Enchanted

By plxntmxrs

1K 128 212

ON GOING 15+ Haluan kedua DaraUpan✨ . . . "Saat pertama kali bertemu pandang denganmu, aku sudah terpesona. S... More

O N E
T W O
T H R E E
F O U R
F I V E
S I X
S E V E N
E I G H T
N I N E
T E N
A N O T H E R
E L E V A N
T W E L V E
T H I R T E E N
F O U R T E E N
F I F T E E N
S I X T E E N
S E V E N T E E N
E I G H T T E E N
N I N E T E E N
T W E N T Y
T W E N T Y O N E
T W E N T Y T W O

P R O L O G U E

232 11 10
By plxntmxrs

Seorang perempuan dengan rambut merah kehitaman panjang berjalan di koridor sekolah menuju kelasnya. Sepanjang perjalanan, sesekali ia membalas murid-murid yang menyapanya.

"Pagi, Dek Adara!"

"Oh, pagi juga, Kak!"

Adara Kalista Dewandra namanya. Dia adalah perempuan beriris merah dengan campuran kuning yang dikenal sebagai murid paling muda dan terpintar seangkatannya.

"Adara!" panggil seseorang, membuat Adara menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah suara.

"Bang Ice? Ada apa?"

Ice, atau lebih tepatnya Ice Oktavian Dewandra, laki-laki yang memanggilnya itu berhenti di hadapannya dengan napas terengah-engah. Dia merupakan sepupu Adara yang berbeda dua tahun dengannya.

"Hah.. hah.. nggak, cuma pengin bareng ke kelas."

Adara menaikkan sebelah alisnya dan menatap curiga pada sepupunya, "Tumben?"

Ice langsung menunjuk ke belakang, terlihat banyak siswi yang berlari menghampiri mereka.

Atau lebih tepatnya, menghampiri Ice.

Sontak Adara tertawa, membuat Ice geram sendiri padanya. Saat Ice ingin mengomel, siswi-siswi itu malah semakin mendekati mereka. Ice yang panik pun menarik Adara untuk segera pergi.

"Woy, kenapa aku ditarik, sih?!"

"Diem."

Mereka pun berlari melewati lapangan upacara, ruang club musik, ruang guru, serta laboratorium. Padahal mereka hanya perlu menaiki tangga untuk menuju kelas mereka.

"Berhenti dulu, woy!" Adara menghentikan langkahnya saat sudah berada di depan kelas VIII A. Membuat Ice mau tak mau ikut terhenti. Laki-laki itu bersyukur kala para siswi itu tidak mengejarnya lagi.

Namun, kelegaannya langsung buyar saat Adara hampir terjatuh.

"Astaghfirullah, Ra!" Dengan cepat Ice menangkap Adara.

"Maaf, gue lupa kalo lo gak bisa lari-larian."

"Hah.. hah.. gak, gak apa-apa. Makanya, la-lain kali, jangan asal narik!" omel Adara, ia segera melepaskan diri dari Ice, "bukan mahram, btw."

"Eh, iya, astaghfirullah." Ice mengusap dadanya. "Maaf, panik gue."

"Lah, Dadar? Ice? Kalian ngapain di sini?" Keduanya menoleh saat ada yang memanggilnya. Adara yang geram karena nama panggilannya pun langsung memukul orang itu.

CTAK!

"Jangan sembarangan manggil, ya!"

Elvara, atau Arynstella Elvara Violence, dia adalah teman Adara sejak kecil. Mereka berteman karena kedua orang tua mereka yang memang bersahabat dekat layaknya saudara. Meski begitu, umur mereka berbeda dua tahun.

Elvara meringis seraya mengusap keningnya, "Santai, Mbak!"

Ice menatap datar pada mereka berdua, "Lo baru datang?"

"Iya, lo berdua ngapain di sini? Mau silahturahmi?" beo Elvara.

"Kita abis lari-larian, fans-nya Bang Ice ngejar terus!" jawab Adara, "gue ditarik-tarik sama, nih, Es Batu, terus nyampe sini."

"Fans lo gak ada abisnya, ya?" ucap Elvara pada Ice dengan nada sinis. Sementara sang empu hanya mengangkat kedua bahunya acuh.

"Ayok, nanti telat." ajak Ice seraya menarik ujung tas Adara agar pergi ke kelas.

"E-eh.. tunggu, kek! El! Nanti jangan lupa ke kelas, yak!"

Elvara mengacungkan jempolnya, kemudian memasuki kelas sembari terkekeh karena melihat kegemasan Ice dan Adara.

Di matanya, mereka seperti seorang pasangan yang menjaga satu sama lain.

Beralih pada Ice dan Adara, Ice mengantarkannya sampai ke kelasnya, yaitu kelas VIII E.

"Belajar yang benar." pesan Ice.

Adara memutar bola matanya, "Kalo belajar gak benar, gak bakal naik dua kelas!"

Ice tersenyum tipis, lalu berbalik untuk memasuki kelasnya tanpa berpamitan dahulu.

"Dih, 'kek, jelangkung. Datang tak diundang, pulang tak mengucap salam!" sindir Adara pelan.

Saat dia ingin memasuki kelas, tiba-tiba ia malah menabrak seseorang. Ia hampir saja terjatuh jika tidak ditarik oleh orang yang menabraknya.

"Shh, apaan, sih? Jalan itu lihat-lihat, dong!" oceh Adara sambil mengusap keningnya dengan kedua tangan.

"Excuse me? I'm standing here at ten minutes ago, asal lo mau tau!"

Adara mendongakkan kepalanya dengan tatapan kesal. Dari nada bicaranya saja, ia sudah tahu siapa yang menabraknya.

Si Ketua Kelas narsis! Ketua kelas yang gak mencerminkan sebagai ketua kelas pada umumnya! Manusia paling menyebalkan.

Bensin, dia laki-laki yang merupakan saingannya di semua bidang, dia juga sering mengganggunya, itu membuat Adara mencapnya sebagai manusia paliiiiiiiing menyebalkan.

"Minggir, deh. Gue gak mau nyari masalah pagi-pagi."

Laki-laki di hadapannya ini malah tersenyum, yang membuatnya curiga.

"Kalo nggak mau?"

"Solar, ini masih pagi." ucap Adara dengan nada lembut--terpaksa--agar Ben-maksudnya.. Solar, mau berdamai dengannya.

"Tau, 'kok. Terus, kenapa?"

Adata menarik napasnya, kemudian menghembuskan secara perlahan. Setelah itu menoleh pada sekelilingnya, "Bismillah, mumpung gak ada yang lihat." gumamnya sembari menggulung lengan jaketnya.

BUGH!

"Astaghfirullah, Ara!"

"Aduh! Sakit, anjer!"

"Rasain, tuh! Dibaikin malah makin jadi!"

"Astaghfirullah, Yaya, jangan ditahan, dia lagi meluapkan amarahnya."

Seorang gadis yang bernama Yaya sedang memeluk Adara dari belakang dan berusaha menjauhkannya dari Solar yang sedang tersungkur memegangi perutnya.

"Ying, jangan gitu, 'kek! Itu Pak Ketua kesakitan, loh!" omel Yaya pada gadis bernama Ying.

Ying menjulurkan lidahnya dengan mata yang tertutup, seolah meledek. Tapi itu ditujukan kepada Solar.

"Ra, lo kejam banget sama cowok."

"Cuma dia doang!"

Mereka bertiga sudah duduk di tempat masing-masing. Adara duduk di belakang mereka, sedangkan Yaya dan Ying duduk berdua di depannya.

"Pantes gak ada yang mau sama lo." ledek Ying sembari meminum susu pisang kesukaannya.

"Nggak ada? Yang lagi ngelihatin dia ini, apa?" Yaya menunjuk ke luar kelas, terdapat segerombolan laki-laki yang sedang memperhatikan mereka, lebih tepatnya Adara.

Adara menghela napas, "Lagian, gue juga gak mau sama cowok."

"Lesbi lo, ya?"

"Heh! Fitnah itu lebih kejam daripada tidak memfitnah!"

"Fitnah lebih kejam daripada pembunuhan, Ra." ralat Yaya.

"Intinya, gue itu gak mau sama cowok nyata. Husbu gue lebih menggoda!" Adara mulai ke-sem-sem sendiri.

Yaya dan Ying saling bertatapan, lalu menoleh pada Adara secara bersamaan dan berkata,

"Kasian, cowoknya gepeng."

"Lo berdua mau kena pukul, ya?"

===

886 kata
kskskks, HAI, KETEMU DIBOOK DARAUPAN YANG BARU LAGII (≧▽≦)

Entah kenapa, tanganku gatel banget mau publish book baru. Niatnya, aku mau publish fanfic Boboiboy's characters x Reader, yang oneshot.

Tapi.. YANG MCG AJA BLM SELESAI:((

Yaudah, ku publish ini dulu (• ▽ •)

Tokoh hari ini :
1. Adara, Adara Kalista Dewandra.
2. Ice, Ice Oktavian Dewandra.
3. Elvara, Arynstella Elvara Violence.
4. Solar, Solar Arkana Anggara.
5. Yaya, Kanaya Yaletha Tabhita.
6. Ying, Ayina Grace Danendra.

Tulisan yang kumiringin, itu adalah marga. Marga itu nama belakang orang tua (◍•ᴗ•◍)

Mau kukasih penjelasan marga mereka? Next chap aja :v

"Cerita sebelah kapan di update?"

Sabar, ya, gess. Aku gak punya ide, seriusan (╥﹏╥)

Sip, bye-byeeeee

Jupiter, 24 Maret 2022

Continue Reading

You'll Also Like

212K 22.8K 43
Menyesal! Haechan menyesal memaksakan kehendaknya untuk bersama dengan Mark Lee, harga yang harus ia bayar untuk memperjuangkan pria itu begitu mahal...
416K 30.7K 40
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG
57.1K 6.9K 33
"Saat kamu kembali, semua cerita kembali dimulai." Kisal Sal dan Ron kembali berlanjut. Setelah banyak yang terlalui. Mereka kembali bersama. Seperti...
89.2K 8.4K 33
Supaporn Faye Malisorn adalah CEO dan pendiri dari Malisorn Corporation yang memiliki Istri bernama Yoko Apasra Lertprasert seorang Aktris ternama di...