Selamat pagi/siang/sore/malam
Chapter ketujuh nih...
Masih ada yang baca ga ni? Kalo masih absen sesuai huruf depan nama kalian👉
Oke langsung baca aja....
Happy reading 🥳🥳🥳
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sekarang Samuel sudah berada di depan gerbang sekolah. Dia menghentikan motornya agak jauh dari gerbang.
"Duh, masuk ga nih?" Samuel melihat gerbang yang hampir di tutup.
Sebenarnya rencananya ia tidak ingin masuk hari ini, tapi.....
Flashback
"SAMUEL BANGUN, INI SUDAH JAM BERAPA KAMU GA KE SEKOLAH?" suara menggelar milik Alia nyokap Samuel.
"Mmhh.....ma, hari ini Samuel ijin ga ke sekolah ya? Badan Samuel tiba-tiba sakit, trus kepala Samuel pusing" Samuel hanya akting. Dia tidak sakit, sehat malahan. Dia hanya ingin menghindari Cakra dengan tidak pergi ke sekolah juga tidak jadi membeli keinginan Lexi.
"Ya ampun anak mama, sini mama cek suhu kamu" Alia dengan wajah cemas, langsung berjalan menuju Samuel yang sedang menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.
Saat Alia hendak menaruh tangan nya di dahi Samuel, tiba-tiba Samuel mencegahnya.
"Ga usah ma, nanti mama tertular" Alia langsung menjauhkan tangannya.
"Ya sudah, kalo gitu kamu suntik ya" Alia tersenyum di balik wajah khawatir nya. Dia tau sekarang Samuel hanya berpura-pura. Dan hal yang ampuh adalah dengan menggunakan suntik. Samuel takut pada jarum suntik.
"Ehh enggak ma, Samuel sehat kok. Kuat juga, jadi ga perlu suntik" Samuel langsung buru-buru berdiri membuang selimutnya.
Alia tersenyum melihat Samuel yang sudah berdiri tegap di samping tempat tidur. "CEPAT MANDI, DAN PERGI KE SEKOLAH" teriak Alia yang membuat Samuel kaget.
"Sekarang ma?"
"GA, TAHUN DEPAN. YA SEKARANG SAMUEL!!" Samuel bingung kenapa mamanya ini selalu teriak-teriak. Apa mungkin dulu saat papa nya olahraga mamanya yang teriak paling gede.
"Anak siapa sih" gerutu Alia sambil membersihkan tempat tidur Samuel yang berantakan
"ANAK MAMA LAH" teriak Samuel dari luar kamarnya yang langsung di hadiahkan lemparan banyak dari Alia.
"Brisik" ujar Lexi sambil melihat mama dan kakak nya, yang teriak-teriak dari tadi seperti orang gila.
Jadi, begitulah ceritanya kenapa Samuel bisa ada di sini. Saat melihat gerbang hampir di tutup, tanpa pikir panjang samuel langsung menancap gas motornya.
Tin tin tin
Pak satpam berhenti menutup pintu dan membiarkan Samuel masuk.
Setelah memarkir kan motornya, Samuel celingak-celinguk melihat sekitar semoga dia tidak bertemu dengan sang polisi.
Hadeh, kenapa Samuel terlihat seperti penyeludupan narkoboi sekarang?
"Aman"
Tidak ada tanda-tanda kehadiran sosok hantu di parkiran. Samuel lalu berjalan menuju koridor sekolah. Tetap waspada dengan lingkungan sekitar.
"Kenapa kaya gitu?" Tiba-tiba ada orang yang bertanya Pada Samuel. Sementara Samuel yang membelakangi orang itu hanya menunduk.
"Shutt!! Gue lagi sembunyi dari seseorang Lo diem deh" ujar Samuel tanpa berbalik ke belakang.
"Ohhh, siapa emangnya"
"Ck. Banyak nanya Lo. Gue itu sembunyi dari Cak-" ucap Samuel berhenti saat dia menengok ke belakang.
Benar saja, di belakang nya sudah ada Cakra yang berdiri sambil melihatnya dengan wajah datar.
"Eh- Cakra. Hallo bro" sapa Samuel dengan senyum paksa sepaksa mungkin.
"Sembunyi dari siapa tadi?" Samuel sudah berkeringat dingin, doakan saja yang terbaik bestie.
"Da-dari pak pra-prabto.....iya pak Prabto" ujar Samuel gagap. Selamatkan Samuel sekarang.
"Ya udah, gue ke kelas dulu ya. Bay" saat hendak melangkah, tas Samuel sudah ditarik. Walaupun pendek, bukan berarti, dia tidak memiliki tenaga untuk menyeret Samuel sekarang.
"Lo mau kabur?"
"Ngak! Suer ga" Samuel mengangkat kedua jarinya.
"Ikut gue" akhirnya Samuel di seret menuju ruang OSIS.
Ruang OSIS 📍
"Jelasin"
Cakra dan Samuel sudah berada di ruang OSIS. Samuel duduk berhadapan dengan Cakra.
"Anu..."
"Kenapa anu Lo? Perlu di garuk?" Samuel langsung mengangkat wajahnya kaget dengan yang di katakan Cakra.
Enak saja, Cakra pikir Samuel cowo apaan?
"Akra gue ga sengaja sumpah, gue salah kirim" ujar Samuel sambil memohon pada Cakra.
Kening Cakra mengerut. Sejak kapan anaknya Akra?. "Akra?" Ujar Cakra.
"Hehe ia biar kita keliatan Deket" Samuel malah cengiran tak jelas.
"Lo mau mati hah!" Tegas Cakra saat melihat Samuel cengiran.
"Apan sih, kan udah gue bilang gue salah kirim" ujar Samuel tak terima. Lagian dia cuman salah kirim, kenapa masalah jadi sepeti Samuel sudah mengambil keperawanan Cakra?
"Lagian, anak SMA kaya Lo kenapa si doyannya bokep? Ga malu?" Hal itu membuat Samuel mengerutkan keningnya. Apa salahnya menonton bokep?
Dia benar-benar kesal sekarang. Jika kata maaf tidak bisa menyelesaikan masalah, maka kekerasan bertindak.
"Lo kok alay banget sih? Gue cuman kirim Lo link bokep bukan memperkosa Lo. Gitu aja ribet. Lagian, gue kan juga udah minta maaf" ujar Samuel penuh rasa kesal dan amarah. Dia sampai berdiri dari duduknya.
Cakra hanya melihat Samuel dengan wajah datar. Sementara Samuel wajahnya sudah memerah Karana emosi.
1 menit mereka bertatapan seperti itu, yang akhirnya Cakra menyudahinya.
"Lo mendingan balik ke kelas" ujar Cakra sambil berdiri dari tempatnya.
Emosi Samuel juga sudah mulai rendah. Cakra sedang membereskan barangnya di atas meja.
Samuel tidak keluar, dia malah berjalan menuju Cakra.
"Maaf ya, gue tadi kelepas emosi" sesudah berkata begitu, Samuel langsung keluar dari kelas.
Deg
Deg
Deg
"Apa-apaan sih ni?" Batin Cakra.
"Woi, darimana aja Lo?" Tanya Berni saat melihat Samuel baru masuk ke kelas. Untung saja, hari ini ada rapat di awal jam, dan mereka hanya di berikan LKS untuk dikerjakan.
"Ruang OSIS" jawab Samuel singkat.
Berni mengerutkan keningnya. Tumben anak itu tidak heboh. Lagian sudah dua kali Samuel seperti ini.
"Jar, Fajar" panggil Samuel.
"Hm?"
"Cakra,.... Sepupu Lo itu, dia ga bisa di bentak ?" Pertanyaan Samuel membuat Fajar mengerut kan kening nya.
"Maksud Lo?" Tanya Fajar sambil melihat ke arah Samuel.
Lama tak menjawab, akhirnya Samuel buka mulut.
"Ga, ga jadi"
"Lo ada masalah sama Cakra?" Tanya Fajar. Fajar memang orangnya peka ih.
"Gue semalem salah kirim link. Gue niatnya mau ngirim ke Berni malah kekirim ke Cakra. Trus tadi pagi gue ngobrol sama dia, jelasin eh dia malah marah dan kata-katanya bikin emosi gue meledak. Gue langsung berdiri dan ngebentak dia. Gue cuman takut dia punya trauma" jelas Samuel panjang lebar. Fajar terus mendengarkan Cerita Samuel.
"Tenang aja, dia bukan orang yang lemah sama bentakan" ujar Fajar menenangkan Samuel.
Fajar tau, Samuel pasti akan menyalahkan dirinya sendiri jika Cakra kenapa-napa.
Samuel melihat Fajar yang mengangguk. Dia pun tersenyum, setidaknya perasaannya lega.
"Ngomong apa sih, serius banget Lo berdua?" Tanya Berni yang tiba-tiba datang dari toilet.
"Ga, bukan apa-apa kok" ujar Fajar sedangkan Berni hanya ber'oh'ria.
"Sam, bang haris bilang Sabtu ini kita makan bareng bang Haris" ujar Berni. Wajah fajar langsung berubah masam, mendengar nama Haris.
"Oh, boleh-boleh gue juga kosong" Berni langsung tersenyum mendengar jawaban Samuel.
"Sesenang itu, Lo mau ketemu sama dia?"
"Gue ikut" ujar Fajar tiba-tiba. Samuel dan Berni saling bertatapan dan tak lama Berni mengangguk.
"Nanti gue minta sama bang Haris. Ya udah, gue keluar dulu ya, ada urusan bentar" Berni langsung pergi meninggalkan mereka berdua di kelas.
Samuel dan Fajar kembali mengerjakan LKS mereka.
TBC
He he he... Gimana ?
Penasaran sama chapter selanjutnya.. makanya terus pantau akun aku
Jangan lupa vote dan komen kalau mau share juga boleh
Sampai ketemu di chapter selanjutnya....
Bay bay 💗💗💗