Waktu itu berlalu begitu saja, malam yang dingin itu kini di ganti dengan pagi yang cerah.
Aku penasaran dengan perasaan detektif takagi yang dulunya adalah seorang kakak bagi Rika, semoga ia masih menjadi detektif takagi yang kami kenal, aku rasa rika pun berharap begitu.
Setelah datangnya Rika ke rumah ku, dan kini tinggal bersama Subaru san, kami memutuskan untuk menyembunyikan Rika selama 1 bulan, supaya jejaknya benar benar hilang seluruhnya.
Supaya ia benar benar di anggap menghilang, karena jika sosok baru muncul tepat setelah hilangnya Rika itu akan membuat organisasi curiga.
. . .
Hari itu aku di ajak ke kantor kepolisian pusat untuk menemani paman mengkonfirmasi kasusnya.
Aku berpapasan dengan detektif chiba yang memasang wajah bingungnya seakan sedang memikirkan sesuatu.
" Detektif chiba! " Aku memanggilnya karena ingin bertanya ada apa.
" Detektif chiba terlihat kebingungan, ada apa? " Tanya ku
" Ah, mouri san di sini tentang kasus kemarin, ya? "
Itu adalah kasus yang di tangani oleh detektif chiba dan detektif shiratori lalu di bantu oleh paman mouri yang kebetulan lewat.
" Iya, tapi.. Ada apa? " Tanya paman mouri
" Ah.. Itu.. Sebenarnya.. " Detektif chiba melirik ke arah pintu ruangan tempat detektif divisi mereka menulis laporan.
Aku melirik ke arah pintu itu juga.
Lalu aku bertanya kepada detektif chiba " Apa detektif takagi ada di dalam? " Tanya ku
Detektif chiba terdiam menatapku karena mungkin aku menanyakan tepat pada masalah.
" Ada, ia bersama detektif sato di sana. Apa conan kun mau menemuinya? " Tanya detektif Chiba
Aku mengangguk
" Baiklah, aku akan mengurusi kasus itu dulu, jangan sampai kau membuat masalah bocah " Ucap paman mouri yang mendekatkan wajah nya kepadaku.
" Baik! " Seru ku.
Setelah mereka menjauh, aku langsung berjalan perlahan ke arah ruangan itu, aku membuka pintunya perlahan dan mengintip.
Di sana ada detektif sato dan detektif takagi, namun melihat keadaan detektif takagi aku merasa tidak ada yang salah darinya.
Tiba tiba ia melirik ke arah ku " Ah.. Conan kun.. Kau ke sini bersama paman mouri ya? " Tanya nya dengan senyumnya.
" I-iya.. "
Detektif sato membuka pintu nya semakin lebar lalu berjongkok di depan ku.
" Hei conan kun, mau jalan jalan sebentar? " Tanya Detektif sato dengan senyum lembut nya.
Aku mengangguk nurut.
Kami pergi dari ruangan itu meninggalkan detektif takagi sendiri, kami duduk di luar kantor di kursi dekat mesin minuman.
" Conan kun, apa benar Rika menghilang ? " Tanya detektif sato dengan eskpresi sedikit sedih.
" Apa detektif takagi yang memberitahu? " Tanya ku
Ia menggeleng lalu berpangku tangan
" Aku diam diam mengambil rekaman yang ada di tangannya malam itu, aku merasa aneh melihat takagi yang tertidur dengan di mejanya sambil memegang itu " Ucapnya
" Eh? Detektif takagi tidur di kantor? " Tanya ku
Ia mengangguk " Ia bilang ada yang harus ia lakukan, saat itu aku melihat laptop yang menyala di depannya mungkin ia ketiduran "
" Jadi? "
Aku hanya memberitahunya kalau aku juga tidak tahu mengapa Rika pergi, dan kemana ia pergi.
Ia menghela nafas " Padahal saat berbicara tentang Rika dan semenjak rika bersamanya, Takagi tampak lebih sering bahagia " Ucap detektif sato.
" B-begitu ya.. " Aku hanya tersenyum paksa mendengarnya.
" Sebentar lagi juga, ia akan melupakan gadis itu.. " Batin ku.
- - -
1 hari sebelum orang tua shinichi kembali ke jepang.
" Ke salon? Untuk apa?? Bukankah ibu bisa mengubah penampilannya di sini? " Tanya conan yang sedang menelepon ibunya.
" Eh?? Tidak boleh! Seorang gadis itu penampilannya harus sempurna! " Seru ibu nya yang terdengar oleh kami berdua karena menggunakan mode speaker.
Conan menatap ku
" Aku tidak masalah sih.. " Ucap ku dengan senyum paksa.
" LIHAT! BUKANKAH GADIS MANIS ITU PUN TAK MASALAH?? AKU HARUS MEMBUAT ANAK PEREMPUAN KU TERLIHAT SEMPURNA! " Seru nya membuat kami sedikit terkejut
Kami terdiam..
" Baiklah! Aku akan cari salon yang ada di dekat bandara supaya lebih mudah " Ucap conan dengan nada kesal
" Nahh begitu dong~ baiklah sampai jumpa Shinchan~"
*pip...
Aku dan conan menghela nafas..
" Ibu mu bersemangat sekali ya.. " Ucapku.
" Tentu saja, mendengar kau akan pura pura menjadi anak perempuan nya saja ia langsung bersemangat " Ucap conan dengan wajah masam.
Aku terkekeh..
" Bagaimana? " Tanya Subaru san yang datang bersama teh kami.
" Kita harus membawanya ke salon dekat bandara besok " Jawab nya.
" Baiklah, aku akan mengantarnya.. "
" Aku ikut " Ucap conan cepat.
" Baiklah, kalau begitu, kita bertiga akan berangkat ke sana menjemput keluarga Kudo "
Aku dan conan mengangguk bersamaan.
Aku sudah lama juga tidak keluar, semua kebutuhan ku di tangani oleh mereka berdua, aku seperti putri yang di layani oleh 2 pelayan tampan.
...
Keesokan harinya...
...
Sudah 1 bulan semenjak Rika pergi, semoga ia baik baik saja..
Hari ini aku mendapatkan sebuah kasus pengeboman kecil di bandara, bersama inspektur megure dan chiba kami berangkat ke sana.
Ke adaan di sana entah mengapa lebih ramai dari biasanya, seakan ada artis yang baru saja datang ke jepang.
" Anu.. Ini ada apa ya? " Tanya ku pada salah satu orang di sana.
" Ah.. Itu.. Katanya penulis novel misteri yang sangat terkenal pulang ke Jepang "
Aku berfikir kira kira siapa, lalu seseorang muncul di kepalaku.
" Halo, inspektur Megure " Sapa seorang pria dengan wanita di sampingnya.
" Oh! Kudo san! " Seru inspektur megure.
Ternyata keluarga kudo yang tinggal di luar negri baru saja pulang ke jepang, tapi aku tidak melihat ada shinichi bersama mereka.
Inspektur megure pun menanyakan tentang shinichi, namun mereka hanya mengatakan kalau shinichi tidak mau ikut dan lebih mementingkan kasus nya di sana.
Dengan adanya tuan kudo, inspektur memperbolehkan nya memasuki tkp dan bersama menyelidiki kasus ini, karena dulu mereka sering bekerja sama bersama tuan mouri juga.
Setidaknya itu yang aku dengar.
- - -
Rika POV
Kami kembali ke bandara saat aku baru selesai dari salon, aku masih mirip rika, namun juga tidak.
Seperti suruhan ibu shinichi, aku mengubah sifat ku yang ceria menjadi pendiam dan pemalu seperti gadis lugu.
Di tempat kejadian, Yusaku san, yukiko san, aku, conan dan subaru san berdiri memandang polisi yang sudah datang.
Aku dan subaru hanya melihat keluarga itu ikut menyelidiki kasus.
" Keluarga detektif ikut membantu, aku yakin ini akan sebentar " Ucapku kepada subaru san yang berada di sampingku.
" Begitu kah? Tapi apa kau tidak ingin ikut membantu? " Tanya nya
Aku menghela nafas " Pengen sih, tapi masa gadis kecil yang lugu ikut ikutan ke reruntuhan begitu " Jawabku
Ia tertawa kecil lalu menatap keluarga itu.
" Keluarga yang unik.. " Ucapnya
Rasanya aku ingin sekali bilang " Kau yang memiliki keluarga tidak normal jangan berbicara begitu.. " Batin ku.
Adik perempuannya seorang detektif sma, adik laki lakinya pemain shogi yang terkenal, bahkan saat membantu akai ia menjadi ahli strategi yang hebat, ibunya seorang agent dari inggris ( kalau tidak salah) , dan dirinya seorang anggota FBI, begitu juga ayahnya yang seorang mantan anggota FBI.
Aku berjalan mendekat ke arah mereka yang sepertinya sudah mendapat pencerahan kasus itu.
" Sudah ku duga ini akan cepat " Aku menarik ujung topi ku ke bawah agar para polisi ini tidak melihat wajahku.
Pelaku telah di amankan, namun karena sebuah kejadian tak di sengaja membuat penjahat itu lepas dan mengambil pisau yang ia simpan di celana nya.
Berlari ke arahku, dan.. Yah.. Kalian tau lah apa yang terjadi.
Pria itu menyandera ku, para polisi dan keluarga kudo tidak bisa apa apa karena jika ia berusaha menolongku, leherku pasti akan di potong.
Subaru san pun hanya melihat.
" Jika seperti ini aku akan mendapat masalah lagi " Gumam ku
" Hah?? Apa yang kau gumam kan anak kecil?? " Serunya di telingaku.
" Ugh.. Berisik.. " Batin ku
- - -
Takagi POV
Pelaku menyandra seorang gadis kecil, ia ber surai hitam di kepang, menggunakan topi hitam dan matanya berwarna biru muda.
Menggunakan baju hitam dan celana hitam panjang.
Tapi anehnya, aku tidak melihat ketakutan sama sekali dari gadis itu, gadis itu malah mengayun kecil kakinya seperti ingin melakukan sesuatu.
Tiba tiba gadis itu mengangkat kakinya tinggi tinggi lalu menendang tepat ke arah ' itu ' pria itu..
Uh...
- - -
Rika POV
Tepat sasaran, aku menendang bagian ' itu ' nya, pria itu seketika lemas dan pisaunya pun terjatuh, ia melepaskan ku, lalu aku menginjak pisaunya, melihatnya kesakitan aku mendorong nya, hanya dengan dorongan pelan dari seorang anak kecil membuatnya jatuh.
Aku diam menatap ke arahnya dingin dan mengancam, ia menatapku merinding.
Lalu aku berlari ke belakang yukiko san, ah.. Atau mungkin sekarang aku harus memanggilnya ibu juga.
Para polisi dan yang lainya terkejut melihat tindak kan ku, ' ayah ' dan ' ibu ' hanya tertawa paksa melihatku.
Conan menatapku " Lugu apanya " Gumamnya.
Aku membuang wajahku lalu menggumam " Maaf "
Ibu mengusap kepalaku pelan " Kau anak yang pemberani ya.. " Ucapnya dengan wajah puas.
Pelaku pun di amankan polisi, para detektif takagi dan inspektur megure sedikit berbincang pada kami.
" Anu.. Nyonya kudo, anak itu siapa? " Tanya inspektur megure.
" Dia adalah putri ku, bukankah ia manis? " Ucapnya.
Rika pov
Aku hanya memeluk kakinya sambil menutupi sedikit wajahku di balik kakinya itu.
" Namanya adalah..
Kudo Hanasita "
Dia adalah anak kedua keluarga kudo, dan adik dari seorang detektif SMA terkenal, kudo shinichi.
- - -
Bonus :
Yukiko : sekarang.. Siapa namamu ya???
Rika dan Conan menatap dengan penuh harapan
Yusaku : apa yang kau suka gadis manis?
Rika : aku suka mawar
Yukiko : bagaimana kalau Hanasita?!
( arti nama Hanasita : Mawar yang mekar)
Rika tersenyum
Rika : boleh..
Conan : baiklah, kalau begitu namamu sekarang, kudo Hanasita
Walau aku tetap akan memanggilmu Rika saat tidak ada orang.
Rika : baik! Kakak!
Seru rika dengan nada sedikit meledek.