STRIPTEASE DANCER [M]

By bunnydialy

8.3K 557 51

Park Jihye bekerja sebagai striptis pribadi seorang mafia kelas kakap yang dikenal sebagai Jack. Akan tetapi... More

PROLOG 💋
OPEN PO

01 💋

2.6K 174 3
By bunnydialy

18+

"Selamat malam, Detektif Shin." Jihye mengulas senyum manis manakala Shin Tae yang bertugas untuk mencari Yoon Jungkook kini muncul di hadapannya. "Apa yang kau butuhkan di sini? Whiskey? Or something new?"

Shin Tae menjilat bibir bawahnya, lalu menghapus jarak sehingga kini keduanya berdiri sangat dekat. "Bisakah kau menari untukku? Hanya untukku. Aku bisa membayarmu lebih."

Jihye terdiam dan mengerjapkan matanya dengan lambat. Wanita itu tidak bisa dengan cepat memberikan keputusan karena Jihye tahu bahwa dirinya sudah dipesan oleh Yoon Jungkook untuk menjadi penari striptisnya secara private. Itu artinya, tidak ada yang bisa memesan Jihye lagi meskipun Jihye seharusnya bisa menyetujui hal tersebut.

Jack berani membayarnya mahal. Maka dari itu, tidak ada lagi yang bisa membayar Jihye sebagai penari striptis VVIP kecuali bayarannya jauh lebih mahal dari Jack.

"Lima ratus ribu won. Bagaimana, Jihye? Aku sedang sangat pusing, dan aku butuh dihibur malam ini. Kita juga bisa membahas soal Jack di ruangan agar tidak ada yang bisa mendengarkan kita berdua."

Jemarinya Shin Tae terangkat untuk membelai lembut pipi Jihye. Pria itu memberikan tatapan sayu ke arah Jihye seakan Tae sedang memamerkan dirinya yang sedang butuh untuk dipuaskan oleh tarian seksi Jihye.

Tersenyum manis, Jihye lalu menganggukkan kepala. Jihye menyapu pandangan ke arah club yang sudah diisi oleh banyak orang yang bergoyang mengikuti alunan musik.

Ini mungkin bisa dijadikan kesempatan untuk Jihye tahu sudah sedalam apa Shin Tae menyelidiki soal Yoon Jungkook—atau yang Shin Tae kenal sebagai Jack. Dengan begitu, maka Jihye bisa menyampaikan info terbarunya pada Jungkook sehingga Jihye akan mendapatkan apa yang ia mau, seperti seks dengan penuh cinta bersama Jungkook.

"Tunggu di sini, Tuan Shin. Aku akan mengambil whiskey untukmu."

Jihye kemudian menjauhkan diri sebelum Shin Tae menyentuhnya lebih dalam. Wanita itu berjalan ke area bar, kemudian meraih satu whiskey juga sloki sebelum menatap ke arah salah satu temannya yang sedang sibuk meracik minuman beralkohol.

"Park Mansu!" Jihye memanggil. Setelah pria itu menoleh, Jihye mendekat dan berkata, "Jika Jack datang, tolong katakan padanya untuk menungguku di ruangan biasa."

Pria itu lekas menganggukkan kepala. "Baiklah. Aku akan menyampaikannya."

Dengan tubuh moleknya, Jihye berjalan dengan sangat anggun sehingga pria-pria di belakang dirinya merasa sangat tergoda dengan pantat sintalnya yang seksi.

Seperti biasa, Jihye hanya mengenakan pakaian minim bahan untuk memamerkan tubuh seksinya. Tentu untuk menarik perhatian meskipun sekarang Jihye hanya bekerja melayani Yoon Jungkook.

Jihye berjalan kembali pada Shin Tae yang sudah menunggunya. "Ayo, ikut bersamaku. Akan kutunjukkan di mana letak ruangannya."

Wanita itu memimpin jalan. Tidak peduli jika Shin Tae berulang kali menatap pantatnya. Jungkook menugaskan Jihye untuk mengawasi serta mengelabui Shin Tae sehingga detektif tampan itu gagal dalam misi penangkapan Jungkook. Maka dari itu, Jihye memang perlu melakukan pendekatan seperti ini tanpa sentuhan intim.

Jihye tahu, jika Jack mengetahui soal ini, maka sudah dapat dipastikan Jihye tidak akan selamat dari kungkungan Jack di atas ranjang atau di ruangan pribadi pria itu yang diisi oleh banyak sekali alat-alat untuk menyiksa Jihye sebagai hukuman.

Jadi, Jihye berharap Jungkook tidak datang hari ini bersama bodyguard-nya atau justru menyuruh Donghan ke night club untuk mengawasi Jihye.

Setibanya di dalam ruangan, Jihye buru-buru mengunci pintu dan meredupkan lampu. Wanita itu meletakkan whiskey serta sloki ke atas meja selagi Shin Tae duduk di atas sofa. Setelahnya, Jihye berdiri tegak menatap detektif tersebut yang tengah memberikan tatapan elangnya.

"Berapa menit kau akan membayarku untuk menari, Detektif Shin?"

Shin Tae melepas jaket kulit yang melekat pada tubuhnya. Pria itu lalu melonggarkan ikat pinggangnya—membuat pandangan Jihye refleks tertarik ke bawah untuk melihat apa yang Shin Tae lakukan.

"30 menit mungkin cukup. Atau aku perlu menambah bayaranku untuk mendapatkan aksi 30 menitmu?"

Menggeleng dan terkekeh, Jihye pun memundurkan langkah untuk mendekat pada tiang tariannya. "Tidak perlu. 30 menit sudah cukup dengan bayaran setinggi itu," sahut Jihye. Jemarinya mulai menyapa tiang dingin tersebut. Tubuh Jihye lekas naik dan mulai menari seperti melakukan pole dance.

Tatapan sensual yang Jihye lemparkan pada Shin Tae, sontak membuat pria itu ereksi seketika. Jihye benar-benar panas. Meliukkan tubuh indahnya pada tiang seraya menunjukkan bagian-bagian tubuh seksinya tepat di depan mata Shin Tae.

Jihye lalu melepas kemeja ketat yang ia kenakan sehingga yang Jihye kenakan kini hanya bra tipis serta hotpants yang menyembulkan pantatnya.

Wanita itu menggigit bibir bawahnya ketika tubuhnya bergerak turun. Jihye terus menari meskipun tidak terus-menerus melakukan pole dance. Menari dengan tubuh setengah telanjang di hadapan Shin Tae yang sesekali meneguk whiskey tanpa melepaskan tatapannya ke arah Jihye.

"Jadi, bagaimana dengan Jack? Apakah kau sudah banyak mendapatkan informasi tentang dia?" tanya Jihye selagi tangannya melepas hotpants.

Shin Tae mendesis manakala mendapati tubuh Jihye yang begitu seksi sehingga membuat celananya sesak. Kepalanya buru-buru dianggukkan seraya kembali meneguk whiskey yang dituangkan ke dalam sloki.

"Bagus. Kau harus segera menangkap Si Jack itu," tutur Jihye.

Hanya untuk memancing. Tentu saja, Jihye tidak dapat membiarkan Yoon Jungkook ditangkap dan dikurung di penjara dengan putusan hukuman seumur hidup karena pekerjaan yang Jungkook lakoni.

Bersama Yoon Jungkook benar-benar membuat Jihye nyaman kendati pria itu beberapa kali melakukan rough sex terhadap dirinya jika Jungkook melihat Jihye disentuh oleh pria lain secara sengaja. Jihye pun tahu mengenai perasaan Jungkook padanya karena Jungkook tidak pernah berbohong atau menutupi sesuatu darinya—termasuk perasaan pria itu sendiri.

"Aku belum tahu di mana pabrik yang dia gunakan untuk pembuatan obatan-obatan terlarang miliknya. Kau mungkin bisa membantuku, Jihye-ssi."

Jihye berhenti menari sejenak. Hanya saja, kedua tangannya fokus meremas payudara seraya menggigit bibir bawahnya sebelum menjawab, "Yang kutahu dari salah satu bodyguard-nya, dia memiliki pabrik tidak hanya satu. Dia memiliki kurang lebih 20 pabrik yang tersebar di banyak negara. Tapi aku juga tidak tahu di mana pabrik-pabrik itu ada. Dia tidak ingin memberi tahu meskipun aku sudah menggodanya."

Shin Tae terkekeh menanggapi. "Lebih baik kau menggodaku saja," timpal pria tersebut.

Jihye berbalik untuk berdecih menanggapi ucapan Shin Tae. Setelah itu, Jihye kembali melakukan pole dance untuk menarik perhatian Shin Tae. Rasanya Jihye ingin waktu 30 menit berjalan dengan sangat cepat. Jihye tidak mau terlalu lama terjebak di dalam ruangan ini bersama Shin Tae—ditambah jika Jack sudah datang untuk menunggunya.

"Lalu apa lagi yang sudah berhasil kau dapatkan, Detektif Shin?" tanya Jihye lagi.

Pria tampan itu kembali menenggak whiskey dengan kedua mata tetap mengarah pada tubuh Jihye yang menari dan seolah menggoda berahinya.

Tae mengembuskan napas dalam. "Aku sudah meringkus salah satu pelanggannya. Tapi dia tidak mau mengaku padaku dan membuka semuanya. Mungkin Jack membayarnya lebih untuk bungkam. Sial sekali. Dia benar-benar cerdik dan sulit untuk didapatkan."

Jihye mengulas senyum miring. "Lagipula, untuk apa kau susah payah ingin menangkapnya? Selagi dia tidak merugikan negara, kau tidak perlu menangkap Jack. Dia mungkin bisa membunuhmu. Kau akan dalam bahaya jika Jack mengetahui itu, Detektif Shin."

Tae menganggukkan kepala. "Aku tahu. Tapi aku tidak peduli jika nyawaku menjadi taruhannya," sahut detektif itu. "Aku penasaran. Tidak ada polisi atau satu pun detektif yang bisa menangkap Jack selama lima tahun ini. Maka aku harus turun tangan untuk menyelidiki kasus penyelundupan barang dan obat-obatan terlarang yang Jack lakukan."

"Kau sangat gigih rupanya." Jihye turun dari tiang dan kembali menari di dekat meja. Sesekali tangannya mengusap payudara yang masih dibalut oleh bra tipis, atau turun ke bawah untuk mengusap miliknya.

Shin Tae kembali mengangguk. "Aku penasaran dengan wajah asli Jack. Aku ingin segera menangkapnya dan menembakkan satu peluru ke kepalanya."

Jihye terdiam sesaat. Wanita itu hanya bisa menatap Shin Tae yang terlihat begitu sadis pada Jack. "Apakah kau tahu bahwa kau sama saja menjadi pembunuh sekali pun kau membunuh penjahat?" Shin Tae kini yang diam dan tak bisa menjawab. "Kau adalah seseorang detektif. Kau dibayar untuk membela kebenaran—bukan membenarkan keputusan yang salah, Detektif Shin."

Mengerjapkan matanya lambat, kini Shin Tae menatap sayu karena sudah terlalu banyak meneguk alkohol. "Kau pintar sekali. Pantas saja aku bisa tertarik padamu, huh!"

Kepala Jihye dimiringkan. Tidak menyangka bahwa Shin Tae akan berujar seperti itu padanya. Jihye tidak pernah memikirkan mengenai ketertarikan Shin Tae terhadapnya. Yang Jihye tahu hanyalah Shin Tae ingin mendapatkan bantuan karena para pekerja di sini memberikan informasi padanya mengenai Jihye yang dibayar mahal untuk menari di depan Jack.

Namun, tidak ada yang tahu wajah asli Jack karena setiap datang ke night club, Jungkook selalu mengenakan masker, topi, dan kacamata.

"Apakah kau pernah melihat wajah Jack, Jihye-ssi?"

Jihye lekas menggeleng sebagai jawaban. Tentunya Jihye tidak bisa berujar jujur karena bagaimanapun, dia ada di pihak Jack kendati Jack adalah pihak yang salah.

"Tidak. Aku tidak pernah melihat wajahnya. Dia selalu mengenakan masker dan kacamata. Aku juga hanya menari untuknya, bukan untuk disentuh dan melayaninya secara lebih," sahutnya berbohong.

"Tolong bantu aku untuk mendapatkan informasi darinya. Kau harus bisa mendapatkan di mana rumah tinggalnya karena aku sangat ingin membawanya ke kantor polisi."

Jihye menganggukkan kepala paham. Wanita itu mendekat, lalu duduk di atas meja kaca sebelum menepuk pelan bahu Shin Tae. "Kau tenang saja, Tuan Shin. Aku akan membantumu untuk mendapatkan banyak info tentang Jack. Well, meskipun Jack sangat menegangkan dan jarang mengajakku berbicara. Tapi aku bisa mendapatkan informasi darinya."

Detektif Shin mengangguk. "Bagus. Kau memang tidak salah untuk aku pilih sebagai informan, Jihye-ssi. Kau pintar dan mudah merayu. Kau pasti bisa merayu Jack." Tangan Shin Tae mengusap paha Jihye, tapi Jihye buru-buru berdiri dari duduknya agar Tae tidak bisa menjangkaunya.

"Sudah 30 menit, Detektif Shin. Waktu kita sudah habis." Jihye mengenakan kemejanya lagi dan merapikan diri. Wanita itu membuka pintu dengan lebar sebelum tubuhnya didorong oleh Shin Tae hingga punggung Jihye terbentur tembok yang ada di depan ruangan VVIP. "Aw!" pekik Jihye.

Shin Tae menciumi lehernya. Tangan kanannya menahan tubuh Jihye, sedangkan tangan kirinya meremasi pantat Jihye. "Kau membuatku horny. Bisakah kita bermalam di hotel, hm?"

"Aku tidak bekerja untuk memuaskan nafsumu, Tuan Shin. Tolong lepaskan aku!"

"Ayolah. Aku tahu kau tertarik padaku ..."

Jihye menggelengkan kepala. Dadanya berdetak kencang—takut jika Shin Tae menyentuhnya kian kurang ajar.

"Tolong lepaskan aku. kau mabuk, Tuan Shin!"

Belum sempat Detektif Shin meremas payudaranya, seseorang berhasil memukul pipi pria Shin tersebut hingga tersungkur ke atas lantai. "Apa yang kau lakukan?!"

Jihye cukup terkejut manakala Jungkook berdiri di sana dengan topi dan kacamata hitam. "Berani sekali kau memaksa seorang wanita?" Jungkook menarik kerah jaket Tae, lalu memukul wajah itu sampai Shin Tae pingsan.

Jack lalu menegakkan tubuhnya. Pria itu menatap Jihye dengan rahang diketatkan. "Berani kau melayaninya?" tanya Jack dengan nada dingin yang dilemparkan. Jihye hanya menunduk sebab tak berani menjawab. "Tidak akan kuampuni dirimu."

Tangan Jungkook menarik pergelangan tangan Jihye untuk menjauh. Lalu Jungkook memerintah Donghan untuk membawa Jihye ke dalam mobil tanpa membuat orang-orang menatap ke arah mereka.

"Ke rumah pribadiku, Donghan."

Donghan mengangguk. "Baik, Bos."

Jihye dan Jungkook duduk di kursi penumpang belakang. Di sana, Jihye menyentuh tangan Jungkook sementara pria itu hanya diam tanpa memberikan perlawanan.

"Aku bisa menjelaskan padamu," ucap Jihye.

"Apa yang bisa kau jelaskan selain kau sudah menerima tawarannya untuk melayani pria itu di ruangan VVIP?" Jungkook melepas kacamata dan topinya. Melemparkan tatapan penuh angkara ke arah Jihye dan kembali melanjutkan, "Kau pikir aku tidak mengawasimu? Dan apa kau pikir aku sebodoh itu untuk tidak mengetahui apa saja yang kau lakukan di club tanpaku?"

Menelan saiva susah payah, Jihye berakhir menundukkan kepala karena tidak berani menatap Jungkook terlalu lama.

"Kubuat kau tersiksa malam ini dan jangan harap kau bisa bebas di rumahku selama beberapa hari ke depan."

***

Btw, ebook ini udah open PO. Link pembelian ada di bio ya. Bisa kalian klik ajaa.

Kalo mau beli di luar PO nanti harganya lebih mahal. Jadi mending ikut PO aja 😋

Continue Reading

You'll Also Like

185K 15.5K 26
Ernest Lancer adalah seorang pemuda kuliah yang bertransmigrasi ke tubuh seorang remaja laki-laki bernama Sylvester Dimitri yang diabaikan oleh kelua...
51.2K 3.7K 52
"Jika ada yang harus berkorban dalam cinta ini, maka itu cintaku yang bertepuk sebelah tangan" - Dziya Idzes "Sekat-sekat ruang yang tertutup layakn...
1.7M 18.4K 40
Sebelum membaca, alangkah baiknya kalian untuk follow akun wp gw ya. WARNING 🔞!!! Yg penasaran baca aja Ini Oneshoot atau Twoshoot ya INI HASIL PEMI...
827K 87.4K 58
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...