Clumsy Sisi

Por itsputia

2M 105K 6.7K

Mama bilang kalau menantu idamannya itu harus PNS. Kalau usaha peternakan yang diwariskan oleh orangtuaku ban... M谩s

Prolog
Misscom
Clumsy Sisi
Si Banyak Ulah
Dani Si Lambe-Lambe
Lila Oh Lila
Saingan Sisi
Face The Enemy!
Scolded
Si Keras Kepala
Di Rumah Ayash
Jalan Buntu
Malapetaka
Santai Dulu Gak Sih?
Useless
The Jealousy
Another War
Si Anak Baik
Bayar Utang
Kasihan Oh Kasihan
Si Paling Pasrah
Jangan Mendekat!
CLUMSY SISI VERSI AU?
Udah baca?
Awal Impian Baru (END)
Intip style Mas Ayash & Mbak Sisi
(Vote Cover) Mas Ayash vs Mbak Sisi
Tanggal Pre-order
Booklet & Merch Pre-order
Pre-order Sekarang!

Come Back Home

67.1K 6.1K 595
Por itsputia

Harusnya balik ke rumah itu senang apalagi aku jarang pulang. Tapi keadaan itu nggak berlaku buatku

Kembali ke rumah. Artinya aku harus jauh dari segala fasilitas nyaman di kota. Mengucapkan selamat tinggal pada mall dan salon langganan. Dan mengucap selamat datang ke kehidupan primitif.

Primitif?

Iya! Orang di kampung Papa itu primitive. Coba tanyakan ke anak SMA sekitar desa, apakah mereka pernah pergi ke bioskop? Membeli kopi di starbucks, makan di MCD. Pasti jawabannya belum, karena jauh dari kota!

Mall lengkap dengan bioskop di dalamnya dengan lokasi terdekat aja harus menempuh waktu dua jam.

Aku nggak bisa betapa mirisnya hidupku nanti di desa. Susah sinyal sudah pasti, dan pasti aku akan jadi orang yang ketinggalan jaman.

Aku menarik koper dengan malas menuju mobil Papa. Keputusan untuk tinggal bersama ke dua orangtuaku di desa bukanlah kemauanku. Semuanya maunya Mama.

Sebelumnya Mama bilang kerja di ibu kota dengan bekerja di desa sama saja. Di kota gaji tinggi namun biaya hidup juga tinggi. Tapi bagaimananya aku bekerja di desa?

Aku harus ikut Papa memeras susu sapi, dan mengumpulkan telur ayam, begitu?

Oh, No!

Aku mau jadi wanita karir, kemudian menjadi richy aunty. Kemudian aku akan tunjukkan ke dunia kalau Sesilina Padila adalah wanita yang hebat!

Tapi agaknya semua yang ada dikepalaku hanya impian yang kemudian harus aku kubur.

Perjalanan dari Bandara menuju kampung sekitar satu setengah jam. Di mobil Papa banyak bercerita tentang sapi dan ayam miliknya. Aku hanya mendengarkannya saja tanpa berminat untuk menimbrung atau basa-basi.

Sampai di rumah, Mama langsung memelukku. Menyediakan masakan rumah kebanggannya.

Aku sedari hanya diam. Aku benar-benar tak berminat untuk pindah ke tempat ini. 

Aku hendak bermain ponsel untuk sekedar scrolling Instagram, tapi jaringan di sini sepertinya tidak mau bersahabat. Sinyal di ponselku hilang.

Pada akhirnya aku memilih merebahkan diri ke kamar baruku yang kata Papa sudah di renovasi sesuai seleraku.

Papa dan Mama seingin itu supaya tinggal di sini. Mereka bahkan menyewa interior desain untuk menyulap seisi rumah agar aku nyaman.

Well... Rumah ini memang terlihat lebih warm and cozy dengan segala furniture barunya. Tapi tetap saja aku nggak nyaman!

Aku mau kerja di Jakarta, kemudian jadi mbak-mbak SCBD yang gajinya 30 juta sebulan.

Ya Tuhan, aku salah apa? Impianku nggak muluk-muluk kok.

Sedih banget rasanya.

Mending sekarang tidur aja deh.

***

Aku terbangun sekitar pukul tiga sore. Suara ketukan pintu dan seseorang yang mengetuk pintu dan memanggil, "Bude? Pakde?"

Siapa yang di panggil bude dan pakde? Apa itu panggilan untuk Mama dan Papa?

Penasaran akhirnya membuatku turun dari kamar dan membuka pintu.

Di sana berdiri seorang laki-laki yang kira-kira seumuran aku. Dan surprisingly dia ganteng. Aku langsung malu ketika mengingat rambutku berantakan dan sekarang ada cowok ganteng di depanku begini.

Tahu yang datang cowok ganteng, aku harus sisiran dulu supaya kelihatan rapi dan nggak bikin malu.

"Cari siapa, Mas?" tanyaku ramah sambil tersenyum.

Dia membalas senyumanku. "Ma-" belum sempat dia bicara Mama langsung berteriak girang.

"Dani! Ya ampun Dani. Bude cariin kamu seharian."

Oh... Namanya Dani.

"Iya Bude tadi masih di kampus. Ada acara mendadak."

Mama membalas, "Hari Minggu tumben ke kampus Dan? Tapi udah selesai ya? Bude mau minta tolong buat petikin mangga di belakang rumah. Banyak banget nggak ada yang ngambil. Nanti kamu bawa balik aja."

Aku hanya diam mendengarkan percakapan keduanya.

"Oh iya, ini Sisi. Anak bude yang di Jakarta. Sisi, ini Dani, tuh rumahnya sebelah. Pindahan jadi Jakarta juga. Semenjak orangtuanya pensiun mereka balik ke desa."

Wah, dari Jakarta juga! Syukurlah, pasti kami bakalan nyambung.

Mama mengantar Dani ke belakang rumah. Di belakang rumah memang ada banyak pohon buah. Ada durian, kelengkeng, rambutan, dan mangga.

Dengan cepat Dani langsung memanjat pohon mangga itu.

Kok keren sih?

Apalagi tangannya itu. Blutuk blutuk ada uratnya. Manly tapi juga cutie.

"Ma..." bisikku. "Ganteng, Ma. Kenapa Sisi nggak sama yang ini aja?" tanyaku.

"Kemudaan. Pokoknya kamu harus ketemu Ayash dulu, Ayash nggak kalah ganteng dari Dani."

Nggak mau Ma, aku mau sama Dani aja. Sayang kalai lihat cogan nggak di pacarin.

"Dani kuliah di mana?" tanya ku basa-basi ketika Dani udah turun dari pohon.

"UNS, mbak."

Ih! Kok dipanggil Mbak sih! Nggak mau!

"Panggil Sisi aja," ralatku

"Nggak sopan lah, Mbak."

Aku tersenyum ramah. "Ma, Dani udah selesai nih petik mangganya."

Mama keluar dari rumah dan membawakan teh untuk kami semua.

Di belakang rumah ada gazebo kecil. Jadi sembari menikmati teh dan mangga, meskipun nggak cocok, kami duduk di sana.

"Mama, mama. Di sini panggilnya ibuk! Jangan mama," dumal Mama.

"Emang kenapa? Dulu juga aku selalu panggil Mama."

"Sekarang kan kamu mau jadi warga sini biasain panggil Ibuk sama Bapak."

Kenapa sih?

"Sama aja kan? Sama-sama orangtua aku," bantahku

"Nggak ada Mama yang pergi ke sawah. Iya nggak Dan? Mama sama Papa nggak cocok buat orang desa."

Ish! Mama kenapa banget deh.

Tapi iya juga. Lucu dong ntar kalau aku nyariin Mama ke sawah terus manggil "Ma... Mama belum selesai cari hama padi?" batinku

Aku, Mama, dan Dani banyak bicara di gazebo belakang rumah.

Dani anaknya lucu, humoris, dan menyenangkan. Sepertinya aku bisa akrab dengan dia.

"Besok aku temenin ke balai desa mbak, biat urus surat ganti KTP," tawarnya.

Ya mau banget lah!

"Nggak ke kampus kamu?"

"Enggak, Mbak. Tinggal skripsi aja kok."

Aku menggangguk sambil tersenyum lagi.

Yuk Dan, jadi pacarku. Gemes banget dia. Lihatnya juga seger banget. Aku nggak masalah sama brondong kok.

***

Dani benar-benar menepati janjinya. Dia mengantarku ke balai desa untuk mengurus KTP baru.

"Yuk, Mbak," ajak Dani masuk.

Ketika hendak masuk dari belakang terdengar sapaan untuk Dani.

"Dan?"

Aku refleks menoleh. Mataku melebar, badanku kaku. Aku jadi kikuk dan canggung.

Anjing!

Eh astagfirullah...

Maaf mengumpat.

Tapi dia...

ANJING GANTENG BANGET BANGKE!

Aku sampai membatu di buatnya. Duniaku rasanya seperti berhenti selama beberapa detik melihat cowok. Berseragam cokelat dengan pin nama di dadanya.

Yashaka Saskara.

Kenapa ganteng banget!

Kenapa ada perangkat desa modelan begini?!

Mas mending kamu jadi artis aja!

"Ini Mbak Sisi. Anaknya Bude Tias."

Aku bahkan nggak mampu untuk menyapa laki-laki di depanku.

"Oh, iya. Bude Tias kemarin cerita, anaknya udah pulang. Mau minta surat kan? Yuk masuk Mbak," ajak Ayash.

Ayash berjalan duluan meninggalkan aku yang masih merasa kikuk setelah melihat Ayash.

"Sana, Mbak. Aku tunggu di sini aja ya?"

Aku menepuk-nepuk pelan pipi Aku untuk menyadarkan diri.

"Dani. Gue nggak jadi naksir elo. Gue mau sama yang itu tadi aja," pamitku sambil berjalan terburu-buru untuk menyusul Ayash.

Demi apapun, Yashaka Saskara aku pikir modelan om-om udah tua, ternyata?

Anjir! Anjir! Anjir! Kalau begini ceritanya aku siap lah di lamar Ayash.

"Oh iya saya Ayash. Sekretaris di sini," kaya Ayash sambil duduk di mejanya.

Jantungku berdebar kencang. Apakah ini yang dinamakan cinta pada pandangan pertama.

Ini kah cinta, oh inikah cinta. Cinta pada jumpa pertama ~~

Tiba-tiba di kepalaku seperti ada backsound

Kok aku jadi alay begini sih!

"O... I-iya," kataku dengan canggung karena aku masih nggak nyangka Ayash seganteng ini.

Hidungnya mancung, matanya tajam tapi ketika dia tersenyum rasanya manis sekali.

Maaf Kang Younghyun. Kamu wamil aja, aku mau pdkt sama Ayash.

Ayash, kamu mau nggak jadi ayah dari anak-anakku.

AAAAAA.

SISI! KENAPA LO JADI LEBAY BIN DANGDUT GINI SIH!!!











***

Selamat berkenalan dengan Sisi Ayash, dan Dani. Semoga kalian suka sama ceritanya yaaa.

Kali ini aku pengen bikin cerita kayak FTV gitu wkwkw.

Seguir leyendo

Tambi茅n te gustar谩n

1.7M 153K 52
Namanya Nuraga Satya, tapi nama panggilannya dariku ada banyak. Hulk, pipiyot, titisan nyi blorong, dedemit, medusa, atau reog ponorogo. Semuanya kar...
39.6K 7K 40
Gara, seorang mantan pembunuh bayaran, ingin berhijrah dan menjauh dari masa lalunya yang kelam. Siapa sangka dia akhirnya berkenalan dengan Asa yang...
504K 61.3K 39
"Iis daripada ngekos sendiri, tinggal bareng kita aja, gimana?" Mendengar tawaran Bimo yang terdengar tercela itu, semua kepala kontan menoleh. "Dan...
543K 66.2K 39
Cinta aja ternyata enggak cukup dalam sebuah hubungan. Secermerlang apapun karier juga ternyata enggak cukup kalau itu hanya untuk ajang pembuktian...