Mulai dari sekarang sampe akhir, kita pake Andra POV ya...... Anggep aja ini season 2
Hehe
<°°>
---------------------------------------------------------
Dua tahun delapan bulan setelahnya.....
"Kog Jiel gak mau pulang sih mi???" Sampe rumah aku masih menggerutu sama Mami. Sebel lah, aku nungguin mereka di bandara tapi yang pulang ternyata Mami doang, Jielnya gak ikut.
"Ya mana Mami tau Dek... "
"Mami kenapa santai gitu, Jiel ini lho mi gak mau pulang!"
"Ya biarin aja dia betah disana"
"Mami kenapa gak maksa dia pulang? "
"....."
"Mami harusnya nyuruh dia pulang dulu. Nanti kalau mau lanjut kuliah kan bisa balik sana lagi. Kasian lho Mi dia disana sendirian"
"Kasian di kamu kali" kak Rachel tiba-tiba ikut nimbrung. Dia bantuin bawain Tas Mami, tepatnya ngebongkar oleh-oleh Mami dari Inggris.
"Kalian berdua ni ya, gak ada dukungannya sama sekali! Ah!!" Kesel banget aku gak ada dukungan.
"Kalau kamu sefrustasi ini, kenapa gak susulin kesana aja? Kenapa gak kamunya aja yang maksa dia pulang. Gitu aja kog ribet"
Mami bener juga, mendingan aku susulin Jiel aja.
"Yaudah deh, Andra susulin" aku lari ke kamar, tapi belum sampe kamar, aku balik lagi.
"Mi, Visanya belum ngurus Miiih.... Gimana dong??"
Salahku sendiri kenapa gak jaga jaga apply visa, visa yang dulu udah expired.
Mami cuma bergidik doang, bistu ketawa.
Mami bener-bener dah! Anaknya ni kangen pacarnya!!!
Aku mulai curiga sama Mami pasti nyembunyiin sesuatu. Jangan jangan Jiel sebenernya ikut pulang tapi diumpetin sama Mami. Bisa jadi Kan?
Aku harus nyuruh orang cari info ke bandara,
Kak Rachel deketin aku, menepuk Bahuku trus bilang:
"Emang menurutmu kalau kamu nyusulin Jiel kesana, dia bakalan mau pulang?"
Aku diem, aku juga gak yakin sih, tapi setidaknya aku pengen ketemu Jiel.
"Kenandra Rumi, Boss nya Rumiel... Masa kamu gak bisa mikirin cara biar Jiel mau pulang kesini sukarela??"
"Hah? Gimana?"
Tapi kak Rachel gak jawab, dia berlalu melanjutkan buka-buka kopernya Mami.
Sesaat kemudian aku bisa paham apa yang dimaksud kan Rachel... Untungnya otakku cepet tanggep.
Aku tau apa yang harus aku lakukan agar jiel pulang.
*****
Kalian pada bingung kah??
Oke, aku critain ya,
Ceritanya, ini sudah 2taun 8bulan sejak jiel pergi ke Manchester. Sekarang dia udah lulus kuliah, beberapa hari lalu udah Wisuda. Dia anak pintar dan kerja keras.
Mami diundang dateng kesana, nemenin Jiel wisuda.
Aku? Enggak ikut... Karena Jiel gak ngebolehin. Lewat Mami Jiel bilang: jangan bawa kak Andra!!
Padahal beberapa temennya juga dateng kesana, dan gak papa.
Ya karna aku takut nanti aku malah ngrusak hari bahagianya, akhirnya aku milih nunggu dia di Indo aja. Aku pikir, sampe sini nanti aku bisa bikin perayaan kelulusannya sendiri.
Gak taunya, dia gak ikut Mami pulang!
Tanpa konfirmasi apapun ke aku.
Kata Mami Jiel mau sekalian lanjut S2, dua taunan lagi baru balik. Gimana enggak, abis wisuda sampe dia mulai kuliah lagi tu ada jeda waktu 8bulan, dan 8bulan itu dia gak mau ngabisin waktunya di Indo.
Busset, betah apa gimana? Gak kangen kakak??
Boleh sih lanjut S2 tapi kan bisa pulang dulu sambil nunggu masuk kuliah lagi. kenapa kudu banget stay disana sih El??
Tapi ya gitulah, kalau ditanya jawabnya "ya pengen aja"
Yang nanya hubunganku sama Jiel, aku gak tau mau mulai cerita dari mana.
Awalnya rumit banget, soal hidup dan mati, soal Papi, soal perusahaan, dan tapi ternyata gak disangka selesai dengan cara yang sangat sederhana.
Semua cerita benar, waktu itu aku gak punya pilihan lain selain mendorong dia pergi menjauh. Hanya itu yang bisa aku lakuin karena aku gak punya kuasa apapun.
Setelah Jiel pergi ke Manchester, aku kembali ke Papi. Gak ada pilihan lain. Percuma aku nentang Papi karna taruhannya adalah Jiel.
Walaupun rencana pernikahanku dengan kak Rachel untuk menyelamatkan kev.Asian akhirnya batal karena kita sama sama tidak bisa melakukannya, tapi tetap saja aku gak bisa semudah itu lari dari Papi.
Kak Rachel dan Mami lebih memilih kehilangan perusahaan Kev.Asian daripada meminta aku n Jiel untuk berkorban.
Aku juga sama, aku tidak mau dibilang meninggalkan Jiel, aku hanya mendorongnya sedikit menjauh. Tapi tetap saja aku tidak bisa menghianatinya dengan menikahi orang lain, walaupun itu sebatas pura-pura.
Toh pada akhirnya Papi melepaskan Kev.Asian asalkan aku mau kembali.
Tapi Ajaibnya semua masalah rumit tentang Papi terselesaikan dengan cara yang cukup konyol. Bahkan sedikitpun aku gak pernah mikirin hal ini bisa terjadi.
Papi bertemu dengan cinta masa SMA-nya, namanya bu Tania, beliau adalah dosen pembimbing skripsiku. Aku cukup dekat dengannya hingga beliau mendatangiku kerumah untuk menanyakan kondisiku yang tiba-tiba menghilang, saat itu aku terpuruk karena Jiel.
Gak disangka pertemuan Papi dan Bu Tania berujung pernikahan, hahaha. Bener, Papi Menikah dengan Bu Tania.
Mereka berdua pacaran dari SMA sampai kuliah. Tapi akhirnya Bu Tania menikah dengan orang yang dijodohkan orangtuanya, tapi suaminya meninggal duluan. Sedang setelah lulus kuliah Papi menikahi Mami, dan berujung cerai.
Intinya 'jatuh cinta Lagi' yang dirasakan papi mampu meluluhlantakkan keegoisannya.
Aku juga suka Bu Tania sebagai istrinya Papi, beliau orang yang bijak dan sangat perhatian.
Mami??
Tentu saja Mami tidak keberatan tentang itu. Mami mah orangnya santai. Mami juga udah kenal lama sama bu Tania karna beliau sama-sama dosen, hanya saja gak nyangka kalau Bu Tania adalah mantannya Papi yang sangat dicintai.
Pelan-pelan aku memberitau bu Tania tentang masalahku dengan Papi, dan beliau bersedia membantu. Entah dengan sihir apa, beliau berhasil meyakinkan Papi.
Akhirnya, Papi menyerahkan Rumiel dan beberapa anak perusahaan ke tanganku termasuk Kev.Asian . Benar-benar ke tanganku, Papi gak ada ikut campur lagi. Rumiel sekarang posisinya diatas semua perusahaan Papi.
Saat ini Papi hanya mengurus Resort dibeberapa kota dan luar negeri, selebihnya masalah perusahaan sudah diserahkan ke aku. Katanya Beliau mau menikmati hari tua.
Konyol sekali jika aku ingat, tapi apapun itu yang penting semuanya selesai. Kerasa aneh, tapi nyatanya bener. Semua membaik begitu aja, gak tau kenapa.
Bandit kayak Papi menyerah karna cinta, bahkan diusianya yang udah tua. Lucu...
Setelah aku damai dengan Papi, aku nyusulin Jiel ke Manchester. Kira-kira setaun setelah kepergiannya. Aku berharap hubungan kita bisa kembali.
Gak susah menemukan Jiel disana, aku tau kampusnya, aku tau apartmentnya karena sebelumnya aku yang mengurus semua keperluan Jiel di Manchester, bahkan aku yang memilihkan kampus.
Waktu itu, Tanpa Jiel tau aku pergi duluan ke Manchaster dan memastikan dia nyaman disana, baru setelah itu aku balik. Setau Papi aku pergi ke singapura untuk mengurus Kay selama satu minggu, padahal akunya ke Manchester.
Aku bahkan membeli apartment atas namanya dan menyewakan ke Jiel dengan harga yang murah, itu salah satu syarat pendidikannya fi Inggris. Aku juga sudah mengisi apartmentnya menjadi senyaman mungkin seperti apartment Jiel di indo. Jiel mungkin sampai saat ini tidak tau. Biarkan saja...
Saat aku menemuinya lagi, aku menceritakan semuanya ke jiel. Aku minta maaf dan aku bilang aku bisa menggenggam tangannya sekarang.
Aku minta kesempatan lagi ke dia untuk memperbaiki semuanya. Aku janji sama dia, semuanya akan baik-baik aja...
Kita bisa bersama sampai selama yang dia inginkan.
Tapi waktu itu Jielku menjawab:
Aku sendiri juga gak nyangka bakalan sedalem ini sama kamu. Perasaanku ke kamu itu udah di another level. Udah gak bisa lagi di deskripsikan apakah ini cinta ato sayang ataupun butuh. Tapi lebih dari itu semua, yang aku rasain sekarang tu lebih ke kalau bukan kamu aku gak bakalan bisa. Selain kamu, aku gak bisa mikirin orang lain.
Hanya saja saat ini aku ingin berjuang sendiri, Aku ingin berdiri dengan kakiku sendiri. Aku ingin membuktikan ke diri aku sendiri bahwa kamu adalah keputusanku yang tepat. Jadi, tunggulah sampai aku benar-benar bisa memutuskan apa aku siap kembali, apa kamu benar benar tempatku pulang.
Levelku turun menjadi Aku-Kamu. Dia tak lagi memanggiku kakak apalagi menyebut dirinya 'Jiel' ke aku. Sedih...
Aku bisa memahami Jiel, bahkan jika masih ada sedikit sisa rasa sayang Jiel untukku, dia pasti berfikir ribuan kali untuk mencoba kembali. Rasa sakit yang aku torehkan bukan hal yang mudah untuk dia.
Sampai kapanpun aku bersedia menunggunya.
.
.
.
.
.
Me: terkesan keenakan Andra gak sih??? Jiel tu lemah banget klo menyangkut Andra. Kan?