MENCURI PERAN (Terbit)

By sindipitaloka

3.3M 476K 31.5K

Transmigrasi Setiap langkah yang Raquel pijak pada lantai koridor sekolah selalu membuatnya menjadi pusat... More

Raquel Katie Caesar
Gaia Alexandra Miller
Transmigrasi
Berbeda
Prince of School
Drama
Bertemu
Cerita dalam cerita
Terbongkar
Langkah awal
Curiga
Gabriel
Topeng
Mencari sekutu
Mengambil miliknya
Reaksi
Terancam
Cast
Kesempatan
Pengakuan
Mendengar
Pembicaraan
Chiko
Seleksi
Hasil
Mengakhiri pertunangan
Mimpi
Siapa pemenangnya?
Olimpiade
Bertukar posisi
Ketakutan dan Penyesalan
Kesenangan
Keributan
Berita
Tercapai
Mimpi buruk
Berulah
Sisi lain
Kecelakaan
Kejadian
Penculikan
Vote cover| Q & A
PO mulai tanggal 14 Februari - 7 Maret
Update lagi
Menyelamatkan Gaia

Kenalan lagi

30.8K 3K 147
By sindipitaloka

Gaia berlari melewati jalanan yang masih terlihat sepi karena waktu masih menunjukan pukul lima pagi. Beberapa kali keringat menetes dari dahinya. Dia berhenti sejenak dengan napas terengah-engah sambil melihat Gabriel yang sudah berlari jauh darinya. Ini karena ide Gabriel yang mengajaknya joging pagi menuju sebuah danau yang agak jauh dari mansion nya dikala dia mengantuk berat.

Gaia menendang batu kecil disekitarnya karena kesal. "Huh kenapa nggak pakai mobil aja sih. Awas aja kalau kaki gue keram, gue patahin kaki lo!" Gumam Gaia menatap Gabriel sengit lalu kembali berlari mengejar langkah Gabriel yang semakin jauh.

Sedangkan Gabriel sudah sampai di tepi danau tertawa kecil melihat Gaia yang berlari dengan langkah malas. Setelah sampai dia langsung duduk di rerumputan seraya mengatur napas.

"Capek ya?" Balas Gabriel dengan tak berdosanya seketika mendapat tatapan sengit dari Gaia. Gaia mengambil kerikil kecil dan melemparkannya pada Gabriel dengan penuh dendam. Gabriel tertawa puas lalu ikut duduk dan mengacak rambut Gaia.

Karena masih terlalu pagi, udara sangat sejuk dan sepi. Suasana pun hening, mereka diam tidak berniat bersuara. Gaia yang masih sibuk mengatur nafas dan Gabriel hanya diam menatap Gaia.

"Udah mendingan?" Tanya Gabriel tiba-tiba

"Apanya?" Balas Gaia heran

"Yang tadi malam lo nangis. Yakin gak mau cerita?" Ucap Gabriel lagi. Gaia masih terdiam.

"Gue pacar lo asal lo tau." Balas Gabriel sewot membuat Gaia tertawa pelan

"Udah tau."
Gabriel terkekeh. Keadaan kembali sunyi

"Semalam gue mimpi buruk, kakak gue nangis didepan makam gue." Ucap Gaia memulai cerita

"Si bajingan tiga itu lo tangisin?!" Balas Gabriel dengan tatapan tak percaya. Gaia menatapnya ngeri. Padahal kakak yang dimaksud Gaia adalah Rey, kakaknya di dunianya dulu saat menjadi Raquel bukan Venus, Zayn dan Gio yang dimaksud Gabriel.

"Bukan mereka, tapi kakak tiri gue di dimensi lain sebelum gue jadi Gaia, orang yang paling gue sayangi setelah orang tua gue."  Balas Gaia bernostalgia

Gabriel menatap Gaia lama.
"Gue baru tahu kalau lo dulu punya kakak. Lo curang!" Ucapan Gabriel membuat Gaia mengernyit.

"Curang gimana?"

"Lo tahu tentang kehidupan gue tapi gue sama sekali nggak tau tentang lo, bahkan nama asli lo aja gue nggak tahu." Jelas Gabriel protes

"Ooh. Lo nggak nanya." Balas Gaia santai, seketika ditatap Gabriel sengit.

Gaia tersenyum puas lalu mengulurkan tangannya.
"Kenalin nama gue Raquel," ujarnya

Gabriel menyambutnya tangan Gaia tersenyum puas. Setelahnya Gaia melepaskan jabatan tangannya.

"Raquel!" Seru Gabriel, Gaia refleks menoleh

"Apa?" Balas Gaia

"Raquel.... Raquel... Raquel," ucap Gabriel lagi membuat Gaia bingung

"Apaan si!"

"Ga ada, cuma pengen manggil aja. Gue penasaran gimana kehidupan lo di sana." Balas Gabriel tiba-tiba membayangkan, dia langsung menatap Gaia saat membayangkan sesuatu yang buruk. "Lo disana nggak punya pacar kan? atau lo suka sama cowok? Sedekat apa lo sama kakak tiri lo sampai dia jadi orang yang paling lo sayangi, lo ngga suka sama dia kan?! Tanya Gabriel dengan tidak sabaran sampai menangkap kedua pipi Gaia.

"Pftt hahaha!" Seketika tawa Gaia menggelar sedangkan Gabriel masih menatapnya tajam, Gaia berhenti tertawa.

"Gue saayang banget sama Rey, karena dia kakak gue, jadi lo gausah berpikiran konyol. Asal lo tau, lo pacar pertama gue." Ucap Gaia dengan jujur.

Gabriel terpaku. Sudut bibirnya melengkung membentuk senyuman, dia tak bisa menyembunyikan rasa senangnya. Dia berbalik badan dan meninju udara, berkata 'yes!' tanpa suara saking senangnya. Gaia terkekeh geli melihat reaksi Gabriel

Kruuk... Kruuk..

Suara perut Gaia berbunyi menandakan lapar.
"Gue lapar." Ucap Gaia tanpa malu

Gabriel berdiri lalu mengulurkan tangannya pada Gaia.
"Ayok makan!" Gaia dengan senang hati menyambutnya

Gabriel membawa Gaia masuk ke dalam supermarket terdekat.
Melihat jajaran cemilan favorit nya seketika senyum Gaia merekah. Dia seketika melepaskan genggaman tangannya dan berlari kearah cemilan meninggalkan Gabriel. Tanpa ba-bi-bu dia langsung mengambil sesukanya.

Gaia hendak mengambil  snack lagi namun letaknya lumayan tinggi sampai dia harus berjinjit untuk mengambilnya. Seorang lelaki berpakaian serba hitam dan bertopi sengaja menabraknya hingga beberapa cemilan Gaia terjatuh. Meski begitu dia tetap membantu memunguti cemilan yang jatuh. Saat hendak mengembalikannya pada Gaia, dia tersenyum smirk lalu berkata pelan.

"Seminggu dari sekarang, berusahalah agar tidak mati di tanganku Gaia." Ucapnya dengan smirk

Gaia seketika terkejut karena orang asing didepannya tahu namanya dan juga perkataannya barusan yang mengandung maksud. Dia memakai masker jadi Gaia tidak bisa mengenali wajahnya. Sebelum orang itu pergi, Gaia segera mencengkeram erat lengannya bahkan mencakarnya hingga sedikit berdarah karena kuku Gaia yang tajam.

"Siapa lo?" ucap Gaia mengintimidasi.

Cowok itu segera menghempas tangan Gaia kasar lalu berjalan cepat menghindarinya. Gaia mencoba mengejarnya namun pria itu sudah lebih dulu keluar supermarket. Dia malah berpapasan dengan Gabriel yang tidak sengaja menabrak seorang wanita. Tas wanita itu terjatuh dan Gabriel refleks akan mengambilkannya.

Gaia menatap datar wanita yang sedang tersenyum gembira karena bertabrakan dengan Gabriel. Gaia mengenalnya. Dia Sinta, mantan teman sekelasnya yang pernah bersekongkol dengan Anna untuk menyingkirkannya. Melihat refleks Gabriel yang akan mengambilkan tas Sinta, Gaia yakin dia belum menatap wajah Sinta.

Gaia langsung melemparkan satu snack nya tepat di samping tas Sinta.

"Yah chitato gue yang berharga jatuh," ucap Gaia dramatis dan sedikit keras hingga mereka pun mendengar. Gabriel yang mengenali suara Gaia pun langsung mengambil chitato Gaia alih-alih tas milik Sinta.

Gaia tersenyum mengejek kepada Sinta yang sempat terkejut dengan kehadirannya. Gabriel tanpa melirik Sinta sekalipun langsung merangkul Gaia mesra dan mengajaknya pergi.

Gaia sempat menengok kebelakang lalu berkata tanpa suara.
"Apalo! Punya gue!"

Sedangkan Sinta menahan kesal dan sumpah serapan kepada Gaia yang hanya bisa diucapkannya dalam hati

_✿_

Gaia berjalan menuju meja makan sambil membaca novel ditangannya, Ya, novel yang mengisahkan kehidupan Gaia di dunia barunya. Seperti ritual biasanya, setiap hari diawali dengan sarapan bersama.

Gaia duduk di kursi makan lalu meletakkan novel yang terbuka itu dimeja dan akan mengambil menu sarapannya.

Zayn yang tadinya memakan sendwich segera meletakkan kembali sisa sendwich nya di piring dan mengambilkan dua sendwich ke piring Gaia.
"Makan yang banyak, biar lancar belajarnya." Ucapnya perhatian

"Hmm."
Karena malas berdebat Gaia memilih untuk langsung memakan sendwich nya. Hal itu saja sudah membuat Zayn tersenyum senang

Tak mau kalah dengan Zayn, Gio juga memberikan Gaia jus strawberry.
"Dulu kamu paling suka jus strawberry."

Gaia hanya berdecih dalam hati. Bukan karena dia tak suka stroberi, namun karena Gio yang sok mengenal dirinya. Meskipun begitu Gaia tetap menerimanya. Sekali lagi karena dia malas berdebat.

Tangan Venus hendak meraih novel yang terbuka itu namun Gaia langsung menutupnya kasar dan menatap Venus tajam. Semua yang diruangan itu tersentak kaget.

"Aku cuma mau nutup novelnya supaya kamu fokus makan," ucap Venus canggung

Gaia hanya diam sambil menatap Venus tajam. Hampir saja, entah apa yang akan terjadi jika Venus membaca satu kalimat saja dalam novel itu dan menyadari sesuatu yang sangat rahasia.

Satu meja hening. Semua kakaknya tak berani bersuara karena takut Gaia akan semakin membencinya.

Jackson berdehem untuk mencairkan suasana yang mulai canggung.  Gaia segera menormalkan tatapannya.

"Gaia, mama mau minta tolong sama kamu boleh?" Ucap ibunya tiba-tiba. Gaia menoleh

"Kenapa mah?"

"Bunda kamu kembali drop. Mamah minta tolong nanti kamu jenguk dia ya? Kamu taukan seberapa sayangnya ibunya Ace ke kamu?" Ucap Alma dengan sorot mata sedih

"Iya mah, nanti sepulang sekolah aku ke rumah Ace." Balas Gaia membuat Alma tersenyum senang.

Jackson berbisik disebelah Gaia.
"Mamahmu kayaknya masih ingin kamu bertunangan dengan Ace!" Bisiknya bercanda

"Kalau papah gimana?" Gaia menanggapi

"Tergantung pilihanmu, asal dia tidak menyakiti putri papah." Balas Jackson membuat Gaia tersenyum hangat.

"Ehm!"
Bisik-bisik antar kedua ayah dan anak itu berhenti setelah mendapat teguran dari Alma

Setelah sarapan Gaia pamit bersalaman dengan papa dan mamanya kemudian pergi mengambil mobilnya untuk berangkat ke sekolah. Sedangkan ketiga kakaknya yang diabaikan Gaia tampak murung.

"Sampai kapan Gaia akan bersikap dingin pada kita?" Ucap Venus mewakili Gio dan Zayn

"Gaia saja tahan kalian musuhi selama lima tahun. Berusahalah lebih keras, dia berubah juga karena kalian." Jawaban papahnya membuat Zayn, Venus dan Gio semakin galau.

_✿_

Gaia menyetir mobil dengan pikiran berkecamuk. Pikirannya masih fokus menebak siapa cowok misterius tadi pagi. Gaia ingin mencari tahu lewat novel 'prince of school ' itu namun sialnya alur novel itu  berhenti tepat setelah dibawa ke dunia ini. Dan satu ancaman pada halaman terakhir yang bertuliskan 'setiap hal yang kau rubah akan ada konsekuensinya!' Jujur saja sederet kalimat itu cukup mengganggu pikiran Gaia.

Meski begitu Gaia menemukan banyak informasi, mulai dari permasalahan antar Gabriel, Chiko dan Ace dengan keluarga mereka. hingga rencana Anna untuk membalas dendam. Gaia tertawa keras saat membaca kalimat bahwa Anna menyewa pembunuh bayaran untuk melawannya. Sejenak terlintas dibenak Gaia kalau orang misterius tadi pagi adalah pembunuh bayaran itu.

Gaia memalingkan pandangannya diluar kaca mobil, matanya langsung mengenali seseorang yang sedang duduk disebuah halte bis. Baru saja Gaia memikirkannya, ya dia Anna yang mengenakan seragam ketat dan rok lebih pendek dari biasanya, jangan lupakan lipstik menornya juga bedaknya yang tebal. Gaia mengernyit melihat penampilan Anna yang sangat tidak mencerminkan seorang pelajar sekolah.

Sebuah mobil berhenti di hadapan Anna. Seorang lelaki dewasa keluar dari mobil itu dan menghampiri Anna membuat Gaia terpaku. Dia Xeon, ayah Gabriel.  Setelah 2 hari keluar dari mansion ya ternyata sekarang Anna memilih tinggal bersama ayah kandungnya. Gaia tersenyum miris membayangkan seandainya Gabriel yang menyaksikan ini, mungkin dia akan menggila. Gaia hanya memperhatikannya dari dalam mobil lalu kembali ketujuan awalnya yaitu berangkat sekolah.

Setelah memarkirkan mobilnya, Gaia langsung pergi ke halaman belakang untuk mencari tempat yang tenang dan damai tanpa suara bising manusia. Dia duduk dibawah pohon rindang lalu membuka kembali novel 'prince of school '. Tujuan utamanya satu, yaitu mencari identitas cowok misterius tadi pagi.

_✿_

Pukul 06.00 pagi Chiko sudah berada di sekolah dan duduk menerung diatas ranting pohon besar dibelakang sekolah. Jika pak kemet melihatnya pasti terkejut karena menyaksikan momen langka murid langganan BK itu yang mendadak disiplin. Walau kenyataannya Chiko yang mendadak galau karena ancaman kakaknya tadi pagi.

flashback on

Pagi itu Jordan menghampiri Chiko dilamarnya dengan tatapan marah.

"Waah hebat! adek gue sekarang udah mulai berani ngadu. Ternyata lo udah bukan lagi bocah penurut yang rela disebut pembunuh demi gue." Jordan tertawa mengejek

"Hmm, lo berhasil mendidik gue jadi seberani ini." Balas Chiko santai walau dengan tatapan tajam. Jordan berhenti tertawa.

"Hanya karena buku diary Selya lo nggak akan bisa membuat gue jadi tersangka kematiannya. Gue saranin lo berhenti. Lo tahu gue bisa nekat hancurin orang-orang terdekat lo termasuk cewek lo. Ah gue lupa namanya. Hmm Gaia?" Balas Jordan tersenyum smirk.

Chiko langsung mencengkeram kerah baju Jordan dan menatapnya marah
"Jangan berani lo sentuh dia bajingan!" Tekannya disertai pukulan pada wajahnya. Jordan tertawa kemenangan.

Jordan mengusap sudut bibirnya yang berdarah lalu tersenyum miring.
"Papah akan marah sama lo lagi karena ini." Ucap Jordan sambil menunjuk luka dibibirnya.

flashback end

"Bajingan argh!" Chiko meraup wajahnya frustasi. Dia harus segera mencari bukti kuat untuk segera membawa Jordan ke penjara, namun dia juga harus memperhatikan orang-orang terdekatnya karena Jordan orang yang nekat. Meski Jordan itu kakaknya, namun Chiko tak pernah merasakan kedekatan kakak-adik saat bersamanya.

Pandangan Chiko beralih pada Gaia yang berjalan menuju pohon yang di panjatnya, kemudian duduk dengan tenang dibawah pohon sambil membaca buku.

"Baru juga gue pikirin." Gumam Chiko.
Ide jahil terlintas dibenaknya membuat Chiko tersenyum miring.

Chiko mengambil satu mangga dari kresek hitam yang dibawanya tadi, sengaja dia mengumpulkan banyak mangga untuk menemani galaunya. Dia sengaja menjatuhkan mangga itu di dekat Gaia yang sedang fokus membaca hingga membuatnya terganggu. Chiko kembali menjatuhkan beberapa mangga dan akhirnya berhasil menggagalkan fokus Gaia. Dia tersenyum puas saat Gaia mulai celingukan mengamati mangga.

"Sejak kapan pohon beringin berbuah mangga?" Gumam Gaia heran. Pasalnya pohon yang menjadi senderan Gaia saat ini adalah pohon beringin, namun anehnya buah mangga berjatuhan dari atas pohonnya. Chiko berusaha keras menahan tawanya.

"Sejak Upin jadian sama Dora." Jawab Chiko menanggapi.

Gaia mendengarkan dengan seksama kamudian mendongak.
"Ngadi-ngadi." Balasnya spontan membuat tawa Chiko menggelar.

"Lagian lo ngapain diatas pohon jamal?" Tanya Gaia masih mendongak

"Berfotosintesis." Balas Chiko asal. Dia celingukan mengamati sekitar lalu melompat ke bawah.

"Mau?" Ucap Chiko menawarkan tiga mangga pada Gaia dan diterimanya.

"Wah lo dapat darimana?" Balas Gaia takjub. Padahal Chiko duduk di pohon beringin tapi yang di dapat malah buah mangga.

"Eumm disana!" Mata Chiko menelusuri sekitar lalu menunjuk ke sebuah pohon mangga. Gaia mengikuti arah pandangnya dengan cengo, Chiko menatap Gaia dengan tersenyum bangga.

"Lo berbakat jadi maling." Puji Gaia seketika membuat senyum Chiko memudar.

"Yaudah kalau nggak mau." Balas Chiko kesal hendak mengambil kembali mangga dari tangan Gaia namun segera dicegah Gaia.

"Konon katanya kalau udah ngasi barang ke orang lain, nggak boleh diambil balik. Ini mangga udah punya gue ya, enak aja main ambil-ambil!" Sewot Gaia menarik kembali mangganya dan menyimpannya di tas. Chiko tersenyum diam-diam.

"Gaia!"

"Hmm?" Jawab Gaia santai

Chiko menatap Gaia lama membuat Gaia curiga. Ada sesuatu yang ingin dia ungkapkan pada Gaia , namun Chiko masih mempertimbangkan. Chiko segera menepis pikirannya.
"Lo gak bawa dasi?" Tanyanya

"Oh lupa bawa." Balas Gaia santai.

Chiko tiba-tiba melepaskan dasinya lalu memasangkannya pada Gaia.
"Gue denger dari anak OSIS, nanti ada razia atribut sekolah termasuk kelengkapan seragam." Ujarnya selagi membenarkan dasi. Gaia ber-oh ria

"Kalau ini gue pakai, terus lo sendiri pakai apa?" Tanya Gaia heran

"Gue udah izin keluar sekolah, mau kondangan ke acara nikahan." Balas Chiko dengan wajah seriusnya.

"Siapa yang nikah?" Tanya Gaia

"Si Patrick sama tiang." Balas Chiko dengan santainya seketika mendapat pukulan cantik dari Gaia.

"Lo kalau ngomong nggak ada serius-seriusnya." Ucap Gaia kesal sembari memukuli Chiko.

"Gue serius, lihat aja beritanya di google udah viral." Balas Chiko menghindari Gaia

"Iya emang lo sama Patrick nggak ada bedanya." Balas Gaia sarkas

"Wah kejam lo Ga, gini-gini gue nanti nikahnya sama lo bukan sama tiang." Balas Chiko lagi

"Makin ngaco lo! Pergi nggak lo!" Ucap Gaia mengusir. Bukanya marah, Chiko malah tertawa terbahak-bahak menikmati ekspresi imut Gaia saat marah.

________________________________

Jangan lupa vote dan komen sebanyak banyaknya!

Maaf ya update nya lama banget, dan makasih kepada para pembaca yang masih nungguin update dan masih nyimpen cerita ini di perpustakaan kalian.

Sekali lagi terimakasih banyak ❤️

Continue Reading

You'll Also Like

256K 382 19
Kumpulan cerita dewasa part 2 Anak kecil dilarang baca
278K 23.8K 22
Follow dulu sebelum baca 😖 Hanya mengisahkan seorang gadis kecil berumur 10 tahun yang begitu mengharapkan kasih sayang seorang Ayah. Satu satunya k...
693K 43.7K 31
Kanara menyadari dirinya memasuki dunia novel dan lebih parahnya lagi Kanara berperan sebagai selingkuhan teman protagonis pria yang berujung di camp...
91K 6.2K 23
Arsyakayla Attaya, biasa dipanggil Kayla seorang gadis berumur 18 tahun. Ia adalah gadis yang ramah dan lembut ia juga sangat baik dan perduli terhad...