"Kadang aku berpikir bahwa untuk mencintaimu itu aku perlu perjuangan"
[Azia Gadisha]
•••
Hai👋
Kenalin🤝
Namaku Seftiani
DM aku di ig yang mau
Masuk grup chat ya😉
Ig aku@se.ftiani11
•••
Disebuah ruangan bernuansa putih dengan bau obat khas rumah sakit menerpa Indra penciuman yang tengah berbaring kini mulai sadarkan diri.
Wajah pucatnya menambah kesan dalam keadaannya saat ini yang sedang sakit.
Matanya menelisik mengedarkan pandangannya ke penjuru ruangannya mencari sesuatu yang ia butuhkan.
Dan ya benar! Ada kedua orangtuanya yang tertidur lelap di sofa rumah sakit dan satu lagi Tama temannya juga berada disini.
Mildan pada waktu itu tak mengingat apa-apa setelah kejadian dirinya yang dengan keadaan tidak sadarkan diri setelah berdebat dengan Zaera.
"Ah..akh"Raung Mildan memegang punggung belakanganya terasa nyeri kembali.
"Bunda.."panggil Mildan lirih.
Sontak membuat ke-tiga orang yang terlelap itu terbangun dan mendapatkan Mildan tengah meracau memegangi punggungnya.
"Abang"pekik Tara Bunda Mildan.
"Abang harus istirahat, jangan banyak gerak"ucap Bunda Mildan.
"I..ya"Terbatanya menahan sakit.
"Bunda, Ayah kalau misalkan abang udah gak ada harus tetap sayang ya sama abang, Abang ngerasa waktu hidup Mildan udah gak lama. abang pengen ngisi keseharian abang dengan kalian yang selalu ada buat abang dan teman-teman abang, Mildan janji jadi anak sholeh Bunda jangan nangis"ucap Mildan menyeka air mata Bundanya.
Tara menangis mendengar penuturan anak sulungnya yang seakan-akan ingin pergi jauh darinya dan menerka hidupnya.
"ABANG!"teriak seseorang dari luar ruangan RS.
Dan ternyata Bima!
"Sayang, kok disini kan udah Bunda bilang dirumah aja sayang kenapa bandel banget sih"gemas Tara pada anak bungsunya itu.
"Siapa yang antar kamu kesini sayang?"tanya Bundanya.
Sebelum Bima menjawab pertanyaan Bundanya, seseorang gadis mungil masuk kedalam ruangan tersebut dan mereka tampak terkejut dengan seseorang yang tengah berjalan ke arah mereka.
Mildan pun terkejut dan was-was mengapa gadis ini disini pikir Mildan.
Mata gadis tersebut menyorot tajam pada maniak mata Mildan seakan meminta penjelasan atas apa yang gadis ini lihat.
Mildan yang ditatap pun mengalihkan pandangannya menunduk seakan takut dengan mata cantik gadis tersebut.
Damn it!
Umpat Mildan ketika menundukkan pandangannya dari suasana mencekam itu.
"Siapa yang memberitahunya"lirih Mildan pelan.
"Zaera"ucap Tama.
"Kamu kok bisa bareng Bima sayang,?" Tanya Bunda Mildan dan Bima.
"Tadi gak sengaja ketemu Bima di supermarket beli minum sama Bibi pengasuh Bima, terus aku mau pulang Bima ngajak aku kesini gitu Bunda"ucap Zaera.
Zaera kini berjalan menuju brankar Mildan yang tengah duduk menunduk karena takut di introgasi Zaera.
"Utang penjelasan sama gue, sebenarnya gue gak mau ngomong sama Lo. Akhirnya rasa penasaran gue gak sia-sia setelah gue tau Lo ada disini, jangan ngelak lagi gue gak mau ada kebohongan."bisik Zaera membuat merinding telinga Mildan.
✨✨✨
Selia yang sedang duduk santai di balkon rumahnya menatap kesal ponselnya sudah beberapa kali dirinya menelpon pacarnya tetapi tidak ada satupun yang diangkat.
"Kemana sih dianya"ujar Selia.
"Jangan-jangan dia selingkuh lagi"pikirnya.
"Awas aja kalau dia duain gue, gue minta dinikahin sekarang"ucap Selia spontan.
Ups! Astaghfirullah! Astaga!
"Ah.. gak tau deh pusing gue, cita-cita gue pengen banget jadi Mama muda tapi belum kesampaian"racau Selia.
Selia mencoba sekali lagi mendial nomor Tama awas saja kalau tidak diangkat.
Ya! Tama lah kekasihnya.
Akhirnya Tama mengangkatnya dan dihujami deretan pertanyaaan yang terlontar dari Selia.
"Darimana aja Lo"
"Lo selingkuh kan dari gue, makanya Lo gak angkat telpon gue"
"Lo ajak kemana selingkuhan Lo"
"Kehotel kalian berdua seneng-seneng ya kan pastinya lah"
Alhasil ucapan terakhir Selia membuat Tama melotot dan memanas.
Dirinya juga tak habis pikir dengan ucapan Selia yang menuduhnya yang tidak-tidak tentangnya.
Apalagi perkataannya yang menggunakan lo-gue yang tak disukai Tama.
"Otw"singkatnya.
Buru-buru Tama disana segera bergegas menuju rumah kekasihnya untuk memberi penjelasan dan hukuman padanya.
"Jangan salahin aku kalau aku nekat"Tama bergumam.
Oh tidak! Apa maksud dari perkataannya.
Tak perlu waktu lama Tama sampai didepan rumah Selia, dirinya langsung nyelonong masuk kerimah kekasihnya itu.
Diam-diam Tama merencanakan sesuatu yang nantinya mengejutkan Selia.
Tama akan menikahi Selia beberapa Minggu lagi, karena dirinya tidak mau kehilangan separuh nyawanya.
Tama tau Selia ada dimana ketika ngambek karenanya.
Dengan langkah yang mengendap-endap bagaikan maling yang ingin mencuri.
Sedangkan Selia disana berdiri di pembatas balkon menikmati semilir angin yang menerpa wajah cantiknya membuat Tama terkagum saat melihatnya.
Langsung saja Tama memeluk Selia dari belakang melingkarkan tangannya di pinggang Selia serta menaruh pundaknya di bahu mungil gadis tersebut.
Selia kaget, tapi dirinya tau siapa orang yang memeluknya penuh kehangatan.
"Lepas"ucap Selia.
"Gak"
"Gue bilang lepas"ujar Selia.
"Heh! Mulutnya"Tama menyentil bibir mungil Selia.
"Tama sakit goblok"ucap Selia spontan.
"Sekali lagi"
Selia mendengus ketika ucapan yang Tama lontarkan begitu keras menerpa Indra pendengarannya dan seketika dirinya berbalik menghadap Tama yang tengah menatapnya tajam.
Okey! Tama sudah marah.
Dengan menghembus nafas pelan mengetahui kekasihnya sedang marah dengannya, akan sangat susah saat membujuknya nanti.
Selia dengan santainya berjalan melewati Tama menuju tempat duduk yang semula ia tempati ketika sendiri.
Tama cengoh atas apa respon Selia lakukan padanya.
Untung sayang batin Tama.
"Sayang"panggil Selia lembut.
Selia menatap Tama yang masih berdiam diri langsung menolehkan kepalanya mendengar panggilan dari sang kekasih.
Tama mendekat menghampiri Selia yang sedang duduk menikmati cemilan yang diambilnya dari kamarnya.
"Hm"
Mulai deh!
"Sini deketan sama aku, pengen peluk kamu ih"panggil Selia menyuruh Tama mendekat, laki-laki ini tidak tau apa yang akan dilakukan pacarnya ini.
Tama mendekat duduk lesehan di karpet dengan kaki bersila berada dihadapan Selia, dirinya menyelipkan tangannya diatas paha Selia serta menggelengkan kepalanya di kedua sisi paha kasihnya.
Mode manja nih bro!
"Aku pengen punya anak deh!"celetuk Selia tanpa dosa.
Sedangkan seseorang yang menelungkup kan wajah di pahanya terkejut sekaligus mendongakkan kepalanya melihat raut wajah cantik Selia dengan tatapan susah diartikan.
"Heh!"
Nikah aja belum, masa mau punya anak aja. Tama sangat tertekan sayang.
"Ayo nikah"ajak Selia.
Astaghfirullah 🥺
Apakah saat ini Selia mempermainkan atau mulai berbuat canda dengan hal seperti itu pikirnya.
"Jangan bercanda"masih menatap Selia tanpa alasan.
"Serius"
"Yaudah 2 Minggu kita nikah"ucap Tama mantap.
Kini Selia yang terkejut Tama mau menuruti kemauannya.
Yes! Gue jadi Mama muda batinnya.
"Kuliah kamu?"tanya Tama.
"Aku udah bilang mama sama papa, cita"aku pengen jadi Mama muda dan ibu rumah tangga yang baik buat kamu dan anak kita nanti"ucap Selia.
"Aku gak pengen kuliah karena otak aku gak bisa di porsir saat tugas numpuk nanti"
"Kamu gak perlu khawatir karena ini kemauan aku, kamu juga kan udah nurutin"
"Ah.. makin sayang deh sama kamu sayang"senang Selia memeluk Tama yang ada dihadapannya erat.
"Cintanya mana?"ujar Tama.
"Oh iya aku lupa, makin cinta juga sama kamu"
"Aku juga"
"I Love You"ucap Tama.
"Too sayang"balas Selia.
Mereka berdua berpelukan sampai senja tenggelam menyaksikan kemesraan kedua insan yang tengah berbahagia yang saling mencintai.
______________________________________
Jangan lupa vote dan komen ☺️
Next 👉
Sftni11