saireen : to eternal peace

By scutumy

4.8K 2.8K 2.6K

bagi Saireen, kedamaian yang abadi adalah segalanya. tidak ada yang lebih penting daripada membuat seluruh ke... More

0. CAST
1. Pertengkaran Kecil
2. Serangan Mendadak
3. Pembangunan Ekonomi
4. Perlawanan
5. Singkat
6. Misi Pertama
7. Serangan Dini Hari
8. Sebuah Harapan
9. Kembali
10. Emosional
11. Dewi Theana
12. One by One
13. Kesadaran Saireen
14. Festival Kembang Api
15. Reinkarnasi
16. Air Terjun
17. Demam sialan!
18. Cemburu dan Pergerakan
19. Ajakan
20. Strategi
21. Tentang Dulu
22. Malam tanpa Bintang
23. Hadirnya sang Tokoh Utama
24. Gertakan Selir

25. Amarah

127 30 71
By scutumy

Tidak ada yang lebih menyakitkan didalam hidup mu, selain ketika dirimu ditinggalkan oleh satu satunya orang yang membuat dirimu bertahan. Rasanya, menyakitkan. Melihat bagaimana orang paling brengsek di dunia, sekaligus yang paling kau hormati tiada didepan matamu. Darah yang berdesir sangat cepat didalam tubuh, menandakan betapa sangat terpukul nya hati. Tak lupa tatapan kosong, yang didalamnya sedang terajut sebuah kebencian baru. Disana, tak jauh dari tempat dirinya berdiri, sang ayah---pria brengsek tak punya hati, juga pria paling dihormati nya pergi meninggalkan dirinya sendiri dalam Kegelapan.

Tatapannya berubah menjadi sendu, tak kala tubuh Ayah nya jatuh ke tanah tanpa nyawa. Wajahnya seketika dipenuhi peluh. Tubuhnya menegang. Dan kepalan dikedua tangannya menguat. Kedua mata berwarna abu-abu itu langsung menatap tajam sosok yang dengan berani membunuh pemimpin Kerajaan Kegelapan, Ayah nya, pria yang dihormati nya.

Saireen---sosok yang berani membunuh Raja Kegelapan menoleh dengan tatapan penuh amarah. Ia juga tak kalah marah. Dendamnya, sudah terbalaskan. Pria yang meregang nyawa ditangannya, adalah pria yang sama dengan yang telah membunuh kedua orang tuanya.

Impas, 'kan?

Tatapan kedua nya bertemu, dengan penuh amarah yang sama membara nya. Namun, samar-samar, wolve dapat melihat tatapan penuh kesedihan dari kedua mata berwarna ungu tersebut. Sayangnya, kebencian sudah mengambil seluruh sisi manusia nya. Ia tak peduli lagi. Walaupun tahu jika yang dirinya lakukan sia-sia, ia tetap maju. Menerjang tubuh Saireen dengan berbagai macam gerakan dan kekuatan, yang dengan mudah nya di tangkis oleh pemudi itu.

Saireen menyeringai, menampilkan gigi putih nan rapihnya. Ia menatap remeh melihat siapa lawannya kali ini. Bukannya ia sombong, tapi apakah kalian lupa siapa dirinya? Sang Shavelona dan Zephyrine. Menyatu dalam satu tubuh yang dinamai Saireen. Sang reinkarnasi dari Dewi Theana, Dewi segalanya. Sang calon Dewi, yang terpilih ketika para Dewa dan Dewi sedang memperundingkan masalah ini. Hanya satu yang terpilih dari dua reinkarnasi. Dan, ia lah, Saireen lah yang terpilih itu.

Hingga tanpa sadar, Saireen sudah mengembalikan keadaan menjadi seperti semula. Anggota klan Zephyrine yang terluka, menatap Saireen yang sedang bertarung dengan putra mahkota Kerajaan Kegelapan. Anggota yang berasal dari bulan pun sama. Mereka tahu, mereka semua tahu, bahwa Saireen sudah melakukan sesuatu kepada mereka sampai mereka bisa melewatkan adegan Saireen yang mengalahkan Raja Kegelapan.

Efek kekuatan yang digunakan Saireen cukup manjur. Terlihat beberapa pasukan mengeluarkan isi perutnya. Terkecuali, anggota klan Zephyrine. Karna, mereka sudah terbiasa dengan kekuatan seperti ini.

Saireen terus menangkis pedang milik wolve. Tak membiarkan pedang hitam itu menyentuh kulit nya. Wolve yang terbakar dendam tak mau mundur begitu saja. Sampai sebuah intrupsi yang hanya didengar olehnya membuat ia menghentikkan gerakannya.

Saireen menatap bingung kepada wolve yang tak bergeming dihadapannya. Lalu kemudian, keadaan disana berubah menjadi waspada, tak kala putra dari Raja Kegelapan menghilang bak ditelan bumi. Saireen tersenyum kecil. Ayah dan Anak sama saja. Tidak ada bedanya. Sama-sama mengandalkan kekuatan mengejar angin, itu Saireen yang menamai. Dan, mengingat opini nya tentang bahwa ini adalah perang tak sungguhan membuatnya kembali mendapat opini baru. Apakah, ada perang, lagi?

Kedua matanya melirik kearah tempat sang Raja Kegelapan meregang nyawa. Tak ada apapun disana. Yang tadinya ada tubuh dengan luka berat, dengan nadi tak bergerak. Sekarang sudah kosong melompong, menyisakan bercak-bercak darah.

Kini, semuanya dapat bernafas dengan lega. Peperangan telah usai. Mereka berhasil mengalahkan Raja Kegelapan. Tidak sia-sia mengorbankan banyak nyawa, demi merenggut satu nyawa berbahaya. Itu yang dipikirkan mereka.

Korban perang terletak dimana-mana. Yang sekarat segera dilarikan ke sebuah rumah sakit terdekat secepat mungkin. Sedangkan yang terluka ringan, memilih mengobati diri dibantu anggota medis ditempat.

Para petinggi yang hadir segera melesat menuju rumah sakit. Walaupun beberapa dari mereka ada yang tidak terluka parah, tapi karna kedudukannya yang tinggi membuatnya tidak mau terluka barang sekecil semut pun.

Ketika mereka semua berbalik serentak, untuk pulang ke rumah masing-masing dan menyapa orang terkasih, tiba-tiba sebuah gumpalan besar berwarna ungu tua disusul bebatuan kecil dibelakang nya, melesat begitu cepar kearah mereka semua.

Tatapan para pasukan perang berubah tegang. Mereka memang menginginkan pesta, untuk merayakan kemenangan. Tapi, bukan pesta darah. Dengan jatuhnya benda benda tersebut, maka akan semakin banyak lagi korban yang berjatuhan. Saireen tidak mau itu. Kabar kemenangan mereka pasti sudah terdengar dipenjuru dunia. Ia tidak mau mereka yang menunggu anggota keluarganya pulang, harus mendapat kabar tidak mengenakan karna kehadiran gumpalan ini.

Dengan sisa tenaga yang Saireen punya, ia lari kearah benda itu. Lalu memindahkan benda benda tersebut ke ruang lain menggunakan kekuatan matanya. Saireen tidak tahu kemana gumpalan beserta bebatuan kecil itu mendarat, tapi yang ia rasa bahwa benda tersebut mendarat disebuah kota tak berpenghuni. Aman, pikirnya.

Karna kekuatannya yang melemah, pandangannya pun berubah menjadi gelap. Samar samar, ia mendengar sebuah teriakan yang entah ditujukan pada siapa. Dan samar samar, ia melihat sebuah lengan kekar menahan tubuh mungilnya.

Sedikit tersenyum, tanpa tahu siapa yang mendekap nya erat, Saireen berucap terima kasih dengan lirih. Hampir tidak terdengar, jika saja laki-laki itu tidak membawa Saireen kedekapannya dengan amat erat, lagi.

•••

Sudah tiga bulan semenjak peperangan telah dimenangkan oleh Saireen beserta yang lainnya. Keadaan kota Velona pun sudah aman damai, walaupun beberapa kejadian tak luput dari kota ramai itu.

Dan, sudah tiga bulan pula tokoh yang mengalahkan Raja Kegelapan tertidur. Mengurung didalam istana---ah bukan mengurung, tapi beristirahat. Ya, tokoh tersebut beristirahat selama tiga bulan didalam istana Blood Roses. Setiap harinya, rekan terdekat atau bahkan saudara nya mengunjungi tempat peristirahatan Saireen. Keadaan tubuh nya semenjak peperangan terjadi sudah sangat kacau. Tidak ada yang tahu satu pun penyebab keadaan tubuhnya bisa menurun drastis seperti itu. Ditambah lagi, ia harus memindahkan beban berat ke suatu tempat menggunakan kekuatan terakhirnya, yang seharusnya digunakan untuk sisa sisa nafas nya.

Saireen tidak menyalahkan orang-orang yang tidak membantunya menghalau gumpalan itu, sama sekali tidak. Jika terbangun, ia malah bersyukur kerusakan tempat medan perang tidak terlalu besar hingga pengeluaran renovasi pun tidak terkuras banyak.

Setiap jamnya, kompres yang ada pada dahi Saireen terganti dengan yang baru. Bukan tanpa alasan dahi nya di kompres, karna tubuhnya mengalami panas berkepanjangan. Sampai saat ini, dokter terbaik pun belum menemukan obatnya. Dan satu satunya cara untuk menyembuhkan panas tersebut dengan mengompres nya, yang bisa membuat kadar panas menurun dengan normal.

Berhasil.

Namun sayangnya, sebuah insiden terjadi. Saat itu, Loive ingin menyelakai Saireen dengan menggunakan pisau. Perempuan dengan mata bulat tersebut sudah membuang ancang-ancang menancapkan benda mengkilap tersebut ke jantung Saireen. Dan ya, keberuntungan masih memihak sang reinkarnasi. Charsey, Kaleya dan Zero datang bersamaan. Kedua kakak beradik itu tak sengaja berpapasan dengan Charsey yang tujuannya sama---menjenguk Saireen.

Hukuman Loive dapatkan dari klan dan kerajaan sekaligus. Hukuman yang tidak terlalu sulit, tapi cukup membuat emosi terbawa. Dikurung diruang bawah tanah kerajaan, dan mendapatkan segel seperti milik Zho. Selama empat bulan. Yang artinya, satu bulan lagi Loive terbebas dari hukuman itu. Terhitung, sudah berpuluh kali segel tersebut aktif karna Loive yang berusaha melarikan diri. Zho sebagai pengendali segel Loive hanya tersenyum bahagia bisa menyiksa adik bungsu nya itu.

Hujan menuruni kota Velona, tepat pada jam dua belas malam. Saat itu juga, Saireen terbangun dari mimpi panjangnya. Dengan tergesa, ia menyibak selimut. Kemudian membuka pintu geser kamarnya dalam sekali sentakkan. Beberapa pengawal dan pelayan yang menjaga disekitar kamar Saireen berusaha mengejar perempuan itu, yang entah pergi kemana.

Saireen pun tidak tahu mengapa dirinya berlari bak kilat seperti ini. Apalagi, kaki nya membawa dirinya kearah hutan barat Velona. Masih disusul oleh para pengawal yang kian bertambah banyak.

Melirik kebelakang sebentar, Saireen dibuat terkejut lantaran sudah ada Orion beserta anggota bulan lainnya. Entah apa yang mereka lakukan, atau entah bagaimana bisa mereka mengetahui dirinya disini.

Tanpa memperdulikkan keadaannya yang baru pulih, Saireen berlari dengan cepat mengitari kota Velona. Dalam satu kedipan mata, Saireen sudah kembali dihutan barat, didepan para pengawal dan anggota bulan. Lalu kemudian, sebuah benda transparan berbentuk mangkuk menutupi kota Velona. Para pengawal sudah bersiap dengan kuda-kudanya. Menatap tajam kearah Saireen yang nafas nya terengah-engah. Wajar jika mereka seperti itu, karna bagi mereka ini seperti sebuah ancaman keselamatan desa.

Namun nyatanya, mereka salah.

Saireen membuat perisai---benda transparan berbentuk mangkuk untuk melindungi kota Velona yang terkena lemparan benda benda asing. Benda itu seperti bambu runcing, yang siap menancap pada apapun yang berada digaris jalannya, jika saja Saireen tidak segera bertindak. Para pengawal merubah posisi mereka dengan berdiri tegak, sudah tidak adalagi ancang-ancang untuk menyerang Saireen yang nampak mencurigakan.

Kilat kilat berwarna merah bercampur orange terlihat di langit langit kota Velona. Beruntungnya tengah malam ini para penduduk sudah bercengkrama dengan keluarga masing-masing. Jadi, tidak akan ada kehebohan di setiap jengkal kota.

Walaupun begitu, beberapa warga yang terlihat berkeliaran di tengah malam hanya menatap kilatan itu dengan tatapan bingung. Pertanyaan yang sama dengan yang terlontar oleh Analoe. Entah kapan wanita itu sudah berdiri disana.

"Mengapa benda itu tidak jatuh kesini?" Tanya Analoe. Wanita itu memutar arah pandangannya, seolah meminta jawaban kepada yang ditatap. Sedangkan yang melakukan pencegahan jatuh nya benda tersebut, malah tidak ditatap sama sekali oleh Analoe.

"Jika kau bertanya pada kami, kami tidak tahu. Bertanyalah pada Nona Saireen." Ujar Naomi. Kesal juga melihat ketua tim pengintai agak loading seperti ini.

Analoe mengedarkan pandangannya. Mencari sosok yang tadi namanya diucapkan oleh Naomi. Dan, sebuah senyuman adalah hal pertama kali yang dilakukan Saireen saat melihat dirinya.

Wajahnya pucat. Beberapa perban masih melingkar dengan sempurna di beberapa bagian yang terluka parah. Tatapannya sendu. Jemari lentiknya bergerak gelisah. Dan yang paling menonjol, sebuah peluh membasahi dahi nya.

Analoe menatap Saireen dengan tatapan yang sulit untuk diartikan dengan kata-kata. Hanya sang pemilik mata lah yang mengetahui makna dari tatapannya. Ia berjalan agak cepat menuju Saireen. Menyentuh lengan pemudi itu yang dibalas anggukan mantap. Anggukan yang mengatakan dirinya baik-baik saja, walau nyatanya jauh dari kata baik.

Setelah melihat Saireen yang lebih tenang dari sebelumnya, Analoe pun mulai bersuara.

"Sebenarnya, apa yang terjadi?" Tanya Analoe dengan tatapan dan raut khawatir. Saireen membalas tatapan wanita itu, sedikit memberi senyuman tipis untuk menghiasi wajahnya yang pucat.

"Tidak apa. Semuanya sudah baik-baik saja. Hanya ada serangan kecil yang dilakukan oleh pihak musuh. Lebih baik---eum maaf jika aku mengatur mu, lebih baik jika kau mengirim beberapa tim mu untuk menjaga daerah perbatasan. Jaga bagian darat dan udara. Itu akan lebih strategis memandang pergerakkan musuh." Ucap Saireen, dengan nada nya yang lembut mampu membuat kegelisahan Analoe menyurut.

"Aku akan melakukannya dengan segera, jika bisa malam ini aku mengirim mereka." Ucap Analoe, setelah menghela nafasnya. "Siapa musuhnya?" Lanjut wanita itu.

Saireen tak bergeming dari tempatnya. Ia hanya memandang lurus tepat ke manik mata Analoe yang indah. Saireen tersenyum lagi, sembari mengelus pundak Analoe yang sudah ia anggap kakak walau sifatnya agak buruk khusus pada dirinya.

"Putra mahkota Kerajaan Kegelapan."

***

perang lagi?!?!??!?!?! OMG saksikan kisah selanjutnya dari Nona Saireen! jangan dilewatkan satu chapter pun! atau kalian tidak akan mengerti alurnya👀👀

see u next chapter
rara-

Continue Reading

You'll Also Like

1M 91.2K 45
(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 𝟏) 𝘊𝘰𝘷𝘦𝘳 𝘣𝘺 𝘸𝘪𝘥𝘺𝘢𝘸𝘢𝘵𝘪0506 ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀʟᴀɴɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ♥︎ ___...
553K 37.2K 35
Menikah dengan Draco Malfoy membuat tahun terakhir Hermione di Hogwarts menjadi seperti neraka. . #1 dramione 01.05.21 #1 dramione 03.05.21 - 15.05...
37.6K 3K 19
Mereka berbeda, tapi Xander sudah terlanjur jatuh terlalu dalam karena keduanya. Divergent Coming soon Slow Update Bloodstone series
626 84 4
don't forget above the sky there is top tier. Nadeléine Romanov terlahir dengan sendok emas dan takdir bak putri raja yang agung penuh berkah . Ia me...