" Anu! " Seru ku tanpa sadar memanggil gadis kecil itu yang berjalan pergi.
" Ada apa? " Tanya gadis itu dengan tatapan polos nya.
" Ah.. Tidak.. " Melihat wajahnya tiba tiba aku tidak bisa berkata kata, rasanya aku memanggilnya tanpa alasan.
" Maaf.. " Ucapku sambil mengusap belakang kepalaku dengan senyum malu.
Gadis kecil itu memiringkan kepalanya lalu kembali berjalan menjauh bersama conan.
- di dalam mobil -
" Haaaaah.... Gawat, aku deg degan " Ucapku menghela nafas berat di dalam mobil.
" Langsung di panggil olehnya tentu saja itu mengejutkan, ku kira ia menyadari nya " Ucap conan yang berada di kursi bagian depan bersama subaru.
" Iyakan? Untung nya aku bisa mempertahankan ekspresi ku " Ucapku lemas.
" Baik, baik, kerja bagus Hanachan " Ucap yukiko yang duduk di sampingku mengelus kepalaku.
Aku melihat ke luar jendela bandara yang semakin tak terlihat " Tapi, apa tidak apa apa tuan kudo- " Yukiko menyelah kata kataku dengan cepat.
" Ayah! Kau harus memanggilnya ayah mulai sekarang " Ucapnya dengan kata ayah yang di tekankan.
" Maaf, maksudku, apa ayah tidak apa apa ke rumah naik taxi? " Tanya ku sedikit kasihan
" Tidak apa apa, laki laki harus mengalah bukan? " Ucap yuki- ibu dengan senyum cerah nya.
Aku tersenyum paksa " Baiklah, ibu "
- Sesampainya di rumah -
" Hyaa.... Sudah lama rasanya tidak di sini..." Ucap ibu dengan senyum cerahnya.
" Dan, Akai kun~ bagaimana dengan penyamaran mu? " Tanya ibu dengan nada bahagia.
" Karena anda, penyamaran ku selalu lancar, terimakasih " Balasnya.
Aku diam melamun di depan pintu.
" Ada apa Rika? Memikirkan tentang Detektif takagi? " Tanya conan.
Karena pertanyaannya aku tersadar dari lamunan ku.
" Ah.. Itu.. Tidak juga.. Kurasa.. " Ucapku gugup.
Ia menghela nafas " Mengapa kau khawatir sekali? Kau sekarang bisa sering melihatnya juga kan? " Ujar conan santai sambil masuk ke rumahnya.
Aku tersenyum " Benar juga "
- - -
Sore hari..
" He?? Kau tidak mau sekolah?? " Tanya Yukiko dengan wajah cemberut.
Aku mengangguk " Ku rasa itu hanya akan merepotkan, dan lagi itu cukup menghabiskan banyak uang " Ucapku pelan.
" Karena percuma, aku sering masuk ke rumah sakit karena berbagai alasan, lalu sering mendapat masalah " Lanjutku.
Yukiko terdiam mendengarkan ku namun aku masih bisa melihat ekspresi cemberutnya.
" Kalau kau tidak mau tidak apa apa " Ucap yusaku sambil membaca koran di sofa.
Kami berdua menengok ke arahnya.
" Ada subaru di sini, dan untuk beberapa hari kita juga akan menetap di sini kan? Biar dia belajar di rumah saja " Ucap Yusaku lembut.
Aku senang mendengarnya, walau yukiko masih terlihat cemberut ia akhirnya menuruti keinginanku karena itu juga bukan ide yang buruk.
" Perpustakaan rumah ini juga besar, aku bisa belajar dari banyak buku di sana " Ucapku dengan eskpresi ceria, membuat mereka tersenyum melihatku.
" Tapi apa buku buku itu bisa di pahami oleh gadis berumur 9 tahun? " Tanya Yukiko dengan sedikit meledek.
Aku memiringkan kepalaku karena bingung, aku menengok ke arah luar ruangan, lalu mencoba merasakan keberadaan, aku rasa subaru sedang keluar.
Itu bagus.
" Eh? Ada apa? " Tanya Yukiko
" Apa oniichan ( shinichi) tidak pernah mengatakan nya? " Tanya ku.
" Tentang apa? " Tanya Yusaku.
Aku menunjuk diriku sendiri " Aku kelas 1 SMA loh.. " Ucapku dengan wajah polos
Mereka terdiam sejenak.
" HEEE???? " Seru Yukiko
" Uso! " Lanjutnya sambil melihat diriku dengan detail.
" Apa jangan jangan kau juga bernasib seperti shinichi? " Tanya Yusaku.
Aku mengangguk " Aku tidak tahu mengapa mereka membuat ku mengecil, saat aku bangun tubuhku sudah seperti ini di rumah sakit " Ucapku sambil melambaikan sedikit tangan ku.
" Begitu ya.. Pantas saja aku merasa kau terlalu dewasa untuk seorang anak kecil.. " Ucap yukiko.
Aku hanya tersenyum cerah menanggapinya.
" Dia adalah ibu yang baik, dan ayah yang baik " Batin ku.
" Aku kembali " Ucap subaru sambil membawa sekantung belanjaan yang sepertinya untuk makan malam.
" Eh? Maaf membuatmu berbelanja " Ucap yukiko sadar.
" Tidak, tidak apa apa, ini sudah biasa " Ucapnya dengan senyum ramah.
Hati itu terasa baik baik saja, tapi.. Aku tidak menyangka kami akan mendapatkan tamu malam malam, atau mereka sudah mengetahuinya?
Malam itu, Amuro datang ke rumah shinichi, ia membobol pintu lalu masuk diam diam, saat sampai di dalam Akai dan Amuro saling menyodorkan pistol ke arah kepala mereka satu sama lain.
" Kau lengah, Akai shuichi.. " - Amuro
" Aku bisa mengatakan itu untukmu juga " Balas Akai dengan percaya diri.
" Bourbon.. "
Aku hanya diam di melihat mereka di balik kaki ayah.
Lalu ibu menyalakan lampunya, membuat furuya terkejut karena cahaya yang tiba tiba menerangi ruangan.
" Anda... " Ucap furuya terkejut melihat kami.
" Halo, aku kudo yusaku, pemilik rumah ini.. " Ucap Ayah dengan senyum nya.
" Aku Yukiko! " Ucap ibu dengan nada imutnya.
" Aku Hanasita, salam kenal.. " Ucapku dengan suara pelan sambil masih mengintip dari balik kaki ayah.
" Tidak seperti terakhir kali, kau tidak membawa orang lain bersama mu " Ucap ayah dengan santai
Furuya terlihat sedikit menyipitkan matanya dengan rasa curiga.
" Bagaimana kalau kamu bersantai dulu dan menikmati teh buatan istriku? " Lanjut Ayah
" Kamu suka dengan susu, atau lemon? " Tanya ibu dengan eskpresi senang.
" Huh?? "
Aku melihat ekspresi amuro yang tampak bingung membuat aku ingin tertawa melihatnya.
Amuro pun menatapku bingung.
Dengan ekspresi ku yang sedikit datar aku mendekat padanya lalu menarik tangannya.
" Ayo.. " Ucapku pelan
Semakin lama melihat ekspresi bingungnya semakin aku ingin tertawa " Ah... Kapan aku bisa tertawa karena hal ini? " Batinku yang masih harus berakting.
Mereka ingin berbicara ber 4 dan aku di suruh untuk tidur duluan oleh ayah, aku menurut lalu kembali ke kamar.
Akai san diam diam sudah menaruh penyadap kecil milikku pada dirinya, walau aku di kamar aku bisa mendengarkan percakapan mereka.
Aku masuk ke kamar sambil tertawa pelan, lalu merebahkan diri di kasur sambil mendengarkan percakapan mereka lewat handphone ku.
Mereka bilang sebelumnya, jangan bilang apapun dulu kepada shinichi tentang hal ini, tentu saja aku menuruti perintah mereka.
- - -
[ Maaf jika chapter kali ini terlalu pendek ]