Step On The Lament || {TOMARR...

By Flair_12

37K 4.2K 619

Horcrux dalam diri Harry Potter berubah menjadi sebuah janin, yang kemudian lahir sebagai bayi perempuan pali... More

1. Birth and Death
2. Lament
3. Golden Gloom
4. Pieces Of Soul
5. A Bridge To Connect
7. Beyond The Sleep
8. House of Lotus
9. Foreign Portraits
Suratku, Untuk Kamu
Pengumuman
10. Dark Thoughts
11. Hope

6. The Dove Hums

2.8K 397 40
By Flair_12

Albus Dumbledore sangat bimbang. Hatinya bimbang, resah, dan sangat khawatir dengan situasi yang melandanya. Tak lama setelah surat kabar yang membawa berita surat Voldemort tiba, setiap murid dipaksa masuk kembali ke dalam asrama mereka, dikurung sepenuhnya. Tak satupun diperbolehkan keluar apapun kepentingannya. Makanan pun langsung diantarkan oleh peri rumah ke asrama masing-masing. Kegiatan pembelajaran dihentikan total. 

Albus dan para staf Hogwarts lainnya telah mencari cara untuk berkomunikasi dengan pihak dari luar Hogwarts untuk meminta bantuan. Namun sia-sia. Burung hantu yang membawa surat pertolongan langsung menjadi abu setelah menyentuh dinding bangsal yang mengurung semua orang.

Mereka benar-benar terkurung sepenuhnya. Fakta bahwa ada empat basilisk yang berkeliaran juga tidak membantu. Mereka telah menemukan satu-dua hewan peliharaan siswa yang berkeliaraan tergeletak mati.

"Tak ada pilihan lain, Albus," Minerva berpendapat. "Kita harus mengembalikannya! Ini satu-satunya cara!"

Orang-orang yang tidak tahu apa yang telah dilakukan Albus kali ini, menoleh padanya dengan pandangan menuntut penjelasan. "Return her? Who?" Tanya Horace. Dia juga sangat memahami apa isi surat yang ditulis dengan maksud eksplisit itu. Albus mungkin entah bagaimana mencuri salah-satu barang berharga milik Pangeran Kegelapan. Lebih tepatnya mungkin menculik.

"Kau menculik seseorang?" Volume nada Flitwick naik. "Apa maksudnya itu, Albus?!" Tuntut Flitwick. Jika Albus menculik seseorang yang sekiranya cukup berharga menurut Pangeran Kegelapan, maka wajar saja Pangeran Kegelapan melepas basilisknya.

Si empu yang punya masalah mengehela napas, dia jadi sama persis seperti orang tua seusianya. "Aku mencoba melindunginya." Jelas Albus pendek, tidak cukup memuaskan para staf lainnya. 

Severus di sebelah kanannya mendengus samar. Albus merasa pria itu menjadi lebih sinis padanya semenjak mereka menyelamatkan Athlarien.

"Memangnya siapa yang kau lindungi itu?" Tanya Pomona, jelas tak bisa menahan rasa penasarannya.

"Itu adalah seseorang yang sangat penting." Albus menjawab, menyembunyikan kebenaran tentang identitas orang yang ia lindungi. Lebih sedikit orang yang tahu lebih baik.

Horace mendelik. "Lebih penting dari keselamatan dan keamanan seluruh penghuni Hogwarts?" Katanya pedas, agak mencibir.

Albus pada gilirannya merasa tertegun. Bayi Harry memang penting, tapi keselamatan murid-murid Hogwarts juga tak kalah pentingnya. 

Ini sulit. "Ini sulit," Albus mengutarakan pikirannya, menjawab kalimat pedas Horace beberapa saat yang lalu.

Horace mendengus, mencibir pelan.

Situasi benar-benar berputar balik. Dia seharusnya tinggal saja di rumahnya.

*

*

*

*

*

Harry Potter memiliki seorang bibi dari pihak ibunya.

Namanya Petunia Dursley née Evans.

Wajahnya tidak cantik (mirip kuda), dan ekspresinya masam juga tegas. Dia juga wanita yang kasar dan pendendam.

Dia juga wanita yang kesulitan untuk berekspresi.

Itulah yang Voldemort temukan pada ingatan yang ditinggalkan Harry Potter padanya. Dia juga melihat langsung wanita itu dan dua pausnya, menjijikkan. Wanita itu benar-benar mirip kuda. Siapapun akan sulit untuk percaya bahwa wanita kasar itu adalah saudari dari Lily Potter yang pernah menjabat sebagai primadona sekolah pada masanya.

Dia juga wanita yang kesepian.

Di mata Harry Potter, keponakannya, wanita itu tak lebih dari seorang manusia yang mengeraskan hatinya setelah tertimpa banyak kesedihan. Wanita itu memilih kehidupan normal yang miskin akan warna untuk mengurangi rasa sakit di hatinya. 

Menikahi seorang pria dengan pekerjaan stabil dan kepribadian kasar (untuk membantunya mengeraskan hati).

Tinggal di lingkungan beracun, di mana setiap lidah menentukan nasibmu.

Memanjakan putra tunggalnya.

Menjadi ibu rumah tangga di saat ada pilihan untuknya mengejar karir yang lebih baik untuknya.

Dan pada dasarnya mengisi dirinya dengan kekosongan yang membantu proses untuk menutup hatinya.

Seperti itulah gambaran Petunia dalam diri Harry. Wanita yang lelah tersakiti, sehingga melampiaskan sakit hatinya dengan cara yang tidak sehat pada orang lain.

Voldemort tidak mengerti.

Tapi Harry anehnya mengerti wanita itu.

Wanita yang membenci dunia sihir yang telah membunuh adik perempuannya dan keponakannya--dia tak peduli dengan iparnya. Dan secara tak langsung membunuh ibunya yang tak kuat menerima kabar kematian Lily sampai jatuh sakit akibat patah hati. Ayahnya pun sudah tak tertolong lagi, hanya butuh sebulan untuk menyusul mendiang istrinya. Lagi-lagi karena patah hati.

Dan wanita itu... mendoktrin keponakannya untuk kesempurnaan dan kenormalan agar tak bernasib sama seperti ibunya.

Harry menyadarinya saat dia mencoba menerima kematian Cedric. Cedric adalah senior sekaligus temannya, kematiannya sangat memukul Harry, kuat ke dalam kesadarannya. Dan sepanjang musim panas dia mencoba menenangkan hatinya hanya untuk menemukan cara paling ampuh adalah menutup hati.

Mereka pada dasarnya sama. Mirip. Mereka memiliki kesamaan. 

Harry dan Petunia menyukai kebun yang ditanami bunga berbagai warna, terutama yang berwarna merah dan putih.

Mereka menyukai kebersihan dan kerapian hampir dalam tingkat yang ekstrim.

Mereka sama-sama menyukai warna hijau dan biru. Harry hijau daun dan biru langit, Petunia hijau green tea dan biru air.

Mereka menyukai laut dan pantai, meskipun Harry belum pernah melihat laut secara langsung.

Mereka menyukai udara dan angin, itulah mengapa pintu belakang dan jendela selalu terbuka. Ventilasinya juga cukup lebar.

Mereka mencibir dalam diam. Melalui lirikan mata yang menggambarkan perasaan ataupun mimik wajah yang kentara.

Dalam beberapa peristiwa tertentu, mereka tak bisa menahan mulut mereka untuk mengucapkan pikiran mereka, juga tak peduli jika itu menyakiti orang lain. Singkatnya, mereka blak-blakan saat benar-benar kesal ataupun marah.

Mereka juga memendam dan mengingat setiap kesalahan orang lain. Mereka memaafkan, tapi butuh waktu yang lama untuk memaafkan sepenuh hati.

Secara mengejutkan mereka sama-sama suka memasak dan menikmati bersih-bersih. 

Mereka memiliki cara yang sama untuk mengurangi kesedihan di hati. Menyibukkan diri sampai tubuh drop.

Mereka sulit untuk percaya.

Mereka sama-sama memiliki mata hijau.

Voldemort mencapai kesimpulan. Harry Potter tidak begitu mirip sama sekali dengan ayahnya. Tapi dia mirip ibu dan  bibinya.

Sebenarnya mereka bertiga, para Evans, sangat mirip satu sama lain. Pendendam dengan kebencian yang kuat. Tapi fakta bahwa Harry Potter bisa tidak memiliki begitu banyak kebencian mengejutkannya. Tapi dia seharusnya sudah menduganya.

Mengingat Lily Potter mengutuknya dalam kesakitan selama 13 tahun penuh.

Dia bertanya-tanya akan seperti apa Athlarien nantinya. Apakah dia akan langsung melampiaskan kemarahan dan kebenciannya langsung seperti Voldemort, atau memendamnya untuk waktu yang sangat lama.

Dia tak sabar untuk menemukan jawabannya.

*

*

*

*

*

Petunia menjalankan hari biasa yang normal. Bangun pagi, mandi, berpakaian bagus, menyiapkan sarapan, membangunkan anak dan suaminya.

Tapi itu terhenti saat seekor burung hantu datang dan mendarat.

Petunia tahu apa artinya itu. Keponakannya mungkin penyihir tapi tak pernah sekalipun berniat mengirim surat padanya. Yang berarti adalah keadaan genting yang membawa burung hantu ini.

Petunia tak berlama-lama. Dia menarik surat itu dengan kasar dan mengusir burung hantu pergi. Untungnya burung itu menurut dan terbang menjauh dari lingkungan rumahnya. Petunia kembali memfokuskan diri ke surat. Tak ada nama atau tanda daring sang pengirim yang dapat dikenali oleh Petunia. Dia bergegas membukanya. Jantungnya melompat seketika. Tubuh membeku di awal menuju musim semi yang hangat. Kakinya lemas seperti jeli, dia berpegangan pada meja dapur dan duduk di kursi makan.

Harry Potter mati pada tanggal 26 Desember. Dia dimakankan di makam yang sama dengan orang tuanya.

Efeknya seketika. Hanya dengan dua kalimat itu hatinya membara dengan kemarahan. Berani-beraninya anak itu mati. Dia bertahan dalam kekejaman rumahnya selama belasan tahun, tapi dia tak bisa bertahan di dunia itu. Apakah dia selemah itu?! Petunia bahkan tak diberi kompensasi karena telah membesarkan anak itu. Yang dia dapatkan hanyalah surat. Surat pendek dengan dua kalimat untuk mengabarkan kematian keponakannya.

Keponakannya yang aneh dibunuh oleh orang-orang anehnya. Sama seperti saudarinya.

Monster.

Petunia benar. Dunia itu berbahaya, dipenuhi oleh monster. Pertama saudarinya lalu keponakannya. Dia sudah berbuat sebisanya agar anak itu tidak kembali ke tempatnya berasal, menahannya di sisinya selama mungkin. Tapi dia gagal. Keponakannya mati.

Petunia menggertekkan giginya, air mata kemarahan jatuh dengan deras.

Petunia sendirian.

Lagi.

Kali ini untuk selamanya.

*

*

*

*

*

Dia tidak tahu tempat ini.

Ada banyak warna merah yang tidak pernah dia temui sebelumnya. Itu sangat aneh. Karena dia hanya tahu sosok kepala gelap dengan mata merah, dua pirang, dan satu hitam seperti kelelawar kata si mata merah. Dia tidak mengenal rambut merah.

Tapi mereka baik. Mereka banyak bicara juga, dengan suara keras. Sangat berbeda dengan mata merah yang berbicara padanya dengan lembut, suara rendah, dan bernada.

Mereka tidak membawanya keluar menginjak hijau-hijau (rumput) lagi, dan di sini gelap. Dulunya yang dia lihat adalah banyak warna biru dan putih-putih.

{Maksudnya itu kamar Athlarien yang warna biru langit dengan hiasan kapas sebagai awan.}

Tidak ada yang menyentuh dahinya lagi (ini Voldemort ngasih ingatan indah untuk Athlarien supaya mimpinya indah). Tak ada yang bernyanyi juga.

Semuanya berbeda.

Dunianya terasa hangat tiba-tiba. Langit biru cerah menggantikan atap gelap kamarnya. Ada suara tawa yang lembut, menyapanya, menyebut namanya. Tubuhnya diangkat, didekap seperti bagaimana mata merah mendekapnya di dada. Rasanya hangat.

Tangan Athlarien tergerak, menyentuh surai hitam yang jatuh ke bahu. Dia suka memainkannya. Lembut dan harum. Sementara tangannya memegang surai hitam, wajahnya tenggelam ke ceruk leher beraroma lembut.

Tangan pendekapnya membelai rambutnya yang hitam lebat, suara senandung indah yang sama seperti Mata Merah.

"Aku tak pernah menyangka bahwa kau cukup pemilih, sayangku."

Mata Athlarien terpejam. Dia ingin terus berada bersamanya di sini. Belaian di kepalanya berhenti. Athlarien mengangkat wajahnya, ditopang oleh tangan di belakang kepalanya. Tidak jelas, buram. Tapi ada warna hijau seperti hijau-hijau yang dia injak bersama Mata Merah.

"Itu Papa, sayang. Mata merah yang membawamu menginjak hijau-hijau itu Papa." Suara bernada geli menyahuti pikirannya.

Papa.

Mata merah adalah Papa.

Athlarien mengulang-ulang kata itu dikepalanya. 

"Tidurlah, sayangku." Kepalanya didorong ke leher lagi. Athlarien memejamkan mata, menikmati belaian dan ciuman yang mendarat di kepalanya.

"Aku mencintaimu." Suaranya bergema, perlahan mengecil dan dunia mimpi menyambut Athlarien. 

"Tidur yang nyenyak, putriku."

*

*

*

*

*

Tbc...

Capek saya tuh, dikejar deadline melulu. Besok puasa uy, tapi yang ini nggak bakal di unpub kok. 

Udah itu aja.

Dadah!


Continue Reading

You'll Also Like

203K 21.8K 41
Menyesal! Haechan menyesal memaksakan kehendaknya untuk bersama dengan Mark Lee, harga yang harus ia bayar untuk memperjuangkan pria itu begitu mahal...
301K 26.6K 51
Tidak pandai buat deskripsi. Intinya ini cerita tentang Sunoo yang punya enam abang yang jahil. Tapi care banget, apalagi kalo si adek udah kenapa-ke...
46.4K 6.3K 30
tidak ada kehidupan sejak balita berusia 3,5 tahun tersebut terkurung dalam sebuah bangunan terbengkalai di belakang mension mewah yang jauh dari pus...
AZURA By Semesta

Fanfiction

217K 10.5K 23
Menceritakan sebuah dua keluarga besar yang berkuasa dan bersatu yang dimana leluhur keluarga tersebut selalu mendapatkan anak laki-laki tanpa mendap...