𝐂𝐀𝐍'𝐓 π“π€πŠπ„ 𝐌𝐘 π„π˜οΏ½...

By PRlMROSES

63K 7.7K 914

βͺγ‘­γ€‚πš…π™°πšπ™Έπ™Ύπš„πš‚! π™»π™Ύπ™Ύπ™Ίπ™Έπš‚π™Ό πš‡ 𝙡𝙴𝙼! πšπ™΄π™°π™³π™΄πš ❫ ❝ 𝖀𝖺𝖼𝗁 𝖽𝖺𝗒 𝗂'𝗆 𝖿𝗂𝗇𝖽𝗂𝗇𝗀 𝗇𝖾�... More

𝐂𝐀𝐍'𝐓 π“π€πŠπ„ 𝐌𝐘 π„π˜π„π’ πŽπ…π… π˜πŽπ”.
πŠπˆπ“π“π„ποΌŒ park hyungseok
π„π—οΌŒ kang dagyeom
𝐓𝐑𝐔𝐓𝐇 πŽπ‘ πƒπ€π‘π„οΌŒ zin lee
π…π„π•π„π‘οΌŒ han sinwoo
πˆπ“'𝐒 π˜πŽπ”οΌŒkuroda ryuhei
π–πŽπ‘π‘πˆπ„π’οΌŒkoji
πŸ‘ π€πŒοΌŒpark jonggun
𝐒𝐄𝐂𝐑𝐄𝐓 π€πƒπŒπˆπ‘π„π‘οΌŒ janghyun
π‘π”ππ€π–π€π˜οΌŒkim gimyung
ππ€π‚πŠπ’π“π‘π„π„π“οΌŒseong yohan
π‚π‡πˆπ‹πƒπ‡πŽπŽπƒ π‚π‘π”π’π‡οΌŒseo seongeun
π‘π€πˆππ˜ πƒπ€π˜οΌŒ seong yohan
π“π€πŠπ„ π‚π€π‘π„οΌŒ chae wonseok
π€πŒπ”π’π„πŒπ„ππ“ ππ€π‘πŠοΌŒhong jaeyeol
ππ‘πŽπ“π„π‚π“πˆπ•π„ π„ππ„πŒπ˜οΌŒkim jungoo
ππ”π’π˜οΌŒahn hyunseong

π“π”π“πŽπ‘οΌŒ yoojin

4.5K 616 81
By PRlMROSES

ISTIRAHATLAH [NAME]

⠂⠂⠂

ORANG TUA MANA YANG INGIN NILAI ANAKNYA JELEK? Tentu tak ada. Itu juga berlaku pada orang tua [Fullname]. Beberapa hari yang lalu ibu [Name] telah menerima rapot [Name]. Dan seperti yang diduga, nilainya di bawah kkm semua. Tentu saja ibunya menghadiahkannya dengan omelan sampai seminggu penuh.

"[Name], nanti sore kau akan mendapat tutor."

"HAH? TIBA TIBA SEKALI? AKU TAK MAU."

Selain menghadiahi [Name] dengan omelan. Kini ibunya menghadiahinya sebuah jeweran di kedua telinganya.

"Aduh! Lepas, sakit tau!"

"Kau lihat dulu nilaimu itu! Katamu ingin masuk ke Harvard, Harvard mana mau menerima anak dengan nilai seperti ini."

Bagus. Itu tepat mengenai hati [Name]. Ia tertohok mendengar ucapan ibunya. Ya benar sih, Harvard mana mau menerima nilainya yang buruk. Nilai saja sudah buruk, akhlak apalagi.

"Siapa bilang? Aku kan mau masuk Hogwarts." Hogwarts pun sepertinya tak mau menerima murid seperti [Name].

Dengan berberat hati [Name] menerima tutor dari ibunya. Ya, sebenarnya ia tak terlalu masalah sih. Siapa tahu tutornya tampan. Bisa cuci mata.

TING TONG! Bel rumah [Name] berbunyi. Menandakan adanya tamu di depan rumahnya. Siapa yang datang siang bolong begini? Siang itu waktunya untuk tidur siang dan bermalas-malasan bagi [Name].

Apalagi [Name] itu tamuphobic. Ia bahkan pernah menahan BAB nya lantaran ada tamu.

"Ibu! Ada tamu!"

"Duh, kalau tahu ada tamu ya dibuka pintunya, kenapa manggil ibu sih."

"Yeu, suka suka ku dong."

"Anak siapa sih kau ini?"

[Name] pergi menuju ruang tamu. Di sana terdapat adiknya yang sedang memainkan game di ponsel pintar keluaran terbaru. Ia mengambil kripik kentang di dekat adiknya. Sang pemilik langsung menendang paha sang kakak.

"Izin dulu dong, ini punyaku tahu."

"Dih, pelit. Kau yang sering mengambil es krim ku tak izin saja, aku tak masalah tuh. Orang pelit kuburannya sempit."

"Memangnya kita dikubur?"

"Tidak tau, kan aku belum mati."

"Benar sih.."

Keduanya terus berceloteh. Yang satu bermain game, yang satu menonton siaran televisi yang menayangkan drama baru. [Name] bukan termasuk orang yang sering menonton drama. Sekali-kali ia menonton. Ia lebih sering menonton anime ketimbang menonton drama, idol kpop.

Idol kpop yang dia tahu saja cuma Sinwo dari Super Senior. Memang deh ya, dia paling tahu dengan om-om tampan, kalau drama sih tentu om Ji Wook Chang dan Lee Wook Dong. Memang ya, lelaki yang sudah berumur lebih menggoda daripada berondong dan lelaki seusia kita.

"Silakan masuk ke sini."

Kakak beradik yang tadinya berceloteh-celoteh dan saling mengumpati satu sama lain langsung menoleh ke arah asal suara. Ibu nya dan seorang pria berkacamata masuk ke ruang tamu.

"Aigo, Anak nakal ini... cepat masuk sana Wooseok."

Wooseok langsung mengambil cemilannya yang masih [Name] makan sambil menonton drama terbaru, "Duh, Apasih? Biasa saja dong ambilnya."

"Ya Tuhan, [Fullname] kemari kau."

[Name] yang tadinya sedang mengumpati Wooseok dalam hati langsung menghampiri sang ibu dan pria dengan kacamata bulatn yang tergantung pada batang hidungnya.

"Ini tutor mu untuk enam bulan ini, jangan berbuat macam-macam."

"Loh? Katanya nanti sore, ini masih siang, aku belum mendapatkan jatah tidur siangku." [Name] menatap kesal ke arah Ibu dan pria yang akan menjadi tutor [Name].

"Nanti juga kau bisa tidur, hanya satu jam setengah." balas ibu [Name].

"Lama, setengah jam saja bisa tidak?"

"Hahahaha, anak ibu lucu sekali ya.." Pria berkacamata itu akhirnya mengangkat suara. Sejak tadi pria itu hanya menatap [Name]. Sebenarnya seram sih, cara menatapnya juga terkesan... aneh.

'Aku? Lucu? Wah, akhirnya ada orang yang bisa melihat dengan benar, walaupun dia berkacamata, setidaknya matanya bisa melihat dengan benar, yang mana yang cantik.' batin [Name].

"[Name], ajak tutor mu ini ke kamarmu."

"Kenapa di kamar? Kenapa tidak di sini saja?"

"Ibu mau menyapu disini, sudah sana. Jangan berbuat macam-macam [Name]." Sang ibu menatap [Name] dengan tajam. Kenapa malah dia yang diperingati? Harusnya kan tutornya. Bukan dia.

"Iya iya, ayo kak, ikut saya."

⠂⠂⠂✦ ⠂⠂⠂

Satu jam setengah telah dihabiskan [Name] untuk belajar bersama tutor barunya, Yoojin. Hari ini ia belajar matematika. dari semua mata pelajaran. Kenapa harus yang menghitung duluan sih? Kepalanya sudah pusing. Semakin pusing.

"Ada yang mau kau tanyakan sebelum pelajaran kita hari ini berakhir?"

"Tidak ada ssaem."

"Baiklah, Istirahatlah [Name]."

Yoojin tersenyum manis. [Name] meminum teh hangat yang ibunya buat tadi. Tadi Yoojin sempat memberikan dua kotak teh kepada ibu [Name]. Jadi sudah dipastikan yang [Name] minum adalah teh dari Yoojin.

Enak juga. Yoojin beli dimana? Dia mau lagi deh. dua kotak mana cukup. Setidaknya satu pabrik ya. Tapi... semakin lama kenapa semakin mengantuk ya dia?

Pandangannya mulai mengabur. Ia benar-benar mengantuk sekarang. Daritadi memang mengantuk. Hanya saja masih bisa ia tahan. Tapi kenapa sekarang ia sangat mengantuk ya..

Yoojin menangkap tubuh [Name] yang oleng, "Beristirahatlah [Name], yang nyenyak." bisik Yoojin di telinga [Name]. Setelah itu [Name] benar-benar kehilangan kesadarannya.

"Mandeok, masuklah."

Seorang pria berkulit hitam dengan tubuh kekar masuk ke dalam kamar [Name]. Sulit baginya untuk masuk. Badannya saja yang terlalu besar, "Sudah kau bereskan semuanya?"

"Tentu saja."

"Bagus, kau sudah menyuntikkan obat penghilang ingatannya bukan?"

"Ya, sudah saya lakukan semua."

Yoojin menyeringai. Demuanya berjalan sesuai apa yang ia mau. [Name] nya kini sudah berada di tangannya. Sudah lama ia mengikuti [Name]. Tiga tahun lamanya... Akhirnya ia bisa menjadikan [Name] miliknya.

"Sweetheart, i'll never let you go. Bahkan sampai ke ujung dunia mana pun, kau hanya milikku, dan akan selalu kembali kepadaku ke mana pun kau pergi."

⠂⠂⠂✦ ⠂⠂⠂

NOTES!

INI YOOJIN NYA YAA (﹡ˆ﹀ˆ﹡)♡

Continue Reading

You'll Also Like

308K 25.7K 37
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
476K 36.4K 59
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.
123K 9.8K 87
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
41.8K 4K 41
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...