[ON GOING] Butterfly

Door peachpoow

676 11 4

"Kau tau kan jika kupu-kupu itu rapuh saat kau sentuh." Gadis itu memandang ke langit luas, menatap bintang y... Meer

DISCLAIMER
Cast
PROLOG
1. Her
2. Abandoned Place
4. It Changes
5. Who Are You?
6. He Knows
7. New Place
8. Rival
9. New Journey
10. A Model
11. Forgotten
12. Newcomer
13. Sick

3. A Thing

32 0 0
Door peachpoow

Sea membuka mata perlahan, menatap langit-langit ruangan yang terasa asing. Ia mengerjap beberapa kali, berusaha mengumpulkan kesadaran secara penuh.

Kepalanya pening dan terasa berat, tubuhnya juga lemas dan sulit digerakkan seolah ia telah berbaring disini selama berhari-hari. Melalui ekor matanya, gadis itu menangkap bayangan seseorang tengah duduk di sofa dekat jendela. Sesaat ia berpikir bahwa ini adalah mimpi.

Apa yang terjadi? Sebenarnya aku ada dimana?

"Kamu sadar? Aku akan segera panggil dokter."

Suara berat seorang pria memecah keheningan. Sea menoleh, mendapati Sean Allegra tengah berjalan kearahnya. Agak sedikit terkejut, Sea kembali memastikan bahwa ini bukanlah mimpi.

Pria itu berjalan keluar kemudian, memanggil dokter untuk segera mengecek keadaan gadis yang terbaring lemah di ranjang. Lagi-lagi, Sea belum bisa membaca situasi. Jika Sean berkata akan memanggil dokter, itu berarti dirinya tengah berada di rumah sakit sekarang. Namun ia tak tau alasan mengapa dirinya tergeletak disana.

Seseorang dengan jas putih dan stetoskop yang menggantung di leher memasuki ruangan. Disusul oleh seorang wanita berseragam putih juga dibelakangnya.

"Saya akan memeriksa keadaan anda."

Dokter itu memeriksa Sea, sambil sesekali menganggukkan kepalanya. Entah mengapa suasana ini membuat Sea sedikit tegang. Matanya terpejam, ia berusaha mengingat dan mencari jawaban dari serpihan ingatannya yang terputus-putus, namun nihil. Apa yang terjadi?

Ia tak mengerti mengapa rasanya semua orang yang ada di ruangan itu tiba-tiba mengembuskan napas lega ketika sang dokter berkata, "Syukurlah keadaannya sudah membaik, Nona Sea hanya perlu beristirahat."

Hanya tersisa Sea dan Sean di dalam ruangan setelah dokter dan perawat tadi keluar. Keheningan menjalari keduanya, yang terdengar hanya suara jam dinding berdetak. Sea beranjak dari tempat tidur, pandangannya menyapu ruangan.

"Kamu harus istirahat, jangan banyak gerak dulu." Sean berkata sembari menghampiri Sea, menyaksikan gadis itu tengah kebingungan mencari sesuatu.

"Ketemu." Tangan Sea segera meraih ponsel miliknya yang tergeletak di laci nakas. Mata gadis itu seketika membulat dan tangan kirinya membekap mulutnya sendiri, tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Rasa nyeri perlahan menghampiri kepalanya. Nyaris saja gadis itu rubuh jika Sean terlambat satu detik untuk menyangga tubuh mungil Sea.

"Tanggal 27 Maret?" Sea bermonolog.

Gadis itu sangat mengingat tanggal dimana ia pergi bersama Jin ke Alienus Lab. 2 Maret. Hari dimana tangan misterius itu menyentuhnya selama beberapa menit, hari yang sama juga dimana ia mencari jalan keluar dari gedung terbengkalai itu karena ketakutan. Harusnya waktu yang ia habiskan kurang dari 3 jam disana. Apa artinya kesadarannya hilang setelah berhasil keluar?

"Sudah 25 hari aku koma disini?" Jika perhitungannya tidak salah, maka ia koma setelah keluar dari Alienus Lab hingga hari ini.

Sean bergeming beberapa saat, kemudian pria itu mengarahkan Sea untuk kembali tidur di ranjangnya. Dengan pelan, Sean membelai surai kecoklatan Sea. Gadis itu berusaha menyembunyikan semburat merah merona di pipinya. Ada yang aneh dari sikap teman prianya, ia tak biasanya sehangat ini. Seperti kembali melihat sosok Sean 7 tahun yang lalu.

Ah sial, bahkan disaat seperti ini gadis itu masih sempat tersipu.

"Aku seneng kamu udah sadar." Pria itu tersenyum manis.

Sea yang merasa janggal dengan segala situasi yang terjadi, memberanikan diri bertanya, "Apa yang sebenarnya terjadi? Apa aku mengidap penyakit mematikan dan akan meninggal sebentar lagi?"

Sean tertawa ringan. Merasa geli dengan pertanyaan Sea yang tiba-tiba. Cukup konyol menurutnya, walau bisa saja itu benar, namun bukan itu kenyataannya.

Sean mengalihkan pandangannya ke luar jendela. Tawa yang sempat melekat di wajah tampannya seketika sirna. Ekspresi wajahnya mendadak berubah, tidak ada senyuman disana, namun itu bukan ekspresi yang juga bisa ditafsirkan oleh Sea. Tatapannya menerawang jauh, seolah ia tengah memikirkan sesuatu.

"Kamu udah di rumah sakit ini dan ga sadarkan diri selama tujuh hari."

Sea memiringkan kepala, mencoba mencerna kalimat yang baru saja Sean katakan. Gadis itu terlihat kebingungan. Pandangannya menuntut seolah meminta penjelasan dari lawan bicaranya. Bukan 25 hari melainkan 7 hari?

"Kamu hilang di Alienus Lab selama 18 hari." Mata Sean beralih menatap Sea, sangat dalam, seolah bisa membaca apa yang dipikirkan gadis dihadapannya, "Aku senang kamu kembali dengan selamat." Lanjutnya.

Gadis itu terdiam beberapa saat. Kepalanya yang masih pening seperti dipaksa untuk berpikir kembali. Ia mengingat bahwa saat itu ada seseorang yang menuntunnya untuk berjalan di kegelapan. Kemudian, ia menemukan seekor kupu-kupu bercahaya di sebuah ruangan dan membawanya untuk menerangi jalan. Tidak disangka waktu yang ia pikir kurang dari 3 jam itu menghabiskan 18 hari.

Sean masih menatap Sea yang kebingungan. Pria itu juga tak menanyakan apa yang sebenarnya terjadi, karena kondisi Sea mungkin saja belum stabil saat ini.

"Mustahil...." Guman Sea, "Nam Jin gimana?"

Pria itu menarik napas dalam sebelum menjawab, "Dia selamat, Jin ga hilang, dia ditemuin pas hari dimana kalian ke lab itu dengan keadaan baik-baik aja. Dia juga ikut selama 18 hari nyari kamu tapi...." Sean menggantungkan kalimatnya, "Abis kejadian itu dia terus-terusan jadi kayak orang gelisah dan ketakutan. Kayak dikejar sesuatu."

Sea lega mendengar jawaban Sean, setidaknya Jin selamat. Namun ia juga harus memastikan apa yang sebenarnya terjadi, dan apa yang Jin lihat hari itu. Saat ini tubuh Sea seperti tidak bisa diajak kompromi, terlalu lelah. Ia akan beristirahat, dan setelah keadaannya membaik, ia akan menemui Jin.

***

Sea merebahkan diri di kamar apartemennya. Ia kembali setelah sekian lama berada di rumah sakit. Tempat itu tidak menyenangkan, yang membuatnya nyaman hanyalah keberadaan Sean yang ada setiap hari untuk dirinya. Tangan kanannya masuk ke saku blazer yang ia pakai, berusaha mencari sesuatu.

"Mari kita lihat apa yang terjadi selama aku pergi."

Gadis itu membuka ponsel miliknya. Ia terkejut saat tau begitu banyak pemberitahuan dan pesan masuk. Tampaknya banyak orang yang bingung dengan hilangnya Sea secara tiba-tiba. Pasti berita ini juga sudah masuk ke media, mengingat popularitasnya sedang naik akhir-akhir ini.

- Kemana hilangnya Sea? Aku sangat merindukannya.
- Sea....kami Seanisan sangat merindukanmu, kembalilah.
- Apa yang terjadi? Sea menghilang? Aku baru saja melihatnya kemarin tampil di acara award dan sekarang hilang?
- Sea kamu dimana? Aku harap kamu baik-baik aja.
- Dia pergi ke tempat terlarang, maka dari itu dia hilang. Ini adalah konsekuensi dari perbuatannya sendiri.
- Apa yang gadis itu lakukan di Alienus Lab? Bukankah harusnya dia tau tempat itu terlarang?
- Gadis yang suka mencari sensasi.
- Kalian juga penasaran kan dengan Alienus Lab. Jangan munafik, banyak dari kalian juga yang coba masuk kesana. Berita ini blow up hanya karena dia seorang public figure.
- Dia seorang public figure bukankah harusnya menjaga sikap?

Mata Sea terpejam, ia memijit keningnya perlahan untuk sedikit meredakan rasa sakit di kepalanya. Ia tau konsekuensi perbuatannya akan menjadi seperti apa. Ia sudah cukup dewasa untuk berpikir dan tau mana yang baik dan buruk. Tapi nasi telah menjadi bubur. Tidak ada pihak yang bisa disalahkan selain dirinya sendiri. 

Halo

Ini Sea Jane. Saya baik-baik saja sekarang. Terimakasih atas dukungan kalian. Mengenai berita yang beredar di media belakangan ini, saya minta maaf pada kalian dengan sepenuh hati. Saya akui bahwa saya ceroboh dengan bertindak seperti ini. Saya minta maaf sedalam-dalamnya pada semua pihak yang saya rugikan. Saya akan merenung dan memikirkan perbuatan yang telah saya lakukan. Sekali lagi, maaf dan terima kasih.

Itulah unggahan terakhir Sea di sosial medianya. Ponsel yang dibawa ia lempar ke sembarang tempat. Bagaimana nasib gadis itu setelah ini? Ia bahkan tidak tau bagaimana agensinya akan menghadapi segala sesuatu yang telah diperbuatnya.

Terakhir kali, Manajer An datang pada Sea dan memberi tau gadis itu untuk istirahat beberapa waktu. Ia tak bisa berbuat banyak. Sejujurnya Sea sudah memperkirakan ini. Pun jika ia harus pensiun dari dunia hiburan, dirinya sudah mempersiapkan diri. Gadis bodoh itu telah menghancurkan karirnya sendiri yang tengah berada di puncak.

Pada akhirnya, walau sudah mempersiapkan diri sekalipun untuk kemungkinan paling buruk, tetap saja rasanya sulit diterima jika itu terjadi. Ada bagian dalam diri Sea yang juga sedih.

Gadis itu memejamkan mata, merenung atas segala perbuatannya. Hingga aktivitasnya terhenti ketika ada suara bel pintu berbunyi. Dengan enggan Sea beranjak dari tempat tidurnya. Berjalan gontai tanpa tenaga. Ia melihat Nam Jin berdiri di depan melalui bel interkom. Pria itu sangat tau saat yang tidak tepat untuk datang. Benar-benar luar biasa.

"Kak....." Suara Jin bergetar. Ia meraih tangan Sea, "biarin aku masuk."

Wajah Jin tampak tidak seperti biasa. Ia terlihat terburu-buru dan gelisah. Sea tidak tega melihat ekspresi macam itu. Lagi pula Jin sudah dihukum oleh ayahnya, itu cerita dari Sean. Jadi rasanya agak tidak adil jika Sea juga harus menghukumnya. Lihatlah, bahkan sekarang dirinya terlihat seperti anak anjing yang dibuang.

"Kak, aku minta maaf buat semuanya!"

Begitu masuk ke apartemen Sea, Jin langsung berlutut di hadapan gadis itu. Tubuhnya terlihat gemetar hebat dan ketakutan. Ada yang aneh, Nam Jin berbeda. Sea menghampiri dan mensejajarkan dirinya dengan pria yang terlihat kehilangan arah itu.

"Apa yang terjadi? Ada apa? Kenapa ketakutan?"

Jin mendongakkan kepala, menatap Sea dengan raut wajah penuh tanya. Belum sempat ia menjawab pertanyaan itu, bel pintu apartemennya kembali berdering. Siapa lagi kali ini? Apa mungkin Manajer An? Sea mengecek melalui bel interkom, tidak ada seorangpun diluar. Ia berpikir bahwa mungkin itu hanya orang iseng. Fokusnya kembali ke Nam Jin yang masih berlutut di lantai.

"Bangun, ga biasanya kamu gini." Perintah Sea.

Ting....

Bel pintu berbunyi lagi. Dua insan di ruangan itu saling bertatapan sejenak. Sea yang belum beranjak dari tempatnya berdiri sebelumnya, kembali mengarahkan pandangan ke interkom. Nihil, tidak ada siapapun. Ia yang sudah merasa kesal kemudian membuka pintu dengan kasar. Dua mata Sea membulat seketika, Jin yang sudah berdiri dibelakangnyapun turut terkejut. Seekor kupu-kupu di dalam jar tergeletak di depan pintu.

Sea menatap Jin dan berkata, "kamu yang bawa ini?"

Jin hanya menggeleng. Ia tidak tau apa-apa. Membawa dirinya sendiri untuk datang menemui Sea saja susah setengah mati. Ia tak akan repot-repot melakukan ini. Sea melihat ke sekeliling koridor, berharap menemukan seseorang yang membawa kupu-kupu ke depan apartemennya. Namun, tidak ada bayangan siapapun yang lewat.

Setelah dipikir-pikir, Sea merasa tidak asing dengan hewan kecil yang kini sedang ia pegang. Ingatannya kembali ke kejadian malam itu di Alienus Lab.

"Mana mungkin?" Gadis itu bergumam, "Tapi ini ga ada cahayanya."

"Kak, aku mau ngomong sesuatu." Suara Jin mengalihkan pikiran Sea. Gadis itu mengangguk dan memberi Jin isyarat untuk mengikutinya. Baiklah mari kita dengarkan apa yang akan anak ini katakan.

Sea juga membawa kupu-kupu itu masuk ke apartemen miliknya, menaruh benda itu di sebelah televisi besar di ruang tengah dekat jendela. Ia kembali pada Jin, mendengarkan dengan seksama apa yang pria itu ucapkan.

_________________________________________________

Sean

Ga verder met lezen

Dit interesseert je vast

142K 6.6K 36
"I can never see you as my wife. This marriage is merely a formality, a sham, a marriage on paper only." . . . . . . She was 10 years younger than hi...
1.9M 86.3K 194
"Oppa", she called. "Yes, princess", seven voices replied back. It's a book about pure sibling bond. I don't own anything except the storyline.
935K 21.5K 49
In wich a one night stand turns out to be a lot more than that.
123K 5.1K 52
❥❥❥ [BNHA x Fem!Reader] ❛❛𝔸𝕝𝕝 𝕥𝕙𝕖 𝕣𝕚𝕔𝕙𝕖𝕤 𝕓𝕒𝕓𝕪, 𝕎𝕠𝕟'𝕥 𝕞𝕖𝕒𝕟 𝕒𝕟𝕪𝕥𝕙𝕚𝕟𝕘, 𝔸𝕝𝕝 𝕥𝕙𝕖 𝕣𝕚𝕔𝕙𝕖𝕤 𝕓𝕒𝕓𝕪...