Dikatakan bahwa ketika orang terlalu terkejut, mereka tidak memikirkan apa pun.
Aku seperti itu sekarang.
"Ya?"
Jawabku, menatap Gabian DeViro dengan bodoh.
“Hmm, saya tahu apa yang dipikirkan Nona Muda.”
Gabian tersenyum percaya diri dan menambahkan, “Tapi, telinga saya cukup baik untuk mendengar betapa hebatnya lagu Nona Muda yang diciptakan.”
Mengatakan itu, dia kemudian mengetuk telinganya dengan ringan.
“Itu konyol.”
Setelah hampir tidak sadar, aku segera menghentikan Gabian.
Aku tidak tahu mengapa dia melakukan ini, tapi para genius biasanya sedikit gila. Mungkin, dia hanya mencoba lebih mengejekku karena dia punya dendam setelah menerima teror di gendang telinganya barusan.
Jika aku tiba-tiba mempercayai kata-kata Gabian dan berkata, 'Oh, benarkah? Baiklah!’ Aku pasti akan diejek oleh seluruh dunia sosial.
Yah, sepertinya aku sudah cukup ditertawakan.
"Nona Muda, apakah anda meragukan saya?"
Gabian bertanya dengan mata terbuka lebar seolah-olah dia salah dituduh.
"Ya."
Aku menjawab dengan sederhana.
Itu karena aju tidak ingin berbicara dengan seseorang yang mencoba mengejekku untuk waktu yang lama.
"Apa yang bisa saya lakukan agar anda mempercayai saya?"
Melihat reaksiku, dia bergumam dengan wajah sedih. Kedengarannya seperti ada banyak ketulusan dalam suaranya, meskipun aku mengabaikannya dan pergi.
“Nona Muda Garneid, saya tidak akan menyerah karena saya tahu betapa jeniusnya lagu itu. Nona Muda pasti tahu tentang itu juga, kan?”
Kakiku berhenti sendiri.
Ya, lagu yang kunyanyikan adalah lagu tema The Phantom of the Opera jika Gabian benar-benar jenius, bisa dimengerti mengapa dia berpikir begitu.
Aku berbalik perlahan.
“Saya tidak tahu cara menulis lembaran musik.”
“Itu tidak masalah. Saya akan mengurus semuanya.”
“Saya hanya bisa mengingat melodinya. Anda harus mengisi sisanya, apa itu baik-baik saja? ”
'Bisakah seorang jenius sepertinya melakukan sebanyak itu?'
Bagaimanapun, harus dikatakan bahwa Gabian DeViro cukup memuji diri sendiri sehingga bisa membuat wajah orang lain memanas karena malu.
“…Lakukan sesukamu.”
“Yay—!”
Atas persetujuanku, dia mengangkat tangannya dalam sekejap. Saat perhatian orang tertuju pada kami, dia berteriak keras.
“Semuanya, izinkan saya memberi tahu kalian beberapa berita menarik! Nona Muda mengizinkan saya untuk mengatur dan menerbitkan lagu jenius Nona Muda Garneid.”
Reaksi orang-orang layak untuk dilihat.
Awalnya, mereka mengira itu lelucon dan tertawa terbahak-bahak, tetapi ketika mereka melihat Gabian membuat pernyataan serius, suasana menjadi serius.
Apalagi kejutannya belum berakhir…
“Nona Muda Garneid mungkin sedikit lebih rendah dari penyanyi dalam kemampuan menyanyinya, tetapi dia tampaknya memiliki bakat untuk mengarang.”
“Kalau dipikir-pikir, saya juga berpikir bahwa lagu sebelumnya sangat mengesankan.”
“Ta-da-ta-da-da-da, bukankah itu bagian yang anda bicarakan? Bagaimana anda bisa membuat melodi seperti itu. Saya juga mengagumi anda.”
Suasana yang menertawakanku telah berubah dalam sekejap.
Tentu saja, ada juga yang tidak mudah terombang-ambing oleh suasana.
“Jenius?”
Seseorang mendengus.
“Itu terlalu banyak sanjungan. Tampaknya prestise Duke of Brudenell terlalu besar, melihat Gabian DeViro, yang memiliki harga diri tinggi, juga memberikan pujian yang tidak biasa?”
Mendengar kata-kata itu, aku menoleh untuk melihat siapa yang berani menghina tunangan Duke.
Rambut merah itu menarik perhatianku.
'…Ini-'
Itu adalah salah satu Pangeran.
Melihat bahwa Pangeran dan Putri lainnya juga memiliki wajah yang mengeras, sepertinya mereka tidak terbujuk oleh kata-kata Gabian DeViro. Lebih jauh lagi, mereka sepertinya mengira dia memberikan pujian palsu yang berani agar terlihat bagus di depan Duke of Brudenell.
Namun, Gabian DeViro bukanlah orang yang peduli dengan sikap dingin Keluarga Kekaisaran.
“Mulai hari ini, saya akan berkonsentrasi pada pekerjaan saya tanpa harus meninggalkan keluarga Duke. Segera, anda akan mendengar lagi betapa indahnya lagu yang telah digubah oleh Nona Muda!”
Beberapa bangsawan berbicara kepada Gabian.
“Itu adalah lagu yang sangat indah?”
"Ya."
Dia menganggukkan kepalanya lebar-lebar.
“Meskipun keterampilan menyanyi Nona Muda yang buruk tidak bisa menyelamatkan lagunya, lagunya sangat indah.”
Pada awalnya, sikap orang-orang yang mengira dia menyanjung terang-terangan mulai berubah.
"Kamu tidak merilis lagu yang tidak dibuat oleh Nona Muda, kan?"
Mendengar kata-kata itu, wajahnya memerah karena marah dan dia menjawab dengan marah, “Apa itu mungkin?! Gabian ini bukan pembohong. Banyak dari kalian akan mendengar lagu yang dibuat oleh Nona Muda.”
"Saya tak sabar untuk itu. Tolong undang saya ke presentasi. ”
Tampaknya penampilannya menghasilkan hasil yang tidak terduga.
Cara orang memandangku berubah dalam sekejap. Tiba-tiba, dari orang bodoh yang mengerikan yang bahkan tidak mengetahui kemampuanku sendiri, aku dikenali oleh seorang jenius seperti Gabian DeViro.
Meskipun itu bukan niatku, itu tidak buruk karena citraku terbalik berkat dia.
Jika aku tidak bisa mengubah hati Cassius dari awal, akan sangat rugi jika citraku di dunia sosial terpotong dibandingkan sebelumnya.
'Yah, jika aku memberinya satu lagu, dia akan puas dan pergi.'
Aku menoleh ke Gabian.
"Baik. Saya akan memberitahu anda detail lagunya besok.”
Dia menganggukkan kepalanya dengan ekspresi senang di wajahnya.
“Saya akan memastikan nama Nona Muda dikenal luas! Segera, seluruh benua akan memuji Nona Muda!”
Tidak, kurasa itu tidak perlu…
* * *
Untungnya, upacara lamaran pernikahan tidak berlangsung lama. Meskipun tidak ada yang berjalan seperti yang kurencanakan. Jika bukan karena harapan bahwa aku akan segera menjadi pelayan permaisuri dan menjauh dari keluarga ini, aku akan kehilangan akal.
Namun demikian, Cassius bahkan tidak memberiku waktu untuk membenamkan diri dalam pikiranku.
"Evelyn, apa yang kamu pikirkan?"
Memikirkan tentang bagaimana melepaskan cinta butamu.
Namun, aku bahkan tidak bisa mengatakan itu, jadi aku memasang ekspresi naif di wajahku.
“Aku tidak banyak berpikir.”
“Sebaiknya kamu tidak mencoba menipuku.”
Cassius berbicara saat dia melangkah maju, berdiri pada titik yang berjarak kurang dari satu kaki dariku.
Apa itu ilusi bahwa aku mendengar napas kasar?
“Aku melihatmu berbicara dengan gembira dengan Gabian DeViro hari ini.”
"…Kamu cemburu?"
Aku tercengang dan langsung bertanya balik. Bagaimanapun, Gabian DeViro adalah seorang pria tua yang cukup tua untuk pensiun.
"Bukan itu."
Dia bergumam muram.
“Mengingat seleramu, tidak mungkin kamu menyukai pria yang lebih tua dan jelek seperti dia.”
Oh, aku tidak bisa berkata-kata pada saat ini.
"Tetap saja, aku tidak tahan dengan siapa pun yang telah mengambil perhatianmu."
“Yah, jangan khawatir. Aku selalu memikirkan kamu."
Tentu saja, ide bagaimana melarikan diri dari orang gila ini.
"Benarkah begitu?"
Suara Cassius mengecil dengan tanda bahaya, dan dia melanjutkan, "Kalau begitu, beri tahu aku apa yang kamu pikirkan beberapa waktu lalu."
Aku memutar otakku dengan cepat.
Pemikiran yang berhubungan dengan Karthus dan tidak mencurigakan—!
"Aku bertanya-tanya apa pernikahan itu mungkin diadakan dengan cara semi-wajib seperti ini."
“Apa aku terlihat seperti orang yang kasar?”
“Kamu mengadakan upacara lamaran pernikahan terlepas dari niatku. Kamu pasti tidak tahu itu, kan?”
Mendengar kata-kataku, dia menatapku.
“Tentu saja, aku akan menikahimu setelah kamu menyelesaikan tugasmu sebagai pelayan permaisuri, Evelyn.”
Aku memiringkan kepalaku.
Jika dia mau, aku bisa menikah terlepas aku seorang pembantu atau bukan meskipun dia akan menunggu?
"Tapi, tidak ada hukum bahwa pelayan permaisuri tidak boleh menikah?"
Faktanya, banyak istri bangsawan telah menjabat sebagai pelayan untuk Permaisuri atau Putri. Oleh karena itu, masih akan ada istri bangsawan yang masih bekerja sebagai pelayan untuk Permaisuri Theresia.
Mata Cassius menyipit.
“Jika kamu menikah denganku saat bekerja sebagai pelayan, aku akan membagimu dengan Permaisuri. Apa kamu pikir aku akan mengizinkannya?”
Apa karena aku sudah terbiasa dengan orang gila?
Entah bagaimana, kata-kata Cassius tampak cukup meyakinkan.
* * *
Permaisuri Theresia menyambut tamu terhormat setelah sekian lama.
“Putri Hermia!”
“Bagaimana kabar anda, Permaisuri?”
Hermia tersenyum percaya diri saat dia menyapa Permaisuri. Dengan rambut panjang keriting merah dan mata zamrud gelap, Putri Hermia memiliki pesona yang mengesankan dan provokatif.
“Berkat bunga dan kupu-kupu langka yang Anda kirimkan kepada saya bulan lalu, saya baik-baik saja, dan saya tidak bosan di taman.”
“Jika Yang Mulia Permaisuri senang, saya juga akan senang.”
Theresia tersenyum pelan.
Hermia, seperti Putri lainnya, adalah anak dari Permaisuri sebelumnya, meskipun dia bersimpati kepada Theresia sejak awal. Theresia juga tidak punya alasan untuk enggan kepada anak-anak suaminya, jadi dia dengan cepat mendekati Hermia, yang mendekatinya dengan ramah.
Namun, keduanya tidak sering berkomunikasi.
Di Istana Kekaisaran, semuanya memiliki makna.
Fakta bahwa keduanya sering bertemu bisa membuat Theresia tampak seperti mendukung Hermia dalam perebutan kekuasaan kekaisaran. Oleh karena itu, alasan Hermia datang menemuinya hari ini bukan hanya karena menemaninya.
"Jadi, mengapa anda datang kepada saya hari ini?"
Mata hijau Hermia berbinar ketika dia mendengar kata yang dia tunggu-tunggu.
"Saya telah mendengar dari Permaisuri bahwa akan segera ada pelayan eksklusif baru."