BUMI VARSKA

By firasafira_np

185 64 42

-ketika tangisanmu membuatku terbunuh Alvarska, Alvarska sayang Bumi. Aku gak mau kamu jauh dari aku, Bumi. W... More

PROLOG
✎𝓒𝓱𝓪𝓹𝓽𝓮𝓻 01
✎𝓒𝓱𝓪𝓹𝓽𝓱𝓮𝓻 02
✎𝓒𝓱𝓪𝓹𝓽𝓱𝓮𝓻 03
✎𝓒𝓱𝓪𝓹𝓽𝓱𝓮𝓻 04
✎𝓒𝓱𝓪𝓹𝓽𝓱𝓮𝓻 05
✎𝓒𝓱𝓪𝓹𝓽𝓱𝓮𝓻 06

✎𝓒𝓱𝓪𝓹𝓽𝓱𝓮𝓻 07

9 1 0
By firasafira_np

"Apa gue gak salah denger, HAH?!" kaget Fisya dengan perkataan Varska.

"Gawat si ini" ucap nya lagi.

"Maksud lo?" bingung Varska.

"Eh, gak gak gue salah ngomong" balas Fisya cepat.

"Bisa abis gue kalo Varska tau Bumi suka banget sama Hitto" batin Fisya.

"Apaan gak lo?!, lo nutupin sesuatu kan dari gue??!" ucap Varska meyakinkan Fisya bahwa ada sesuatu yang di tutupi darinya.

"Apansi lo?!" balasnya dengan kesal.

"Ckkk, kebiasaan tau ga lo selalu gak mau terbuka sama gue" ucap Varska sambil memakan kentang goreng nya.

"Yalagi kenapasih sifat lo yang kepo itu gak pernah mau musnah kayak nya, mau tau segala hal!." ucap Fisya.

"Harus!" balasnya singkat.

"Terus kapan si Hitto pergi nya?" tanya Fisya.

"Lebih cepat lebih baik" balasnya.

"Gue nanya serius, lo tau gak?" tanyanya lagi.

"Emm mungkin secepatnya" jawab nya enteng, Fisya menggelengkan kepalanya tidak habis pikir dengan Varska selalu saja membuat dirinya kesal.

"Seterah lo deh Alvarska Dianfar Askar !!!!" ucap Fisya dengan lantang Varska tidak mengubris sedikitpun ucapannya dia malah asik memakan kentang gorengnya.

"Oh iya," ucap Varska sambil menjeda perkataan nya.

"Apaan" balasnya.

"Lo sekarang tinggal sama Bumi kan?" tanya Varska.

"Hm" jawabnya singkat.

"Berarti lo setiap menit, jam, detik bareng?" tanya nya lagi, Fisya hanya mengangguk kepalanya.

"Dia pernah cerita soal gue gak?"

"WEHH PEDE AMAT LO!!!, HAHAHA" Fisya tertawa lepas mendengar perkataan Varska barusan.

"Sadar ya bro, dia aja mau kenal lo aja gak. Nih nih ya gue kasih tau, dia denger nama lo aja gak mau" jelas Fisya.

"Apaan si lo, gak percaya gue sama lo ya gak mungkin anjir sampe segitunya." ujar Varska.

"Ya gak tau aja sih lo!" ucap Fisya.

"Ngarang lo!, gak mungkin si Bumi kayak gitu" ujar Varska tak percaya.

"Seterah lo." Varska terdiam mendengar perkataan Fisya tadi, ia mencerna ulang perkataan itu "apa benar ya Bumi gak sesuka itu sama gue?" batin Varska. "Ah lagi juga ya kalo bener, ya gak masalah si di hidup gue, lagi juga dia sama aja cewek pada umumnya, kecil lah bagi gue" batinnya lagi.

"Woy ngapain ngelamun lo?!" ujar Fisya sambil menyenggol tangan Varska. Varska hanya menggeleng kan kepalanya dengan cepat.

"Yaudah gue mau pulang" ujar Fisya bangkit dari duduk nya.

"Gue anter!," balas Varska sigap.

"Ah gak!, nanti lo tau rumah Bumi" tolak Fisya.

"Betul!, kalau gue gak pengen tau rumah nya, ngapain amat gue nganterin nenek gayung kayak lo"

"Yaudah!, gue juga bisa sendiri!" ucap Fisya sambil berjalan ke arah pintu luar.

"Eh tunggu tunggu!" balas Varska sambil mengikuti Fisya dari belakang.

Varska mengambil motornya di parkiran dengan terburu-buru supaya Fisya tidak duluan menaiki takxi, bisa gawat kalau dirinya gagal lagi seperti kemarin, Varska tidak mau membuang-buang waktu nya lagi ia harus lebih bisa mengambil hati adiknya ini. Hanya Fisya orang yang menjadi salah satu jalan yang bisa membantu dirinya dekat dengan Bumi.

"Woy!" tegur Varska dari belakang tubuh Fisya. Fisya tersadar ia pun menengok ke arah suara itu dan terdapat Varska dengan motornya yang sudah siap untuk mengantarkan nya pulang.

"Gue bilang kan gue bisa sendiri!" ucap Fisya kesal.

"Gak!, lo gue anter!, lo sama gue!" ucap Varska.

"Dih siapa ya ngatur-ngatur?!" Fisya kesal.

"Ck ngeyel amat lo, udah berbaik hati gue pengen nganterin lo, ga ada terimakasih nya kepada babang ganteng" ucap Varska.

"YANG PENGEN DI ANTER LO JUGA SIAPA, GUA KAN BILANG GUA BISA SENDIRI!!" omel Fisya.

"Naik" ajak Varska singkat dan Fisya menggeleng kan kepalanya cepat.

"Naik gak!" tegas Varska dan Fisya tetap sama ia hanya merespon dengan hanya menggeleng kan kepalanya.

"Naik atau.., gue bikin telinga lo copot" ujar Varska sambil menyalahkan klaksonnya kencang nyaris membuat orang di sekitar menengok tertuju padanya. Fisya pun pasrah dengan berat hati akhirnya ia menaiki motor Varska, kali ini diri nya benar-benar cukup marah kepadanya kenapa sih selalu saja Varska memaksa dirinya kalau tidak di turuti pasti hal-hal aneh bakal ia lakuin.

"Nah gitu dong dari tadi" ucap Varska sambil tersenyum lebar, akhirnya pun mereka meninggalkan tempat tersebut dan menuju ke arah rumah Bumi.

"Eh eh Ka, Ka... motor lo goyang" ucap Fisya, Varska pun memberenti kan motornya di pinggir jalan dan ia melihat kalau di ban motornya terdapat paku yang menusuk kedalam bannya.

"Ah sial, ban nya kayaknya bocor deh, Sya." ujar Varska mengecek ban nya.

"Hah?!, serius lo? terus gimana anjir" jawab Fisya.

"Emmm ga tau deh urus aja diri lo" balas Varska.

"Sialan!!!!" kesal Fisya.

"Nggak, nggak bercanda" jawabnya.

"Terus gimana Varskaaaa" tanya Fisya dengan geram.

"Lo mau nunggu gue atau lo naik takxi aja?" jawab Varska.

"Ckkk sama aja kan gue naik takxi takxi juga!" kesal Fisya.

"Lah kan gue mau tau rumah Bumi gimana si, jadi lo tunggu sini ya gue bentaran" ucap Varska.

"Gak, Ka. Gak!!!!, lagi kondisi kayak gini lo masih bisa-bisa nya mikirin ego lu yang gak berguna itu, gue bisa pulang sendiri!, bye." balas Fisya.

"Iyaudah deh ah!, sono lo!" usir Varska.

"Oke bye!" ujar Fisya memberhentikan mobil takxi yang lewat di jalan, ia pun masuk kedalam takxi dan berjalan meninggalkan Varska sendiri di pinggir jalan.

Akhirnya Fisya pun sampai di depan rumah Bumi, Fisya turun dari takxi ia melihat Hitto di depan rumah Bumi. "Hah?, Hitto" batin nya. kini Hitto sedang duduk di teras rumah Bumi sendirian tidak ada keberadaan Bumi di sana yang menemaninya dan ia baru ingat kalau Bumi sedang keluar dengan Mamah nya, Fisya pun menyamperi Hitto "To," panggil nya.

Hitto menoleh ke arah suara tersebut terdapat Fisya di hadapan nya, "Eh, Sya." ujar Hitto bangun dari duduk nya menyambut kedatangan Fisya.

"Lo ngapain di sini?" tanya Fisya.

"Emm, mau ketemu Bumi sih tapi gue ketuk-ketuk rumah nya gak ada yang jawab, dan lo juga ngapain di sini?" jelas Hitto.

"Lo ga tau ya?, gue sekarang tinggal di sini, To." jawab Fisya tersenyum.

"Oh gitu" balasnya.

"Oh iya silahkan duduk lagi, gue kedalem dulu bikinin lo minum" ucap Fisya.

"Eh jangan repot-repot jadi enak gue" Hitto terkekeh.

"Ye dasar lo, yaudah tunggu ya" ujar Fisya sambil menyiapkan minuman untuk Hitto.

"Nah.., Silahkan di minum" ujar Fisya sambil memeberikannya minuman kepada Hitto.

"Thanks, Sya." jawabnya.

"Oh iya btw gue boleh nanya gak?" ucap Fisya.

"Kenapa?, Sya" jawabnya sambil meminum segelas jus yang di siapkan oleh Fisya.

"Lo serius mau ngelanjutin kuliah lo di luar?" tanya nya.

"Hah?, lo tau dari mana?" balas Hitto kebingung.

"Gue rasaan belum bilang kesiapa siapa deh" ucapnya lagi.

"Varska, gue tau dari Varska" jawab nya.

"Oh" Hitto mengangguk kan kepalanya.

"Jadi bener, To?" tanya nya lagi, dan Hitto mengangguk.

"Bumi tau soal ini?" ujar Fisya.

"Enggak, makanya dari itu gue kesini tiba-tiba gue pengen ngajak Bumi keluar, gue mau ngasih tau dia, dan gue juga mau ngehabisin waktu bersama dia soalnya gue di sini gak bakal lama lagi besok gue udah lumayan sibuk mau ngurusin pindahan gue" jelas Hitto.

"Hah?!, secepat itu?!" kaget Fisya dan Hitto hanya mengangguk.

"To, Bumi pasti kaget banget si" ujar Fisya.

"Nah itu Sya, gue lagi mikirin mau mulai dari mana" balas Hitto.

"Yaudah gini aja, To. Lo terus terang aja gue tau Bumi pasti dia bisa ngerti kok tapi To..." ucap Fisya menjeda perkataan nya.

"Tapi apa?" Fisya menggeleng kan kepalanya cepat.

"Asal lo tau, To. Bumi suka banget sama lo, gimana nanti perasaan nya kalau denger lo bakal jauh dari dia" batin Fisya.

"Sya, lo gapapa? kok bengong?" tegur Hitto.

"Nggak, To. Oh iya btw lo udah hubungin Bumi?" tanya Fisya.

"Udah sih tadi, kata dia tunggu aja sebentar lagi pulang" jawab Hitto Fisya pun menggukkan perkataan Hitto.

"Haiii!!, To, Sya." tanpa menunggu lama akhirnya Bumi pun sudah sampai di rumahnya, Hitto dan Fisya pun menyadari keberadaan Bumi mereka berdua pun bangkit dari duduknya menyambut kedatangan Bumi. "Akhirnya lo pulang juga Mi, liat nih Hitto udah jamuran tau gak nungguin lo" ucap Fisya.

"Aduh maaf banget ya, To." ucap Bumi tersenyum.

"Eh ada kalian, Hitto! ya ampun mamah kangen sekali sama kamu" ujar mawar seraya tersenyum manis kepada Hitto.

"Iya tante aku juga kangen banget sama tante" balas Hitto tersenyum.

"Yaudah tante masuk duluan ya, oh iya Bumi ajak Hitto masuk" ucap Mawar, Bumi mengangguk tersenyum menyetujuinya.

"Oh iya gue juga ikut kedalem ya" ucap Fisya meninggalkan Bumi dan Hitto berdua.

"Ada apa, To?" tanya Bumi.

"Emm.., hari ini lo free Mi?" balasnya.

"Iya kayak nya kenapa?"

"Gua mau ngajak lo jalan bisa kan?" jawabnya.

"Bisa bisa, sekarang?" Hitto menganggukkan kepalanya.

"Yaudah gue siap-siap dulu" Hitto tersenyum dan menggukkan kepalanya lagi.

"Mah.." panggil Bumi.

"Kenapa sayang?" balas Mawar.

"Aku ijin keluar sama Hitto ya?"

"Oh yaudah, Hati-hati sayang" Bumi pun menyalimi tangan Mawar.

"Ayok, To" ajak Bumi.

"Bentar gue ijin dulu sama mamah lo" balas Hitto.

"Gak usah gue udah ijinin tadi"

"Oh" Hitto pun mengangguk dan berjalan menuju ke arah mobil miliknya.

"Tante" panggil Fisya, Mawar pun menolehkan kepalanya nya.

"Kenapa sayang?" tanya nya.

"Tante tau gak sihhhh" jeda Fisya.

"Kenapa kenapaaa?" jawab Mawar penasaran.

"Hitto mau ngelanjutin kuliah di New York, Tan." ucap Fisya.

"Hah?!, seriusan kamu? tau dari mana?" tanya Mawar dengan kebingungan.

"Tau, aku sempet ngobrol sama dia tan, dan tante tau apa?" ucap Fisya penuh tanya.

"Apa apa??" jawab nya penasaran.

"Bumi gak tau apa-apa loh tan parah banget kan" balas Fisya tak habis pikir.

"Seriusan kamu?, terus gimana dong pasti dia sedih banget kan apalagi dengan dia yang kayak ada rasa sama Hitto"

"NAH BENER BANGET TAN!!, BUMI ITU SUKA BANGET SAMA HITTO!!" ucap Fisya antusias.

"Tuh kan bener dugaan tante!" Fisya mengangguk kan kepalanya.

***

"Mi?..." panggil Hitto.

Bumi menoleh kearah Hitto yang sedang menyetir mobilnya. "Hm??" balasnya.

"Gue mau ngomong sesuatu sama lo" ucap Hitto terjeda.

"Yakin gue yakin pasti mau nembak gue kan, To" batin Bumi senang. Bumi mengangguk kan perkataan Hitto.

"Jadi gini.." jeda Hitto.

"Lu mau ngapain si ngomong setengah-setengah kaya gitu" geram Bumi.

"Yaudah iya, jadi gini gue mau..."

"Ayok To!!, cepetan" ucap Bumi.

"Nanti aja ah kalo udah sampai" balas Hitto.

"Anjir lo!" kesal Bumi.

Akhirnya mereka pun sampai di salah satu caffe, Hitto pun membuka kan pintu mobil di sebrang tempat Bumi berada, mereka pun memasuki cafe itu bersamaan.

"Okey sekarang lo mau ngomong apa?" tanya Bumi.

"Buset, baru nyampe loh, Mi. Gue laper makan dulu lah" jawab Hitto sambil memanggil kan pelayan cafe itu.

"Iya mas, mau pesan apa?" tanya pelayan itu.

"Lo mau pesan apa?" Tanya Hitto kepada Bumi.

"Gak, gue gak laper gue mau minum aja" tolak Bumi.

"Oh oke samain aja deh, mba." ucap Varska kepada pelayan.

"Iya mau pesan apa?" tanya pelayan.

"Mi?," panggil Hitto.

"Air putih aja mba" ucap Bumi.

"Bumi!, lo yang bener aja dong yakali air putih, kalo air putih mendingan bawa aja dari rumah" jawab Hitto.

"Kenapa sih lo?!" kesal Bumi.

"Ya, yang bener aja Bumi" balas Hitto.

"Yaudah deh mba pesan red Velvet satu ya" ucap Bumi kepada pelayan.

"Baik, Mas nya?" tanya pelayan.

"Emm.., samain aja deh mba" balas Hitto dan pelayan itu pun langsung meninggalkan Hitto dan Bumi untuk menyiapkan pesanannya.

"Lah kata lo mau makan?" tanya Bumi.

"Males gue kalo makan sendiri" jawab Hitto, Bumi pun menggelengkan kepalanya tak habis pikir.

"Silahkan" ujar pelayan itu sambil memberikan minuman itu.

"Makasih" ucap nya bersamaan. Akhirnya mereka pun asik meminum tanpa ada suara sedikitpun yang keluar dari mulut mereka.

Hitto memainkan ponselnya ia sedang gugup karena ia harus menyampaikan ini, ia tidak ada waktu lagi untuk menunda-nunda dan saat nya ia harus memulai membicarakan hal ini.

"To," panggil Bumi.

"Apa?" sadar Hitto.

"Oh iya gue mau ngomong sekarang ya?" ucap Hitto dan Bumi pun mengangguk setuju.

"Apa?" tanyanya.

"Jujur gue gak mau ini terjadi.., tapi ini udah keputusan gue dan untuk masa depan gue"

"Hah?, maksud lo?" bingung Bumi.

"Enghhh, gue mau lanjutin kuliah gue di New York" ucap Hitto dengan cepat.

"HAH?!, LO SERIUS TO?!" kaget Bumi dan Hitto pun mengangguk.

Bumi terdiam, mata nya berkaca-kaca menatap Hitto tak percaya.

"Gue jelasin jadi gini, ya saat ini gue bakal pindah ke New York tapi gak lama kok sampai kuliah gue selesai" jelas Hitto.

"Lo bilang sampai kuliah selesai?!, To lo bayangin lah kuliah itu butuh waktu yang bisa di bilang cukup lama" jawab Bumi.

"G-gak Mi.., gue yakin gue bakal cepat-cepat balik kesini" balas Hitto. Bumi menggelengkan kepalanya dan menetes kan air matanya di hadapan Hitto.

"Jahat banget lo" ucap Bumi sambil memalingkan tatapannya kearah jalanan di luar sana yang di basahi oleh derasnya hujan.

Hitto terdiam mendengar perkataan Bumi barusan ia terdiam terpaku, apa yang harus ia lakukan sekarang. Hitto menatap Bumi dengan dalam, kalo gue boleh jujur sama lo, gue sebenernya sayang banget sama lo, Mi. Gue gak mau jauh dari lo, gue masih mau terus sama-sama ama lo tapi ini udah menjadi keputusan gue apa harus gue batalin ini semua?, gue mau aja ngelanjutin kuliah di sini, tapi gak bisa ...

"Mi?.." lirihnya sambil menatapnya sendu.

Bumi tidak menggubris perkataan Hitto ia terus fokus menatap ke arah luar dengan air matanya yang terus menerus membasahi pipinya dan di tambah lagi dengan rasa sakit di dadanya yang terasa sangat sesak.

"Bumi... Ayolah, apa gue harus-" Bumi menolehkan kepalaanya ke arah Hitto dan menatapnya. "Harus apa, To?, batalin? gagalin? atau apa?!" tanya Bumi sambil menatap nya dengan kesal.

"G-gak.." Hitto menggelengkan kepalanya lemah.

"Jadi kapan lo mau pergi?" tanya Bumi datar.

"Lusa.." jawab Hitto.

"What?!," Bumi berhasil meneteskan air matanya lagi kini dadanya sangat sakit apa yang harus dilakukan oleh nya.

"M-maaf.." lirih Hitto.

"Kata maaf lo gak bisa bikin lo di sini terus, To." balas Bumi terisak.

Hitto terdiam sejenak untuk menenangkan pikirannya sebentar "Gue harus apa?" pertanyaan itu berhasil di lontarkan oleh Hitto. Bumi menoleh ke arahnya, Bumi menatap mata Hitto dengan dalam. "Ikutin keputusan lo" jawab Bumi.

"Tapi.." balas Hitto.

"Tapi apa?, hah?, apa yang harus lo pertimbangkan lagi? kejar impian lo." ucap Bumi sambil bangkit dari duduk nya dan meninggalkan Hitto seorang diri.

"Bumi, Lo mau kemana?!" ucap Hitto mengejar Bumi.

"Bumi tunggu!" ucap Hitto sambil mengejar Bumi berlari entah kemana arah itu.

"Bumi!" panggil Varska dari arah jalan.

Bumi menoleh kearah tersebut ia melihat Varska yang tak sengaja lewat melihat dirinya di jalanan "Bumi lo ngapain di sini?, lo nangis" tanya Varska.

Bumi menggeleng kan kepalanya cepat dan ia menoleh ke arah belakang terdapat Hitto mengejarnya, Bumi pun berlindung di belakang tubuh Varska, Varska yang kebingungan ia pun melihat ke arah Hitto dan ia tau sekarang.

"Varska" ucap Hitto bingung dengan kehadiran nya.

"Kenapa?, Hah? abis ngapain lo?" ucap Varska kesal.

"Bumi..." panggil Hitto. Bumi pun menyebunyikan tubuh nya di belakang Varska.

Varska yang tidak tinggal diam ia pun "KURANG AJAR LO!" ya, ia berhasil melayangkan satu tonjokannya di wajah Hitto.

"VARSKA!" teriak Bumi.

BUGH!!

Varska lagi-lagi berhasil menghantamkan pukulannya ke wajah Hitto.

𝗦𝗲𝗹𝗮𝗻𝗷𝘂𝘁𝗻𝘆𝗮? next prt!



Continue Reading

You'll Also Like

98.9K 716 31
Berisi tentang cerita-cerita wattpad yang aku rekomendasikan Semoga bermanfaat. (Maaf ya kalo isinya cuma screenshoot-an aja, soalnya males ngetik he...
914 67 7
Cerita absrud yang ditulis dari otak author. Mengandung konten receh (bukan recehan duit) tapi jika tidak membuat mu tertawa maka dirimu bukan orang...
590K 27.9K 74
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

6M 335K 36
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...