD ON] "Setidaknya aku ingin merasakan kasih sayang darimu, hyung..." J' - L i e by Rachalova More

Introduce!
J' - 00
J' - 01
J' - 02
J' - 03
J' - 04
J' - 05
J' - 06
J' - 08
J' - 09
J' - 10
J' - 11
J' - 12
J' - 13
J' - 14
J' - 15
J' - 16
J' - 17
J' - 18
J' - 19
J' - 20
J' - 21
J' - 22
J' - 23
J' - 24
J' - 25

J' - 07

385 51 11
By rachalova

J I M I N

Tangan mungilnya menulis namanya sendiri dan menghasilkan tulisan yang indah berwarna merah. Ia begitu lancar mengukir nama nya di lengan nya menggunakan,






Silet.

Iya, Jimin mengukir namanya sendiri menggunakan silet di lengannya. Dan yang berwarna merah itu, darahnya sendiri.

Entah sejak kapan Jimin melakukan hal seperti ini, tapi sepertinya sudah cukup lama lantaran Jimin begitu lihai melakukan hal tersebut.

Indah? Tentu tidak, bagaimana bisa disebut indah jika lengannya sekarang harus luka. Jimin juga tidak merasakan sakit sama sekali.

"Cantik sekali..." Puji Jimin sendiri.

"Apa aku harus mengukirnya lebih banyak? Ah, kenapa ini sangat menenangkan?"

"Darah rendah? Iya ya? Aku punya anemia, ah aku tidak peduli."

"Apakah aku harus mencuci darah ini sekarang? Tapi ini cantik sekali aku suka! Tapi jika tidak dicuci, darahnya terus menetes ke ubin. Ah, besok akan ku buat lagi yang lebih indah!" Monolog Jimin yang akhirnya ia memutuskan beranjak ke kamar mandi.

Clap clap clap

Suara sandal begitu terdengar saat beradu dengan ubin berwarna putih itu.

"Eoh, darah!?" Pekiknya saat mata nya tertuju ke salah satu ubin yang kotor karena cairan berwarna merah itu.

"Ya! Jimin-ah!" Teriaknya.

"Wae, hyung?"

"Darah siapa?"

"Aish darahku! Akan ku bersihkan lantai ini! Aku janji! Hyung jangan marah dulu! Aku mohon!" Ujarnya dengan panik. Yah, dihadapan Jimin saat ini adalah kakaknya. Jimin sangat takut akan marah serta bentakan dari sang kakak.

"Apa, sih!? Cepat bersihkan!" Balasnya. Ia langsung meninggalkan Jimin begitu saja.

"Yoongi hyung..." Panggil Jimin dengan pelan, nyaris tak terdengar.

"Wae!?"

"Kau tidak mau bertanya mengapa aku berdarah, gitu?" Tanya Jimin.

"Untuk apa? Memangnya itu penting untukku!?"

"Baiklah, terima kasih karena sudah tidak memarahiku."

Sesering apa Yoongi memarahi Jimin sehingga Jimin bilang terima kasih karena Yoongi tidak memarahinya? Yang jelas, hanya Jimin dan Hoseok yang tahu.

"Ada apa dengan keluargaku, Tuhan? Kenapa kedua kakakku berubah semua? Apa aku berbuat salah sama mereka? Atau aku pernah menyinggung perasaan mereka? Kenapa sesakit ini?"

"Akh!" Ringis Jimin tiba-tiba memegangi perut nya.

"Sialan! Aku benar-benar lelah berobat! Aku lelah makan obat-obatan itu! Aku- aku juga lelah jika harus terus-menerus cuci darah..." Jimin menghela napas berat, mencoba menenangkan dirinya sendiri.

"Tuhan kau begitu kejam atau begitu baik padaku, sih!? Cobaan darimu kenapa bertubi-tubi seperti ini!?"

"Ini... Benar-benar, sakit. Taetae hyung... Ani, Hoseok hyung... Tapi yang benar-benar peduli padaku hanya Taetae hyung." Jimin meremas perut sebelah kanan nya yang rasa sakitnya kini lebih dari biasanya.

Percayalah, Jimin sudah mengeluarkan air mata nya lantaran tidak tahan dengan rasa sakit itu.

Melayang, tiba-tiba saja tubuh Jimin terasa terbang. Iya, itu karena kakak keduanya yang seketika menggendong sang adik saat melihat adiknya kesakitan.

"Hyung, maaf aku merepotkan mu..." Lirihnya ketika tubuh Jimin berbaring dikasurnya.

"Perutmu kenapa? Kenapa akhir-akhir ini sakit?" Tanya nya.

"Aku hanya kurang minum. Kalau kurang minum perutku memang akan sakit." Jelas Jimin.

"Aku- benar-benar tidak kuat, boleh ambilkan obatku dikotak obat itu?" Sambung Jimin dengan meminta tolong.

"Bahkan kau punya kotak obat, Jim? Sebanyak ini? Kau yang menyembunyikan atau aku yang tidak memperhatikan mu!?"

"Hoseok hyung tenang saja, obatku sedikit. Sisanya hanya obat-obatan untuk demam, flu, dan sebagainya. Aku menyiapkan itu karena aku tahu kalau aku sedang sakit tidak ada yang mengurusi ku."

Lagi-lagi Hoseok merasa bersalah pada sang adik. Tapi ia tutupi dengan cepat-cepat memberikan obat Jimin.

"Akh!" Jimin beranjak dari tempat tidur nya setelah meminum obat.

"Jim, kau mau kemana!?"

"Aku belum sempat membersihkan ubin yang kotor diluar." Jelas Jimin.

"Biar hyung saja, kau istirahat, ya?"

"Jangan, aku tahu hyung keberatan melakukan itu."

"Tidak! Sama sekali tidak! Hyung mohon..." Baru Kali ini Hoseok memohon pada Jimin sampai segitunya. Biasanya, tidak pernah.

"Melihat kau kesakitan seperti tadi, hyung sungguh tidak tega, Jim."

Hoseok keluar dari kamar Jimin, lalu menemui ubin yang kotor karena darah Jimin. Ia langsung mengambil beberapa tisu basah dan tisu kering yang ada diatas laci dekat kamarnya.

Untung saja, darah itu hanya beberapa tetes saja. Kalau tidak, mau tidak mau Hoseok harus mengepel ubin itu.

"Hoseok-ah!" Hoseok menoleh, "Kenapa kau yang membersihkan ubin ini!? Ubin ini kotor karena anak itu! Bukan karena kau!" Emosi nya memuncak ketika melihat Hoseok yang sedang membersihkan ubin yang kotor itu.

"Mana dia!? Dia pasti malah enak-enakan dikamar, kan!?"

"Hyung! Yoongi hyung!"

Brak!

"Jimin-ah! Kau bilang kau yang akan membersihkan ubin nya!? Kenapa kau malah menyuruh adikku!?" Bentaknya seraya menarik tubuh Jimin dengan kasar.

"Aku, aku ingin membersihkan nya. Tapi Hoseok hyung bilang dia saja." Jelas Jimin dengan penuh ketakutan.

"Mau mencari perhatian seperti apa lagi, Jim!?"

"Demi Tuhan aku tidak pernah mencari perhatian darimu sedikitpun! Kalau kau memang sudah tidak mau menganggap aku sebagai adikmu tidak masalah! Tapi aku lelah jika harus dikatakan aku selalu mencari perhatian darimu!"

Plak!

"Hoseok!"

"Kalau kau tidak mau menganggap dia sebagai adikmu lagi, setidaknya kau tidak menyakitinya! Apa dia pernah mencari ribut denganmu!? Pernah menyakitimu dengan kata-katanya!? Kau keterlaluan hyung! Eomma tahu kau akan habis dimarahinya!"

"Kau bahkan membela dia!? Setelah kau dijadikan babu, membersihkan darah dia yang ada di ubin!? Kau berubah Hoseok!"

"Kau yang berubah Yoongi! Aku sama sekali tidak keberatan membersihkan nya! Aku, masih punya hati nurani! Ketika aku melihat adikku sakit, aku juga merasakan sakitnya. Tidak seperti kau!"

"Yakin dia adikmu!?" Sindir Yoongi tiba-tiba.

Hoseok terdiam beberapa detik.

"Aku memilih menjadi kakaknya dibanding harus menjadi adikmu!"

Blam!

Ucapan Hoseok begitu menusuk pada jantung Yoongi. Sesakit itu.

"Persetan kau, Jimin!" Yoongi mengumpat, ia juga meninggalkan Hoseok dan Jimin begitu saja.

Dia... Benar-benar membelaku? Benarkah? Aku takut padamu, Hoseok hyung... Aku benar-benar takut padamu. Apa yang kau lakukan padaku saat ini? Kenapa kau membantah Yoongi hyung begitu kasar?

Kaki Jimin berjalan mundur perlahan. Lama-lama, tubuhnya mentok pojokan. Ia menekuk kedua kakinya, lalu melindungi tubuhnya sendiri.

"Jimin-ah..." Lirih Hoseok seraya mendekat kearah Jimin.

"Aku takut padamu..."

"Jimin-ah, maafkan hyung..."

"Taetae hyung... Taehyungie hyung... Seokjinie..." Lirih Jimin yang malah memanggil orang lain. Bukan keluarga nya sendiri.

"Jim..."

"Andwe!"

"Jimin-ah... Ini hyung..."

"Andweee!!!" Teriak Jimin sekeras mungkin.

Hoseok panik, seketika ia mencari ponselnya yang ada didalam saku celana nya.

"Handphone, handphone."

"Aish mana nomornya!?" Gerutu Hoseok.

Actor - Kim Taehyung

"Taehyung-ah..."

🌼 ---- L i e ---- 🌼

"Kenapa kau keluar dari kamarnya? Bukannya kau mau menjadi kakak yang baik untuknya!?"

"Kau kenapa menunggu didepan kamarnya? Penasaran apa yang terjadi dengannya!?"

Apa ini!? Kenapa Hoseok dan Yoongi malah saling sindir seperti ini!?

"Penasaran, kan?" Tanya Hoseok memastikan. Yoongi pergi begitu saja.

Hoseok mengejar Yoongi, menahan tubuh Yoongi dan seketika-

Bug!

"MENTAL ADIKKU RUSAK PARK YOONGI!!!" Teriak Hoseok.

"DIA KETAKUTAN SEKARANG! DIA TIDAK MAU KU DEKATI! KAU TAHU SIAPA YANG DIA SEBUT!? ORANG LAIN! BUKAN KELUARGA NYA!"

"Memang kita keluarga nya!?

"YOONGI CUKUP! AKU MUAK PUNYA KAKAK SEPERTIMU!"

"Hoseok-ah, kau mulai berani seperti ini pada kakakmu sendiri!?"

"Kau sendiri yang membuatnya!"

Ting!

"Jangan tanyakan kenapa Taehyung ada disini! Aku yang meminta nya untuk datang, untuk membujuk Jimin!" Hoseok meninggalkan Yoongi, lalu berlari untuk membukakan pintu untuk tamu nya.

Selang beberapa saat, Taehyung dan Hoseok berlari ke kamar Jimin untuk menemuinya dan melihat kondisi Jimin.

"Astaga Jimin-ah!"

~to be continue

ANNYEONG YEOROBUN!!!

Wiiii udah puasa hari ke berapa ini teh? Wkwk.

Gimana lancar-lancar??? Yang perempuan udah ada yang bolong?? Hihi gapapa, ya kodratnya perempuan pasti bakal mengalami ituu huhu. Nanti kan bisa dibayar, yakan? Hehew

Gila ini nekad bgt bikin Yoongi begini diceritaku! Wkwk.

Udah deh segitu dulu, semoga suka sama part ini yaa hihi.

Selamat membaca, sampai bertemu di part selanjutnya.

Salam sayang, Rachalova 💜

Yukk, temenan sm aku di ig hihi

ig : nt.rachmalv

Continue Reading

You'll Also Like

689K 25.1K 100
The story is about the little girl who has 7 older brothers, honestly, 7 overprotective brothers!! It's a series by the way!!! 😂💜 my first fanfic...
127K 4.6K 39
❝ if I knew that i'd end up with you then I would've been pretended we were together. ❞ She stares at me, all the air in my lungs stuck in my throat...
1.3M 54.7K 101
Maddison Sloan starts her residency at Seattle Grace Hospital and runs into old faces and new friends. "Ugh, men are idiots." OC x OC
444K 30.2K 45
♮Idol au ♮"I don't think I can do it." "Of course you can, I believe in you. Don't worry, okay? I'll be right here backstage fo...