Authors and The Dream Island

De JustAnsrr

30 22 0

⚠️ SEMENTARA AKAN HIATUS *** Dari sekedar hobi menjadi awal dari pertemuan mereka dan akhirnya saling menyuka... Mais

1. Alur Sebuah Pertemuan

2. Seperti Bertarung Dalam Genre

14 11 0
De JustAnsrr

~🕝~

"Apa kau kenal dia?" tanya pria tampan itu kepada Cindy.

"Tidak juga, aku baru kenal dia tadi. Memangnya kenapa?" jawab Cindy terlihat bingung.

"Hmmm. Nggak ada apa-apa, aku cuma pengen tahu dia lebih dekat," balas pria itu dengan polos.

"Kau suka dia?" tanya Cindy tersenyum tipis.

Setelah mendapatkan penghargaan itu, dengan raut wajah yang senang sambil memegang piala emas dan sebingkai sertifikat penghargaan, Karina kembali menuju ke mejanya. Cindy yang juga ikut bahagia memberikan tepuk tangan kecil kepada Karin, dan memberikan selamat untuknya.

"Kamu luar biasa Karin, semoga kedepannya bisa sukses lagi yah!" ucap Cindy tersenyum ke arah Karin.

"Terima kasih Cindy! Semoga kesuksesan ini bisa menular ke kamu!" balas Karin yang masih terlihat senang.

Berikutnya adalah pengumuman pemenang nominasi Novel Best Seller. Karin menatap pria yang berada disampingnya tanpa ekspresi. Dia pun berfikir bahwa pria ini mungkin tidak cukup untuk bisa menang dalam penghargaan malam ini. Karena selama acara ini dia terlihat sangat biasa-biasa saja.

***

"Baiklah! Sekarang penghargaan untuk nominasi Novel Best Seller diraih oleh... Ezra Naufal. Untuk pemenang silahkan menuju ke panggung," ucap pembawa acara dengan singkat.

Semua peserta bertepuk tangan untuk pemenang. Karina berusaha mencari orang yang disebutkan tadi, tiba-tiba tercengang saat pria yang di sampingnya berdiri dan berjalan menuju panggung. Dia adalah Ezra pemenang penghargaan untuk Novel Best Seller.

Karina tak menyangka bahwa pria gila yang duduk di sampingnya bisa juga mendapatkan penghargaan, setelah ia berfikir aneh-aneh terhadap pria itu.

Memang benar jangan menilai seseorang dari covernya. Cindy yang juga tercengang mendengar hal itu, tak menyangka bahwa pemenang selanjutnya adalah pria yang baru saja ditemaninya bicara.

"Wah! Pria itu benar-benar luar biasa," ucap Cindy kagum sambil bertepuk tangan.

"Iya! Selain tampan, dia juga penulis yang hebat. Aku juga pernah baca novelnya," balas Hanna yang berada disamping Cindy.

"Oh iya, tadi dia menanyakan tentang kamu," kata Cindy mengalih pandangannya ke arah Karina.

Respon dari Karina hanya memperlihatkan kebingungan di wajahnya, baru pertama kalinya, seorang pria penasaran dengan dirinya. Selama ini dia hanya menggambar sampai lupa dengan hal-hal yang romantis.

"Mungkin dia suka sama kamu, cara pandangannya saja saat kamu diatas panggung sangat dalam," lanjut Cindy berusaha meyakinkan Karin.

"Sampai segitunya. Tidak mungkin, lagian juga dia bukan tipe ku, hahahahaha," balas Karin sedikit malu dan tertawa.

***

Puncak acara penghargaan pun telah selesai, semua para tamu undangan bersiap meninggalkan ruangan tersebut. Meskipun keduanya baru saja berkenalan, Karina dan Cindy tetap saling mengucapkan salam perpisahan.

"Boleh aku minta kontakmu? Semoga kita bisa bertemu lagi, jangan lupa hubungi aku yah!" kata Cindy melepas pelukan dari Karina.

"Baiklah, ini! Dengan ucapan yang sama. Kalau begitu, aku duluan yah!" balas Karin memberikan nomor teleponnya, kemudian melambaikan tangan kearah Cindy tanda perpisahan.

Setelah tubuh Karin mulai tak terlihat dari rombongan tamu undangan, terlihat Ezra berjalan menghampiri Cindy yang sedang melambaikan tangan kearahnya, Ezra tersenyum dan mempercepat langkahnya ke arah Cindy.

"Kau mendapatkannya?" tanya Ezra menyodorkan tangannya.

"Aku nggak tahu apa yang ingin kau lakukan, tapi tetap saja kamu nggak boleh mengecewakan dia," jawab Cindy.

"Pastilah, cepat berikan!"

"Ini! Jangan bilang-bilang kalau aku yang ngasih nomor ini ke kamu," balas Cindy sambil memperlihatkan nomor kontak Karin kepada Ezra.

Setelah mendapatkan nomor Karin, Ezra berlari mengejar untuk menemuinya. Dia belum bisa melupakan wanita itu, setelah beberapa jam yang lalu ia dibuat terpesona oleh wanita tersebut dan menurutnya sangat cocok dengan tipe idealnya.

Memang dari awal setelah Karin memandang kearahnya, ia merasa bahwa Karin adalah wanita yang unik dan beranggapan bahwa wanita itu bisa dengan mudah membuka perasaan.

Sehingga hal yang pertama yang tak boleh terlewatkan adalah mengucapkan salam perpisahan, ia belum sempat melihat terakhir kalinya wanita yang membuat hatinya tak terkendalikan. Padahal ia baru pertama kali melihat wanita itu.

Untung saja sebelum Karin pergi bersama temannya, ia melihat Karin tengah membuka pintu mobil untuk siap meninggalkan gedung tersebut.

Dengan menghela nafas, ia memberanikan diri untuk lebih dekat, dan ingin berusaha untuk mengucapkan sesuatu sebelum waktu merenggut semuanya.

"Karina!" panggil Ezra terlihat gugup dan malu.

Karina yang sedang membuka pintu mobil, ia membalikkan badannya setelah seorang pria memanggilnya dari belakang. Dan dia adalah Ezra, pria yang duduk bersamanya di dalam gedung tersebut.

"Ada perlu apa?" tanya Karina terlihat bingung.

"Selamat yah! Kamu sudah mendapatkan apa yang kamu inginkan," ucap pria itu dengan spontan.

"Ucapan itu sepertinya tidak membuatku yakin. Ada yang ingin kamu katakan?" tanya Karin sedikit menjebak.

"Maksud kamu? Menurutmu, aku tidak ikhlas mengatakan ini?" Keningnya mengkerut, Ezra kembali melempar pertanyaan kepada Karina.

"Menurut kamu?" balas Karina, kemudian masuk kedalam mobil.

Ezra menjadi bingung dan tak bisa berkata-kata . Karina memperlihatkan sifat aslinya yang cuek. Mungkin saja ia masih kesal, saat Ezra bertanya yang tak bisa di jawab oleh Karina.

Sekali lagi penulis novel itu kagum melihat keunikan dari Karin, perasaannya terhadap wanita perlahan mulai muncul. Ia tetap tersenyum memandang Karin dari balik kaca jendela mobil.

***

Karena mendengar Karin berhasil mendapat penghargaan. Keesokan harinya, Amel datang ke rumah Karin. Sudah seharusnya Karin menceritakan kepada Amel apa yang terjadi di acara tersebut. Bahkan dia ingin menceritakan pria aneh yang ia temui.

"Hai tante! Karina ada di kamar?" sapa Amel kepada ibunya Karin.

"Iya nak! Naik saja, daritadi dia menunggumu," balas ibunya Karin dengan senyum hangat.

"Oke tante! Ini buat adek Wira," ucap Amel sambil memberikan kotak besar yang berisi roti kesukaan Wira.

"Wah! Wira pasti senang, terima kasih yah nak Mel," balas ibunya Karin.

Setelah itu, Amel berlari menaiki tangga menuju kamar Karin. Dengan semangat, ia sampai-sampai tidak sabar ikut menunjukkan kegembirannya kepada Karin yang sudah berhasil memenangkan penghargaan yang sangat luar biasa itu.

"KARINA! Congratulation sayangku!" sahut Amel sangat senang sambil memeluk Karin.

"Akhirnya kamu datang. Terima kasih! Ini semua berkat doa dan dukungan kamu juga," balas Karina yang juga terlihat senang.

"Duduk disini, ada hal yang pengen aku ceritakan," lanjut Karin menggiring Amel ke kasurnya.

"Ada apa sih? Hal yang seru gitu?" tanya Amel sedikit kebingungan.

Karina pun menceritakan semua yang dialaminya di acara kemarin. Ia menceritakan tentang pria aneh yang membuatnya kesal, hingga terakhir ia bertemu di parkiran mobil.

Dengan beberapa menit bercerita, Amel mendengarkan dengan serius dan memperlihatkan ekpresi terbengang saat mendengar nama Ezra.

"Apa benar pria itu bernama Ezra?" tanya Amel ingin tahu lebih yakin.

"Iya, namanya Ezra. Pria itu benar-benar membuatku jengkel, dia orangya sok kenal, sok dekat. Apalah dan segala macam," jelas Karina meyakinkan Amel.

"Dia adalah penulis novel yang disukai adikku. Febby sangat ngebucinin Ezra, sampai-sampai dia sering ngikutin event yang biasa dilakukan oleh penulis itu," balas Amel yang terlihat kaget karena pria yang ditemui oleh Karina adalah bias dari adiknya.

Tiba-tiba HP Karina berdering, lagi dan lagi nomor yang tak dikenal. Ia berfikir mungkin panggilan ini adalah hal keberuntungan. Sehingga dengan semangat ia mengangkat panggilan tersebut. Tapi ia merasa aneh dengan suara pria dibalik telepon itu.

"Halo! Ini dengan Karina?" ucap pria itu.

Seakan penelpon itu sangat tahu jelas dengan Karin, sehingga ia tidak berani mengatakan apapun. Ia berfikir bahwa mungkin penelpon ini akan menipu dirinya sehingga ia menghentikan panggilan itu. Meskipun melakukan hal demikian, nomor yang tak dikenali itu terus kembali menghubunginya.

"Memangnya dia siapa sih?" tanya Amel yang penasaran dan heran melihat tingkah Karina.

"Aku juga nggak tahu, aku nggak kenal nomor ini," jelas Karin sedikit kesal.

"Ya udah! Coba berikan HP mu, biar aku yang bicara," balas Amel sambil menyodorkan tangannya ke arah Karin.

Amel yang juga penasaran dengan penelpon itu, ia dengan berani menjawab orang yang iseng menelpon Karin. Mungkin ia juga merasa kesal, sehingga Amel mengeluarkan nada suara terdengar marah.

"Halo! Ini dengan siapa yah? Ada perlu apa anda menelpon?" tanya Amel terlihat marah.

"Halo! Maaf, ini dengan siapa? Aku Ezra kenalan Karina. Ada sesuatu yang ingin aku sampaikan," jawabnya.

Dengan kaget mendengar jawaban pria itu. Amel seakan membeku ketika penelpon itu menyebut namanya, dan pria itu adalah Ezra. Pria yang baru saja mereka berdua bicarakan. Karena bingung, akhirnya Amel menghentikan panggilan itu.

"Kamu memberikan nomor telponmu ke Ezra?" tanya Amel begitu sangat penasaran dan bingung.

"Maksudnya? Kamu jangan membuatku bingung," balas Karina terlihat mengkerutkan keningnya.

"Orang yang menelpon barusan adalah pria itu. Dia Ezra, penulis yang kau ceritakan barusan," jelas Amel kepada Karin.

Tentu saja Karina sontak kaget mendengar penjelasan dari Amel. Menurutnya ia tidak pernah memberikan nomor kontaknya kepada pria itu. Apalagi dengan senang hati memberikan nomornya kepada orang yang membuatnya kesal.

Kemudian notifikasi pesan pun masuk dari nomor itu. (Maafkan aku Karin. Aku hanya ingin mengajakmu untuk ikut training kepenulisan. Jika kamu bersedia ingin ikut. Isi formulir yang aku kirimkan). Tak habis pikir, pria itu benar-benar nekat melakukan apapun itu untuk bisa dekat dengan Karin.

"Sekarang, apa yang kau lakukan? Aku bingung dengan apa yang terjadi," kata Amel benar-benar sangat bingung.

"Aku sama sekali tidak tahu, pria ini benar-benar seperti psycopat," balas Karina...

#TBC
Authors and The Dream Island

Continue lendo

Você também vai gostar

206K 23.8K 27
Sang Tiran tampan dikhianati oleh Pujaan hatinya sendiri. Dia dibunuh oleh suami dari kekasihnya secara tak terduga. Sementara itu di sisi lain, dal...
70.5K 637 5
Jatuh cinta dengan keponakan sendiri? Darren William jatuh cinta dengan Aura Wilson yang sebagai keponakan saat pertama kali bertemu. Aura Wilson ju...
143K 13.3K 37
Teman SMA nya yang memiliki wangi feromon buah persik, Arion bertemu dengan Harris dan terus menggangunya hingga ia lulus SMA. Bertahun tahun tak ter...
645K 53.4K 56
|FOLLOW DULU SEBELUM BACA, TITIK!!| Transmigrasi jadi tokoh utama? Sering! Transmigrasi jadi tokoh jahat? Biasa! Transmigrasi jadi tokoh figuran? Bas...