I LOVE YOU AND YOU KNOW IT

By rubyjaneeee22

24.1K 3K 340

Kalau penasaran langsung baca More

Prolog
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
part 19
Part 20
Part 22
Part 23
part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 34
Part 33
Part 35
Part 36
Part 37 END🔥

Part 21

547 95 12
By rubyjaneeee22

***

21.00 pm.

Disebuah kamar yang berwarna dominan pink, terdapat seorang gadis tengah berbaring sambil menatap langit-langit kamarnya dengan tatapan kosong.

"Huffft" helaan napas berat keluar dari mulut gadis itu setelah beberapa menit memikirkan kejadian siang tadi yang membuat hatinya terluka.

Chaeyoung gadis itu bergerak gelisah diatas kasur empuk miliknya karna kejadian tadi terus saja berputar dipikirannya layaknya kaset membuatnya tak bisa merasa tenang.

"Belum juga berjuang sudah ditolak" gumam gadis itu seraya menendang-nendang udara melampiaskan rasa kesalnya.

"Huaaahhhh apa yang harus aku lakukan, eomma tolong anak mu ini" rengeknya bak anak kecil lalu gadis itu menutup seluruh tubuhnya dengan selimut tebal miliknya.

Triingg.

Bunyi suara handphone membuat gadis yang hobby makan itu menyembulkan kepalanya dari selimut tebal yang menutupi seluruh tubuhnya. Penasaran dengan siapa yang mengiriminya pesan, gadis itu pun dengan segera mengambil benda pipih yang terletak diatas nakas yang berada tepat disamping kasur miliknya.

Saat membuka ponsel miliknya, terdapat sebuah pesan dari nomor yang tidak dikenal. Merasa penasaran chaeyoung pun membalas pesan dari nomor yang tidak dikenalnya itu.

+8225867xxxx :
Mianhe

Chaeyoung :
Nuguseyo?

Setelah menekan send, chaeyoung pun meletakkan kembali ponselnya di nakas lalu kembali berbaring di kasur empuk miliknya bersiap untuk tidur. Namun saat akan menutup mata, kembali terdengar sebuah pesan yang masuk di ponsel miliknya.

+8225867xxxx :
Tidak perlu tau aku siapa, aku hanya ingin minta maaf.

"Aneh, aku saja tidak tau dia siapa tapi malah minta maaf" gumam chaeyoung lalu kembali meletakkan ponsel miliknya ditempat sebelumnya.

"Apa dia hanya orang iseng saja? Apa dia tidak punya pekerjaan lain selain mengisengi orang? Dasar orang aneh" ucapnya lalu menutup matanya dan menuju alam mimpi.

*
*
*
*
*
Sedangkan ditempat berbeda disebuah rumah mewah, terdapat dua orang gadis yang saat ini sedang berbaring diatas kasur saling bertukar cerita agar tidak merasa bosan.

"Heumm eonni, apa besok kau sudah bisa bersekolah?" Tanya jennie kepada seorang gadis yang setahun lebih tua darinya itu.

"Nee, sebelum aku pindah kesini dara imo sudah mengatur kepindahan ku di sekolah yang sama dengan mu, jadi besok aku sudah bisa bersekolah" ucap gadis itu.

"Yeeeyyy aku senang bisa satu sekolah dengan eonni terlebih lagi bona eonni akan tinggal di rumah ini jadi aku ada teman cerita" ucap jennie dengan tersenyum manis.

Iya gadis itu adalah kim jiyeon atau lebih akrab dipanggil bona, dia adalah keponakan dari Dara yang berasal dari busan. Gadis itu datang dari busan untuk melanjutkan sekolahnya. Sebenarnya dia bisa saja melanjutkan sekolahnya di kampung halamannya, namun karna paksaan dari Dara yang merupakan adik dari mendiang eomma nya sehingga dia menyetujui ajakan sang Tante. Dengan alasan takut bila sang keponakan tinggal di Busan seorang diri membuat dara berhasil membawa gadis itu pergi jauh dari busan dan menetap di rumah mewah miliknya.

"Nee, eonni juga senang bisa bersama dengan nini lagi" ucapnya lalu memeluk gadis berpipi mandu itu dengan hangat.

*
*
*
*
*
07.30 am.

"Eonni kajja, jennie antar ke ruang kepala sekolah" ucap jennie setalah memarkirkan kendaraan roda 4 miliknya di parkiran sekolah.

"Apa tidak merepotkan" ucap bona dengan sungkan.

"Tentu saja tidak, lagi pula ruang kepala sekolah tidak jauh dari kelas ku. Jadi eonni tenang saja".

Bona tersenyum mendengar penuturan gadis disampingnya itu. Selama menuju ruang kepala sekolah jennie sesekali memberitahu beberapa ruangan yang mereka lewati kepada bona agar gadis itu tidak bingung nantinya.

"Nah ini dia ruang kepala sekolahnya eonni" ucap jennie setelah mereka tiba didepan pintu ruang kepala sekolah.

"Gomawo nini sudah mengantar eonni" ucap bona dengan tulus.

"Haishhh santai saja eonnie, lagi pula ini bukanlah suatu hal yang besar".

"Heumm eonni mianhe, sepertinya jennie harus ke kelas sekarang, sebentar lagi seonsangnim akan segera masuk ke kelas, eonnie tidak apa-apa kan jika jennie tinggal sendiri" ucap jennie setelah mendengar bel pertanda pelajaran pertama akan segera dimulai.

"Tentu saja tidak, kau pergilah sekarang" ucap bona.

Tepat setelah itu jennie segera melangkahkan kakinya menuju kelasnya berada dengan sedikit berlari.

"Apa anda perlu sesuatu nona" tanya seseorang yang baru saja membuka pintu ruang kepala sekolah.

"Eohh annyeonghaseyo kim jiyeon imnida, saya keponakan dari nyonya dara kim" ucap bona dengan sopan kepada pria paruh baya yang merupakan kepala sekolah.

"Eohh mian saya tidak tau, silahkan masuk saya sudah menunggu kedatangan anda sedari tadi" ucap kepala sekolah lalu mempersilahkan bona memasuki ruangannya.

"Sebentar lagi guru yang akan mengantarkan kamu ke kelas akan segera tiba" ucap kepala sekolah kepada bona yang duduk dihadapannya itu.

"Maaf kalau saya merepotkan anda" ucap bona merasa tidak enak kepada pria paruh baya itu.

"Tentu saja tidak, lagi pula itu sudah merupakan kewajiban kami" ucapnya yang dibalas senyuman manis dari bona. Sambil menunggu guru yang akan datang, kepala sekolah sedikit menjelaskan tentang beberapa peraturan-peraturan yang ada disekolah kepada bona.

"Eohh ini dia sudah datang" ucap kepala sekolah ketika guru yang mereka tunggu kedatangannya telah datang.

"Perkenalkan dia kim jiyeon keponakan dari nyonya dara kim, tolong antarkan dia ke kelasnya" ucap kepala sekolah kepada guru yang baru saja datang.

"Baik pak, mari ikut saya nona" ucap guru tersebut kepada bona, lalu mereka berdua meninggalkan ruang kepala sekolah menuju kelas yang berada dilantai dua.

"Selamat pagi semua" ucap guru itu sesaat setelah memasuki ruang kelas yang menjadi tujuan mereka.

"Pagi jeon seonsaengnim" ucap seluruh siswa kelas dengan serentak.

"Pagi ini akan ada siswa baru yang akan menjadi bagian dari sekolah ini dan akan bergabung dengan kalian di kelas ini" ucap guru itu yang langsung membuat kelas yang tadinya tenang seketika menjadi gaduh, terdengar beberapa siswa yang sedang bertanya-tanya siapa siswa yang akan bergabung dengan mereka.

"Semua diharap tenang, baiklah nona silahkan masuk" dengan segera bona memasuki ruang kelas setelah jeon seonsaengnim mempersilahkannya memasuki ruangan.

"Silahkan perkenalkan dirimu".

Dengan menampilkan senyum terbaik miliknya, bona pun memperkenalkan dirinya dihadapan seluruh siswa yang ada dikelas.

"Annyeonghaseyo kim jiyeon imnida, senang bertemu kalian, aku harap kita bisa berteman dengan baik" ucapnya dengan ramah.

"Omoo!!, Kiyoptaa".

"Jadilah kekasih ku".

"Apa kamu manusia, kamu sangat cantik".

Itulah beberapa celetukan dari beberapa siswa sesaat setelah bona memperkenalkan dirinya.

"Sudah tenang semua, nona kau bisa duduk di bangku kosong yang ada disana".

"Kim jisoo kau biarkan gadis ini duduk disebelah mu" ucap sang guru kepada jisoo yang memang duduk sendiri setelah lim memilih duduk di bangku lain bersama dengan nayeon.

"Silahkan saja" ucap jisoo dengan santai.

"Nona silahkan duduk disamping jisoo".

Setelah itu bona pun melangkahkan kakinya menuju jisoo, lebih tepatnya menuju bangku kosong yang berada tepat disamping jisoo.

"Annyeong, aku kim jiyeon panggil saja aku Bona" ucap bona mengulurkan tangannya dihadapan jisoo yang saat ini sudah sibuk dengan buku pelajaran miliknya.

"Sudah tau" balas jisoo tanpa membalas uluran tangan dari bona bahkan tidak menatap mata gadis itu yang saat ini merasa kikuk sendiri.

"Eohh hehe baguslah, heumm nama kamu siapa?" Tanya bona basa-basi.

"Ku pikir jeon ssaem sudah menyebut nama ku tadi" ucap jisoo yang membuat bona tersenyum malu dan menggaruk tengkuk belakangnya yang tidak gatal.

"Lebih baik kau perhatikan saja apa yang dijelaskan oleh guru".

"Kau belum tau saja kalau jeon ssaem itu aslinya galak" lanjut jisoo berbisik kepada bona, takut guru yang sedang menjelaskan beberapa materi didepan kelas itu mendengar percakapan diantara mereka. Sedangkan bona tersenyum tipis memperhatikan jisoo yang sedang sibuk menulis materi yang guru mereka jelaskan sedari tadi, sedangkan yang menjadi objek dari gadis itu tanpa disadarinya bahwa tengah diperhatikan.

"Aku pikir dia tidak seburuk itu" ucap bona dalam hati saat memperhatikan jisoo.

*
*
*
*
*
"Eonnie" panggil jennie setelah melihat bona duduk disalah satu kursi yang ada di kantin sekolah.

"Eohh nini sini duduk" ajak bona. Jennie pun berjalan menuju tempat dimana bona duduk, namun seketika dahi jennie berkerut setelah melihat dua orang yang tengah duduk bersama dengan bona. Mereka adalah lim dan nayeon, dua orang itu pun menatap dirinya dengan tersenyum.

"Eohh kalian berdua kok bisa duduk bersama dengan bona eonnie, apa kalian sebelumnya sudah saling mengenal" tanya jennie setelah duduk disamping bona diikuti olah joy dan irene.

"Kami baru saja saling mengenal, kebetulan kami satu kelas" nayeon menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh jennie.

"Waww sangat kebetulan ya" ucap jennie dengan menampilkan deretan giginya.

"Kalau kalian berdua kok bisa saling kenal, bahkan terlihat akrab, bukannya bona dari busan" tanya nayeon sebab dia merasa aneh dengan kedekatan jennie dan bona mengingat gadis baru dikenalnya beberapa jam yang lalu itu sudah kelihatan sangat dekat dengan jennie yang terkenal dengan sifat dinginnya itu.

"Tentu saja kami akrab, kami keluarga" jawab jennie sambil memakan makannya yang sudah dia pesan sebelumnya.

"Ahhh pantas saja" nayeon pun menganggukkan kepalanya mendengar jawaban gadis itu.

Mereka pun melanjutkan acara makan mereka diselingi percakapan dan candaan agar suasana tidak menjadi hening, namun ditengah-tengah kegiatan mereka ada seorang pria yang sedari tadi tidak duduk dengan tenang seakan-akan mencari keberadaan seseorang yang belum terlihat sedari tadi.

"Ehemm apa hanya aku yang merasa ada yang aneh disini" ucap nayeon melirik ke arah lim yang masih menatap pintu masuk kantin sekolah "lim apa kau sedang menunggu seseorang".

Mendengar namanya disebut, lim pun mengalihkan pandangannya dari pintu yang sedari tadi menjadi objek tatapannya "w-wae?" Tanya lim ketika melihat semua mata menatap kearahnya.

"aku bertanya apa kau sedang menunggu seseorang" nayeon mengulang pertanyaan yang dia lontarkan "apa benar ada orang yang kau tunggu-tunggu".

"A-ande aku tidak sedang menunggu seseorang" jawab lim dengan gugup dan itu terlihat sangat jelas membuat nayeon memicingkan matanya curiga.

"L-lebih baik kita lanjutkan makan saja sebentar lagi pelajaran selanjutnya dimulai" ucap lim mengalihkan perhatian mereka.

"Guru sedang ada rapat jadi pelajaran selanjutnya pasti kosong, kau mencoba mengalihkan topik ya" ucap nayeon semakin curiga melihat gelagat sahabatnya itu.

"A-ande aku tid-".

"Lagi pula aku sedikit merasa aneh, sejak awal jennie bergabung dengan kita kau tidak menyapanya sama sekali, bukan kah itu aneh" ucap nayeon yang bukan hanya membuat lim merasa tidak nyaman namun juga membuat jennie ikut merasa aneh dengan ucapan gadis bergigi kelinci itu.

Sebelumnya lim selalu menyapa jennie saat mereka bertemu mau pun tidak disengaja, tapi kali itu jangankan menyapanya menatap matanya pun seakan dia enggan, itu yang membuat jennie merasa ada yang tidak beres akan pria itu.

"A-aku hanya tidak tau apa yang ingin aku ucapkan" jawab lim yang tidak membuat rasa penasaran nayeon menghilang begitu saja.

"Tap-".

"Sudahlah lebih baik kita lanjutkan makan saja" ucap jennie menyela nayeon yang membuat lim merasa lega, sebab dia tau nayeon tidak akan berhenti bertanya sebelum dia merasa puas.

Mereka pun kembali melanjutkan makan mereka dengan keadaan tenang, namun masih ada sepasang mata yang masih menatap lim dengan tatapan geli.

"Chaeyoung tidak akan datang" celetuk joy yang masih menatap lim dengan tatapan sinis.

Uhukk..uhukkk..

"Ini minum dulu" nayeon yang berada disamping lim dengan cepat memberikan pria itu segelas air seraya mengusap-usap punggung lim yang sedang tersedak makanannya sendiri.

"Gomawo" ucap lim saat merasa sudah lebih baik.

"Kau sedari tadi menunggu chaeyoung datang kan" ucap joy yang membuat wajah lim memerah malu karna ada yang menyadari tingkahnya sedari tadi. Namun bukan lim namanya jika langsung mengakui begitu saja ucapan dari joy.

"Tentu saja tidak haha" lim tertawa canggung masih berusaha mengelak.

Namun juga bukan park sooyoung namanya jika langsung percaya begitu saja "chaeyoung lagi ada di perpustakaan, aduh kasihan sekali chipmunk itu pasti kelaparan belum makan sedari tadi" ucap joy dengan sedikit mendramatisir. Mendengar ucapan joy entah kenapa membuat lim semakin merasa tidak nyaman ditempat duduknya sekarang.

"Bagaimana keadaan chipmunk sekarang" ucap joy menatap sahabatnya dengan isyarat agar mereka ikut dalam drama yang sedang dia lakoni. Karna sahabat-sahabatnya itu juga merupakan orang yang sangat peka, mereka pun mengerti dengan kode yang dia berikan.

"Ahh aku baru ingat kalau chaengie tidak boleh merasa kelaparan, nanti asam lambungnya kambuh" ucap jennie dengan sedikit berbohong akan penyakit asam lambung yang chaeyoung punya.

"Chaengie mian aku berbohong kalau kau punya asam lambung, semoga kau selalu sehat" ucap jennie dalam hati.

"Jangan-jangan asam lambungnya sudah kambuh" ucap irene memahami situasi.

"Lalu sekarang bagaimana" tanya joy melirik lim dengan ekor matanya.

"Kita tunggu saj-"

belum sempat jennie menyelesaikan ucapannya, lim sudah menghentikan ucapan gadis iti dengan berdiri dari duduknya.

Sretttt..

"Aku selesai" ucap lim sebelum melangkahkan kakinya keluar kantin meninggalkan kelima gadis cantik yang menatapnya dengan tersenyum geli.

"HAHAHAHAHAHAHA" Tawa dari ketiga gadis itu pecah setelah lim menghilang dari balik pintu kantin.

"Apa ada hal yang aku lewatkan" tanya nayeon yang sejak tadi bingung melihat tingkah ketiga gadis didepannya itu yang masih saja tertawa.

"Nini ada apa" tanya bona yang sejak tadi diam memperhatikan.

"Aduh perut ku sakit" bukannya menjawab pertanyaan bona, jennie malah mengaduh kesakitan "tidak ada apa-apa kok" lanjutnya setelah sudah bisa menghentikan tawanya.

"Tapi lim-".

"Lebih baik kita lanjutkan makan saja eonnie" jennie dengan cepat menyela ucapan nayeon.

*
*
*
*
*
Sedangkan ditempat lain yang terdapat berbagai jenis buku, tempat yang sunyi dan tentram tapi meski begitu, tempat itu masih diisi oleh beberapa siswa mau pun siswa yang datang untuk mengerjakan tugas yang guru berikan atau pun sekedar membaca buku komik,novel atau pun buku yang lainnya untuk menyalurkan hobby membaca mereka. Tak terkecuali untuk seorang park chaeyoung yang saat ini tengah duduk disalah satu kursi yang berada dipojok ruangan sedang mengerjakan tugas sekolahnya lengkap dengan beberapa tumpukan buku yang berada diatas mejanya.

"Haisshh berapa lama lagi ini akan selesai" gerutunya saat sedari tadi belum juga selesai "waktu istirahat sudah hampir selesai, aku juga sudah sangat lapar huaaaa eomma" rengeknya dengan suara sepelan mungkin, takut penjaga perpustakaan mendengarnya bisa-bisa dia diusir dari perpustakaan.

"Kenapa juga yoona ssaem memberi ku hukuman seperti ini, bisa kan hukumannya diringankan sedikit saja" kesalnya saat yoona ssaem memberikannya tugas mengerjakan beberapa soal sebagai bentuk hukuman sebab gadis itu tidak mengerjakan PR yang sebelumnya telah diberikan.

Tak ingin menghabiskan waktunya hanya dengan menggerutu, gadis park itu pun kembali melanjutkan kegiatannya agar bisa menyelesaikan hukumannya dengan cepat. Dengan headset yang terpasang dikedua sisi telinganya, cukup membuat chaeyoung merasa tidak kesepian.

Brakk...

Saat sedang serius menulis, chaeyoung sedikit tersentak kaget sebab dengan tiba-tiba ada buku yang mendarat didepannya dengan lumayan keras.

"K-kenapa kau duduk disitu" tanya chaeyoung saat mendapati lim yang dengan santainya duduk dihadapannya.

"Terserah ku, lagi pula ini kan tempat umum" jawab lim cuek.

"Tapi kan aku yang lebih dulu duduk disini" jawab chaeyoung "lagi pula masih ada tempat lain yang kosong disebelah sana, tapi kenapa kau duduk disini".

"Aku bilang terserah aku kan" jawabnya dengan cuek sambil berpura-pura membaca buku yang entah buku apa yang dia ambil dari rak buku tadi.

"Yah sudah aku yang pergi dari sini" chaeyoung pun berdiri dari duduknya dan bersiap untuk pergi ke meja lain yang kosong.

"Iya sudah terserah" jawabnya dengan masih bersikap cuek.

Dengan rasa kesalnya, chaeyoung pun meninggalkan lim dan pergi ke salah satu meja yang tidak terisi di ruangan itu.

"Yakk kenapa kau mengikuti ku" tanya chaeyoung saat kembali mendapati lim yang duduk di kursi yang berada didepannya.

"Kau tidak berhak melarang ku" jawab lim dengan santainya.

"Haish baiklah kau boleh duduk disitu tapi jangan mengganggu".

"Siapa juga yang ingin mengganggu mu, aku datang untuk membaca buku kok" ucap lim.

"Siapa juga yang membaca buku dengan keadaan buku terbalik seperti itu" ucap chaeyoung saat melihat buku yang saat ini lim baca dalam keadaan terbalik

Mendengar ucapan gadis didepannya itu, lim pun menatap gadis didepannya itu dengan malu-malu "ehemm apa kau tidak tau ini gaya baru membaca buku" ucapnya melakukan pembelaan "dasar ketinggalan zaman".

Chaeyoung pun hanya menggelengkan kepalanya tidak berniat meladeni ucapan pria itu, sebab dia tau dia tidak akan pernah bisa mengalahkan pria itu.

"Mianhe" ucap lim setelah beberapa menit diantara mereka tidak ada yang membuka suara.

"Apa kau mengatakan sesuatu?" Tanya chaeyoung memastikan.

"Aku tidak mengatakan apa-apa, jangan kira aku lagi berbicara kepada mu" ucap lim mengelak.

"Ckk yah sudah terserah" ucap chaeyoung yang merasa sedikit malu.

Untuk menghilangkan rasa malunya, chaeyoung pun kembali melanjutkan kegiatannya agar bisa segera pergi dari hadapan pria itu.

"Haishhh limario-ssi bisa diam tidak" geram chaeyoung saat pria itu terus saja bergumam entah apa yang membuat chaeyoung terusik.

"Apa sih, ganggu saja aku lagi makan" iya pria itu tengah memakan roti yang sebelumnya tadi dia beli "apa kau mau juga" tawarnya.

"Tidak perlu, aku tidak lapar" bohong, tentu saja gadis park itu tengah berbohong untuk menutupi gengsinya "lagi pula kau tidak tau aturan ya, di perpustakaan itu dilarang makan".

"Kau juga tidak tau ya, kalau aku tidak suka diatur" ucap lim masih saja mengunyah roti miliknya dengan santai.

"Ckk pria ini" chaeyoung kehabisan kata-kata untuk melawan pria dihadapannya yang masih saja asik mengunyah.

"Ini tolong habiskan, aku sudah kenyang" ucap lim menyerahkan plastik yang berisi roti dan juga susu kemasan kehadapan gadis yang masih saja mengerjakan hukumannya itu.

Chaeyoung mendongak dan menghentikan kegiatannya saat ini dan menatap pria didepannya itu dengan raut wajah bingung yang terlihat sangat jelas di wajah cantiknya.

"Aku tidak lap-".

"Tidak perlu berbohong, makanlah ini jangan biarkan perut mu terasa kosong" ucap lim yang tiba-tiba saja berucap serius.

"Aku harus mengerjakan ini dulu" ucap chaeyoung lalu bersiap menulis kembali, namun kegiatannya terhenti saat lim dengan paksa menarik buku serta bolpoint miliknya.

"Biar aku saja yang lanjutkan, kau habiskan dulu itu" ucap lim lalu mulai melanjutkan mengerjakan soal yang diberikan kepada gadis itu.

"Yakk kembalikan buku ku, aku ingin menyelesaikan tugas ku" ucap chaeyoung berusaha merebut kembali buku miliknya.

"Tidak sebelum kau menghabiskan roti dan susu itu" lim menunjuk plastik yang ada diatas meja dengan dagunya.

"Haiss pria ini, sebaiknya kau pergi dari hadapan ku sekarang".

"Aku tidak akan pergi sebelum makanan itu habis" ucap lim lalu kembali melanjutkan kegiatannya menulis "aku tau kau sudah muak melihat ku, maka dari itu cepat habiskan lalu aku akan pergi".

Tidak ingin berdebat lagi, chaeyoung pun memakan makanan yang pria itu berikan, sejujurnya chaeyoung sudah sangat lapar tapi gengsinya cukup tinggi untuk mengakui itu.

"Apa kau tidak memaafkan ku" tanya lim tanpa menatap gadis didepannya yang tengah lahap memakan roti yang dia berikan tadi.

"Kapan kau meminta maaf" tanya chaeyoung bingung.

"Semalam aku mengirimi mu pesan tapi tidak kau jawab" tidak seperti sebelumnya, kini lim menatap mata gadis didepannya itu "apa kau belum memaafkan ku".

"Mwoo! Jadi yang semalam itu nomor sunbae" tanya chaeyoung sedikit tidak percaya.

"Nee, apa kau belum memaafkan ku" tanya lim lagi.

"T-tapi aku harus memaafkan sunbae karna apa?" Tanya chaeyoung bingung sebab dia meras pria itu tidak melakukan kesalahan kepadanya.

"Maaf karna sempat berkata hal yang tidak semestinya aku ucapkan, maaf karna aku pernah membuat mu menangis" ucap lim dengan serius kepada chaeyoung yang saat ini tengah merasa ada ribuan kupu-kupu berterbangan diperutnya.

"K-kalau itu sunbae lupakan saja, karna aku juga sudah melupakannya" ucap chaeyoung dengan tersenyum tipis.

"Kalau begitu lupakan juga niatan mu yang sebelumnya kau ucapkan".

"Tentang apa?" Tanya chaeyoung tidak mengerti.

" Tentang kamu yang berniat menjauhi ku, karna aku tidak ingin kamu melakukan itu".

*
*
*
*
*
15.30 Pm.

Brumm,,

"Appa kita sudah sampai" ucap jennie kepada appa dari pria yang disukainya itu ketika mereka memarkirkan mobilnya di gedung yang menjulang tinggi itu.

Setelah bertamu ke rumah dan berkenalan dengan keluarga jisoo, jennie menjadi dekat dengan keluarga itu, sehingga memanggil kedua orang tua jisoo dengan sebutan appa dan eomma seperti yang jisoo ucapkan.

"T-tapi apakah appa akan diterima di kantor yang besar ini" ucap appa jisoo merasa sedikit ragu.

"Tentu saja, kenapa tidak?" Tanya jennie saat mereka menuju ruangan CEO langsung.

"Appa tidak perlu meras cemas, percaya sama jennie, appa pasti akan diterima di kantor ini" ucap jennie mencoba meyakinkan appa jisoo saat melihat pria yang tidak muda lagi itu terlihat sangat gugup.

"Selamat sore tuan kim" ucap jennie saat memasuki ruangan CEO.

"Eohh sayang sudah datang" ucap tuan kim.

Mendengat ucapan dari pemilik perusahan yang akan jadi tempatnya bekerja membuat kim soohyun mengerutkan dahinya bingung, sebab dia belum mengetahui hubungan antara dua orang didepannya yang sedang berpelukan dengan hangat.

"Eohh ada tamu, silahkan duduk tuan" ucap tuan kim kepada soohyun.

"Nee kamshamnida tuan kim" ucap soohyun dengan sopan.

"Eohh jadi tuan ini yang kamu maksud sayang" ucap tuan kim menatap anak bungsunya yang duduk disamping kim soohyun.

"Nee appa, appa soohyun juga sudah berpengalaman, jadi tidak ada alasan buat appa menolaknya" ucap jennie dengan tersenyum.

"A-appa?" Ucap soohyun menatap jennie seakan-akan minta penjelasan.

"Tentu saja, apa anda belum tau kalau dia anak kandung saya " tanya tuan kim yang dibalas gelengan kepala oleh soohyun.

"M-mianhe saya tidak tau" ucap soohyun yang baru saja mengetahui satu fakta itu.

"Tidak perlu meminta maaf appa, lagi pula itu bukan hal yang harus dipermasalahkan" ucap jennie saat melihat pria itu menundukkan kepalanya.

"Nee, benar kata putri saya" ucap tuan kim membenarkan ucapan sang anak "baiklah langsung saja, setelah saya membaca surat yang diberikan sekretaris saya tadi yang berisi informasi tentang anda, saya menerima anda bekerja di kantor saya berdasarkan kemampuan yang anda miliki tuan".

"M-mwoo s-secepat itu?" Tanya soohyun kaget sebab dia belum mendapat satu pertanyaan pun tapi dia langsung diterima di kantor besar itu.

"Lalu anda ingin kami lama-lama kan?" Tanya tuan kim dengan bergurau.

"T-tapi ini bukan karn-".

"Tentu saja saya menerima anda bekerja disini sebab anda memenuhi kualifikasi yang kantor kami butuhkan, bukan karna putri saya yang langsung membawa anda kemari" ucap tuan kim paham akan gelagat soohyun yang tunjukkan saat menatap anaknya.

"Kalau begitu benar adanya saya ucapkan terimakasih karna sudah menerima saya berdasarkan kemampuan yang saya miliki tuan" ucap soohyun.

"Nee, selamat bergabung di perusahaan saya, semoga anda nyaman selama bekerja disini" ucap tuan kim seraya mengulurkan tangannya kehadapan soohyun yang langsung dibalas oleh appa 1 anak itu.

"Pasti tuan, sekali lagi saya ucapkan terimakasih" ucap soohyun dengan tersenyum lebar.

"Sudah selesaikan, kalau begitu apa kami boleh pulang sekarang appa" tanya jennie dengan seenaknya.

"Tentu saja" ucap tuan kim menatap anaknya dan soohyun bergantian.

"Ahhh gomawo appa" ucap jennie lalu berdiri memeluk sang appa serta tidak melupakan mencium kedua pipinya.

"Appa kim, mari kita pergi sekarang, urusan kita sudah selesai" ajak jennie kepada soohyun.

"Nee, tuan kim kamshamnida" ucap tuan kim sebelum keluar dari ruangan itu.

"Kamu tidak pernah bercerita kalau kamu anak kandung dari tuan jiyong kim" ucap soohyun saat mereka sudah berada di dalam mobil.

"Mianhe appa, jennie tidak berkata jujur soal itu" ucap jennie merasa tidak enak.

"Tak apa, tapi kamu tidak meminta tuan kim untuk menerima appa bekerja di perusahaannya kan?" Tanya soohyun memastikan.

"T-tentu saja tidak, appa diterima karna skill yang appa miliki, bukan karna jennie" jawab jennie tentu saja berbohong.

"Arraseo, appa percaya jennie tidak akan berbohong" ucap soohyun dengan tersenyum yang membuat jennie merasa bersalah sebab soohyun mempercayainya sebesar itu tapi gadis itu membohonginya.

"Mianhe appa kim" lirih jennie dalam hati.

*
*
*
*
*
19.00 pm.

"Ayo masuk rumah dulu" ajak soohyun kepada jennie setelah mereka tiba didepan rumah miliknya.

"Nee appa" ucap jennie lalu mengikuti appa jisoo.

"Appa pulang" ucap soohyun saat memasuki rumah.

"Eohh yeobo sudah pulang, mandi lah lalu kita makan malam bersama" ucap taeyeon kepada sang suami.

"Heumm arraseo" ucap soohyun lalu melangkahkan kakinya meninggalkan sang istri bersama dengan jennie di ruang makan.

"ehh sayang ayo sini duduk kita makan malam bersama dulu" ajak taeyeon kepada jennie.

"Gomowao eomma" ucap jennie dengan tersenyum.

"Jisoo belum pulang sayang" ucap taeyeon saat mendapati gelagat jennie yang seakan-akan mencari seseorang.

"J-jennie tidak mencari jisoo eomma" ucap jennie malu tertangkap basah oleh taeyeon "tapi eomma kenapa jisoo belum pulang juga, ini kan sudah malam" tanya jennie penasaran.

"Tadinya dia bilang mau mencari kerjaan baru, karna ditempat sebelumnya dia bekerja, bosnya memecatnya" ucap taeyeon yang membuat jennie kaget karna baru mengetahui fakta itu.

"Ini pasti perbuatan oppa" ucap jennie dalam hati.

"Eomma mianhe sepertinya jennie harus pulang sekarang, jennie baru ingat ada hal penting yang harus jennie kerjakan" ucap jennie lalu berdiri dari duduknya.

"Arraseo, hati-hati nee" ucap taeyeon yang dibalas anggukkan dari gadis itu sebelum dia melangkahkan kakinya keluar dari rumah.

***









Okeeee cuttttt.....




~02-04-22~
~R~

4000 kata+

Continue Reading

You'll Also Like

122K 8.9K 74
Anna on 19-aastane noor naine, kes on kogu oma teadliku elu veetnud lastekodus. Peale keskkooli lõppu jõuab kätte päev, mil ta peab astuma sammu ises...
406K 16.9K 117
Le coup de foudre existe vraiment?
3.1K 357 21
Kui 25-aastane Arya kaotab raskes autoõnnetuses oma ema ja isa alkoholist abi otsib, ei jää Aryal muud üle kui õpingud ülikoolis pooleli jätta ja töö...
102 16 7
Loos olevad inimesed eksisteerivad päriselt. Loo autorid on Emmad Lugu pole muidugi 100% tõsi aga osa muidugi on. rospar on pede (sina ka)