" Hei, berhentilah melihat ke layar ponsel mu " Ucap Shinichi
Saat ini kami berada di tengah hutan, berjalan sambil mencari tempat yang mencurigakan.
" Aku berharap sinyal muncul walau hanya sebentar " Gumam ku.
" Huh.. Jika itu ada di bawah kendali bos nya, itu tidak mungkin kan? " Balasnya.
" Memang, tapi biarkan aku berharap " Ucap ku pelan.
Kami berjalan semakin jauh ke dalam hutan.
" Uh.. " Kami mendengar suara rintihan anak kecil dari arah sebelah kanan kami.
Kami segera merespon suara itu, lalu menghampiri diam diam.
Di balik semak semak, seorang anak kecil yang berumur sekitar 9 tahun terlihat kelelahan dengan beberapa luka memar di tubuhnya.
" Kamu tidak apa apa? Apa yang terjadi? " Aku segera menghampirinya.
" Kak.. Tolong kami.. " Ucap anak itu sambil menahan tangisnya.
Aku memeluknya " Tenang lah, kami ada di sini, kami akan menolong kalian, jadi tenang dan ceritakan pada kami, ya? " Ucapku pelan
" Rika, sebaiknya kita mencari tempat yang kira kira lebih aman, daripada di sini, aku khawatir kalau dia di ikuti musuh " Bisik shinichi.
" Baiklah " Aku bangun lalu memegang tangan anak itu.
" Ikut kami ya.. " Ucapku dengan senyum cerah.
Anak itu mau ikut dengan kami, kami mencari tempat yang kira kira lebih aman untuk berbicara sejenak.
Setelah anak itu lebih tenang, ia menceritakan apa yang terjadi pada kami.
" Aku di bawa oleh laki laki besar berbaju hitam, aku tidak mengenali mereka karena aku rasa mereka bukan dari pulau ini.. " Ucap nya pelan.
" Aku di bawa ke sebuah rumah yang menyeramkan, aku di paksa untuk diam di ruangan gelap dan sempit itu, di sana ternyata ada anak anak seumuran ku yang orang orang bilang mereka menghilang karena dewa kesuburan marah pada kami " Lanjut nya.
" Lalu, apa yang mereka lakukan terhadap kalian? " Tanya ku.
Ia menggeleng " Aku tidak tahu, beberapa kali satu per satu anak anak di bawa keluar dari ruangan itu, mereka bilang, mereka ingin memberikan dia hadiah, tapi setelah itu mereka tidak pernah kembali " Lanjutnya.
Kami terdiam sejenak " Lalu, bagaimana caramu keluar dari sana? " Tanya shinichi.
" Itu yang aku ingin minta tolong kepada kakak, tadi ada kakak ber rambut pendek di masukkan ke ruangan yang sama dengan kami, tapi tangan nya di ikat, kakinya juga.. Lalu om om itu memanggil kakak itu dengan sebutan " Tomboy " "
" Itu pasti sera! " Batin ku
" Lalu saat om itu istirahat kami melepaskan ikatan itu, lalu kakak itu menendang tembok kayu ruangan itu, lalu bum! Itu langsung berlubang, lalu kakak itu menyuruh kami lari, tapi karena ketahuan, hanya aku saya yang berhasil kabur " Ucapnya sambil menunduk.
" Rumah itu ada di sebelah sana! Dekat danau di sana! tolong kak! Selamatkan kakak itu! Dan teman teman ku! " Seru nya
" Tentu saja, dan kebetulan, kakak yang membantu kalian itu kemungkinan adalah teman kami " Balasku.
" Benar kah? " Tanya nya
Aku mengangguk dengan senyum ceria " Jadi tenang saja, sekarang kau pergi ke arah sana, lurus saja, nanti ada mansion di sana, kamu tinggal bilang bahwa kamu di suruh berlindung di sana oleh kakak Emily, ya? " Ujar ku sambil menunjuk ke arah mansion.
" Baiklah kak! Aku tahu kok tempatnya! " Serunya.
" Baiklah, sekarang, pergilah.. " Anak itu berlari.
Kami diam sejenak, mengawasi anak itu dari belakang.
Saat anak itu sudah jauh, kami mulai bergerak kembali.
Kami berlari pergi ke arah yang sudah di beritahu, sampai kami menemukan sebuah rumah kayu, namun kami juga melihat sera bersama anak anak di sekeliling nya.
" Sera! " Seru ku sambil berlari ke arah bos itu.
Aku langsung menonjok wajah pria itu, sampai ia mimisan.
" Kau bos nya? Mau apa kau kepada anak anak ini? " Aku menonjok wajahnya dengan cukup keras, walau tanganku terasa nyeri setelahnya, tapi aku menutupi nya seakan tangan ku baik baik saja.
" Ck.. Menyusahkan saja " Ucapnya sambil mengelap darah di hidungnya.
" Lalu kalau aku bos nya kalian mau apa? Melawanku? Dengan luka sebanyak itu? Lihat bahkan tangan yang tadi memukul ku bergetar, sakit ya? " Ucapnya dengan senyum.
" Emily.. " Ucap sera pelan, Sera terlihat melindungi anak anak itu.
" Sera san, kau baik baik saja? " Tanya ku sambil menyiapkan kuda kuda ku.
Ia tersenyum lalu mengangguk " Tentu saja, aku jauh lebih sehat dari pada dirimu "
" Baguslah, kalau begitu, bisa bantu aku? " Tanya ku sambil menyeringai.
" Tentu! " Ia maju dan menyuruh anak anak itu untuk berlindung di belakang shinichi.
" Tolong ya, shinichi! " Seru ku.
" Baiklah.. " Mereka segera berlari ke arah mansion.
Pria itu pun ingin mengejarnya namun aku menghalanginya.
" Lawan kami dulu dong~ " Ucapku.
" Aku akan membunuh kalian.. " Ia mengeluarkan pisau besar yang di sarungi dari kantungnya.
----
Sisi Shinichi..
Shinichi POV:
" Semoga mereka baik baik saja, yang penting anak anak ini aman dulu " Batin ku sambil berlari membawa mereka.
" Kak.. Apa kakak kakak itu akan baik baik saja? " Tanya salah satu anak kecil di belakang ku.
Aku tersenyum kepadanya " Mereka akan baik baik saja, sekarang ayo kita pergi ke tempat teman temanku " Balasku.
Ia mengangguk, dan tersenyum.
Tak lama, kami mendengar suara helikopter yang agak jauh.
" Itu pasti polisi, syukurlah! " Gumam ku.
" Ayo anak anak, kita harus terus berlari " Seru ku.
Mereka terlihat menjadi semangat karena hal itu.
Tapi ternyata beberapa anak buah orang itu yang hanya mengalami luka kecil menghalangi kami.
Kami segera berhenti.
" Anak anak.. Kalian mau kemana?? " Ucap salah satu dari mereka yang seperti nya senang karena aku hanya sendiri dan bersama anak anak.
Aku tersenyum lalu mengambil pistol yang kaito berika padaku.
" Hei, kalian tutup telinga dan mata kalian rapat rapat ya.. Saat selesai, aku akan memberitahu kalian.. " Ucapku lembut kepada mereka.
Mereka mengangguk lalu menutup mata dan telinga mereka.
" Ada apa? Kau tidak mau mereka melihat kau mati? " Tanya salah satu orang orang itu.
Aku tertawa kecil " Aku hanya tidak mau mereka melihat darah yang keluar dari kalian.. "
* Dor Dor Dor..
-----
Di sisi polisi..
Megure POV:
Aku, bersama Sato, takagi, shiratori dan para anggota polisi lainya, pergi ke pulau itu.
Saat kami sampai di pulau itu, seorang pria menggunakan jas dan kacamata menghampiri kami.
" Saya Yuya Kazami " Pria itu memperlihatkan lencana kepolisian nya kepada kami.
" Bisa kau jelaskan pada kami? " Tanya ku sambil menahan topiku yang tertiup angin dari baling baling helikopter.
Ia mengarahkan kami ke dalam mansion.
Saat masuk ke dalam, kami melihat ada 1 gadis dan 2 anak sedang tertidur, 4 orang yang berpakaian seperti dokter, dan 5 orang dewasa, lalu..
" Hattori kun? Apa yang terjadi padamu?! " Kami terkejut dengan ia yang terbaring lemas di sebuah sofa.
Salah satu yang di ketahui sebagai dokter di sana menjelaskan semuanya kepada kami, akhirnya Hattori di bawa oleh tim medis kami dan di bawa secepatnya ke rumah sakit.
" Tapi.. Mengapa kepolisian khusus ada di sini? " Tanya takagi.
Ia menceritakan, bahwa ia di tugaskan ke sini untuk menyelidiki kasus itu. Lalu ia juga menceritakan tentang anak anak yang aneh karena sangat berani bertindak melawan mereka.
" Sera masumi, hattori heiji, Kuroba Kaito, Hakuba saguru, Veronica... , Hinata... , Shikuro... "
" Lalu Kudo Shinichi, dan Emily Afton.. "
" Kudo kun?! " Seru takagi.
" Aku pernah mendengar nama nama itu, tapi, siapa Emily? " Tanya Sato.
" Dia bilang, dia adalah sepupu dari Kudo shinichi- " Saat ia sedang menjelaskan, anak anak muda itu kembali.
" Huh... Huh.. Sudah ku duga polisi sudah datang.. " Mereka datang dengan nafas terengah-engah. Hakuba saguru, Kuroba kaito, Veronica, Hinata, dan Shikuro.
" Tunggu, di mana Kudo kun dan sepupunya? " Tanya Yuya.
Saat itu mereka sadar dan menatap satu sama lain.
" Kami tidak bertemu mereka saat kembali " Ucap hakuba.
Tiba tiba kami mendengar suara tembakan.
" Sato, Takagi, Shiratori, kita pergi ke asal suara tembakkan itu! " Seru ku.
" Baik! " Jawab mereka serentak.
" Maaf, aku harus tetap di sini untuk memastikan semuanya baik baik saja " Ucap polisi itu.
" Baiklah, kami akan segera kembali " Ucapku.
- - - -