Fantasy Hyunjin (Oneshots)

AXian12

395 172 342

Work ini berisi kumpulan oneshot dengan tokoh utama Hwang Hyunjin yang bergenre fantasi. Work ini dirilis seb... Еще

Last call pt. 2
2. Owner of The Drawing Book

1. Last call pt. 1

161 68 65
AXian12

Hai! di hari ulang tahun Hyunjin yang berbahagia ini, saya akan menyapa kalian semua dengan merilis oneshot Hyunjin bergenre fantasi.

Masukkan work ini ke library kalian ya! Karena work ini berisi kumpulan oneshot Fantasy Hyunjin, bukan hanya satu oneshot!

Semoga suka ya ...

Tekan tombol votenya juga!


Happy reading!





"Tolong,"

"Tolong,"

"Tolong."

Suara aneh itu kian menggema dari dalam lemari pakaian milik Hyunjin.

Hyunjin berumur 8 tahun yang sedang mengerjakan prnya pun melirik ke arah sumber suara dengan takut-takut.

"T-tolong ..." suara itu kembali memenuhi indra pendengaran milik Hyunjin.

"S-siapa?" tanya Hyunjin gemetar pada angin kosong.

Menelan ludahnya sejenak, setelah itu Hyunjin langsung berlari keluar dari kamarnya untuk melaporkan kejadian aneh tersebut kepada sang bunda.

"Mamaaaaaaa mamaaaaaaa tadi di kamar, Enjin denger thuara aneth (suara aneh) huaaaaa Enjin takuth (takut) banget maaaa," adu Hyunjin kepada sang mama dengan suara cadel.

Dengan sigap, Nayeon langsung menggendong anak bungsunya itu dan menepuk pelan pantatnya.

"Duh anak mama pasti habis mimpi, dah sana kamu cuci muka dulu terus turun lagi buat makan malem," perintah Nayeon kepada Hyunjin.

"Tapi Hyunjin engga tidhur (tidur) ma, gak mungkin itu mimpi," sanggah Hyunjin.

"Kalau gak tidur, kamu ngapain sampe halu begitu hm?" tanya Nayeon dengan lembut.

"Ish mama Enjin gak haluuuuu, tadhi (tadi) tuh Enjin lagi ngerjain pr enggrezz (Inggris)," kesal Hyunjin sambil mengerucutkan bibir mungilnya.

"Aduuuuu anak mama gemes banget sih," ucap Nayeon sambil mencubit pipi gembil Hyunjin.

"Mama!" kesal Hyunjin karena Nayeon tidak mengindahkan aduannya tadi.

"Ya sudah kamu lanjut kerjain pr dulu, kalau masih denger suara aneh bilang lagi ya ke mama," pesan Nayeon sambil menurunkan Hyunjin kembali.

"Iya ma," jawab Hyunjin sambil berlalu pergi.

.

.

.

Setelah sampai di kamar, Hyunjin pun naik ke kursinya dan bersiap untuk lanjut mengerjakan pr Inggrisnya.

"Tolong,"

"Tolong,"

"Tolong," suara yang sama muncul lagi dan membuat Hyunjin menutup rapat kedua telinganya.

"Tolongin apa? Enjin gak bisa ....H-hiks ... Mama ... Enjin takut..." racau Hyunjin sambil menggelengkan pelan kepalanya.

"Tolong ... Aku ..."

"AAAAAAAAAAAAAAA," teriak Hyunjin sambil berlari keluar dari kamarnya.

"Mamaaaaaa hiksssss," rengek Hyunjin kepada Nayeon.

Nayeon terperanjat kaget mendengar teriakan Hyunjin.

"Hyunjin, ada apa? Kamu mendengar suara itu lagi?" tanya Nayeon setelah berhenti mengaduk supnya.

"Iya mama hueeeee kayak suara orang yang minta tolong," jelas Hyunjin.

"Oke, kamu ikut mama ke kamar ya," ajak Nayeon dan diiyakan oleh Hyunjin.

Nayeon pun membuka perlahan pintu kamar Hyunjin

Ckrekk

Nayeon dan Hyunjin melangkah masuk

"Mama, kayaknya tadi suara anehnya tuh dari dalem lemari," tutur Hyunjin seadanya.

"Oke, mama buka ya lemari kamu,"

Nayeon pun membuka pintu lemari pakaian Hyunjin dan hanya menemukan pakaian-pakaian Hyunjin, tidak ada hal aneh apa pun.

"Nih, kamu lihat sendiri 'kan? Tidak ada siapa siapa di lemari kamu," tegas Nayeon.

"T-tapi tadi beneran ada suara kok ma," Hyunjin masih mempertahankan perkataan awalnya.

"Hyunjin, anak kebanggaan mama. Mama tahu kalau kamu gak suka sama rumah kecil kita tapi kita gak punya pilihan lain, gaji papa gak cukup buat beli rumah baru, oke?" tutur Nayeon dengan lembut agar Hyunjin dapat mengerti.

"Hah?" Hyunjin kecil malah tidak mengerti dengan penuturan ibunya.

Nayeon menghela napasnya sejenak.

"Ayo turun, kita makan dulu," ajak Nayeon dengan nada yang lebih dingin dari sebelumnya.

"M-mama kenapa ..." lirih Hyunjin bertanya.

Mau tidak mau, Hyunjin pun segera melaksanakan perintah mamanya.

.

.

.

Setelah selesai makan malam, Hyunjin kembali ke kamarnya untuk tidur dengan perasaan yang takut-takut.

"Huh, semoga saja suara itu benar-benar sudah hilang," gumam Hyunjin sambil berdoa dalam hatinya.

Hyunjin pun mematikan lampu kamarnya dan naik ke atas ranjangnya.

Hyunjin memejamkan matanya dan akan menuju ke alam mimpi.

1 menit...

2 menit...

3 menit...

4 menit...

5 menit...

BRAKKKKKKK

Sontak, Hyunjin langsung membuka kelopak matanya lebar-lebar.

Tangannya tergerak-gerak untuk mencari saklar lampu.

Cklek

"Tolong aku ... Hwang ..."

Tubuh kecil Hyunjin bergetar ketakutan.

"Hiks ... S-siapa di-di sana?" Hyunjin kembali bertanya kepada lemari yang tidak bisa berbicara itu.

Setelah dirasa sudah tidak ada suara aneh lagi, Hyunjin pun merebahkan dirinya dan menutupi seluruh tubuh hingga wajahnya dengan selimut.

Perasaan takut tidak mau berhenti menyelimuti diri Hyunjin.

Hyunjin berdoa dalam hatinya agar besok pagi, suara itu tidak akan muncul lagi. Kalau bisa sampai selamanya saja.

"Tolong ..."

"Tolong ..."

"Tolong ..."

Hyunjin tersentak dan terbangun, matanya melirik ke arah jam weker yang menunjukkan pukul 5 pagi, saatnya untuk bangun dan bersiap-siap pergi ke sekolah.

Netra Hyunjin menatap takut-takut ke arah lemari pakaiannya, Hyunjin tidak berani membuka pintu lemari itu tetapi seragam sekolahnya berada di dalam lemari.

Jadi, apa yang sebaiknya Hyunjin lakukan?

"Minta mama bukain?" tanya Hyunjin kepada dirinya sendiri.

"Eh jangan deh, kemarin kayaknya muka mama thedih (sedih) gitu. Kalau aku minta mama buka lagi, nanti mama thedih lagi," pikir Hyunjin dengan polosnya.

"Ya thudah (sudah) deh, aku haruth (harus) buka thendiri (sendiri)."

Hyunjin pun melangkahkan kaki kecilnya menuju lemari pakaian.

Tangan mungil Hyunjin menarik perlahan pintu lemari untuk membukanya hingga menimbulkan suara yang panjang.

Ckrrrrreeeeeeeeeekkk

Pintu lemari pun terbuka dan menampilkan pakaian-pakaian milik Hyunjin.

Hyunjin menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

"Apa jangan-jangan emang aku yang halu ya? Tapi thuaranya (suaranya) kedengeran nyata banget kok."

Hyunjin pun mengambil seragam sekolahnya dan menutup kembali pintu lemari pakaiannya.

"J-jangan ..."

Setelah menutupnya, Hyunjin malah mendengar suara yang sama namun mengatakan hal yang berbeda.

Bulu kuduk Hyunjin seketika meremang hebat.

Hyunjin kecil sebenarnya ketakutan setengah mati, namun setelah mengatur napasnya beberapa kali Hyunjin pun segera beranjak pergi melanjutkan aktivitas selanjutnya sebelum berangkat ke sekolah.

.

.

.

Sejak saat itu, Hyunjin beranjak dewasa ditemani oleh suara aneh dari dalam lemari pakaiannya.

Yang membuat Hyunjin terus menerus menghela napasnya adalah tidak ada satu pun anggota keluarga atau temannya yang bersedia untuk mempercayai Hyunjin ketika Hyunjin menceritakan tentang suara aneh yang didengarnya.

Semakin tumbuh besar, diri Hyunjin juga mulai menerima kenyataan mengenai dirinya yang hanya berhalusinasi mengenai suara aneh itu.

Tetapi tidakkah aneh jika seorang anak yang sejak kecil hingga dewasa selalu berhalusinasi mengenai suara aneh?

Well, jika anda tanyakan kepada orang tua Hyunjin maka mereka tentu akan menjawab 'ya'.

Karena itu sejak Hyunjin kerap mengeluh mengenai suara aneh yang selalu mengganggunya, Nayeon dan Minhyun langsung membawa Hyunjin ke dokter psikolog.

Hyunjin tertawa sarkas karena selalu mendengar jawaban yang sama dari setiap dokter psikolog yang berbeda.

Mereka selalu mengatakan bahwa Hyunjin tidak memiliki kelainan mental apa pun, namun jika keluhan masih terus berlanjut sebaiknya Hyunjin mulai mengonsumsi obat-obatan.

Hyunjin berdecih, 'mereka saja tidak tahu penyakit apa yang tengah aku idap, mengapa mereka malah menyarankanku untuk makan obat? Apa mereka ingin aku mati keracunan obat-obatan?'

Begitulah kira-kira pola pikir seorang Hwang Hyunjin.

Pintar bukan?

.

.

.

Hai ... Aku mau minta tolong support aku lewat aplikasi Trakteer ya! (Bagi yang bersedia saja, tidak memaksa hehe ... )

Linknya ada di bio aku ...

Terima kasih banyak!

Sayang kalian banyak-banyakkkk 💛💜❤️😙😘


Kalau suka ceritanya silakan vote and comment ya!

Published: March 20th 2022

Продолжить чтение

Вам также понравится

44K 6K 29
tidak ada kehidupan sejak balita berusia 3,5 tahun tersebut terkurung dalam sebuah bangunan terbengkalai di belakang mension mewah yang jauh dari pus...
74.2K 8.1K 85
Sang rival yang selama ini ia kejar, untuk ia bawa pulang ke desa, kini benar-benar kembali.. Tapi dengan keadaan yang menyedihkan. Terkena kegagalan...
82.8K 8.4K 36
FIKSI
AMETHYST BOY AANS

Фанфик

724K 67.6K 42
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...