SAME PAGE [KOOKV VERSION] END

By rinjanikyu

94.3K 8.9K 1.1K

Lee Naeun yang menolak pernikahan dengan Jeon Jungkook karena telah miliki seorang kekasih bernama Kim Taehyu... More

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4 🔞
Chapter 5
Info
Chapter 6 🔞
Chapter 7
Chapter 8 🔞
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20 (END)

Chapter 15

3.8K 392 50
By rinjanikyu

Votement ya:) biar yang baca berkah dan yang nulis bahagia.

*Awas Typo*


***

"Ternyata Taehyung memang sangat tampan, pantas saja kau menyukainya."

"Dia milikku," balas Jungkook ketus.

Nayeon hanya berdecih sambil mengambil map dan segala keperluan meeting milik Jungkook.

"Aku hanya mengatakan bahwa kekasihmu itu tampan, tidak berniat untuk menggodanya atau mengambilnya darimu, kenapa kau begitu posesif?"

"Aku juga hanya mengatakan fakta bahwa Taehyung adalah milikku," balas Jungkook berdiri hendak meninggalkan ruangan kerjanya menuju ruangan rapat yang sebentar lagi akan dimulai.

Tetapi tiba-tiba pria itu menghentikan langkahnya, lalu menoleh pada Nayeon yang berjalan di belakangnya.

"Apa?" tanya Nayeon heran. "Kau melupakan sesuatu?"

"Kau sudah melihat Taehyung? Bagaimana kau tau dia tampan?"

Nayeon meringis pelan, "Jungkook bagaimana jika aku menjawab pertanyaanmu setelah meeting selesai?" tawar wanita itu sambil tersenyum.

"Sekarang. Aku ingin tau sekarang."

"Aigoo...baiklah, tidak usah memasang wajah menyeramkan seperti itu. Kau benar-benar tidak punya belas kasih, bahkan pada sahabatmu sendiri."

"Katakan."

"Iya-iya, tadi resepsionis mengatakan jika ada tamu yang ingin bertemu denganmu. Tetapi karena kau sedang sibuk maka aku sebagai sekertaris yang baik berinisiatif untuk menemui tamu itu, siapa tau itu orang penting bagimu. Dan tenyata benar, dia sangat penting bagimu, karena pria itu memperkenalkan namanya sebagai Taehyung."

"Fuck! Kenapa kau tidak bilang dari tadi bahwa Taehyung ada di sini, apa dia sudah pulang?"

"Lihat inilah yang tidak kuharapkan, kau akan ada meeting penting sekarang, jadi harus fokus dulu dengan itu. Dan soal Taehyung jangan khawatir, aku membawanya ke ruangan tamu VIP dia bilang dia ingin menunggumu, dan dia juga membawa makan siang untukmu."

Jungkook terlihat berusaha menahan kekesalannya saat ini. "Jadi maksudmu makan siang yang tadi kau bilang dari restoran itu adalah makanan dari Taehyung? Kenapa kau tidak membawa dia ke ruanganku?"

"Iya, hehehe....tolong jangan marah. Aku melakukan itu untukmu juga, oke? Kau harus bisa mengendalikan dirimu, setelah meeting ini selesai, terserah saja kau mau melakukan apa. Tetapi tolong kau harus meeting dulu oke? Lagi pula menurutku ruangan tunggu VIP lebih aman, karena jika ayahmu tiba-tiba kemari dia tidak ada menemukan Taehyung di sini."

"Pantas saja makanan itu tidak terasa asing di lidahku. Aku harus menemuinya dulu," ujar Jungkook.

"Tidak," hadang Nayeon. "Aku tau bagaimana kau, setelah bertemu dengannya kalian hanya berakhir saling menindih satu sama lain. Kita meeting dulu, baru kau bisa menemuinya, selain itu aku sudah menceritakan perihal meeting penting ini pada Taehyung, dia pasti akan marah jika tau kau mengabaikan meeting karena dirinya."

Jeon Jungkook menatap Nayeon dengan tajam, wanita ini benar-benar sangat pandai berbicara, apa dia harus mencari sekertaris baru?

"Aku menyesal telah menceritakan soal Taehyung kepadamu," ketus Jungkook sambil berjalan ke arah ruang rapat.

"Kenapa kau begitu sensitif, begitu saja marah," balas Nayeon sambil merengut.

"Wanita gila."

"Ya...ya...ya....memang hanya Tuan Muda Jeon yang waras."

***

"Tae?" Jungkook masuk ke dalam ruangan itu, lalu berusaha memeluk tubuh Taehyung.

"Oh, kau sudah selesai rapat," Taehyung menerima pelukan Jungkook sambil meletakan ponsel miliknya pada sopa yang dia duduki.

"Maaf membuatmu menunggu lama. Maaf juga karena Nayeon malah membuatmu menunggu di sini. Menurutmu haruskah aku mencari sekertaris baru?"

"Jungkook! Awas saja jika kau sampai melakukannya," ancam Taehyung sambil memukul punggung sang kekasih. "Lagi pula aku yang menyuruhnya untuk tidak mengatakan soal kedatanganku ini sampai meeting kalian selesai. Jangan memarahinya."

"Umm, baiklah karena kau yang meminta maka aku akan menurutinya. Jadi sekarang ayo kita pulang, sehabis itu kita jadi berkencan kan?" Jungkook melepaskan pelukannya sambil mengecup bibir Taehyung lembut.

Chup!

"Iya, aku tidak lupa Tuan Muda. Berhenti menanyakan hal yang sama. Ayo kita pulang dulu."

Jungkook kemudian tertawa kecil sambil menggenggam tangan Taehyung, berjalan ke luar dari ruangan itu menuju lift VIP untuk turun menuju basement.


***

Malam ini adalah malam minggu, malam di mana banyak insan muda menghabiskan waktu libur mereka bersama orang terkasih. Begitu pun Jeon Jungkook dan Kim Taehyung. Keduanya terlihat menikmati suasana malam di pusat kota Seoul dengan Jungkook mengendarai yang motor sport-nya, dengan Taehyung yang duduk di belakangnya, sambil berpegangan melalui pelukannya pada perut sang kekasih.

"Kau tidak pernah naik motor?" kata Jungkook sambil membuka sedikit helm full face-nya.

Taehyung tanpa sadar mengangguk sambil mengeratkan pelukannya, "Iya, aku bahkan tidak bisa naik sepeda dengan lancar, bagaimana bisa aku naik motor?"

Perkataan Taehyung barusan, membuat tawa Jungkook terdengar nyaring. Taehyung yang merasa diejek kemudian mencubit perut Jungkook hingga membuat tawa pria itu berubah menjadi pekikan.

"Taehyungie, itu sakit...kenapa kau tega sekali, eoh?"

"Rasakan, memang siapa suruh kau mengejekku," balas Taehyung ketus.

Ya Tuan, Jungkook benar-benar tidak pernah bertemu dengan mahluk yang seperti ini. Selama ini para manusia itu sibuk mencari muka di depannya, berlaku manis, dan memperlakukannya seolah raja, kecuali Taehyung dan ayahnya tentu saja. Jungkook kemudian tersenyum kecil dengan pemikirannya barusan.

"Lupakan, bagaimana kesan pertamamu naik motor bersamaku, hm?"

"Tidak buruk, selama kau tidak mengendarainya dengan kecepatan penuh, naik motor rasanya menyenangkan juga. Apalagi kalau malam seperti ini, pemandangan jalanan kota Seoul jadi lebih terasa dengan jelas."

"Good boy, kalau begitu aku akan membawamu ke rumah makan yang dulu menjadi favoritku," ujarnya riang.

"Memangnya rumah makan itu masih buka?"

"Seperti yang aku bilang sebelumnya, bahkan jika rumah makan itu sudah tidak beroperasi, untukmu aku bisa memintanya untuk tetap buka," balas Jungkook yang kembali dihadiahi cubitan pada perutnya.

"Tae! Kau benar-benar, jika kau berani mencubitku sekali lagi, aku akan menciummu di sini sampai pingsan. Lihat saja."

"Dasar bajingan!" maki Taehyung yang malah ditanggapi tawa Jungkook.

"Yes, I am."

***

Ternyata rumah makan itu masih beroperasi, Jungkook tersenyum sangat senang saat mengetahui fakta ini. Dia memarkirkan motor miliknya di depan rumah makan sederhana yang berhiaskan ornamen tradisional Korea Selatan itu.

Kemudian melepaskan helm nya dan membantu sang kekasih melepaskan helm di kepalanya. Setelahnya Jungkook menggandeng tangan Taehyung untuk memasuki restoran yang tenyata memang ramai.

Jungkook tidak membawanya untuk mencari meja kosong, dia malah membawanya ke arah konter pembayaran. Di sana ada seorang wanita paruh baya yang terlihat sedang sibuk menghitung uang.

"Bibi Gong!"

Wanita yang dipanggil Bibi Gong itu menatap mereka dengan pandangan meneliti, namun setelahnya dia pun berseru.

"Jeon Jungkook?! Apakah benar itu kau?"

Jungkook tersenyum lebar, "Benar Bibi Gong! Bibi, kau terlihat awet muda, dan terlihat semakin cantik. Aku sampai tidak bisa mengenalimu."

Plak!!

Bibi Gong memukul kepala Jungkook dengan gemas. "Anak ini sudah lama menghilang dan sekarang tiba-tiba muncul tetapi malah merayuku! Maaf saja anak muda tidak ada makanan gratis untukmu."

Bukan hanya Jeon Jungkook yang tertawa Taehyung juga ikut tertawa kecil, seolah bisa merasakan keceriaan keduanya.

"Lalu ini siapa, eoh?" tanya Bibi Gong sambil tersenyum ke arahnya.

"Ini Taehyung, dia kekasihku Bi," ujar Jungkook dengan bangga.

Taehyung tersenyum kecil, sedikit takut untuk melihat bagaimana reaksi wanita itu. Namun yang dia takutkan tidak terjadi, karena Bibi Gong malah tersenyum lebar kepadanya. "Aigoo, kenapa pria tampan dan menawan sepertimu mau menjadi kekasih anak ini?"

"Bibi, apa yang salah denganku? Aku tampan, baik hati, dan tentu saja juga menawan. Tentu hanya aku yang pantas menjadi kekasih Taehyung, bukan kah begitu?"

Mendengar hal itu mereka berdua justru tertawa semakin keras, dan memukul lengan satu sama lain. Lucu sekali bercandaan mereka, pikir Taehyung gemas.

"Aigoo hentikan, apa kau kesini mau makan? Atau hanya mau mengobrol denganku?"

"Tentu saja keduanya, siapkan masakan terbaikmu untuk menyambutku dan Taehyung, Bi." kata Jungkook dengan senyum lebar.

"Boleh saja, tetapi kali ini kau tidak akan membayarnya dengan cuci piring kan?" tanya Bibi Gong dengan ekspresi jenaka.

Jeon Jungkook kembali tergelak, "Tentu saja tidak. Bibi, kau tidak perlu khawatir, pemudamu ini sekarang sudah cukup memiliki uang, aku pasti tidak akan berakhir mencuci piring Bibi lagi."

Bibi Gong yang juga ikut tertawa menanggapi gurauan itu, "Baik-baik, akan aku siapkan segera, kau carilah meja kosong. Tunggu lah sebentar, aku sendiri yang akan membawakan makanan kesukaanmu."

"Biar aku membantumu Bi, lagi pula aku rindu pada suasana dapurmu," balas Jungkook antusias. "Tae kau tidak keberatan untuk duduk dulu di sana? Meja di sana kosong, aku akan membantu Bibi membawa makanan kita."

Taehyung tersenyum manis, "Umm, aku tunggu di sana ya. Bibi aku ke sana dulu."

"Iya, tunggu di sana ya, Tae."

Setelah itu keduanya berlalu menuju dapur. Menyisakan Taehyung yang memandang punggung sang kekasih dengan raut bangga.

Ternyata ini adalah sisi lain dari Jeon Jungkook. Taehyung benar-benar sangat kaget sekaligus tidak menyangka. Jeon Jungkook, pewaris Jeon Grup, seseorang yang dikenal dingin dan tidak berperasaan, orang yang dulu menghancurkan hidupnya hanya dalam waktu satu hari, ternyata miliki sisi sederhana seperti ini. Wajahnya yang tampan terlihat begitu tulus meladeni guarauan dari Bibi Gong. Lagi-lagi Taehyung dibuat terpukau dengan sisi lain dari seorang Jeon Jungkook.

"Jungkook kau benar, ternyata hati kita memang tidak pernah salah. Dia selalu tau mana yang terbaik bagi dirinya. Dan semua itu terbukti karena kau adalah pilihan hatiku."

***

Berbagai masakan sederhana yang tadi terhidang di atas meja kini sudah ludes dilahap oleh Jungkook dan Taehyung. Ditemani obrolan ringan penuh canda tawa, dan cerita masa lalu, keduanya terlihat menikmati malam minggu mereka bersama Bibi Gong yang tidak henti-hentinya membuat mereka tertawa.

"Ini untukmu Bi." Jungkook berkata sambil menyodorkan sebuah kotak kecil ke atas meja pada Bibi Gong yang duduk di hadapan keduanya.

Wanita paruh baya itu tampak bingung, melihat kotak kecil itu dan Jungkook bergantian. "Kau berniat membayar makanan kalian dengan ini?"

Jeon Jungkook kembali tergelak, "Tidak, tentu saja tidak. Aku akan membayar makanan kami. Tetapi yang ini adalah hadiah untuk Bibi."

Bibi Gong mungkin terlihat masih berusaha bercanda, namun Taehyung bisa melihat bahwa wanita paruh baya itu tampak berkaca-kaca. Apalagi saat dia membuka isi dari kotak kecil itu, Bibi Gong sudah tidak dapat menyembunyikan rasa harunya.

Dia menutup mulutnya sambil memukul kepala Jungkook dengan ringan. "Anak bodoh! Untuk apa kau membelikan aku kalung? Kalau kau punya uang gunakan itu untuk menabung. Kenapa kau malah membelikan aku kalung? Dasar boros!" ucap wanita itu dengan parau.

Jungkook tersenyum kecil menerima setiap omelan dari wanita yang sudah dia anggap sebagai ibunya itu. "Untuk Bibi, dulu aku hanya bisa melihat mantan suamimu yang gila itu merampas satu-satunya kalung milikmu tanpa bisa melakukan apapun. Dan ternyata dugaanku benar, setelah waktu berlalu kau tidak juga membeli kalung baru. Bibi kau harus berhenti berhemat. Terkadang kau harus menggunakan uangmu untuk memanjakan dirimu sendiri.

"Banyak bicara, bagaimana bisa kau masih mengingat kejadian yang sangat memalukan di hidupku itu, eoh? Dasar anak nakal," ujarnya serak sambil kembali memukul kepala Jungkook.

Taehyung pun ikut tersenyum penuh rasa haru dan bahagia. "Bibi, Jungkook benar, tolong diterima kalungnya, dia pasti sudah mempersiapkan hadiah itu khusus untuk Bibi."

"Tae benar, Bi. Sudah berhenti menangis, sejak kapan kau jadi cengeng begini," ujarnya menggoda sambil mendekap bahu Taehyung.

Bibi Gong malah menangis semakin keras, hingga beberapa pengunjung rumah makan menoleh ke meja mereka. Wanita itu begitu terharu, namun tentu saja sangat bahagia. Selama ini dia selalu menganggap Jungkook sebagai putranya sendiri, tetapi dia tidak menyangka jika pria tampan yang dulunya seperti berandalan itu akan menganggapnya sebagai orang yang berharga juga.

Bibi Gong sangat terharu, ternyata dia memang tidak salah mengenali bahwa pemuda ini memang orang yang baik.

"Terima kasih...kau bahkan sampai ingat segala hal tentang sejarah kalungku. Terima kasih Jungkook, tetapi tolong Taehyung kau harus selalu mengingatkan Jungkook agar tidak boros. Dulu kekasihmu selalu mengeluh tidak punya uang, dan sekarang saat dia sudah tau cara mencari uang, tolong jangan boros. Tabungkan sedikit gaji kalian untuk masa depan, tidak ada yang salah dengan itu."

Bibi Gong terus saja berbicara memberikan keduanya wejangan, tanpa tau bahwa Jeon Jungkook bahkan lebih dari sekedar tau bagaimana cara mencari uang.

"Kalau begitu kau tidak usah membayar makanan kalian, dengan ini sudah cukup."

"Tidak, aku tetap akan membayar makanan kami juga," ucap Jungkook.

"Memangnya kau masih memiliki cukup uang?"

Jungkook pun tersenyum lembut pada wanita di depan mereka, "Masih, Bibi tidak perlu khawatir. Dulu aku sempat pergi tanpa memberi kabar, dan sekarang aku berjanji akan sering-sering mampir. Bibi tolong jaga kesehatan, dan hidup dengan baik agar bisa melihat hari bahagiaku dengan Taehyung nanti."

Perkataan Jungkook barusan bukan hanya membuat senyum tulus Bibi Gong mekar, melainkan juga membuat Taehyung menatap figurnya dengan pandangan berkaca-kaca.

Jeon Jungkook, kau benar-benar sesuatu. Taehyung pun tersenyum dengan begitu elok.

"Tentu saja Bibi tau, kau bekerjalah yang rajin agar segera menikah dengan pria menawan ini. Tapi ngomong-ngomong apa pekerjaanmu Jungkook?"

"Bibi akan kaget kalau aku mengatakan yang sebenarnya."

"Kau bukan seorang criminal kan? atau pembunuh bayaran?" tanya Bibi Gong dengan mata membulat.

"Tentu saja bukan, Bi. Kenapa kau sampai bisa berpikir begitu," ujar Jungkook geli.

"Oh syukurlah, ya aku hanya bertanya," sahutnya sambil mengelus dada. "Lalu apa pekerjaanmu?"

Dengan wajah jenaka, dia pun menatap Taehyung dan Bibi Gong bergantian. Taehyung tau jika Jeon Jungkook sudah berwajah seperti itu, maka dia berniat menggoda.

"Pekerjaanku?"

Bibi Gong mengangguk, "Iya? Apa pekerjaanmu?"

"Aku Jeon Jungkook, seorang CEO di salah satu perusahaan milik Jeon Grup. Bisa dikatakan aku adalah salah satu pewaris Jeon Grup, itu adalah rahasia yang selama ini aku sembunyikan dari Bibi," ucap Jungkook sambil tertawa kecil.

Ucapan Jungkook barusan jutru membuat Bibi Gong terdiam dengan mata membulat tidak percaya.

"Kau salah satu pewaris Jeon Grup? Keluarga kaya raya itu?"

"Benar Bi."

"APA?! Bagaimana bisa aku baru tau sekarang?!! DASAR ANAK NAKAL!"

PLAK!!

"Akh! Bibi, kenapa kau memukulku dengan serbet?!"

"Itu pantas untukmu!!"

***

Taehyung masih saja tertawa saat dia bahkan sudah berada di atas motor yang dikemudikan Jungkook. Mengingat peristiwa beberapa saat lalu, saat Bibi Gong tau mengenai asal-usul Jungkook, wanita itu sangat kaget, namun masih tetap begitu lucu sehingga membuat Taehyung tidak berhenti tertawa. Apalagi saat melihatnya memukuli Jeon Jungkook dengan serbet--sesaat setelah kekasihnya itu menceritakan asal-usulnya, begitu lucu dan menggemaskan.

"Taehyungie, sampai kapan kau akan menertawakanku?"

"Tentu saja sampai aku merasa puas. Bibi Gong benar-benar sangat hebat karena bisa membuatmu tunduk. Aku harus belajar banyak darinya," kata Taehyung enteng.

"Taetae, kau tidak harus belajar dari Bibi Gong, bahkan sekarang saja kau sudah bisa membuatku tunduk kok."

"Berhenti bicara omong kosong, minggu depan kita makan di sana lagi, ya? Aku masih mau mengobrol banyak dengan Bibi." Kali ini Taehyung berkata sambil menumpukan dagunya di bahu sang kekasih.

Jeon Jungkook tentu senang dengan reaksi Taehyung barusan. "Tentu saja, kita bisa sering ke sana sebanyak yang kau inginkan."

"Oh manis sekali, pandai sekali Tuan Muda Jeon bicara."

"Hanya untukmu seorang."

Setelah itu keduanya kembali tertawa bahagia, ditemani hiruk pikuk jalanan kota Seoul yang seolah tidak pernah tidur.

Jeon Jungkook dan Kim Taehyung sedang bahagia malam ini.

***

Minggu pagi kedua insan itu masih nyaman bergelung dalam selimut hangat. Mereka terlihat memeluk satu sama lain dengan lengan Jungkook yang menjadi bantal Taehyung, dan lengan Taehyung yang memeluk perut sang kekasih. Jungkook terbangun lebih dulu, matanya menyipit saat melihat cahaya matahari mulai memantul dari gorden jendela penthouse-nya.

Namun dia pun tersenyum saat menemukan Taehyung masih terlalap dengan bersandarkan lengannya. Jungkook kemudian mengecup lembut kening Taehyung, dan semakin mendekap tubuh itu dengan erat.

Sayangnya, berkat pelukan eratnya tersebut, Taehyung pun jadi ikut terbangun, sambil mengucek matanya perlahan, dia berusaha melepaskan pelukan Jungkook yang terasa sudah tidak manusiawi itu.

"Lepas, Jungkook panas! Lepaskan pelukanmu," ujar Taehyung serak.

"No, selamat hari minggu Tae. Seharian ini kau tidak boleh pergi ke manapun, mari kita habiskan hari minggu kita bersama."

Mata Taehyung langsung terbuka lebar. Dia kemudian menatap pria yang rambutnya mencuat ke sana kemari itu dengan pandangan galak. "Itu bukan ide yang bagus. Seharian berduaan denganmu hanya akan membawa matalapetaka untukku. Minggu lalu kau hampir membuatku tidak bisa berjalan, lagi pula hari ini aku akan pergi ke restoran."

Jeon Jungkook malah semakin mengeratkan pelukannya, "Tidak boleh. Aku tidak akan membiarkanmu ke luar hari ini. Lagi pula ada banyak pekerjamu di sana, kau tidak harus turun langsung ke sana. Lebih baik kita menghabiskan waktu bersama, ayo sini beri aku morning kiss," riang Jungkook sambil berusaha mendekatkan wajahnya pada Taehyung.

"Tidak mau!! Kau belum sikat gigi! Menjauh dariku!"

Taehyung menahan dada Jungkook sambil berusaha memalingkan wajahnya, alhasil bibir Jungkook pun mendarat di rahangnya.

"Jeon Jungkook!!!"

Pria tampan itu tertawa, dengan sengaja dan membabibuta mengecupi rahang Taehyung lalu turun hingga ke lehernya.

"Nghh! Lepas!"

Jeon Jungkook justru semakin gila dengan aksinya, dia kini berhasil mengukung Taehyung dari atas, hingga selimut yang menutupi tubuh mereka terjatuh. "Baby lihatlah kau mendesah, itu berarti kau menyukainya," katanya dengan senyum miring.

Taehyung pun akhirnya memalingkan wajahnya untuk menatap lurus ke arah Jungkook, dan hal itu dimanfaatkan oleh pria itu untuk maraup bibirnya. Taehyung yang awalnya menolak segala macam sentuhan yang kekasihnya berikan, justru mengalungkan lengannya ke leher Jungkook, menekan tengkuk pria itu untuk semakin memperdalam ciumannya.

Lagi-lagi Jeon Jungkook tersenyum penuh kemenangan. "Setelah aku pikir, kita tidak akan puas hanya dengan morning kiss, bagaimana kalau kita lanjutkan dengan morning sex? Sound great, right?" Jungkook bertanya sambil melepaskan ciumannya.

"Tidak!"

Namun Jungkook justru kembali membungkam bibir Taehyung, membawanya untuk larut dalam ciuman keduanya.

"Ahhh....Jungkook brengsek! Nghh...."

Mari kita tinggalkan keduanya sejenak.

.

.




TBC.

Dah sampai di sini guys xixi💜

Continue Reading

You'll Also Like

34.1K 2.8K 30
⚠️ Kookv lapak ⚠️ Not Vkook ⚠️
55.3K 5.3K 26
Taehyung dan Jimin sok-sokan masuk ke dalam club. Dan di tempat kotor itu, mereka tak sengaja bergabung ke meja om-om tajir di mana Taehyung akhirnya...
189K 19.1K 26
Remake (True Alpha) karyaku sebelumnya 📍 -kookv -bxb -BDSM -M-preg -ABO -Rate-M 🔞 - 01 #kooktae 25 Oktober 📌 - 01 #kookv 25 Oktober 📌 - 01 #fik...
1.2M 77.6K 62
Kim Taehyung anak yatim piatu karena orang tua mengalami kecelekaan. Dia diusir dari rumahnya oleh pamannya sendiri. Jeon Jungkook seorang pengusaha...