Detective conan - Gadis Kecil...

By ShiroiNeko_5424

103K 16.3K 1.5K

Aku terbangun di tempat yang asing dan dingin, dimana ini? Shirai Rika, seorang pelajar SMA yang memiliki kem... More

Bangun
Rasa Damai
Di curigai
Ketahuan deh~
Kantor Kepolisian Pusat
Pengeboman
Cafe Poirot
Gadis Penyelamat
Siapa?
Penyelidikan Rahasia
Anak yang merepotkan
Pembunuhan & Asuransi
Masa lalu
Dunia Baru
" Aku Pulang "
Tragedi Pesta Ulang tahun
Tersangka
Pembunuh Profesional
Detective & Police VS Assassin
Berbohong
Organisasi lain?
The Phantom Thief
Hitam VS Putih [ 1 ]
Hitam VS Putih [ 2 ]
Kaito Kid
Pembunuhan Keluarga
Detektif cilik
Kemarahan Rika
Kazoku
Valentine
Coklat
Undangan
Pasir putih
Gadis Desa
Dewa Kesuburan
Sakura Masa depan
Penyusupan
2 Orang dari Kepolisian
Pertarungan Di Bawah Purnama
Penyelamatan & Awal
Pertarungan
Pertarungan [ 2 ]
Sera Menghilang?!
Pertolongan Polisi
Berakhir Bahagia
Latihan
Lagu kesedihan
Remaja Misterius
- Code Name -
Absinth
Festival
Racun
Merpati nyasar
Jenguk
Sniper
Pesan Untuk Kakak
Mawar Yang Mekar
Tamu tak di undang
- Spesial chapter -
Mencari Berlian yang hilang
Mencari berlian yang hilang [ 2 ]
Pesta
Sedikit pengumuman
Pesta ( 2 )
waktu yang hampir tiba
Spesial Chapter [ 2 ]
Pelanggan yang mengganggu
Orang Asing
jalan jalan
Keinginannya
Keputusan
- โ€ -
- โ€โ€ -
Pengorbanan Untuk Menghancurkan || S2
Sang Gadis Pembunuh ||S2
Pertemuan terakhir || S2
Vermouth ||s2
Pembunuh Bertopeng ||S2
Iblis yang mengharapkan Cahaya ||S2
Misi Rahasia Rekan || S2
Perasaan Lega Sementara|| S2
Bir || S2
Hari yang akan datang|| S2
Awal dari sebuah akhir ||S2
Saatnya Beraksi, Sang Merpati! ||S2
Berkumpul Kembali ||S2
vs Black Organization [ 1 ]
vs Black Organization [ 2 ]
- Berakhir -
Bonus Chapter // sekalian THR :v
Ekhem
Iblis Hitam - Val Arthur
Aku dan Gadis itu
{ Chivas }

Tak Sadar

774 148 21
By ShiroiNeko_5424

Kami cukup lama bertarung dengan orang orang itu, selain jumlahnya banyak, mereka juga tidak bisa di remehkan.

Setelah membereskan semua sniper, orang yang membantu kami itu yang ternyata adalah Akai san, menolong kami dari atas gedung yang tak terlalu tinggi dengan kemampuan nya.

Kami juga terluka walau tak terlalu parah.

Suara pesta cukup kencang, itu membuat orang orang tidak menyadari pertarungan kami, tapi ternyata para detektif dan satu pencuri itu mengetahui kalau ada yang salah.

Pendengaran mereka ternyata cukup tajam, walau suara tembakkan tertutup oleh musik, mereka bisa mendengar itu dan berlari ke sini.

" Padahal aku tidak ingin melibatkan mereka " Gumam ku.

Mereka menatap kami yang sedang bertarung dengan penuh luka.

Sedangkan Aoki atau Absinth entah pergi ke mana saat kami sibuk melawan anak buahnya.

Aku masih menggunakan topeng ku, aku berharap mereka tidak menyadari kalau ini aku.

Tentu saja aku harus pura pura tak mengenal mereka.

Aku dan amuro saling menjaga punggung kami masing masing.

Ada seorang yang berlari ke arah mereka, aku segera menembak orang itu dengan cepat.

" KALIAN SEMUA CEPAT PERGILAH! " seru ku.

Mereka terlihat sedikit tersentak.

" Kenapa kau tidak meminta bantuan pada mereka juga? " Tanya Amuro

" Orang terdekat mereka sedang berada di pesta ini juga, jika orang orang itu sadar karena pasangan mereka bertarung, itu bisa menimbulkan kepanikan " Ujarku, tapi ternyata para laki laki itu mengabaikan perintahku dan membantu kami.

" Bodoh! " Seru ku pada mereka.

Alhasil, mereka malah terluka cukup parah, pesta di hentikan karena orang orang itu mulai masuk ke rumah, sepertinya memang ada seseorang yang mereka incar.

Absinth memimpin penyerangan itu dengan matang, membuat kami yang mengetahui nya mendadak cukup kerepotan.

Saat melawan mereka, seorang sniper yang tersisa membidik ku, tapi bukannya mengenai ku, malah mengenai kaito yang mendorong ku.

Itu mengenai bawah pundaknya.

" Kaito! " Seru ku tak sengaja memanggil namanya

" Aku tidak mengenalimu,, tapi.. Jangan lengah.. " Ucapnya sambil merintih kesakitan.

Melihat teman temanku sudah banyak terluka dan Amuro pun sudah kelelahan, aku tidak memiliki pilihan lain.

Aku menembak musuh yang mendekati ku tepat di jantungnya.

Melihat ku membunuh seseorang membuat mereka terdiam karena terkejut.

" Apa yang kau lakukan?! " Seru Shinichi.

Aku tak memperdulikannya dan tetap menatap musuh.

Lalu mulai membunuh mereka satu persatu, karena aku sudah terlalu takut, aku takut sampai kehilangan teman temanku.

Aku melihat Absinth tersenyum di bawah kegelapan, ia seakan puas melihat aku membunuh.

" Akhirnya kau memperlihatkan dirimu yang sebenarnya nya ya, nona, dari gerakan dan teknik mu, aku sudah tau kalau kau di latih untuk membunuh, tapi kamu terus menahan diri " Ucapnya dengan seringainya.

Aku menodongkan pistol ke arahnya, namun tiba tiba suara sirine polisi menyadarkan ku.

" Eh? " Aku melihat tangan ku dan sekitar, aku mulai gemetaran.

" Apa.. Apa yang ku lakukan? " Ucapku

" Berhenti di sana! " Seru suara yang tak asing, ya, itu adalah suara inspektur megure. Tapi betapa mengejutkannya karena para polisi itu malah menodongkan pistol ke arahku.

Aku menengok ke arah absinth berdiri tadi, namun ia tak terlihat lagi.

Kini seakan aku adalah penjahatnya..

..

Aku mulai semakin ketakutan

" Ti-tidak.. Bukan.. Bukan begitu... " Ucapku gemetaran.

Entah mengapa, melihat orang orang yang ku sayang malah menodongkan pistol kepadaku, itu lebih menakutkan daripada para anggota pembunuh bayaran yang ingin membunuhku.

" Tunggu! Inspektur! Ini salah paha- " Seru shinichi yang di potong inspektur megure.

" Kau diam saja, kudo kun.. " Ucap inspektur.

" Tidak.. Bukan aku.. Aku.. " Aku semakin gemetaran

Amuro pun ingin bangun namun tidak bisa.

" Gadis bertopeng , kau di tahan karena pembunuhan " Seru inspektur megure.

Rasa takut semakin menyelimuti diriku, aku mundur perlahan sambil gemetaran.

" Tidak.. Inspektur... Sato san.. Shiratori san... Chiba san.. " Ucapku pelan mengucapkan nama mereka.

Aku mulai menangis seperti seorang gadis yang ketakutan.

" Takagi niisan!! Aku takut.. Bukan aku.. Ini salah paham.. " Seru ku.

Lalu mereka terlihat terkejut karena aku memanggil nama mereka, terutama Takagi yang menyadari panggilan itu.

Aku segera menutup mulutku dengan kedua tanganku.

Kini teman teman ku tidak bisa melakukan apapun untukku.

" Maaf.. Semuanya " Aku menunduk lalu mulai mundur.

Aku berlari dan menghilang dari pandangan mereka.

Takagi POV

" Takagi... Niisan? " Tangan ku yang memegang pistol itu mulai gemetar.

" Oi! Takagi! " Seru inspektur yang berusaha mengejar gadis itu.

Tapi walau di kejar, kami tidak bisa menemukannya, ia seperti di telan oleh kegelapan begitu saja.

Aku melihat wajah para anak anak ini sedikit syok.

" KENAPA KALIAN MENODONGKAN PISTOL KEPADANYA?! SUDAH DIA BILANG INI SALAH PAHAM! " Seru heiji.

Kami hanya terdiam, saat pertama kali kami datang, gadis itu memegang pistol di tengah tengah para pria yang sudah tertembak dan mati, itu membuat kami mengira bahwa gadis bertopeng itu lah yang membunuh mereka.

Selain heiji, semuanya terdiam dengan ekspresi kecewa pada kami.

Dengan luka di tubuh mereka, kami membawa mereka ke bagian medis, kami bertanya tentang gadis bertopeng itu namun kami benar benar tidak menduga, mereka benar benar diam, tidak seperti mereka yang biasanya.

Aku menengok ke arah hilangnya gadis itu '' apa kami benar benar melakukan kesalahan? " Pikirku.

Aku melihat kudo kun yang di tanyai oleh inspektur, inspektur sampai sedikit membentaknya, karena sepertinya kudo kun mengetahui sesuatu.

Tapi ia membalas pertanyaan inspektur dengan tatapan dingin " Aku tidak tahu, tapi dia lah yang menyelamatkan kami '' ucapnya.

Amuro san juga, ia pergi tanpa bilang apapun, saksi mata tidak berpihak pada polisi membuat kami bingung menangani kasus ini.

Amuro POV

Aku berjalan ke tempat akai, ternyata Emily berada bersama Akai.

Gadis itu diam saja sambil menutupi wajahnya.

Sedangkan akai duduk sambil merapihkan peralatan nya.

" Apa kau yang membawanya ke sini? " Tanya ku

" Aku tidak mau kalau dia malah ketakutan sendirian " Balas akai.

Aku bersandar di tembok " Kau melihatnya? " Tanya ku.

" Tentu saja " Balasnya singkat.

" Sekarang,, apa yang harus kita lakukan? " Tanya akai.

" Entahlah.. "

Tiba tiba Emily bangun lalu berjalan pergi.

" Emily? "

Ia berhenti mendengar aku memanggil namanya " Aku harus pulang, ibu pasti khawatir " Ucapnya dengan suara pelan.

Lalu ia melepas topeng itu dan tersenyum " Memiliki 3 identitas itu merepotkan ya, bukan begitu Amuro san? "

" Amuro..san?? " Gumam ku bingung.

Lalu ia sampai di jendela yang terbuka.

" Terimakasih karena sudah menyelamatkan ku, sampai jumpa " Lalu ia melompat dari jendela itu.

" Oi! " Seru ku menengok ke luar jendela, namun ia sudah hilang.

" Siapa dia sebenarnya? " Tanyaku.

" Entahlah, bukankah kau yang mengenalnya? " Tanya akai kembali.

Aku menghela nafas.

---

" Rika?! " Aku segera mencarinya setelah polisi membiarkan ku pergi.

Aku kembali ke rumah untuk memastikan apakah rika berada di rumah.

" Ibu? Apa rika sudah kembali? " Tanyaku.

Ekspresi ayah dan ibu terlihat khawatir.

" Saat kembali, ia menaruh baju yang ia pakai untuk pesta lalu segera masuk ke kamar tanpa mengatakan apapun " Ucap ibu.

" Tolong kau bujuk dia, tubuhnya terluka, tapi ia tidak mau di obati, kami sudah berusaha membuatnya keluar namun ia diam saja " Ucap ayah.

" Baiklah " Aku segera berlari ke kamar rika.

Perlahan aku memanggilnya " Rika? Kau di sana? " Tanya ku.

" Kalau kau ada di sana, tolong biarkan aku masuk " Setelah itu, ia membuka pintunya perlahan.

Terlihat tubuhnya yang berlumuran darahnya karena luka akibat pertarungan tadi.

Ia mundur perlahan lalu kembali duduk di ranjangnya.

" Shinichi, maaf.. " Ucapnya pelan.

Aku menghampirinya lalu memeluknya.

Aku mengusap kepalanya, ia terus bilang " Maaf " Saat berada di pelukan ku.

" Sudah.. Kau saat itu tidak sadar
" Ucapku pelan.

Lalu ia membalas pelukan ku " Gomenasai..oniichan.." Ucapnya terus menerus.

" Sekarang kau tenang, dan biarkan aku mengobati mu, ya? " Ujarku.

Ia mengangguk dengan wajah yang masih ia tutupi dengan tubuhku.

Akhirnya aku yang mengobati lukanya.

" Maaf kak, baju kakak jadi kotor " Ia melihat ke arah baju ku yang kini terkena darahnya karena ia memelukku.

" Sudah lah, di cuci juga hilang " Balasku.

" Tapi kalau begini, apa aku tidak boleh menjadi Rika lagi? " Tanya nya.

Aku hanya diam tidak tahu apa yang harus aku katakan.

Aku mengusap kepalanya " Aku dan yang lain akan berbicara kepada polisi, dan kami pun sudah tau tujuan Absinth ke pesta itu, jadi serahkan pada kami, ya? "

" Baiklah " Balasnya.

Continue Reading

You'll Also Like

120K 18.2K 45
Bereinkarnasi? Bukankah itu hal yang menarik? Tapi apa jadinya jika kau bereinkarnasi menjadi Uchiha terakhir? Maksudku... Kembaran dari Sarada Uchi...
22.9K 3.4K 200
Ini benar-benar telur! Sial, monster macam apa aku ini? Apakah aku jatuh ke Neraka bukannya berhasil naik ke Surga?
121K 12.2K 34
" Pada akhirnya akan selalu ada hal baik yang menerpa kita setiap harinya, biarlah takdir yang mengubah dan biarkan waktu yang menentukan , jangan ka...
37.3K 4.4K 36
Attack on Titan [ ้€ฒๆ’ƒใฎๅทจไบบ] x oc/reader Hajime Isayama fanstory @๐—Ÿ๐˜‚๐˜ƒ๐—ถ๐˜†๐—ฎ๐——โคต โGue cuman minjam karakter nya, ide cerita juga asli dari ke'haluan...