𝗧𝘄𝗶𝗻𝘀 𝗨𝗻𝗶𝘃𝗲𝗿𝘀𝗲

Aegi_Na tarafından

447K 41.1K 2.7K

Keberadaan Dafin sangat berharga untuk Dean. Begitu pula sebaliknya. Sepeninggalan kedua orang tua mereka, me... Daha Fazla

PROLOG
02-BELANJA
03-STAY WITH U
04-FRIENDS
05-BOBA
CAST
06-MPLS
07-POSESIF DEAN ARCHE
08-ABOUT LILA
09-SISI YANG BERBEDA
10-JUST FOR U
11-KEPUTUSAN DEAN
12-NIGHTMARE
13-HEALING
14-FUTSAL TIME DAN RENCANA DAFIN
15-CAFE
16-SISI YANG LAIN
17-HUKUMAN ATAU BAIKAN?
18-DAFIN BINGUNG
19-KENANGAN MASA LALU (FLASHBACK)
20-KENANGAN MASA LALU [2] (FLASHBACK)
21-JANJI DEAN&DAFIN
BONCHAP

01-DEAN&DAFIN

32.1K 2.6K 97
Aegi_Na tarafından

Happy Reading~

✪☆゚.*・。✪

"Kalian yakin nggak tinggal sama Bibi aja?" Jena berulang kali mempertanyakan hal ini. Dia sudah di depan rumah bersiap untuk pulang.

"Kita tinggal bareng aja lah bro. Kalian cuma berdua aja emang nggak kesepian? Ayok laaa. Kita bisa maen PS bareng." Adit, anak Bibi Jea dan Paman Jo sekaligus sepupu Dean dan Dafin ikut membujuk.

"Gak papa Tan. Dafin makannya banyak. Ngerepotin entar." Dean menolak halus.

"Heh anyink! Sembarangan ya Lo! Walaupun emang bener jangan prontal gitu dong!" protes Dafin yang saat ini melayangkan tatapan mautnya kepada Dean.

Paman Jo terkekeh pelan. Dia menggusak rambut Dean dengan gemas. "Ya udah kalau mau tinggal berdua aja. Tapi inget ya, telpon kami kalau ada apa-apa."

Dafin hormat ala-ala tentara. "Siap paman, kalau snack Dapin abis pasti hubungi paman."

Paman Jo dan Bibi Jena tertawa. Mereka lalu beriringan menuju mobil sembari melambaikan tangan.

Adit membuka jendela mobil. "Minggu depan kalian sekolah kan?"

Dean dan Dafin mengangguk. Adit mengacungkan jempolnya dan perlahan mobil pun pergi. Kedua anak kembar itu pun masuk ke dalam rumah.

Omong-omong, Dean dan Dafin telah berusia 15 tahun. Mereka akan mulai memasuki SMA minggu depan. SMA yang menjadi incaran kedua anak kembar itu sejak lama. Mereka masuk ke sana dengan beasiswa full karena piagam prestasi yang mereka miliki.

"Kok lo sibuk bener?" tanya Dafin ketika melihat Dean yang mengunci seluruh pintu dan jendela rumah.

"Lo goblok atau bodoh? Nggak lihat mendung?"

Dafin melirik sedikit ke arah ventilasi di atas jendela. Benar saja, langit sudah berubah dengan kumpulan awan hitam pekat. Angin juga mulai berembus kencang. Dafin meneguk ludahnya kasar. Dengan cepat, ia berlari ke arah Dean dan bersembunyi di belakangnya. Dia terus mengikuti Dean yang berkeliling rumah. Perlu kalian ketahui, rumah Dean dan Dafin bukanlah rumah yang besar layaknya rumah orang kaya. Hanya rumah sederhana di suatu komplek perumahan. Beberapa kali memang di renovasi, namun hanya di tambah agar halaman depan rumah luas dan belakang rumah terdapat taman kecil dan 1 gazebo. Sangat jauh berbeda dengan rumah Bibi Jea yang bahkan seperti mansion.

"Mau tidur bareng?" tawar Dean setelah memastikan semua pintu dan jendela tertutup.

"Ck, nggak lah. Gue ini lakik asal lo tahu," tolak Dafin sensi. Dia berlari menuju kamarnya dan membuka pintu dengan cepat.

Dean menggeleng kan kepalanya. Lihat saja nanti, palingan saudara kembarnya itu akan merengek meminta di temani.

✪☆゚.*・。✪

"Dean.."

Dean yang baru saja menghidupkan lilin menoleh sekilas ke arah Dafin yang memegang selimutnya. Saudaranya itu berdiri di ambang pintu.

"Kenapa?"

"Mati lampu."

"Terus?"

"Takut."

Dean terkekeh pelan. Dia menghempaskan diri di kasur dan mengkode Dafin untuk tidur di sampingnya.

"Lakik banget lo."

Dafin cemberut. Wajah manisnya membuat Dean mau tak mau tersenyum lucu. Walaupun merasa kesal mendengar cibiran dari Dean, Dafin tetap maju dan mengambil posisi berbaring di samping Dean.

"Hujannya deres banget De, duhh petirnya nyambar-nyambar lagi," ujar Dafin ngeri sendiri. Dirinya dari dulu sangat takut dengan hujan deras, apalagi di tambah mati lampu seperti ini.

Dia menoleh ke arah Dean dan semakin horor ketika mendapati Dean yang menatapnya berbinar.

"De... Dean.." panggil Dafin gugup. "Lo nggak kerasukan kan?"

"Paan sih lo?"

"Kenapa lo natep gue gitu?"

"Kenapa lo imut?" Pertanyaan Dean semakin membuat Dafin merinding.

"Kita kembar De. Kalo gue imut berarti lo juga."

"Nggak. Kita bukan kembar identik. Lo lupa berapa banyak orang yang bilang lo imut?"

Dafin mengeratkan genggaman tangannya pada selimut. Dia akui memang mereka bukan kembar identik, bahkan 100% berbeda. Wajah Dean lebih tegas dan cool. Berbeda dengannya yang memiliki wajah lembut dan orang sering bilang dirinya imut.

"Dean.."

"Hmm?"

"Lo gay?"

"Iya."

"APAAAA??!!!!" Dafin memekik kaget. Sedangkan Dean sudah tertawa keras di tempatnya.

"Lo bego."

"Lo yang bego bangsat!!" Dafin memukul Dean keras.

Dean menghentikan tawa nya. Dia lalu memeluk Dafin dengan santai. Dia juga mengelus rambut halus Dafin. Tempat favorit nya. "Tidur aja lo. Berisik."

Dafin hanya diam menikmati usapan Dean di kepalanya. Tanpa menghabiskan banyak waktu, Dafin mulai memejamkan matanya. Tanpa sadar ia juga membalas pelukan Dean. Hal itu tentu saja membuat Dean tersenyum.

Cup

"Selamat tidur Dafin."

✪☆゚.*・。✪

"Dean!!! Gue laperrr!!"

Sedaritadi, Dean mengusap dadanya sabar. Teriakan Dafin dari arah ruang tengah benar-benar menguji kesabarannya. Mereka tidur kebablasan hingga bangun ketika hampir maghrib tadi. Dean tersentak bangun dan cepat-cepat membangunkan Dafin untuk Sholat Ashar.

"Lauk apa?" Dafin datang dengan wajah memelas. Di tangannya terdapat snack popcorn kesukaannya.

"Telur ceplok."

Dafin menghela napas. "Itu doang?"

"Pake kerupuk."

"Nah itu baru mantep."

Dean membawa dua buah piring ke hadapan Dafin yang sedari tadi berbaring di depan TV. Dia kembali dan mengambil gelas dan teko berisi air untuk mereka.

"Lo beneran laper ternyata," kometar Dean ketika melihat Dafin yang sudah menghabiskan sebagian nasinya.

"Laperr banget gue. Udah krunyuk krunyuk gitu nih perut."

"Sorry gue telat bangunnya."

Dafin mendongak menatap Dean. Dia memandang Dean dengan kerutan di keningnya. "Lo apa-apaan sih?"

Dean mengangkat bahu acuh tak acuh. Sedangkan di seberang sana Dafin masih menatap dirinya julid.

"Lo kenapa?" Akhirnya Dean menyuarakan pikirannya. Sedikit risih dengan tatapan Dafin.

"Nih ya Dean, kita itu seumuran. Beda 5 menit doang. Gue emang lahir setelah lo, tapi tolong jangan anggep diri lo itu salah terus." Daffin berucap seraya menatap Dean serius.

"Lo mau gue cium?"

Dafin menarik napasnya kasar. Selalu seperti itu. Dean tidak memperdulikan ucapannya untuk menganggap mereka itu setara. Dean selalu menanggung tanggung jawab sebagai kakak.

"Anj*ng lo."

"Lo emang mau di cium rupanya."

"Woiii!!" Dafin berteriak keras. Dia berlari menghindari Dean yang mengejar nya sambil mengerucutkan bibirnya.

"Lo gila Dean!!! Lo gila!!!"

"Mommy!!"

"Eh ya Allah, Mommy udah nggak ada."

"Dean bego!!"

Dafin berhasil menuju kamarnya dan menutup pintunya. Dia bersandar di pintu dengan nafas yang tidak beraturan.

"Gue bercanda," suara Dean dari luar terdengar mengejek.

"Gak percaya!"

"Keluar lo. Makanan lo belum habis."

"Kagak mau! Nanti lo cium."

Terdengar suara tawa Dean dari luar. Pemuda itu kemudian mengetuk pintu Dafin berulang kali. "Beneran, percaya sama gue."

"Percaya sama lo itu sesat!"

"Ayolah Dafin. Makanan lo nanti nggak enak di tinggal lama-lama."

Dafin membuka sedikit pintu kamarnya dengan pelan. Dean menatapnya tersenyum. Senyum aneh yang membuat Dafin enggan membuka pintunya lebih lebar.

"Sana lo!"

"Gue tunggu di sini."

"Dean~" Dafin mulai memohon.

"Oke."

Setelah Dean pergi, Dafin keluar dari kamarnya. Dia berjalan ke ruang tengah dimana ia meninggalkan makanannya. Dia menjauh dari Dean yang memakan makanannya dengan tenang.

"Gue udah selesai," ujar Dean. Dia berdiri dan melintasi Dafin untuk segera ke dapur

Cup

Dafin segera mengusap pipinya yang menjadi sasaran empuk ciuman saudara kembarnya. "Lo makin hari makin kek setan deh De!"

Dean tertawa puas. Dia mencubit pipi Dafin sebelum benar-benar pergi ke arah dapur.

"Yang terakhir cuci piring!"

"NGGAK!!!"

✪☆゚.*・。゚✪

Haloo🙌

Kalau kalian suka cerita ini, yuk komen lanjut dan alasan kenapa harus lanjut yaa👉

Udah lama banget rasanya nggak buat cerita di wattpad lagi hehehe😅

Author kembali dengan cerita baru nih😚.

Oh ya untuk cerita Lana (di another story) author belum ada kepastian bakal di buatin atau nggak. Soalnya kehapus di hp sebelumnya🙏

See U di next part❤

Okumaya devam et

Bunları da Beğeneceksin

11.9K 609 34
Dino anak kecil berusia 8 Tahun yang memiliki sifat ceria,hangat,murah senyum,pintar,manis,imut,lucu,gemesin. Tapi sayang di usia muda nya dia udah h...
38.1K 1.9K 9
Aku seorang manusia, tapi aku di perlakukan layaknya sebuah hiasan boneka yang berharga. aku harus menjadi seperti boneka pajangan yang sungguh-sungg...
907 64 9
Kisah seorang Medusa (y/n) sang pemuja Athena (Haechan) yang terikat cerita cinta rumit dengan Posseidon (Jaehyun), bagaimana Medusa dapat menyelesai...
66.7K 6.9K 26
[11-8-2018 s.d 26-3-2020] Chanyeol mendapat adik tiri yang merepotkan. Bahkan sejak interaksi pertama, ia tanpa ragu menjuluki anak itu 'Bocah Setan'...