KELVINAR

By shaantyypt

3.7K 2.3K 1.6K

Setelah putus dari sang mantan, Kinara tidak pernah mau berbicara ataupun melirik lelaki disekelilingnya, bah... More

00. Prolog
01. Kinara Adistiana
02. Kelviano Ganendra
Cast
03. Mantan Sahabat
05. Promise
06. Perdebatan
07. FALL
08. Apa Yang Terjadi?
09. Why Not?
10. Tantangan
11. Tantangan (2)
12. Kejadian di Pagi Hari
13. RAIN
14. Payung
15. Kotak Bekal
16. Bertengkar
17. Satu Nama
18. DIAM
19. Feeling
20. Tinggal Bareng
21. Semangat Nara
22. Pembalasan
23. Pesan Misterius
24. Forget Her

04. Masalah

165 111 18
By shaantyypt

Kelvin langsung berlari meninggalkan kelas itu. Ia mempercepat langkah kakinya menelusuri koridor tanpa di sengaja ia melewati kelasnya, matanya terus saja terfokus pada seorang pria di ujung sana tak lupa juga kedua tangannya terkepal kuat hingga ia sampai tepatnya di kelas X IPS 2.

BUGH!

Tanpa mengatakan apapun Kelvin langsung melayangkan sebuah bogem mentah kepada seorang pria yang berdiri bersama dengan kekasihnya di depan kelas itu.

Satu pukulan keras mendarat mulus ke pipi pria itu sehingga membuatnya terperosok di atas lantai. Para siswi yang berada di sekitar sana langsung berteriak histeris ketika melihat kejadian barusan dan ada juga beberapa siswa dari kelas lain langsung berhamburan keluar dari kelas mereka untuk melihat keributan yang sedang terjadi.

Nafas Kelvin memburu ketika melihat lawannya. Begitu pula dengan Aby, pria itu langsung berdiri seraya menyeka darah yang ada di ujung bibirnya. Pukulan Kelvin rupanya tidak main-main. Jelas sekali, karena Kelvin adalah seorang atlet taekwondo sekaligus atlet futsal.

Tanpa ancang-ancang Aby langsung melayangkan pukulannya, namun dengan cepat Kelvin menahan tangan Aby sehingga pukulan itu tidak jadi mengenai wajah Kelvin. Sedangkan tangan Kelvin yang kosong kembali terkepal dan bersiap untuk melayangkan pukulannya.

"Ada apa ini pagi-pagi udah ribut??!" Suara Pak Tono yang memekakkan telinga. Pak Tono yang kebetulan melintasi koridor kelas dan mendengar keributan yang sedang terjadi, langsung menghampiri dan menyibak kerumunan tersebut.

Mendengar suara Pak Tono membuat para siswa-siswi yang ada di sana langsung terdiam begitu melihat Pak Tono datang dan memberi jalan untuk pak Tono. Pak Tono merupakan guru BK yang terkenal sangat tegas sehingga siswa-siswi takut karena jika sekali saja buat masalah, hukumannya tidak main-main.

Pak Tono membelah kerumunan para siswa, "Aby, Kelvin. Ikut saya ke ruang BK!" Sergah Pak Tono yang sudah memasang ekspresi wajah galaknya.

"Tapi Pak. Kelvin yang mukul saya duluan, kenapa saya harus ikut ke BK sih, Pak?" Elak Aby.

Alis Pak Tono mengkerut seperti tidak percaya dengan ucapan Aby, lalu ditolehkan kepalanya ke arah Kelvin, "Benar begitu, Kelvin?" Tanya Pak Tono datar.

Kelvin mengangguk singkat lalu menjawab, "Iya Pak."

Terdengar helaan nafas berat dari Pak Tono, "Kamu ikut saya ke ruang BK, sekarang!" Ucap Pak Tono berlalu terlebih dahulu sekaligus membubarkan para siswa-siswi yang masih ada di sana. Sedangkan Kelvin mengekori Pak Tono dari belakang.

Baru saja beberapa langkah Kelvin mengayunkan kakinya, ia melihat Nara yang ada di ambang pintu bersama Eva. Tanpa sengaja manik mata Kelvin bertemu dengan manik mata milik Nara sehingga keduanya sempat saling menatap selama lima detik, namun Kelvin dengan cepat memalingkan wajahnya dan melanjutkan langkahnya menuju ke ruang BK.

"Kelvin kenapa sama Pak Tono ya?" Tanya gadis berambut cokelat yang di curly seraya mengunyah rotinya—Eva, "Apa mungkin Kelvin yang tadi berkelahi?" Tebaknya asalan.

"Entahlah." Nara masih menatap punggung pria di ujung sana yang perlahan mengecil dari pandangan matanya.

"Masuk kelas yuk. Bentar lagi jam pertama mulai." Ajak Eva seraya menarik pergelangan tangan kanan Nara menuju ke bangkunya.

Di sinilah Kevin berada, tepatnya Kelvin berdiri di hadapan Pak Tono yang duduk seraya menatap siswanya dengan sangar.

Lagi-lagi helaan nafas berat terdengar dari Pak Tono, "Kenapa kamu berkelahi dengan Aby?" Tanya Pak Tono dengan ekspresi yang masih sangar.

Tidak ada sahutan dari lawan bicaranya.

Kelvin hanya tidak ingin Nara terlibat di dalam masalahnya, karena dirinya sendiri yang ingin memberikan Aby pelajaran karena sudah membuat Nara menangis. Ia sangat tidak suka jika sahabatnya itu menangisi orang lain. Jadi siapapun yang membuat Nara menangis, ia tidak akan segan-segan memberi pelajaran kepada orang tersebut.

"Kamu itu siswa berprestasi, kenapa malah berkelahi seperti ini? Seharusnya kamu mencontohkan yang baik kepada teman-teman kamu bukannya malah mengajak mereka berkelahi." Ucap Pak Tono yang tidak habis pikir dengan kelakuan siswa dihadapannya.

Kelvin adalah siswa berprestasi di sekolahnya, bahkan dua bulan yang lalu ia dan Fandy pernah berhasil meraih juara olimpiade matematika, bahkan Kelvin juga pernah meraih medali emas saat mengikuti lomba taekwondo. Bisa di bilang Kelvin ini banyak meraih prestasi selain itu pria ini juga sangat pintar dalam berbagai hal. Saat masih SD Kelvin sudah menekuni taekwondo dan ia sudah mendapatkan banyak prestasi saat usianya masih muda. Selain itu Kelvin juga sangat menyukai futsal karena teman-temannya selalu mengajaknya untuk tanding futsal.

"Maafkan saya, Pak." Ucap Kelvin.

"Baiklah, lain kali jangan di ulangi. Sekarang kamu langsung ke kelas," Ucap Pak Tono seraya melirik arlojinya, "Nanti pulang sekolah kamu bersihkan toilet siswa yang ada di belakang pos satpam." Titahnya.

"Baik, Pak. Kalau begitu saya pamit ke kelas." Pamit Kelvin sopan dan Pak Tono mengangguk.

Kelvin melangkahkan kakinya keluar dari ruang BK. Untung saja Pak Tono tidak memberinya hukuman yang berat.

༺♥༻

Bu Eny sudah berada di kelas X IPA 3, beliau merupakan guru mata pelajaran matematika yang sangat terkenal tegas saat mengajar namun lemah lembut saat pembelajaran selesai, bahkan para siswa sangat senang saat di ajar oleh beliau karena selain tegas, Bu Eny juga sangat cantik.

"Baiklah, itu sedikit penjelasan dari materi tentang Logaritma. Sekarang ibu tulisan contoh soal dari penjelasan ibu tadi,"

"Baiklah anak-anak perhatikan soal yang ibu berikan." Bu Eny menulis satu soal di papan tulis menggunakan spidol tinta hitam.

"Siapa yang bisa menjawab pertanyaan yang ibu tuliskan di depan?" Tanya Bu Eny seraya memerhatikan siswanya satu persatu.

"Saya buk!" Salah satu siswa yang duduk di bangku paling depan mengangkat tangan kanannya.

Bu Eny menggelengkan kepalanya, "Tidak. Jangan kamu, Fandy. Kamu sudah sering menjawab, kasi kesempatan untuk teman kamu yang lainnya."

Pria yang bernama Fandy menurunkan tangannya. Ia adalah ketua kelas di kelas X IPA 3 sekaligus salah satu sahabatnya Kelviano.

"Nar Nar. Bu Eny liatin lo tuh, cepetan bangun." bisik Eva seraya menyikut Nara dengan sikunya pelan agar temannya bangun.

"NARA!" sergah Bu Eny membuat semua siswa langsung menoleh kompak ke arah Nara yang bangun dari tidurnya lalu terpelonjat kaget.

Bu Eny sangat tidak suka jika ada siswa yang ketiduran pada saat pembelajaran, beliau akan memberi siswanya untuk menjawab pertanyaan yang diberikan, jika siswanya bisa menjawab maka beliau akan memperbolehkan siswanya untuk duduk namun jika siswa yang bisa menjawab pertanyaan tersebut, maka beliau akan memberikan hukuman seperti latihan soal tambahan agar siswanya jadi lebih disiplin.

"Iya Bu?" Nara langsung berdiri dari tempat duduknya.

"Ibu paling gak suka ya kalo ada siswa yang tidur saat ibu sedang mengajar," ucap Bu Eny yang membuat Nara menunduk takut,

"Sekarang kamu jawab soal yang ada di papan tulis." Ucap Bu Eny dari tempat duduknya .

Jelas sekali hal itu tidak membuatnya terkejut, bahkan jantungnya berpacu lebih cepat dari sebelumnya, keringat dingin mengucur dikarenakan Nara sangat bodoh dalam pelajaran matematika.

"Nara. Ini jawaban untuk soal itu." Bisik Fandy yang menoleh ke belakang lalu ia memberikan kertas kecil yang memang berisikan jawaban untuk soal itu.

"Hah?"

"Ambil kertas itu lalu tulis jawabannya di papan tulis." Bisiknya lagi.

Nara mengangguk lalu mengambil kertas berukuran kecil itu hati-hati agar tidak di ketahui oleh Bu Eny, "Sebentar Bu." Ucap Nara langsung menghafal jawaban itu cepat-cepat.

"Saya tidak memberikan kamu waktu, karena masih banyak materi yang belum saya jelaskan." Ucap Bu Eny dengan tegas.

Nara menaruh kertas itu, lalu ia menghembuskan nafas berat saat sampai di depan papan tulis. Dengan terpaksa Nara mengambil spidol itu lalu segera menuliskan jawaban dari soal itu.

Tiba-tiba Nara berhenti menulis jawaban, karena ia sedikit lupa dengan hasil jawaban yang ada di kertas itu. Nara menoleh kebelakang lebih tepatnya ke arah Fandy untuk bertanya jawaban.

Mengerti dengan tatapan Nara. Fandy menggerakkan mulutnya untuk memberikan jawaban karena Bu Eny sedang berkutat dengan ponselnya.

Nara mengangguk paham lalu dengan segera ia menulis hasil jawabannya.

"Sudah selesai?" Tanya Bu Eny dan Nara mengangguk seraya meletakkan spidol di atas meja Bu Eny.

Terlihat Bu Eny sedang memeriksa jawaban Nara, lalu mengangguk. "Jawaban kamu benar, kamu boleh duduk. Lain kali jangan ketiduran lagi ya, Nara?"

"Baiklah, Bu. Itu tidak akan terulang lagi." Ucap Nara melangkah menuju tempat duduknya. Lalu Bu Eny melanjutkan kembali penjelasan materi yang lain.

"Fandy," panggil Nara dengan suara pelan namun dapat di dengar oleh Fandy yang ada di depannya, "Makasi ya." Ucap Nara lalu kembali fokus pada papan tulis.

Fandy menoleh sekilas lalu tersenyum singkat sampai-sampai Nara tidak menyadarinya.

༺♥༻

"Kelvin kemana ya? Tumben-tumbenan dia gak nyariin lo." Ucap Eva kepada Nara.

"Ya mana gue tau." Sahut Nara.

"Kalian belum pulang?" Tanya Fandy saat menutup pintu kelas yang memang sudah tidak di isi oleh siswa-siswi.

"Belum, kalo lo?" Tanya Nara.

"Gue mau ke ruang OSIS dulu." Ucap Fandy hendak ingin melangkah pergi.

"Fan, kalo liat Kelvin bilangin gue nunggu di halte." Pinta Nara.

Fandy menepuk jidatnya, "Gue lupa bilang, Kelvin tadi bilang ke gue nyuruh lo pulang lebih dulu."

"Emang Kelvin kemana?" Tanya Nara.

"Ada urusan penting katanya. Udah ya gue ke ruang OSIS dulu, lo berdua hati-hati di jalan." Setelah mendapatkan anggukan dari Nara dan Eva. Pria itu melangkah pergi.

"Yaudah yuk kita pulang duluan." Ajak Eva dan Nara mengangguk, lalu Eva merangkul pundak Nara.

Disini lain Kelvin sudah selesai membersihkan toilet pria. Lalu ia menaruh alat pembersih seraya mengelap keringat yang ada di pelipisnya.

"Gue udah berbaik hati mau bantuin malah lo tolak, capek sendiri, 'kan lo." Ucap Ardan

"Lagian ngapain sih lo mukul si Aby tu?" Tanya Reza dengan wajah dinginnya.

Kelvin diam, enggan untuk mengeluarkan suara.

"Tapi yang gue denger-denger katanya Nara mutusin Aby gara-gara Dea." Sahut Ethan terdengar serius.

Ardan langsung memukul pelan kening temannya gemas, "Salah dapat info lo, yang bener Aby mutusin Nara bukan Nara gue yang mutusin Aby." Ucap Ardan.

"Sakit, tolol." Dengus Ethan kesal.

"Karena itu lo sampai mukul Aby?" Tanya Reza mulai penasaran.

"Enggak juga, gue emang punya dendam kesumat sama tu anak." Jelas Kelvin dan ketiga temannya hanya mengangguk lalu Kelvin berlalu dari sana dan di susul oleh ketiga temannya.

Ketiga temannya sudah pergi lebih dahulu, sedangkan Kelvin memilih untuk berjalan kaki karena ia ingin menghabiskan waktu di lapangan basket. Namun saat melewati gang-gang kecil ia tiba-tiba di hadang oleh dua orang pria berbadan besar.

•TO BE CONTINUED•

Kira-kira siapa ya yang hadang Kelvin? Jangan bosen baca cerita ku ya.

Sampai jumpa di update berikutnya
Semoga harimu menyenangkan! Terimakasih sudah membaca 😊🌼

12 Maret 2022

Continue Reading

You'll Also Like

1M 33.3K 45
-please be wise in reading- ∆ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ∆ Tentang Vanila yang memiliki luka di masalalu dan tentang Vanila yang menjadi korban pelecehan...
3.4M 210K 45
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens. "Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gu...
517K 39.1K 45
"Seru juga. Udah selesai dramanya, sayang?" "You look so scared, baby. What's going on?" "Hai, Lui. Finally, we meet, yeah." "Calm down, L. Mereka cu...
Say My Name By floè

Teen Fiction

1.3M 73.4K 35
Agatha Kayshafa. Dijadikan bahan taruhan oleh sepupunya sendiri dengan seorang laki-laki yang memenangkan balapan mobil malam itu. Pradeepa Theodore...