Ainaya ( End )

Autorstwa nurhmanis

1.6K 395 13

[ TAHAP REVISI ] "Berdamai dengan diri sendiri, adalah puncak kebahagiaan yang abadi." -nurhmanis in Aina... Wi臋cej

馃尰00. Prologue + Cast Utama
馃尰001. Ainaya Putri Adinda
馃尰002. Brian Putra Adeon
馃尰003. Kulkas Dua Pintu
馃尰004. Pembelaan Sahabat
馃尰005. Bak Malaikat
馃尰006. Kejadian Di Kantin
馃尰 007. Perasaan Yang Sama
馃尰008. Retak
馃尰009. Pertengkaran Hebat
馃尰010 . Semotor Berdua
馃尰011. Something in My Heart
馃尰012. Di Hari Cerah
馃尰013. Luapan Emosi
馃尰014. Luapan Emosi (2)
馃尰 015. Salah Tingkah
馃尰016. Sebuah Awal
馃尰017. UKS
馃尰018. Pertikaian Di Lapangan
馃尰019. Adik Manis Naya
馃尰020. PUTUS!
馃尰021. Dijemput?
馃尰022. What Is Toxic Relationship?
馃尰023. Hukuman
馃尰024. Sensasi
馃尰025. Tentang Sejuk
馃尰026. Dua Pasangan
馃尰027. Semakin Jatuh Rasa
馃尰028. Diganggu Preman
馃尰029. Bukti?
馃尰030 . Flashback
馃尰031. Twitter & Hoax
馃尰032. Ketegasan
馃尰033. Are You Okay?
馃尰034. Dalangnya
馃尰035. Mentari Yang Bersinar
馃尰036. Fall In Love?
馃尰037. Pergantian Tahun
馃尰038. Pergantian Tahun (2)
馃尰039. Sweety!
馃尰041. Awal
馃尰042. Kisah Lain
馃尰043. Redupnya Cahaya
馃尰044. Tolakan
馃尰045. Kembali
馃尰046. Killer Azka?
馃尰047. Diancam
馃尰048. Tepati Janji
馃尰049. Retak (2)
馃尰050. Dijodohin?
馃尰051. Lucu
馃尰052. Jarak
馃尰053. Adik Manis Naya (2)
馃尰054. Rest In Peace
馃尰055. Punya Nyali?
馃尰056. Still In Drama
馃尰057. Detik Penyelesaian
馃尰058. Baikan?
馃尰059. Bukti? (2)
馃尰060. Leoyra Quenzza
馃尰061. Kelulusan
馃尰062. Alzaska Arya Alfanza
馃尰063. Menuju Epilog
馃尰064. Epilog
馃尰065. Tamat

馃尰040. Muncul Kembali

9 4 2
Autorstwa nurhmanis


Ainaya baru saja menyiapkan dua pirimg nasi goreng dengan telur mata sapi di atasnya. Untuk menu makan malamnya dia dan juga Galang.

Gadis ini meletakkan dua buah piring yang berisi full nasi goreng di meja makan tersebut.

"GALANG, MAKAN NIH, BIAR LO NGGAK KURUS!" pekik Ainaya sedikit meninggikan volume suaranya.

Galang yang memang sudah merasa lapar, sejak tadi, pun bergegas menuju ke meja makan.

"Nggak usah body shaming!" celah Galang, setibanya di meja makan.

"Haha bercanda. Yuk makan."- ajak Ainaya, kali ini serius.

"Emangmya gue sekurus itu, kak?" tanya Galang. Sebenarnya dia bukannya baper, tapi hanya sekedar kepo.

"Enggak juga, sih.... tapi iya juga, sih." gurau Ainaya.

"Lo mau gue sate?" Galang mengancam.

"Lo nggak bakalan tega ngelakuin itu, Dek. Haha."

"Kalau gue berani?"

"Ya, gapapa, sih. lagian juga.... Mau lo itu ganteng, jelek, kurus, dekil, kusam. Gue tetep sayang, kok, sama lo." ulas Ainaya, yang membuat Galang tidak lagi membalasnya. Hanya menampilkan sedikit senyuman.

Sekarang mereka kembali menikmati suapan nasi goreng tersebu, kali ini suasana sudah aman, damai. Tidak ada lagi perdebatan.

Hingga terdengar seperti suara nada dering, dari ponselnya Galang, menghapus heningnya suasana.

drrt.. drtt..


"Halo, Pah?"

"Bunda kamu masuk ICU. Kamu sama Kakak, bisa ke sini?"

"BUNDA?!"

"Iya, dia butuh kalian berdua saat ini."

"Okeh Pah, nanti kita  berdua ke sana."

Tuttt....

"Bunda? Bunda kenapa?" sontak Ainaya melontarkan pertanyaan. Raut wajahnya terlihat begitu cemas.

"Bunda masuk ICU, Kak. Ayo Kita packing sekarang. Berangkat malam ini, juga. Kalau perlu, satu bulan kita izin dulu dari sekolah." jawab Galang yang juga tidak kalah cemasnya.

"Maafin gue. Tapi gue bener-bener nggak bisa, Lang. Lo taukan ini semester akhir gue? Lagian, gue juga mau—"

"MAU NGEDATE SAMA BRIAN?!" bentak Galang mendadak, yang membuat suasana berubah seratus dejarat.

"Gue mau ada janji sama Ibu-nya Melayni, untuk kembaliin nama baik anaknya. Dan Ini nggak ada sangkut pautnya, sama Brian!" perjelas Ainaya.

"Jadi masalah itu lebih penting daripada bunda, Ka?" tanya Galang, yang langsung membuat petir menyambar di hati Ainaya.

"Nggak gitu, Dek... lo salah pa—" ucapan Ainaya terpotong kembali.

"BULLSHIT! LO PUNYA JANJI SAMA BRIAN, ATAU SAMA IBU-NYA MELAYNI?"  Galang kini mulai menampilkan urat uratnya tanda dia sangat emosi.

"Okeh.... gapapa kalau lo emang nggak bisa! Tapi gue nggak suka diboongin! Dan, lo, udah boongin gue, Kak." papar Galang. Sebenarnya dia sedang emosial, lantaran mendengar kabar keadaan bundanya. Ditambah, ini pertama kalinya Ainaya tidak menjenguk bundanya itu. Ainaya yang biasanya paling cemas bahkan saat bundanya hanya terseduh sedikit air panas.

Bagi Galang, sekarang tidak masuk akal jika kakaknya akan bertemu ibu-nya Melayni, itu pasti bualannya.

"Okeh, akhirin semua ini. Gue akan ikut, sama lo." Ainaya  menghela nafasnya berupaya menenangkan adiknya.

"NGGAK USAH, KAK. LO MAU ADA, JANJI KAN? YAUDAH."

Jika dilihat dari keadaannya, ini sebenarnya adalah hal yang begitu sepele, namun entah apakah hati Galang yang sedang emosional atau apakah Ainaya yang memang sudah berbeda?

Galang dengan sigapnya menuju ke dalam kamarnya. Dengan penuh emosi dan tergesa-gesa, ia memasukkan beberapa pakaian ke dalam koper besarnya, tak lupa beberapa barang yang menurutnya penting ia masukkan juga.

"Dek.... gue minta maaf." lirih Ainaya, yang tidak berputus asa membujuk adiknya itu yang sedang emosional.

galang tidak menghiraukan Ainaya, dan terus saja melanjutkan aksi packingnya.

Hingga Galang selesai packing. Ainaya masih belum bisa untuk membujuknya dan alhasil.... Galang pergi meninggalkan Ainaya dan rumahnya itu di dalam keadaan marah. Sekuat apapun usaha Ainaya menenangkannya, hasilnya tetap saja nihil.

"GALANG!" jerit gadis ini dengan rasa penyesalan. Faktanya memang ia akan ada janji sama Ibu Melayni, karena Ibu Melayni ingin meminta maaf secara langsung padanya atas semua kesalahan anaknya. Namun karena kerasnya sifat adiknya malah memunculkan keretakan awal.

.....

"Jadi lo beneran masih suka, sama Ainaya?"-mulut yang melontarkan pertanyaan tersebut berasal dari bibir Farhan— Farhan teman dari Azka.

"Nggak ada, Hp gue di Sejuk." ucapnya berbohong, aslinya HP-nya sedang berada di kantong saku roknya.

"NAY!"

"Apa? Mau nyari ribut lagi?" tantang Ainaya.

"Alay banget, sih, lo. Gue cuma nggak buka blokiran lo doang ampe teriak! Dulu gue, saat lo blokir setiap hari, biasa ajah." sambung gadis itu tanpa ragu dia benar benar mengungkapkan kekesalannya di sana.

Azka menunjukkan kepalan tangan tepat di wajah Ainaya. Namun sedetik kemudian, dia menahan emosinya, menahan diri untuk tidak Meloloskan pukulannya.

(chapt 24: sensasi).

"ALZASKA! BERANI KAMU BERBUAT KEKERASAN DI LINGKUNGAN SEKOLAH! APALAGI TERHADAP SEORANG PEREMPUAN!" ujar Bu Tuti guru bimbingan keamanan yang datang untuk menghentikan aksi Azka.

Yang mengejutkan, Bu Tuti datang bersama dengan Rara.
"GUE UDAH REKAM SEMUA BUKTI KEKERASAN, YANG LO LAKUIN KE AINAYA! SO, YES, BYE-BYE, BITCH, HAHA!" sorak gadis ini, bergembira. Jika kalian ingin tanyaka apa maksud dan tujuan Rara.... simple! Dia hanya ingin menjatuhkan Azka. Berani sekali pria itu mencintai gadis lain—Ainaya, selain dirinya seorang.

"Kamu mulai sekarang ibu keluarkan, dari sekolah ini! Angkat kaki kamu sekarang, dari sini!" tegas Bu Tuti. Di mana saat guru ini mengatakan sebuah perintah, tidak ada yang bisa menolaknya.

Azka tidak keberatan akan hal itu, dia bisa akan membalaskan dendamnya itu. Pria ini tidak mengubris sedikit pun perkataan Bu Tuti, malah Azka tengah mendekat ke arah Rara.

Memandangnya dengan tatapan tajam, seolah dia sangat membenci gadis itu. Azka kemudian mencengkram dagu gadis itu. "BERANI LO SAMA GUE, RA? MULAI SEKARANG KITA PUTUS, ANJING!"

"Haha... I have nothing, to lose for that." ledek Rara, mulutnya terkekeh.

"ALZASKA, IKUT IBU!" titah Bu Tuti.

Dengan luapan emosinya yang masih meledak—Azka meninggalkan tempat itu mengikuti ke arah Bu Tuti melangkah.

Dan itulah akhir kisah Azka, di sekolah ini.

"Thanks, Ra '

Rara menengok ke arah Ainaya memberikan senyuman kiri.
"Nggak usah beranggapan, kalau sekarang kita udah damai! Nggak sudi amat, gue." balas Rara. Ya walaupun masih gengsi, terhitung, Rara pernah melakukan satu hal baik untuk Ainaya.

"Gara-gara jalang itu, gue di keluarin dari sekolah! Anjing!" umpat pria ini, begitu kesal.

"Lo di keluarin dari sekolah, itu, karena kelakuan lo, Bro. Bukan karena Rara." ucap Farhan, walaupun yang ucapkannya itu adalah fakta, tetap saja, Azka panas mendengarnya.

Pria  yang terpancing emosi ini lantas meraih kerah baju Farhan dan langsung mencengkramnya.
"NGOMONG APA LO?!" bentak Azka.

tap ! tap !

"Lagi ada pertunjukkan? Tapi kok nggak ngundang-ngundang gue?" celetuk cewek ini sambil berjalan dekat ke arah Azka dan Farhan.

Rara.

"Lo? Wah, kayaknya lo mau masuk ke kandang musuh, nih." aAzka melepaskan cengkraman Farhan, dan perhatiannya itu teralihkan pada Rara.

"Haha.... halo my ex. Lo adalah banci, yang berkedok musuh." cemooh Rara. Dia meletakkan tangannya itu pada mulutnya yang sedang terkekeh.

"MAKSUD LO?" membuat Azka meninggikan nada suaranya.

"Ainaya udah jadian, sama Brian. Itu artinya, lo udah kalah saing, sama Brian." beber Rara,  lyang memberi Azka info buruk. Azka pun terkejut mendengarnya, dirinya kini semakin memanas saja.

"Tapi, lo masih bisa, kok milikin dia." cakap Rara, kini dia mulai berbisik di telinga Azka.

Azka terdiam dan fokus mendengarkannya  "Untuk jadiin Ainaya milik lo, lo harus milikin, apa yang nggak bisa Brian milikin."

Azka tercenggang telinganya semakin terpasang tajam-tajam.

"Apa?" tanya pria ini begitu penasaran.

"Tubuh Ainaya."  jawab Rara.

"Brian memang punya cintanya Aimaya, dan jiwanya. Tapi, tidak tubuhnya.... larena mereka belum menikah." lanjut gadis ini, yang ditamggapi baik oleh Azka. Pria ini tersenyum devil seakan begitu gembira, disusul juga Rara yang tersenyum devil.

Bersambung.....

INI BELUM KONFLIK UTAMAAA YAPS !

HAHA

Czytaj Dalej

To Te偶 Polubisz

2.6K 50 9
Aku adalah seseorang yang akan tetap menemanimu, membersamai setiap langkahmu dalam bahagia juga pekatnya amarahmu. ~Mutiara Jingga
1.3K 485 28
; kala itu ada cerita yang inginku sampaikan padamu, namun aku berpikir esok sajalah agar kita terus berkomunikasi. tapi, keesokan kau hilang hingga...
451 205 21
Tak sedikit wartawan dari berbagai media yang berkerumun mengarahkan kamera dan tak henti-hentinya melempar tanya pada Karina, akan tetapi gadis yang...
34.4K 2.5K 46
en dr枚m dalam bahasa Swedia artinya sebuah mimpi. "Masih yakin bisa jadi artis lo?" "Gak ada yang gak mungkin di dunia ini. Asalkan kita mau aja ber...