HUGLOVE [on going]

By BebekMaco

5.3K 2K 1.9K

Jogja, 14 Juli 2022. Kenangan dengan Malioboro, hanya untuk dikenang bukan berarti akan terus terjerumus dal... More

1. Aku
2. Lelaki tampan
3. Sang penyurat
4. Dia Pandji
5. Gombal
6. Warung Mang Juki
7. Kelakuan Pandji
8. Kemana dia

9. Buku catatan

240 124 314
By BebekMaco


HAI SEMUA! MAAF UDAH BIKIN KALIAN NUNGGU, JANGAN LUPA UNTUK VOTE DAN KOMEN ❗

♬ Morning coffee - chevy ♬


°°°°

Setelah pulang sekolah, aku tidak langsung mandi. Tidak sabar untuk membuka buku catatan yang diberikan oleh Pandji.

Serius. Saat mengeluarkan buku itu dari tas saja, aku sudah dibuat senyum-senyum olehnya.

Di awal buku tertulis;

"Barang siapa yang buka buku ini kecuali Thalita, kita perang."

Aku tertawa membacanya. tidak, tidak ada yang lucu. Tapi aku gak tau kenapa bisa ketawa dengan tulisan yang di buat Pandji saat itu.

Kemudian aku membalikkan tubuh, menghadap pelafon kamarku. Membuka halaman demi halaman.

Kamu harus tau ini! Saat aku buka halaman terakhir. Aku ingat sekali, saat itu aku langsung memukul boneka kesayangan yang ada di sampingku dengan exited.

Di buku itu ada tulisan dimana aku sangat ingin terjun saat itu juga, isinya adalah;

"Aku tidak suka damai, tapi aku suka kamu. Aku tidak suka manisan, tapi aku suka senyum mu. Aku tidak suka kesunyian, tapi aku ingin berdua dengan mu. Aku juga tidak suka orang yang menyukaimu Thalita. Tunggulah, dua hari kedepan kamu akan menjadi pacarku, millikku."

Astaga! kenapasi dia selalu membuat ku seperti ini. Tolong, setidaknya jaga kewarasan ku sebelum kamu mengasih status yang nyata Pandji.

Dan, aku tunggu ucapan terakhir mu.

Kalau kalian bertanya, apakah aku mengharapkannya, aku akan langsung melompat dan berkata iya sambil teriak. Aku benar-benar ingin itu terjadi.

Rasanya ingin menelpon dia, dan menagih perkataan di buku catatannya yang dia berikan itu. Aku ingin bilang;

"Kenapa tidak sekarang aja sih, kenapa harus dua hari kedepan!"

Tentu saja aku gengsi, dan tidak mengatakan itu. Aku hanya memekik tertahan dengan bantal yang ku gigit agar tidak teriak.

Ah gara-gara dia aku sampai lupa untuk mandi, hingga aku baru sadar bahwa matahari sudah ingin tenggelam. Kemudian aku lari ke kamar mandi yang ada di kamarku, dengan sedikit senandung kecil memikirkan lelaki yang bernama Pandji itu.

°°°°

Aku duduk di sofa depan TV, bareng bunda. Adek ku tentu saja bermain game di kamarnya, dan Ayah sedang bekerja, biasanya dia pulang malam jika lembur, dan sudah ku tebak hari ini dia akan lembur.

Bunda tidak menonton, aku pun begitu. Kami hanya bercerita, aku merasa terbuka jika cerita dengan bunda.

Jika kalian bertemu dengan bundaku, pastikan kalian akan ikut kita untuk membongkar rahasia-rahasia Kehidupan.

Aku menceritakan tentang Pandji, tentang kelakuan Pandji dan tentang pengejaran Pandji yang ingin mendapatkan ku.

Bunda tertawa mendengar tentang Pandji. Aku hanya berani menceritakan Pandji kepada bunda, kalau sama ayah, sudah dipastikan aku akan di geprek olehnya.

Ayah itu sangat Protektif terhadap keluarganya, itu yang membuatku jarang sekali mempunyai teman cowo, apa lagi jika berpacaran.

Tapi bunda, dia mengizinkan. Hanya saja dia selalu mengingatkan anak-anak nya untuk tidak melakukan hal negatif, dan akan menjaga rahasia itu dari ayah.

Terimakasih bunda, nanti aku bakal bikin cemilan untukmu.

"Pandji itu anaknya gimana sih kak?" Tanya bunda sambil menatapku.

Aku sedang makan biskuit saat itu, jadi tak menjawabnya. Tapi aku langsung mengambil hp dan memberikan foto Pandji yang ku ambil dari akun media sosialnya.

"Ya Allah, ganteng ya kak. Anak ke berapa dia?"

"Terakhir bun." Jawabku setelah meneguk minuman rasa lemon, buatan bunda.

"Oh, lucu ya. Terus-terus perkembangan hubungan kamu sama dia gimana?"

"Ih bunda, kan aku tadi udah bilang, dia masih ngejar aku. Tapi harus jual mahal dulu bun, Haha."

Bunda menatapku dengan menggelengkan kepala, tau saja bunda kalau anaknya ini suka gengsi.

"Kamu ini, jangan terlalu cuek sama cowok. Udah kelas XII nanti saat kuliah malah susah cari cowok gimana. Gak akan dapat pacar kamu." Ucap bunda, aku hanya menyengir membalasnya.

Bunda sangat menghargai cerita ku, seru sekali jika berteman dengan seorang ibu yang melahirkan kita. Pikirannya selalu mengikat.

Kemudian aku pamit untuk ke kamar, ingin tidur. Kebiasaan ku, jika ingin tidur pasti selalu bermain ponsel terlebih dahulu.

Ada panggilan telepon masuk, awalnya aku tidak mau menjawab. Tapi saat melihat nama yang tertera di panggilan itu, aku langsung duduk dan batuk-batuk kecil untuk membuat suara ku tidak terlalu berat.

"Hai." Sapaku.

"Hai juga." Jawabnya "Gimana?"

"Apa yang gimana?"

"Bukunya Lita."

"Oh, Aku suka."

"Suka apa?"

"Bukunya."

"Kirain aku, haha."

Aku dengar dia tertawa, candu sekali mendengar suara dia yang tertawa itu. Lagi-lagi aku dibuat senyum olehnya.

"Sudah baca halaman terakhirnya?"

"Udah!" Jawabku sambil memanggukan kepala, padahal aku tau dia tak akan melihat.

"Itu tebakan, atau tawaran?" Tanyaku. Kalau kalian melihat wajahku saat itu, pasti akan mengejekku, karena sangat merah!

"Itu pernyataan." Ucapnya, "Bentar ya."

"Ngapain?"

"Dipanggil mamah."

"Oh."

Lucu, Pandji sangat lucu menyebut kata 'mamah' padahal itu hal biasa. Tapi sangat lucu, ngerti kan?

Setelah beberapa menit, aku tau bahwa Pandji sudah kembali.

"Udah?"

"Udah." Jawab Pandji, "Kamu belum tidur?"

"Gak ngantuk."

"Aku bisa buat kamu tidur."

"Gimana?"

"Letakin ponsel kamu, terus tiduran."

Tanpa menjawab, aku langsung melakukan apa yang disuruhnya. Tidak tau buat apa, tapi akan ku coba.

"Udah, terus?" Tanyaku.

"Sebentar." Katanya

Aku tau dia meninggalkan ponselnya, entah apa yang di lakukan. Lalu kembali dengan cepat.

"Kamu pejamin mata."

"Iya."

Kemudian aku mendengar ada petikan suara gitar yang sangat indah, seperti pengantar tidur ku. Aku sudah tebak, itu Pandji yang memainkannya.

Kata Yaya, Pandji itu pernah mengikuti lomba gitar duet dan juara saat kelas XI.

Jujur, aku gak kuat menahan senyuman malam itu. Dengan mata terpejam, aku senyum dengan lebar, sambil mendengarkan alunan yang dibuat oleh Pandji.

Sangat ngantuk, suara itu berhasil membuat ku untuk ingin segera tidur. Padahal aku ingin sekali berlama-lama mendengar Pandji yang menggitari ku, itu sangat indah.

Sebelum aku tidur, aku sudah kebiasaan mengucapkan;

"Selamat tidur, Pandji."

Aku tau, Pandji mendengar. Karena suara gitarnya tiba-tiba saja menghilang, dan terakhir yang ku dengar adalah kekehan dia.

"Selamat tidur juga Lita."

°°°°

Gimana dengan chapter kali ini? Mampu buat kalian menahan senyum juga seperti Thalita?

THANKS YANG UDAH MENYEMPATKAN WAKTU, SEE U‼️

Continue Reading

You'll Also Like

2.9M 226K 44
Kalisa sungguh tidak mengerti, seingatnya dia sedang merebahkan tubuhnya usai asam lambung menyerang. Namun ketika di pagi hari dia membuka mata, buk...
1.1M 74.3K 47
Daddyyyyyy😡 "el mau daddy🥺"
2.6M 141K 73
❝Diam menjadi misterius, bergerak menjadi serius.❞ -Liona Hazel Elnara Genre: 1. Drama Psikologis 2. Thriller / Suspense 3. Action 4. Romance 5. Crim...
72.8K 4.4K 19
Karena tertabrak truk angkutan saat sedang menyebrang, stela mati dan terbangun di tubuh salah satu figuran yang hanya disebutkan namanya sekali di d...